Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini saya susun
sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul “ Hak dan
Kewajiban Warga Negara Indonesia”.
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Somantri, M.Pd.I. selaku dosen
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing dan memberikan kuliah
demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini saya susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah
adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif
dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Cirebon, Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3


A. Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara....................................... 3
B. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD1945 ......................... 6
C. Wujud hubungan warga negara dengan negara........................................ 6

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9


A. Kesimpulan ............................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... ........10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang . Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan
akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut . Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan , maka akan terjadi suatu ketimpangan
yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , maupun bernegara .
Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban , terutama dalam bidang
lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga negara . Lapangan
pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang perlu diperhatikan . Pasal
27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “ Tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa
pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak untuk setiap warga negara
sebagai salah satu tanda adanya perikemanusiaan . Lapangan pekerjaan merupakan sarana
yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan
kehidupan yang layak . Penghidupan yang layak diartikan sebagai kemampuan dalam
melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti : pangan , sandang , dan papan .
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi
dengan kewajiban. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat
mengerti hak dan kewajiban warganegara Indonesia lalu menggunakan sekaligus melakukan
hak dan kewajibannya secara berimbang.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah dtitujukan untuk merumuskan permasalahan yang akan
dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah, sebagai berikut :
A. Pengertian hak dan kewajiban warga negara?
B. Konsep hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945?
C. Konsep hubungan negara dan warga negara?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah . Adapun tujuan penulisan makalah,
sebagai berikut :
1. Memahami pengertian akan hak dan kewajiban warga negara.
2. Memahami siapa – siapa saja yang memiliki hak menjadi warga negara Indonesia.
3. Mengetahui tentang apa saja yang menjadi Hak dan Kewajiban sebagai warga Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAK , KEWAJIBAN DAN WARGANEGARA


1. Pengertian Hak
 Menurut Dr. Notonegoro
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

 Menurut Soerjono Soekanto


Hak dibedakan menjadi 2 :
1. Hak searah atau relatif, muncul dalam hukum perikatan atau perjanjian. Misal hak
menagih atau melunasi prestasi.
2. Hak jamak arah atau absolut, terdiri dari :
a) Hak dalam HTN (Hukum Tata Negara) pada penguasa menagih pajak, pada warga hak
asasi;
b) Hak kepribadian, hak atas kehidupan, hak tubuh, hak kehormatan dan kebebasan;
c) Hak kekeluargaan, hak suami istri, hak orang tua, hak anak;
d) Hak atas objek imateriel, hak cipta, merek dan paten.

2. Pengertian Kewajiban
 Menurut Prof. Dr. Notonegoro
Kewajiban berasal dari kata wajib. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang
semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain
manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan.

 Menurut Curzon
Kewajiban dikelompokan menjadi 5, yaitu :
1. Kewajiban mutlak, tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan dengan hak dan
nisbi melibatkan hak di lain pihak;

3
2. Kewajiban publik, dakam hukum publik yang berkorelasi dengan hak publik ialah wajib
mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul dari perjanjian berkorelasi dengan hak
perdata;
3. Kewajiban positif, menghendaki dilakukan sesuatu dan kewajiban negatif, tidak
melakukan sesuatu;
4. Kewajiban universal atau umum, ditujukan kepada semua warga negara atau secara
umum, ditujukan kepada golongan tertentu dan kewajiban khusus, timbul dari bidang hukum
tertentu, perjanjian;
5. Kewajiban primer, tidak timbul dari perbuatan melawan hukum, misal kewajiban untuk
tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang bersifat memberi sanksi, timbul dari
perbuatan melawan hukum misal membayar kerugian dalam hukum perdata.

3. Pengertian Warganegara
 Pengertian Warga Negara menurut KBBI(2002) adalah penduduk sebuah negara
atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya, yang
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu.
 A.S Hikam (2000)mendefenisikan Warga Negara (citizenship) adalah anggota dari
sebuah komunitas yang membentuk itu sendiri.
 Menurut Koerniatmanto (2006) Warga Negara adalahsebagai angota Negara dan
mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik
terhadap negaranya.Jadi warga Negaraadalah orang-orang yang menurut hukum atau
secara resmi merupakan anggota resmi dari suatu Negara tertentu,atau dengan kata
lain warganegara adalah warga suatu Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

WARGANEGARA
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut
Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh
peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok
(domisili) dalam wilayah negara itu.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26 menyatakan :
“ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang
sebagai warga negara”.
4
Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga negara RI adalah
orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau
peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan dan
kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga suatu
negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara
menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus mengakui bahwa setiap
orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1) UUD 1945.

Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat
diklasifikasikian menjadi :
1. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan
oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.

HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA


1. Hak warganegara
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan . Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban .
Contoh Hak Warga Negara Indonesia :
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
NKRI dari serangan musuh.

5
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia yang tercantun di UUD 1945
a. Pasal 26 ayat (1) : Warga negara adalah orang-orang Bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan oleh UU sebagai warganegara
b. Pasal 26 ayat (2) : syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan UU.
c. Pasal 27 ayat (1) : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
d. Pasal 27 ayat (2) : tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
e. Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
f. Pasal 28 : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dansebagainya ditetapkan dengan UU.
g. Pasal 28A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
h. Pasal 28E ayat (1) : setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
i. Pasal 28E ayat (2) : setiap orang berhak atas kebebasan meyakini dengan
kepercayaan,menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.
j. Pasal 28E ayat (3) : setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul,
danmengeluarkan pendapat.
k. Pasal 30 ayat (1) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.

C. Wujud hubungan warga negara dengan negara


Wujud hubungan antara warga negara dengan negara pada umumnya berupa peranan.
Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki,
dalam hal ini sebagai warga negara. Secara teori, status warga negara meliputi status pasif,

6
aktif, negatif dan positif. Peranan warga negara juga meliputi peranan yang pasif, aktif,
negatif dan positif.
Peranan pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Peranan akif merupakan aktifitas warga negara untuk terlibat (berprtisipasi) serta
ambil bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.
Peranan positif merupakan aktifitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Peranan negatif merupakan aktifitas warga negara untuk
menolak campur tangan negara dalam mempersoalan pribadi.
Di indonesia, hubungan antara warga negara dengan negara telah di atur dalam UUD 1945.
Hubungan antara warga negara dengan negara indonesia tersebut digambarkan dengan baik
dalam pengaturan mengenai hak dan kewajiban. Baik itu hak dan kewajiban warga negara
terhadap negara maupun hak dan kewajiban negara terhadap warganya. Ketentuan
selanjutnya mengenai hak dan kewajiban warga negara diberbagai bidang terdapat dalam
peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang dasar.
 Asas, Sifat, Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara
1. Asas hubungan warga negara dengan negara yaitu :
a) Asas Pancasila
b) Asas Kedaulatan rakyat
c) Asas Negara Hukum
d) Asas Kekeluargaan
e) Asas Pembagian kekuasaan
Dengan asas tersebut baik warga negara dengan pemerintah memiliki tugas dan
membangun negara demokrasi, berkembang dan berkeadilan sosial.
2. Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara
Hubungan yang bersifat hukum
Hubungan hukum yang sederajat dan timbal balik, adalah sesuai dengan elemen atau ciri-ciri
negara hukum Pancasila, yang meliputi :
a) Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan
b) Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga negara
c) Prinsip fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga negara
d) Prinisp penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana
terakhir.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban (Hadjoen, 1987: 90)

7
Di dalam pelaksanaan hubungan hukum tersebut harus di sesuaikan juga dengan tujuan
hukum di negara Pancasila yaitu "Memelihara dan mengembangkan budi pekerti
kemanusiaan serta cita-cita moral rakyat yang luhur berdasarkan ketuhanan yang maha esa"
(Klili Rasjididan Arief Sidharta, 1988: 172).
Hubungan yang bersifat politik
Kegiatan politik (Peran politik) warga negara dalam bentuk partisipasi (mempengaruhi
pembuatan kebijaksanaan) dan dalam bentuk subyek (terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan), misalnya : Menerima peraturan yang telah di tetapkan.
Sifat hubungan politik antara warganegara dengan pemerintah di Indonesia yang berdasarkan
kekeluargaan, akan dapat menunjang terwujudnya pengambilan keputusan politik secara
musyawarah mufakat, sehingga kehidupan politik yang dinamis dalam kestabilan juga masih
terwujud.
3. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara
 Peran pasif, yakni merupakan kepatuhan terhadap peraturan perudnang-undangan
yang berlaku sebagai cermin dari seorang warga negara yang taat dan patuh kepada
negara.
Contoh : membayar pajak, menaati peraturan lalu lintas.
 Peran aktif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk ikut serta mengambil
bagian dalam kehidupan bangsa dan negara.
Contoh : memberikan Hak suara pada saat pemilu
 .Peran positif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan
dari negara / pemerintah sebagai konsekuensi dari fungsi pemerintah sebagai
pelayanan umum (public service).
Contoh : mendirikan lembaga sosial masyarakat LSM
 Peran Negatif, yakni merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan
pemerintah dalam persoalan yang bersifat pribadi.
Contoh : Kebebasan warga negara untuk memeluk ajaran agama yang diyakininya.

8
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam kandungan , sedangkan
kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut . Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu
sama lain , sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang .
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara . Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti : pangan , sandang , dan
papan .
2. SARAN
Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait , sehingga
pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan
yang akan menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan .

9
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan
http://ariaaja.wordpress.com/2011/05/11
http://hakkitani.blogspot.com/
http://costoendnow.blogspot.com
http://heriimarun.blogspot.com/

10

Anda mungkin juga menyukai