Ipi 163636 Tugasssss
Ipi 163636 Tugasssss
A. Pengkajian
Pengumulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status
kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan
penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik dan riwayat psikososial.
1. Anamnese
a. Identitas
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal
masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai
identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi penanggung jawab
klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan klien dan alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian bawah), leher,dan pinggang
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu luang dan
rekreasi, berpakaian, makan, mandi, dan toilet. Olahraga dapat membentuk pribadi yang baik
dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu, olahraga dapat mempertahankan tonus otot
dan gerakan sendi. Lansia memerlukan aktifitas yang adekuat untuk mempertahankan fungsi
tubuh. Aktifitas tubuh memerlukan interaksi yang kompleks antara saraf dan muskuloskeletal.
Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan menurunnya gerak persendian adalah
agility ( kemampuan gerak cepat dan lancar ) menurun, dan stamina menurun.
2. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
b. B2 ( Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering terjadi keringat dingin dan pusing. Adanya pulsus
perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau edema yang berkaitan dengan
efek obat.
c. B3 ( Brain)
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengeluh
pusing dan gelisah.
Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan halus
merupakan indikasi adanya satu fraktur atau lebih, fraktur kompresi vertebra
d. B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem perkemihan.
e. B5 ( Bowel)
Untuk kasus osteoporosis, tidak ada gangguan eliminasi namun perlu di kaji frekuensi,
konsistensi, warna, serta bau feses.
f. B6 ( Bone)
Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis. Klien osteoporosis sering menunjukan
kifosis atau gibbus (dowager’s hump) dan penurunan tinggi badan dan berat badan. Ada
perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality dan nyeri spinal. Lokasi
fraktur yang sering terjadi adalah antara vertebra torakalis 8 dan lumbalis 3.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Radiologi
Gejala radiologi yang khas adalah densitas atau massa tulang yang menurun yang dapat dilihat
pada vertebra spinalis. Dinding dekat korpus vertebra biasanya merupakan lokasi yang paling
berat. Penipisan korteks dan hilangnya trabekula transversal merupakan kelainan yang sering
ditemukan. Lemahnya korpus vertebrae menyebabkan penonjolan yang menggelembung dari
nucleus pulposus kedalam ruang intervertebral dan menyebabkan deformitas bikonkaf.
b. CT-Scan
Dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang mempunyai nilai penting dalam
diagnostik dan terapi follow up. Mineral vertebra diatas 110 mg/cm3 biasanya tidak
menimbulkan fraktur vertebra atau penonjolan, sedangkan mineral vertebra dibawah 65
mg/cm3 ada pada hampir semua klien yang mengalami fraktur.
B. Analisa Data
DO :
Penurunan Faali
Defisiensi Pengetahuan
OSTEOPOROSIS Kurang
informasi
Primer Sekunder
Osteoporosis idiopatik
Pemberian steroid
Resiko cedera
Fraktur vertebrata
Nyeri
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
4. Resiko cedera
5. Defisiensi pengetahuan
E. Intervensi
Definisi : Sensori yang tidak - Pain Level, Pain control, - Lakukan pengkajian
menyenangkan dan pengalaman nyeri secara komprehensif
- Comfort level
emosional yang muncul secara actual termasuk lokasi, karakteristik,
atau potensial kerusakan jaringan atau Kriteria Hasil : durasi, frekuensi, kualitas dan
menggambarkan adanya factor presipitasi.
- Mampu mengontrol nyeri
kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu - Observasi reaksi nonverbal
Internasional): menggunakan tehnik dari ketidaknyamanan.
nonfarmakologi untuk
serangan mendadak atau pelan - Gunakan teknik
mengurang nyeri, mencari
intensitasnya dari komunikasi terapeutik untuk
bantuan).
mengetahui pengalaman nyeri
ringan sampai berat yang dapat
- Melaporkan bahwa nyeri pasien.
diantisipasi dengan
berkurang dengan menggunakan
- Kaji kultur yang
akhir yang dapat diprediksi dan dengan manajemen nyeri.
mempengaruhi respon nyeri.
durasi
- Mampu mengenali nyeri
- Evaluasi pengalaman nyeri
kurang dari 6 bulan. (skala, intensitas, frekuensi dan
masa lampau.
tanda nyeri).
Batasan karakteristik :
-
- Menyatakan rasa nyaman
- Laporan secara verbal atau non Evaluasi bersama pasien d
setelah nyeri berkurang.
verbal. an tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri
- Fakta dari observasi.
masa lampau.
- Posisi antalgic untuk
- Bantu pasien dan keluarga
menghindari nyeri.
untuk mencari dan menemukan
- Gerakan melindungi. dukungan.
- Pilih analgesic
yang diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu.
- Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri.
- Tentukan analgesik
pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal.
-
Monitor vital sign sebelu
m dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali.
- Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala (efek
samping).
Definisi : Tidak adanya atau kurangnya - Kowlwdge : disease Teaching : disease Process
informasi kognitif sehubungan dengan process.
- Berikan penilaian
topic spesifik. - Kowledge : health tentang tingkat pengetahuan pas
Behavior ien tentang proses penyakit yang
Batasan karakteristik
spesifik.
:memverbalisasikan adanya masalah, Kriteria Hasil :
ketidakakuratan mengikuti instruksi, - Jelaskan patofisiologi dari
- Pasien dan keluarga
perilaku tidak sesuai. penyakit dan bagaimana hal ini
menyatakan pemahaman tentang
berhubungan dengan anatomi dan
Faktor yang berhubungan penyakit, kondisi, prognosis dan
fisiologi, dengan cara yang tepat.
:keterbatasan kognitif, interpretasi program pengobatan.
terhadap informasi yang salah, - Gambarkan tanda dan
- Pasien dan keluarga
kurangnya keinginan untuk mencari gejala yang biasa muncul pada
mampu melaksanakan prosedur
informasi, tidak mengetahui sumber- penyakit, dengan cara yang tepat.
yang dijelaskan secara benar.
sumber informasi.
- Gambarkan proses
- Pasien dan keluarga
penyakit, dengan cara yang tepat.
mampu menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan perawat/tim - Identifikasi kemungkinan
kesehatan lainnya penyebab, dengna cara yang tepat.
-
Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi, dengan
cara yang tepat.
- Sediakan bagi
keluarga informasi tentang kem
ajuan pasien dengan cara yang
tepat.
-
Diskusikan perubahan gay
a hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau
proses pengontrolan penyakit.
-
Eksplorasi kemungkinan s
umber atau dukungan, dengan
cara yang tepat.
-
Instruksikan pasien menge
nai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat.
Defenisi : keterbatasan pada pergerakan · Joint movement: active Exercise theraphy : ambulation
fisik
· Mobility level · Monitoring vital sign
Tubuh atau satu atau lebih ekstremitas sebelum/sesudah
· Self care : ADLs
secara
latihan dan lihat respon pasien
Kriteria hasil :
Mandiri atau terarah saat latihan
· Klien meningkat dalam
· Konsultasikan dengan
aktifitas fisik
terapi fisik tentang
· Mengerti tujuan dari rencana ambulasi sesuai dengan
peningkatan mobilias kebutuhan
Kemampuan
· Menganjurkan keluarga
pasien untuk
Menemani pasien
· Memindahkan barang-
barang yang dapat
Membahayakan
· Mengungkapkan
penerimaan diri
Komunikasi terbuka
· Menggunakan strategi
koping efektif
F. Implementasi
Selama tahap implementasi, perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi
keperawatan diimplementasikan untuk membantu klien memenuhi kebutuhan yang telah
direncanakan.
G. Evaluasi
1. Nyeri berkurang