Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

2. Metode Penelitian

2.1. Variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel, dan Pengukuran


Variabel

2.1.1. Variabel Penelitian


Variabel penelitian merupakan suatu objek pengamatan yang digunakan

untuk melakukan sebuah penelitian (Ibnu Hajar, 1999). Variabel penelitian yang

digunakan ada dua jenis, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel

bebas (independent variable).

2.1.1.1. Variabel Dependen


Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

mendapatkan pengaruh dari variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan di

dalam penelitian ini adalah Pengungkapan Laporan Keuangan.

2.1.1.2. Variabel Independen


Variabel bebas (independen) adalah variabel yang memiliki pengaruh

terhadap variabel terikat. Variabel yang digunakan adalah Pendapatan Asli

Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Ukuran Pemda,

Kompleksitas Pemerintahan, dan Belanja Daerah.

35
2.1.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

2.1.2.1. Variabel Pengungkapan Laporan Keuangan


Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah

pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah. Disclosure adalah sebuah

penyajian secara terperinci terkait dengan transaksi yang dilakukan yang telah

dicatat dalam sebuah laporan keuangan. Dengan demikian berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Girsang (2015) maka besaran tingkat pengungkapan laporan

keuangan yang telah diungkap oleh pemerintah daerah dapat dihitung

menggunakan rumus berikut ini :


Jumlah item yang telah diungkap
Disclosure =
Jumlah item yang harus diungkap

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengungkapan Laporan


Keuangan Pemerintah Daerah, maka dalam penelitian ini diproksikan
menggunakan metode scoring. Metode scoring dilakukan dengan cara membuat
daftar checklist terlebih dahulu. Berikut adalah daftar checklist yang dapat
digunakan

36
Tabel 1
Daftar Checklist Tingkat Disclosure Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah

PSAP No. 5 mengenai Akuntansi Persediaan

No. Penjelasan

1. Kebijakan akuntansi yang diterapkan terkait dengan pengukuran


persediaan

2. Total persediaan

3. Penjelasan terkait dengan persediaan yang ada, seperti perlengkapan


yang ditunjukkan untuk melayani masyarakat

PSAP No. 6 mengenai Akuntansi Investasi

4. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk menetukan nilai investasi

5. Jenis investasi, investasi permanen dan investasi non permanen

6. Penurunan nilai investasi dan hal-hal yang menyebabkan adanya


penurunan investasi

7. Penilaian investasi terhadap nilai wajar dan hal-hal yang menjadi


alasan penetapannya

8. Perubahan akun investasi

PSAP No. 7 mengenai Akuntansi Aset Tetap

9. Penilaian yang digunakan untuk menetapkan nilai tercatat carrying


amount)

10. Rekonsiliasi yang dilakukan terhadap total yang tercatat di awal dan
di akhir periode

37
11. Depresiasi (metode depresiasi yang diterapkan, tarif depresiasi yang
digunakan, akumulasi depresiasi yang ada pada awal dan akhir
periode)

12. Kebijakan terkait dengan kapitalisasi yang berkenaan dengan aset


tetap

13. Total pengurangan pada akun aset tetap

14. Jumlah komitmen akuisisi aset tetap

Apabila aktiva tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, maka
hal-hal dibawah ini juga harus ada pada pengungkapan :

15. Regulasi yang digunakan sebagai dasar penilaian kembali aset tetap

16. Tanggal efektif penilaian kembali

17. Nama penilai independen yang melakukan penilaian kembali

18. Hakikat pada petunjuk yang ditetapkan untuk menentukan biaya


pengganti

19. Nilai yang tercatat pada masing-masing aset tetap

PSAP No. 8 mengenai Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan

20. Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan

21. Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaan

22. Total dana yang telah digunakan

23. Uang muka yang dikeluarkan

24. Retensi

PSAP No. 9 mengenai Akuntansi Kewajiban

25. Daftar utang

26. Total saldo utang jangka pendek dan utang jangka panjang

27. Total saldo utang pemerintah yang didasarkan pada jenis sekuritas
utang pemerintah beserta tanggal jatuh temponya

38
28. Total bunga pinjaman dan besaran bunga

29. Konsekuensi dilakukannya pembayaran utang sebelum masa jatuh


temponya

30. Perjanjian restrukturisasi kewajiban

31. Total tunggakan utang

32. Biaya pinjaman


Sumber : Syarifah, 2013

2.1.2.2. Variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan yang bersumber dari

dalam suatu daerah itu sendiri yang pungutannya sesuai dengan peraturan undang-

undang yang berlaku. Menurut Puspita dan Martani (2012) pengukuran rasio PAD

dilakukan dengan cara membandingkan total PAD dengan total realisasi anggaran

pendapatan asli daerah. Dengan demikian berikut adalah rumus yang dapat

digunakan :

Jumlah PAD
Rasio PAD=
Jumlah Realisasi Anggaran Pendapatan

2.1.2.3. Variabel Dana Alokasi Umum


Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan pengalokasian dana dari

pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang dimaksudkan dengan tujuan adanya

pemerataan keuangan di daerah (Prakosa, 2004). DAU merupakan salah satu

variabel independen yang dipilih untuk mengukur seberapa besar tingkat

ketergantungan suatu daerah. Berdasarkan penelitian yang dibuat oleh Puspita dan

Martani (2012), pengukuran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

39
Dana AlokasiUmum
Rasio DAU =
Total Realisasi Anggaran Pendapatan

2.1.2.4. Variabel Dana Alokasi Khusus


Dana alokasi khusus merupakan pengalokasian dana yang berasal dari

pemerintah pusat yang ditunjukkan ke pemerintah daerah guna untuk mendanai

program-program khusus seperti halnya memenuhi kebutuhan sarana dan

prasarana daerah tertentu yang belum memenuhi standar. Menurut Puspita dan

Martani (2012) Dana Alokasi Khusus dapat digunakan untuk mengukur tingkat

ketergantungan suatu daerah dengan cara sebagai berikut :

Dana Alokasi Khusus


Rasio DAK =
Total Realisasi Anggaran Pendapatan

2.1.2.5. Variabel Ukuran Pemda (Size)


Ukuran Pemda merupakan suatu skala yang mana organisasi tersebut bisa

digolongkan berdasarkan besar atau kecilnya dengan beberapa tolok ukur.

Pengukuran size dapat diproksikan menggunakan total aset yang dimiliki

pemerintah daerah. Hal tersebut dikarenakan aset dapat memperlihatkan seberapa

banyak sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang merupakan hasil

dari adanya kegiatan pada masa lalu dan juga merupakan sumber manfaat

ekonomi yang dapat digunakan di masa depan. Menurut Puspita dan Martani

(2012) pengukuran size dirumuskan sebagai berikut :

¿ log TotalAset

40
2.1.2.6. Variabel Kompleksitas Pemerintahan
Kompleksitas merupakan suatu kondisi serta keanekaragaman beberapa

faktor yang terdapat pada lingkungan internal dan eksternal yang memiliki

pengaruh terhadap suatu organisasi (Khasanah, 2014). Jumlah penduduk pada

suatu daerah merupakan suatu pengukuran yang mendeskripsikan kompleksitas

suatu daerah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Puspita dan

Martani (2012), Kompleksitas Pemerintahan dapat diukur dengan cara sebagai

berikut :

Kompleksitas Pemerintahan=log Populasi

2.1.2.7. Variabel Belanja Daerah


Belanja daerah merupakan belanja yang dilakukan oleh pemerintah

guna melaksanakan tanggungjawabnya untuk memenuhi kebutuhan sarana

dan prasarana di daerah (Halim, 2003). Menurut Puspita dan Martani

(2012) Belanja daerah diproksikan dengan realisasi belanja. Untuk

mengukur belanja daerah maka dapat menggunakan cara sebagai berikut

Belanja Daerah=log Realisasi Belanja

2.2. Populasi dan Sampel

2.2.1. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan subjek penelitian yang dapat digunakan

sebagai sumber data guna memperoleh suatu informasi yang dibutuhkan. Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Pemerintah

41
Daerah tahun 2014-2016 pada pemerintahan yang terdapat di Provinsi Jawa

Tengah. Di Provinsi Jawa Tengah terdapat 35 pemerintahan, diantaranya 29

kabupaten dan 6 kota.

2.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel dipilih menggunakan

cara total sampling, maksudnya sampel yang digunakan yaitu keseluruhan

populasi. Total populasi yang digunakan didalam penelitian ini adalah LKPD

pemerintah kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2014-2016.

2.3. Jenis Data dan Sumber Data

Penelitian yang dilakukan menggunakan data sekunder. Sumber data yang

terdapat dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pemerintah daerah di Jawa

Tengah yang didapatkan dari Kantor BPK Perwakilan Jawa Tengah.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dapat dilakukan dengan

menggunakan cara :

1. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang didapat dengan

cara menyalin (copy) data dari Kantor BPK Perwakilan Jawa Tengah. Hal tersebut

dilakukan agar dapat mengetahui tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh

pemerintah daerah pada laporan keuangannya.

42
2.5. Teknik Analisis Data

2.5.1. Analisis Statistik Deskriptif


Pengujian statistik deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan suatu data yang dilihat dari hasil pengujian nilai rata-rata (mean),

pengujian nilai standar deviasi, pengujian nilai maksimum, dan pengujian nilai

minimum. Pengujian statistik deskriptif berfungsi agar memberikan penjelasan

terkait dengan distribusi persebaran data dan perilaku data sampel dalam

pengujian tersebut (Ghozali, 2013).

2.5.2. Analisis Asumsi Klasik

2.5.2.1. Uji Normalitas


Uji normalitas dilakukan untuk menilai apakah sebaran data yang dimiliki

sudah berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan karena banyaknya

data tidak bisa dijadikan patokan bahwa data-data yang ada dipastikan

berdistribusi normal. Data yang banyaknya >30 dapat berdistribusi normal,

begitupun sebaliknya. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi

normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan cara Kolmogorov Smirnov. Hal tersebut dilakukan karena pengujian

Kolmogorov Smirnov dapat dilakukan pada data besar maupun kecil. Selain itu,

pengujian ini juga dapat dilakukan pada data yang belum dikelompokkan pada

tabel distribusi frekuensi. Pengujian Kolmogorov Smirnov dilakukan dengan

melihat hasil dari angka siginifikansinya dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Apabila angka signifikansinya >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data

memiliki distribusi normal.

43
2. Apabila angka signifikansinya <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data

memiliki distribusi tidak normal.

2.5.2.2. Uji Heteroskedastisitas


Menurut Ghozali (2013) Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan varians atau tidak pada

pengamatan satu dengan lainnya di dalam model regresi yang digunakan. Suatu

model regresi yang baik yaitu Homoskedastisitas. Dengan kata lain model regresi

yang baik adalah dimana varians dari pengamatan satu ke pengamatan yang

lainnya tetap. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dilakukanlah pengujian Uji Park.


Uji Park merupakan pengujian yang dilakukan dengan cara membuat

regresi logaritma dari kuadrat residual ( ln U 2 i ) sebagai variabe terikat

sementara variabel bebasnya tetap. Apabila hasil dari persamaan tersebut

koefisien beta tersebut signifikan, maka model regresi yang telah dibuat terdapat

heteroskedastisitas, begitupun sebaliknya apabila parameter beta tidak signifikan

maka terdapat homoskedastisitas, artinya model regresi diterima (Ghozali, 2013).


Kriteria pengujian yang digunakan apabila hasil yang didapat

memperlihatkan secara statistik bersifat tidak signifikan (tingkat signifikansinya

lebih besar dari 0,05) artinya tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas pada

model penelitian yang digunakan dan begitu pula sebaliknya (Ghozali, 2013)

2.5.2.3.Uji Autokorelasi
Autokorelasi menurut Hasan (2010) yaitu adanya hubungan antar sampel

yang dimiliki yang disajikan historis atau berdasarkan urutan waktu, sehingga

mengakibatkan munculnya suatu datum yang disebabkan oleh adanya datum

44
sebelumnya. Uji Autokorelasi dilakukan guna mendeteksi apakah terdapat

hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode saat itu dengan kesalahan

pengganggu pada periode sebelumnya pada model regresi yang digunakan. Untuk

melakukannya dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson (DW test).

DW test dilakukan dengan cara membuat perbandingan antara DW (d hitung)

dengan nilai d tabel.

Tabel 2
Tabel Durbin-Watson
Klasifikasi nilai d Uji Durbin Watson

Nilai Keterangan

0 < d < dl Autokorelasi Positif

dl ≤ d ≤ du Tidak Dapat Disimpulkan

4-dl < d < 4 Autokorelasi Negatif

4-du ≤ d ≤ -dl Tidak Dapat Disimpulkan

du < d < 4-du Tidak Terdapat Autokorelasi


Sumber : (Ghozali, 2013)

2.5.2.4. Uji Multikolinearitas


Dilakukannya uji multikolinearitas guna agar dapat mengetahui apakah

ada atau tidak hubungan antar variabel independen satu dengan variabel

independen yang lainnya. Apabila ditemukan korelasi antar variabel independen

maka model regresi tersebut ditolak. Sebaliknya apabila tidak terdapat korelasi

antar variabel independen maka model regresi diterima. Menurut Ghozali (2013)

untuk melakukan uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menentukan

nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil analisis data. Apabila VIF < 10

45
dan nilai Tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10 maka tidak ada

multikolinearitas antar variabel independen. Akan tetapi apabila hasil dari uji

tersebut ditemukan VIF > 10 dan nilai Tolerance ada yang kurang dari 0,10 maka

artinya terdapat korelasi antar variabel independen. Multikolinearitas antar

variabel terjadi sebagai akibat dari adanya kombinasi dua atau lebih variabel

bebas.

2.5.3. Pengujian Hipotesis


Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi berganda (multiple regression). Analisis regresi berganda dalam

penelitian ini dilakukan dengan melihat pengaruh beberapa karakteristik

pemerintah terhadap tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah. Model regresi yang digunakan sebagai berikut :

Y = β0 + β1 PAD + β2 DAU + β3 UP + β4 KP + β5 BD + β6 DAK + e

Keterangan :

Y =Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

PAD = Pendapatan Asli Daerah

DAU = Dana Alokasi Umum

UP = Ukuran Pemerintahan

KP = Kompleksitas Pemerintahan

BD = Belanja Daerah

DAK = Dana Alokasi Khusus

e = error

46
2.5.3.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen (Ghozali,

2013). Nilai koefisien R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 < R2<1). Apabila R2

menunjukkan nilai yang besar atau mendekati angka 1 berarti variabel bebas

(variabel independen) dapat memberikan penjelasan yang hampir lengkap

terhadap variabel dependen. Sebalikanya apabila nilai R 2 kecil atau mendekati

angka 0 (nol) artinya variabel independen memiliki kemampuan yang lemah

dalam menjelaskan variabel dependennya.

2.5.3.2. Uji Statistik t


Uji statistik t dilakukan dengan tujuan agar dapat diketahui banyaknya

pengaruh yang dimiliki oleh satu variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependennya. Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat nilai masing-

masing t hitungnya yang terdapat pada kolom signifikansi. Pengujian ini

menggunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 : variabel independen bukanlah suatu penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Ha : variabel independen suatu penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

Tingkat signifikansi pada pengujian t sebesar 5% dengan kriteria

pengujian sebagai berikut :

47
1. Apabila tingkat signifikansi t statistik≥ 0,05 maka H 0 diterima. Dapat

disimpulkan bahwa tidak ditemukan pengaruh yang signifikan antara satu

variabel bebas terhadap variabel terikatnya.


2. Apabila tingkat signifikansi t statistik< 0,05 maka H 0 ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa ditemukan pengaruh yang signifikan antara satu variabel

bebas terhadap variabel terikat.

2.5.3.3. Uji Statistik F

Pengujian statistik F dilakukan untuk mengetahui semua variabel bebas

yang dipakai berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya

(Ghozali, 2013). Hipotesis yang diuji yaitu :

Ho : Suatu variabel bebas tidak sebagai penjelasan yang signifikan

terhadap variabel terikat.

Ha :Suatu variabel bebas sebagai penjelasan yang signifikan terhadap

variabel terikat.

Uji statistik F dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengkomparasikan antara f-tabel dengan f-hitung. Ha dinyatakan diterima

apabila perbandingan F hitung lebih besar dari tabel.

2. Menggunakan significan level 0,05 atau a =5%.

a. Dinyatakan diterima apabila nilai signifikansi F< 0,05. Dengan kata lain

koefisien regresi signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa secara

48
simultan keempat variabel independen yang digunakan berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Jika nilai signifikansi F ≥ 0,05 maka Ha ditolak, yang berarti koefisien


regresi tidak signifikan. Ini berarti bahwa secara simultan keempat variabel
independen yang digunakan berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
dependen.

49

Anda mungkin juga menyukai