Anda di halaman 1dari 6

║Journal Caninus Denstistry Volume 2, Nomor 2 (Mei 2017): 65 - 70

Perbandingan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Mengunyah Permen Karet Nonxylitol
dan Xylitol pada Anak Usia 10-12 Tahun
(Studi pada Murid Sekolah Dasar Negeri 57 Banda Aceh)

Ainna Savita, Suzanna Sungkar, Santi Chismirina


Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala
Email Author : ainnasavita@gmail.com

ABSTRAK
Saliva berperan untuk menetralkan dan membersihkan asam yang diproduksi oleh bakteri sehingga
memberikan efek remineralisasi enamel gigi. Peningkatan laju aliran saliva menyebabkan terjadinya
proses pembersihan sisa makanan di rongga mulut dan mikroorganisme penyebab karies berjalan
maksimal. Permen karet yang beredar dipasaran ada yang mengandung gula dan mengandung
pemanis xylitol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan laju aliran saliva sebelum
dan sesudah mengunyah permen karet nonxylitol dan xylitol. Penelitian dilakukan selama 2 hari
dengan subjek sebanyak 17 anak. Subjek diintruksi untuk mengunyah permen karet nonxylitol selama
5 menit kemudian dilanjutkan dengan mengunyah permen karet xylitol selama 5 menit. Pengumpulan
saliva dilakukan dengan metode spitting setiap satu menit selama 5 menit. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan uji T berpasangan menunjukkan nilai p 0,008, 0,000,0,012< (0,05).
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara laju aliran
saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet nonxylitol dan xylitol.

Kata Kunci: Laju aliran saliva, Permen Karet, Nonxylitol, Xylitol

ABSTRACT
Saliva acts to neutralize and clean acid produced by microorganism that gives the effect of
remineralization enamel of teeth. An increase salivary flow rate to the occurrence the process of
cleaning in the oral cavity and microorganisms caused caries. The salivary flow can be stimulated
mechanically and chemically. Chewing gum that circulated in the markets contained sugar and xylitol
sweetener. This study was conducted to determine the comparison salivary flow rate before and after
chewing of nonxylitol and xylitol chewing gum. The study was conducted for 2 days with the subject
as many as 17 children. The subject got the instruction to chew of nonxylitol chewing gum for 5
minutes then proceeded by chewing of xylitol chewing gum for 5 minutes. The collection of saliva has
done with the spitting method every minute for 5 minutes. Data obtained then analyzed using paired
T-tes showed the value p 0,008, 0,000,0,012 < ( 0,05 ). Based on the results concluded that there were
significant differences between the salivary flow rate before and after chewing nonxylitol and xylitol
chewing gum.

Keywords: Salivary flow rate, Chewing gum, Nonxylitol, Xylitol

PENDAHULUAN mengurangi jumlah populasi bakteri di dalam


Karies gigi merupakan penyakit mulut yaitu dengan menyikat gigi secara
multifaktorial yang melibatkan diet sebagai teratur. Berkumur menggunakan antiseptik dan
salah satu faktor etiologinya. 1 Pada saat membersihkan interdental dengan dental floss
makanan masuk ke rongga mulut bakteri akan juga dapat diterapkan. 3
memfermentasi karbohidrat dari makanan Saliva berperan untuk menetralkan dan
tersebut untuk menghasilkan glukosa sebagai membersihkan asam yang diproduksi oleh
sumber energi bagi bakteri. Pada proses bakteri sehingga memberikan efek
fermentasi selain dihasilkan sumber energi remineralisasi enamel gigi. 4 Saliva juga
juga dihasilkan asam. Asam yang dihasilkan memiliki peranan penting dalam proses
oleh bakteri tersebut dapat berdifusi ke biologis yang terjadi di rongga mulut
jaringan keras gigi yang akan menyebabkan diantaranya sebagai pelumas pada
terjadinya demineralisasi enamel gigi. 2 Ada pengunyahan, penelanan makanan, aksi
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pembersihan dan perlindungan dari karies gigi.

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0 | 65
5
Fungsi saliva akan berjalan maksimal apabila mengenai efek mengunyah permen karet
laju aliran saliva meningkat. Peningkatan laju xylitol terhadap laju aliran saliva, pH, kapasitas
aliran saliva menyebabkan terjadinya proses buffer dan jumlah S. mutans pada anak usia 10-
pembersihan sisa makanan di rongga mulut 12 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan
dan mikroorganisme penyebab karies berjalan bahwa mengunyah permen karet xylitol dapat
maksimal. 4 menstimulasi aliran saliva, meningkatkan pH
Laju aliran saliva dapat distimulasi dan mengurangi jumlah S. mutans. 11
dengan cara mekanis dan kimiawi. Secara Berdasarkan penelitian diatas maka
mekanis dapat berupa aktivitas pengunyahan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
sedangkan secara kimiawi berupa efek mengenai perbandingan laju aliran saliva
pengecapan seperti asam, manis, asin, pahit. 6 sebelum dan sesudah mengunyah permen karet
Efek mengunyah permen karet telah terbukti mengandung non-xylitol dan xylitol pada anak
meningkatkan laju aliran saliva 5-6 ml/menit. 7 usia 10-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 57
Permen karet mengandung beberapa komposisi Banda Aceh.
seperti pemanis, gumbase, perasa, dan agen
aromatik. Rasa manis permen karet berasal BAHAN DAN METODE
dari pemanis yang dapat mengalami fermentasi Jenis penelitian yang dilakukan adalah
sehingga dapat menyebabkan karies gigi. penelitian pre-eksperimental dengan desain
Pemanis yang umumnya digunakan dalam One Group Pre-test and Post-test., yang
permen karet adalah sukrosa. 8 Sukrosa dapat dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 56
dipecah menjadi monosakarida oleh enzim Banda Aceh. Subjek dipilih siswa-siswa kelas
glukosiltransferase yang dihasilkan 4,5,6 Sekolah Dasar Negeri 57 Banda Aceh
Streptococcus mutans. Hasil pemecahan ini sesuai kriteria inklusi. Pengambilan subjek
berupa glukan dan fruktan, yang digunakan penelitian ini menggunakan teknik total
pada proses metabolisme glikolisis hingga sampling. Kriteria Inklusi: Anak berumur 10-
menghasilkan energi dan asam yang nantinya 12 Tahun, 1 Bersedia berpartisipasi menjadi
dapat menyebabkan karies. 9 subjek penelitian dengan menandatangani
Selain sukrosa terdapat juga permen informed consent. Kriteria eksklusi: Setelah
karet yang beredar dipasaran mengandung melakukan aktivitas fisik seperti olahraga,4
xylitol. Xylitol memiliki derajat kemanisan sedang mengkonsumsi obat antidepresant,
yang sama dengan sukrosa, yaitu gula biasa anxiolytic, antypsychotic, antihistamin, dan
namun dibandingkan sukrosa xylitol lebih antihipertensi 4, memakai alat ortodontik 9,
sedikit kalorinya, yaitu sekitar 40%. Xylitol mengkonsumsi permen karet jenis apapun 9,
tidak dapat dimetabolisme oleh bakteri oral memakai protesa 9, puasa12, ada riwajat
termasuk S. mutans. Xylitol berkontak dengan menderita penyakit sistemik diabetes melitus,
S. mutans akan membentuk xyiltol 5 phosphate pankreasitis, renal insufiffiency, anorexia,
yang menyebabkan kerja substansi yang bullimia. 4
berperan dalam proses glikolisis terhambat. Alat yang digunakan berupa Masker
Hal ini mengakibatkan menurunnya energi dan handscoon, stopwatch, Alat tulis, Gelas
yang dihasilkan pada saat proses metabolisme ukur (Saliva-Check Buffer Kit merk GC).
sehingga permen karet ini bersifat anti karies Bahan yang digunakan yaitu Lembar kuisioner
karena mampu menghambat pertumbuhan S. dan informed consent, permen karet xylitol (
mutans. 9, 10 Penelitian Rodian (2013) xylitol merk X : tiap 1 butir (1,5 gr)
mengenai efek mengunyah permen karet yang mengandung 1,4 gram xylitol), permen karet
mengandung sukrosa, xylitol, dan probiotik. mengandung non-xylitol ( merk Y tiap butir (4
Hasil penelitian menunjukkan permen karet gr): Gula, Gum Base, Sirup Glukosa, Pemanis
tersebut dapat menjadi stimulus mekanis Buatan: Sorbitol (0,04 g/butir), Gliserin,
maupun kimiawi terhadap kelenjar saliva. Pengatur Keasaman: Asam Sitrat, Perisa
Penelitian ini juga menunjukkan terjadi strawberry, Pewarna Karmoisin Cl No. 14720,
peningkatan volume, kecepatan aliran, kapas dan tisu.
menurunkan viskositas, menaikan pH dan Cara Kerja Penelitian
menurunkan jumlah koloni S. mutans saliva. 9 Penelitian ini dilakukan pada bulan
Ribelles (2010) juga melakukan penelitian November. Sebelum melakukan penelitian

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0 | 66
terhadap murid kelas 4,5,6 Sekolah Dasar HASIL PENELITIAN
Negeri 57 Banda Aceh orang tua/wali subjek
diberikan lembar informed consent dan seleksi Tabel 5.1. Uji normalitas
subjek untuk mendapatkan persetujuan dan
mengisi data tentang identitas yang meliputi
nama, usia, jenis kelamin, serta pernyataan
lainnya yang diperlukan untuk melengkapi
data sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi, selanjutnya informed consent
ditandatangani oleh orang tua/wali subjek.
Setelah informed consent diberikan kepada
peneliti, pengumpulan saliva akan dilakukan
pada keesokan harinya pada pukul 09.00- Data laju aliran saliva baik sebelum
11.00. 13 perlakuan maupun sesudah perlakuan diuji
Pengumpulan saliva dilakukan pukul normalitasnya dengan menggunakan uji
09.00-11.00 WIB. 13 Metode yang digunakan Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas, data tidak
adalah metode spitting yaitu saliva berdistribusi normal sehingga dilanjutkan
dikumpulkan dalam mulut dengan posisi bibir dengan transformasi data. Pada tabel 5.1. hasil
tertutup. Kemudian dikeluarkan kedalam gelas uji normalitas setelah data di transformasi
ukur setiap 1 menit. 14 Subjek penelitian menunjukkan nilai p >0,05 yang menunjukkan
sebelumnya diminta untuk berhenti makan, bahwa data berdistribusi normal.
minum, menyikat gigi, olahraga 1 jam sebelum
dilakukan pengumpulan saliva. 15 Pada saat Tabel 5.2. Uji T berpasangan
dimulai pengambilan saliva subjek
diintruksikan untuk duduk dengan nyaman dan
menjaga mata agar tetap terbuka selama proses
pengumpulan saliva. Setiap subjek
mengumpulkan saliva pada gelas ukur setiap 1
menit selama 5 menit.12 Setelah terkumpul
selanjutnya dilakukan pengukuran laju aliran
saliva, yaitu dengan menghitung jumlah saliva
yang terkumpul dibagi waktu yang digunakan Hasil uji T berpasangan diperoleh nilai
untuk mengumpulkan saliva. signifikansi p 0.008, 0.000, 0.012 <0,05 artinya
Setelah dilakukan pengukuran saliva terdapat perbedaan yang bermakna antara laju
sebelum mengunyah permen karet, subjek aliran saliva sebelum dan sesudah mengunyah
diinstruksikan untuk berkumur dengan air permen karet nonxylitol dan xylitol dan laju
mineral selama 30 detik. Setelah itu baru aliran saliva sesudah mengunyah permen karet
dilanjut dengan pengumpulan saliva setelah non-xylitol dan xylitol.
mengunyah permen karet non-xylitol. Pada
pengumpulan saliva setelah mengunyah
permen karet non-xylitol. Subjek diminta
mengunyah permen karet sekitar 5 menit.
Setelah itu subjek diminta untuk mengeluarkan
permen karet dari mulut. Kemudian subjek
diminta untuk mengumpulkan saliva ke dalam
gelas ukur setiap 1 menit selama 5 menit. 12
Setelah pengumpulan saliva mengunyah
permen karet non-xylitol, subjek diminta untuk
berkumur dengan air mineral selama 30 detik
kemudian di tunggu 10-15 menit setelah itu
dilanjutkan dengan mengunyah permen karet
xylitol seperti prosedur mengunyah permen
karet non-xylitol diatas

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0 | 67
Gambar 5.1. menjelaskan nilai rata-rata laju pertama ke sistem limbik untuk mengetahui
aliran saliva sebelum mengunyah permen karet stimulus itu menyenangkan atau tidak. Jalur
sebesar 0,7647 ml/menit, sesudah mengunyah yang kedua ke korteks cerebri diteruskan ke
permen karet nonxylitol 0,9941 ml/menit, thalamus kemudian ke nukleus salivatoris.3,9
sesudah mengunyah permen karet xylitol Stimulasi yang berada di luar mulut dan secara
1,3765 ml/menit. mental dikaitkan dengan kenikmatan makanan
bekerja melalui korteks serebrum untuk
merangsang pusat saliva di medulla.19
PEMBAHASAN Menurut Haresakua (2007) sekresi
Berdasarkan hasil pada Tabel 5.1. saliva yang terstimulasi menyebabkan
menunjukkan data laju aliran saliva sebelum kecepatan aliran saliva makin cepat yang akan
dan sesudah antara mengunyah permen karet mengakibatkan peningkatan laju aliran saliva.
nonxylitol dan xylitol berdistribusi normal Meningkatnya volume saliva akan
dengan nilai p>0,05. Dari hasil penelitian menyebabkan peningkatan pada kandungan
diperoleh terdapat perbedaan rerata yang organik dan anorganik saliva. Komponen
bermakna antara sebelum dan sesudah organik saliva yang berperan yaitu
mengunyah permen karet nonxylitol dan laktoperosidase dan tiosianat yang nantinya
xylitol. Hal ini dapat terjadi karena kecepatan akan mengoksidasi enzim bakteri pada
aliran sekresi saliva berubah-rubah pada setiap membran sel. Komponen anorganik saliva
individu dimana sekresi saliva mencapai yang berperan adalah bikarbonat. Bikarbonat
minimal pada saat tanpa stimulasi dan melindungi dengan cara menekan naik
mencapai maksimal pada saat distimulasi.6 turunnya derajat keasaman pH saliva (cit.
Permen karet merupakan stimulus mekanis Rodian 2011).9
(pengunyahan) dan kimiawi (rasa manis dan Dari hasil analisis data juga
menthol) yang terdapat di dalamnya. Stimulus menunjukkan terdapat perbedaan yang
mekanis dapat merangsang sekresi saliva bermakna laju aliran saliva mengunyah permen
sedangkan sensasi pengecapan merupakan karet nonxylitol dan xylitol. Hal ini dapat
stimulus kimiawi yang dapat meningkatkan terjadi karena permen karet yang mengandung
aliran saliva.6,9,11 xylitol mempunyai efek menstimulasi produksi
Pengaruh stimulus mekanis terhadap saliva sehingga meningkatkan konsentrasi
volume saliva, kelenjar parotis 58%, kelenjar bikarbonat, fosfat dan kalsium. 17 Permen karet
submandibula 33%, kelenjar sublingualis 1,5 nonxylitol banyak dikonsumsi karena rasanya
% dan kelenjar minor 7,5%. Pengaruh stimulus manis dan mudah diperoleh.9 Meskipun
kimiawi terhadap volume saliva, kelenjar demikian kandungan gula pada permen karet
parotis 45%, kelenjar submandibula 46%, nonxylitol disintesis lebih cepat oleh bakteri
kelenjar sublingualis 1,5 % dan kelenjar saliva rongga mulut untuk diubah menjadi glukan dan
minor 7,5 %. Sekresi saliva dapat terjadi akibat fruktan. Glukan diperoleh dari hasil glikolisis
respon refleks, baik reflek sederhana (tidak oleh bakteri menghasilkan energi dan asam
terkondisi seperti: makanan dalam mulut atau laktat, yang akan menyebabkan pH turun
rangsangan dalam mulut lainnya) maupun dalam waktu 1-3 menit menjadi pH 4,5-5,
refleks didapat (terkondisi seperti : kemudian pH kembali normal pada pH sekitar
membayangkan, melihat dan mencium 7 dalam waktu 30-60 menit. Jika penurunan
makanan).3,9 pH terjadi secara terus menerus akan terjadi
Dalam penelitian ini sekresi saliva demineralisasi yang ditandai dengann terlihat
akibat respon refleks sederhana yaitu dari bercak putih pada permukaan enamel dan lesi
mengunyah permen karet akan menyebabkan tersebut akan berkembang menjadi karies. 9
stimulus pada mulut akan dihantarkan melalui Xylitol merupakan gula yang tidak dapat
sistem saraf aferen ke nukleus salivatorius, difermentasi oleh bakteri dan tidak diubah
sedangkan akibat respon refleks didapat dari menjadi asam sehingga dapat mendorong
aroma permen karet yang menyebabkan keseimbangan asam basa di dalam mulut, juga
stimulus terhadap organ penciuman. Stimulus mempunyai efek merangsang kecepatan
akan dihantarkan ke traktus olfaktorius sekresi saliva.9 Xylitol juga dapat menstabilkan
kemudian dihantarkan melalui dua jalur, yang kadar kalsium dan fosfat dalam saliva yang

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0 | 68
penting untuk menciptakan kondisi ideal untuk dibandingkan sebelum mengunyah
remineralisasi. 16 permen karet.
Permen karet bebas gula tersedia 2. Laju aliran saliva setelah mengunyah
sebagai alternatif pengganti permen karet permen karet xylitol lebih tinggi
mengandung gula dimana pada permen karet dibandingkan permen karet nonxylitol.
bebas gula menyebabkan sedikit penurunan pH
plak. Permen karet yang mengandung pemanis
xylitol dapat meningkatkan aliran saliva. SARAN
Peningkatan volume saliva akan meningkatkan Diharapkan dapat dilakukan penelitian
ion bikarbonat yang berperan dalam lebih lanjut tentang pengaruh permen karet
menetralkan pH saliva. Peningkatan laju aliran nonxylitol dan xylitol terhadap kesehatan gigi
saliva juga dapat meningkatkan proses dan mulut. Perlu dilakukan penyuluhan
remineralisasi karena senyawa kompleks ion mengenai manfaat mengunyah permen karet
kalsium dengan xylitol lebih stabil sehingga xylitol terhadap kesehatan jaringan lunak
dapat mencegah terjadinya karies.16,17 rongga mulut kepada masyarakat.
Stimulasi saliva oleh permen karet akan
menambah jumlah dan konsentrasi ion-ion DAFTAR PUSTAKA
Ca2+, PO43-–, F-,dan OH- yang merupakan
komponen mineral gigi.18 Permen karet 1. Kumar S, Sogi SH, Indushekar KR.
menyebabkan peningkatan laju aliran saliva Comparative Evaluation of the Effects of
dan kapasitas buffer saliva sehingga efek Xylitol and Sugar-Free Chewing Gums on
pembersihan dari fermentasi karbohidrat di Salivary and Dental Plaque pH in
dalam rongga mulut meningkat. 16 Children. Indian Soc Pedod Prev Dent.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 2013;31:240-244.
rata-rata laju aliran saliva tertinggi didapatkan 2. Al-Darwish M, El Ansari W, Bener A. .
setelah mengunyah permen karet xylitol Prevalence of Dental Caries Among 12-14
sebesar 1,37 ml/menit sedangkan rata-rata laju Years Old Children in Qatar. The Saudia
aliran saliva terendah terjadi pada saat sebelum Dental Journal. 2014;26:115-125.
mengunyah permen karet sebesar 0,76 3. Muhammad R, Mieke HS, Edeh R. Efek
ml/menit. Hal ini sesuai dengan penelitian Mengunyah Permen Karet yang
yang dilakukan Rodian (2011) mengunyah Mengandung Sukrosa, Xylitol dan
permen karet dapat menjadi stimulus mekanis Probiotik terhadap Karakteristik Saliva.
maupun kimiawi terhadap kelenjar saliva Dentika J. 2011;16:44-48.
sehingga dapat menambah volume dan 4. Almeida PV, Gregio AM, Machado MA,
kecepatan aliran saliva.9 de LAA, Azevedo LR. Saliva
Berdasarkan pembahasan diatas xylitol Composition and Function : A
sangat berperan dalam stimulasi saliva, proses Comphrehensive Review. J Contemp
menetralkan pH dan mencegah terjadinya Dent Pract. 2008;9:2-7.
karies gigi. Namun, untuk efek terhadap 5. Hurtbutt M, Young DA. Dental caries : A
kesehatan jaringan lunak rongga mulut belum pH-mediated Disease. CDHA J.
ada penelitian terkait sehingga diharapkan ada 2010;25:9.
penelitian terhadap pengaruh xylitol terhadap 6. Indriana T. Perbedaan Laju Aliran Saliva
kesehatan jaringan lunak rongga mulut. dan pH karena Pengaruh Stimulus
Kimiawi dan Mekanis. J med.
2011;17:44.
KESIMPULAN 7. Edgar M. A Clinical Overview of
Berdasarkan hasil penelitian dapat Sugarfree Gum in Oral Health Wrigley :
disimpulkan bahwa : Oral Health Program. Dent Sci. 2010:1-
1. Terdapat perbedaan laju aliran saliva 63.
sebelum dan sesudah mengunyah permen 8. Ritonga ND. Efektivitas Mengunyah
karet dimana laju aliran saliva setelah Permen Karet yang Mengandung Sukrosa
mengunyah permen karet lebih tinggi dan Xylitol Terhadap Perbedaan

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0 | 69
Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG saliva. The Journal of Medical
USU. 2015. Investigation. 2006;53(1-2):140-146.
9. Muhammad R, Mieke HS, Edeh R. Ffek 15. Mulu W, Demilie T, Yimer M. Dental
Mengunyah Permen Karet yang caries and Associated Factors Among
Mengandung Sukrosa, Xylitol dan Primary School Children in Bahir Dar
Probiotik terhadap Volume, Kecepatan City: a cross-sectional study. BMC
Aliran, Viskositas, pH, dan Jumlah Koloni research notes. 2014;7(1):1.
S. mutan pada Saliva. Dent J.. 2011;16:1- 16. Lisna KR, Juni H. efek mengunyah
20. permen karet gula dan xylitol terhadap
10. Milgrom P. Mutans Streptococci Dose status saliva. Maj Ked Gi. 2011;18 (1):21-
Response to Xylitol Chewing Gum. J. 24Fábián TK, Fejérdy P, Csermely P.
Dent. Res. . 2006;85:177-181. Saliva in health and disease, chemical
11. Ribelles LM. Effects of Xylitol Chewing biology of. Wiley encyclopedia of
Gum on Salivary Flow Rate, pH, chemical biology. 2007.
Buffering Capacity and Presence of 17. Hayes C. The Effect of Non-Cariogenic
Streptococcus mutans in Saliva. official Sweeteners on the Prevention Of Dental
journal of European Academy of Caries: A Review Of The Evidence.
Paediatric Dentistry. Eur.J of Pediatr Department of Oral Health Policy and
dent.:2010;11:9-14. Epidemiology,. 2003: p. 9.
12. Navazesh M, Kumar SK. Measuring 18. Soesilo D, Rinna Erlyawati Santoso, and
salivary flow: challenges and Indeswati Diyatri. . "Peranan sorbitol
opportunities. J Am Dent Ass. dalam mempertahankan kestabilan pH.
2008;139:35S-40S. Dent J (Majalah Kedokteran Gigi)
13. Karami NM, Janghorbani M, Kowsari IR. 2006;38.1:25-28.
Effects of chewing different flavored 19. saliva pada proses pencegahan karies
gums on salivary flow rate and pH. Sherwood L. Human physiology: from
International journal of dentistry. cells to systems. Cengage learning,
2012Ozdemir D. Dental Caries and 2015:598
Preventive Strategies. J. Edu Inst. Studies
in the World. 2014;4(4):20-24.
14. Michishige F, Kanno K, Yoshinaga S.
Effect of saliva collection method on the
concentration of protein components in

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0 | 70

Anda mungkin juga menyukai