A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu cawan petri,
jaring pembungkus, baskom, botol, soiltester, tabung reaksi, sprayer, bunsen,
batang drűgalsky, timbangan analitik, sendok, oven, glass objek, pipet tetes, jarum
ose, filler, pipet ukur, kalkulator, kamera dan mikroskop.
Bahan yang digunakan adalah daun jambu air, jerami padi, tanah sawah,
tanah hutan, aluminium foil, medium Nutrient Agar (NA), medium Potato
Dextrose Agar (PDA), Gram A (crystal violet), Gram B (Lugol’s iodine), Gram C
(Etanol 96%), dan Gram D (safranin), dan akuades.
B. Cara Kerja
1. Preparasi Sampel
a. Perlakuan
Daun jambu air atau jerami padi diambil sebanyak dua helai
kemudian dibungkus ke dalam jaring, lalu dimasukkan ke tanah yang ada di
dalam baskom pertama. Cara yang sama dilakukan untuk baskom kedua dan
ketiga. Ketiga baskom diberikan label M1 (minggu pertama), M2 (minggu
kedua), dan M3 (Minggu ketiga), lalu disiram setiap hari jika tanah kering.
b. Kontrol
Daun jambu air atau jerami padi diambil kemudian dibungkus ke
dalam jaring lalu dimasukkan ke dalam tanah steril pada botol.
2. Pengukuran PH dan Kelembaban
Tanah yang berisi daun diukur pH dan kelembabannya dengan soil
tester setiap mingu
3. Pengukuran Berat Kering daun
Daun jambu air atau jerami padi dioven selama 30 menit pada suhu
800 C kemudian ditimbang
4. Pengukuran Jumlah Mikroorganisme (TPC)
Tanah Perlakuan diambil sebanyak 1 gr, lalu dilakukan pengenceran
sampai 10-5 secara aseptis. Pengenceran ke 10-4 dan 10-5 masing-masing
dilakukan plating secara duplo pada medium NA dan PDA. Hasil plating
kemudian diinkubasi, untuk medium NA selama 2 x 24 jam dan PDA selama
5 x 24 jam dalam suhu ruang.
5. Pewarnaan Gram
Langkah pertama, isolat bakteri dominan pada cawan yang berisi
medium NA dengan cara aseptis diulas pada gelas objek yang telah ditetesi
akuades, kemudian difiksasi 2 sampai 3 kali. Langkah kedua objek gelas
tersebut selanjutnya ditetesi dengan crystal violet dan didiamkan selama 60
detik kemudian dicuci dan dikering anginkan. Langkah kedua objek gelas
selanjutnya ditetesi dengan Lugol’s Iodine dan didiamkan selama 60 detik
kemudian dicuci dan dikeringanginkan. Langkah ketiga yaitu objek gelas
ditetesi dengan etanol 96% sampai jernih kemudian dicuci dan
dikeringanginkan. Langkah keempat objek gelas ditetesi dengan Safranin dan
didiamkan selama 45 menit kemudian dicuci dan dikering anginkan. Terakhir
objek gelas diamati dibawah mikroskop dengan interpretasi bakteri Gram
positif berwarna ungu dan bakteri Gram negatif berwarna merah.
6. Penghitungan Densitas (TPC)
Bakteri dan jamur hasil inkubasi sebelumnya kemudian di lakukan
penghitungan dengan rumus:
1 1
CFU’s/ml = Jumlah Koloni x x
p sp/pp
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 3.3 Hasil Plating pada medium PDA 10-4 Minggu Ke-0
Gambar 3.4 Hasil Plating pada medium PDA 10-5 Minggu Ke-0
Gambar 3.5 Hasil Pewarnaan Gram Koloni Bakteri Dominan Minggu Ke-0
Berdasarkan pewarnaan Gram dari koloni bakteri dominan didapatkan hasil
yaitu diperoleh bakteri Gram positif yang berbentuk coccus.
Berikut ini adalah hasil perhitungan TPC koloni bakteri dan jamur minggu ke-0
pH : 6,3
Kelembaban : 52%
Berat Kering Perlakuan : 10,416 gram
Berat Kering Kontrol : 10,4954 gram
A. Perhitungan TPC Bakteri
Koloni pada medium NA pengenceran Koloni pada medium NA pengenceran
10-4 10-5
Cawan 1 : 6 Cawan 1 : 3
Cawan 2 : 3 Cawan 2 : 4
Total Koloni : 9 Total Koloni : 7
Rata-rata koloni : 4,5 Rata-rata koloni : 3,5
Gambar 3.8 Hasil Plating pada medium PDA 10-4 Minggu Ke-1
Gambar 3.9 Hasil Plating pada medium PDA 10-5 Minggu Ke-1
Gambar 3.10 Hasil Pewarnaan Gram Koloni Bakteri Dominan Minggu Ke-1
Berikut ini adalah hasil perhitungan TPC koloni bakteri dan jamur minggu ke-1
pH : 6,3
Kelembaban : 55%
Berat Kering Perlakuan : 6,833 gram
Berat Kering Kontrol : 0, 6537 gram
A. Perhitungan TPC Bakteri
Koloni pada medium NA pengenceran Koloni pada medium PDA pengenceran
10-4 10-5
Cawan 1 : 51 Cawan 1 : 14
Cawan 2 : 61 Cawan 2 : 6
Total Koloni : 112 Total Koloni : 20
Rata-rata koloni : 56 Rata-rata koloni : 10
CFU’s/ml = Jumlah Koloni x 1 x 1 CFU’s/ml = Jumlah Koloni x 1 x 1
p sp p sp
1 1 1 1
= 56 x −4 x = 10 x −5 x
10 10−1 10 10−1
= 56 x 105 = 100 x 105
Hasil TPC = Pengenceran tertinggi : Pengenceran terendah
= 100 x 105 : 56 x 105
= 1,8 (<2), maka yang diambil adalah nilai pengenceran terendah yaitu
56 x 105
Rata-rata TPC = (56 x 105 + 100 x 105) : 2
= 78 x 105
Hasil Pengamatan Bakteri : Gram (+) basil
Gambar 3.13 Hasil Plating pada medium PDA 10-4 Minggu Ke-2
Gambar 3.14 Hasil Plating pada medium PDA 10-5 Minggu Ke-2
Gambar 3.15 Hasil Pewarnaan Gram Koloni Bakteri Dominan Minggu Ke-2
Berikut ini adalah hasil perhitungan TPC koloni bakteri dan jamur minggu ke-2
pH : 5,8
Kelembaban : 54%
Berat Kering Perlakuan : 0,1120 gram
Berat Kering Kontrol : 7,8413 gram
A. Perhitungan TPC Bakteri
Koloni pada medium NA pengenceran Koloni pada medium NA pengenceran
10-4 10-5
Cawan 1 : 25 Cawan 1 : 17
Cawan 2 : 55 Cawan 2 : 134
Total Koloni : 80 Total Koloni : 151
Rata-rata koloni : 40 Rata-rata koloni : 75,5
CFU’s/ml = Jumlah Koloni x 1 x 1 CFU’s/ml = Jumlah Koloni x 1 x 1
p sp p sp
1 1 1 1
= 40 x x = 75,5 x x
10−4 10−1 10−5 10−1
= 40 x 105 = 755 x 105
Gambar 3.20 Hasil Pewarnaan Gram Koloni Bakteri Dominan Minggu Ke-3
1. Cawan 1 = 13 5 𝑎 𝑥 104
Densitas Koloni ( N) =
2. Cawan 2 = 19 𝑏𝑥𝑡
13+19
Rata-rata Cawan (a) = 5(16)𝑥 104
2 N=
= 16 63,64 𝑥 15
N = 0,83 x 103 CFU’s/ml
1. Cawan 1 = 9 5 𝑎 𝑥 104
Densitas Koloni ( N) =
2. Cawan 2 = 6 𝑏𝑥𝑡
9+6
Rata-rata Cawan (a) = 5(7,5)𝑥 104
2 N=
= 7,5 63,64 𝑥 15
N = 0,39 x 103 CFU’s/ml
A. Kesimpulan
B. Saran
Suparti, S., Barokah, S. E., Agustina, L., & Agustina, P. (2018). EFEKTIFITAS
MEDIA CAMPURAN JERAMI PADI DAN DAUN PISANG KERING
TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella
volvaceae). In Prosiding SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains) (pp.
191-197).
Sharma, S., Rajat, K., Prasad, R., & Vasudevan, P. (1999). Biology and potential of
Psidium guajava. Journal of Scientific and Industrial Research, 58(6), pp.
441-421.
Fernando, J. A., Huboyo, H. S., & Zaman, B., 2017. Identifikasi Kontribusi
Pencemaran Pm10 Menggunakan Metode Reseptor Chemical Mass Balance
(Cmb)(Studi Kasus: Kota Pekanbaru, Provinsi Riau). Jurnal Teknik
Lingkungan, 6(2), pp. 1-13.
Fithri, N. K., Handayani, P., & Vionalita, G., 2016. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Jumlah Mikroorganisme Udara Dalam Ruang Kelas
Lantai 8 Universitas Esa Unggul. Forum Ilmiah, 13(1), pp. 21-26.
Mirhoseini, S. H., Nikaeen, M., Satoh, K., & Makimura, K., 2016. Assessment of
airborne particles in indoor environments: Applicability of particle counting
for prediction of bioaerosol concentrations. Aerosol and Air Quality
Research, 16(8), pp. 1903-1910.
Pasquarella. C, Pitzurrat. O, & Savino. A., 2000. The Index of Microbial Air
Contamination. Journal of Hospital Infection Society. 1(2), pp. 241-256.
Pelczar, M.J. & Chan, E.C.S., 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Pudjadi, E., Suciyani, R., Sahira, I. G., & Pikoli, M. R., 2015. Kualitas mikrobiologis
udara di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Al-Kauniyah: Jurnal
Biologi, 8(2), pp. 59-65.
Purnamasari, T., Suharno, S., & Selviana, S., 2017. Hubungan Faktor Lingkungan
dan Standar Luas Ruangan dengan Kualitas Mikrobiologi Udara pada Ruang
Perawatan Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak. Jumantik, 4(1). pp. 1-10.