Laprak Fisdas Pendinginan Air
Laprak Fisdas Pendinginan Air
PENDINGINAN AIR
Disusun oleh:
18/424175/PA/18280
Geofisika
PENDAHULUAN
Air adalah komponen utama dalam kehidupan yang memiliki peran penting dalam
keberlangsungan hidup makhluk hidup yang ada di bumi. Air selalu ada di setiap sudut
kehidupan sehari-hari dan sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup. Air menutupi
hampir 71% permukaan bumi. Air sebagai suatu susunan molekul kimia tentu dapat
mengalami berbagai reaksi, termasuk salah satunya adalah pendinginan air.
Pendinginan air adalah proses menurunnya suhu air dari suhu awal yang tinggi menjadi
suhu yang lebih rendah diakibatkan oleh mengalirnya kalor dari sistem yang mengandung air
tersebut ke lingkungan disekitarnya. Contoh dari pendinginan air di kehidupan sehari-hari
adalah ketika merebus air untuk membuat minum seperti kopi, teh, susu, dan lain sebagainya,
setelah beberapa saat dituangkan ke dalam gelas suhunya akan lebih rendah dibandingkan
dengan suhu saat sebelum dituangkan. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan kalor dari
gelas ke lingkungan sehingga suhu di dalam gelas akan menurun.
Pada praktikum “Pendinginan Air” ini, praktikan akan mencoba untuk mengetahui
proses pendinginan air dan akan mencari tahu tentang apa saja faktor faktor yang
mempengaruhi pendinginan air tersebut.
1.2. Tujuan
DASAR TEORI
Pendinginan air berkaitan erat dengan proses perpindahan kalor. Kalor sendiri
merupakan suatu bentuk energi yang mengalir dari benda yang memiliki suhu tinggi menuju
benda yang bersuhu rendah. Hal itu menyebabkan kedua medium tersebut mencapai
kesetimbangan suhu (suhu yang sama). Proses yang terjadi inilah yang disebut dengan
perpindahan kalor.
Setiap benda memiliki energi yang berhubungan dengan gerak acak dari suatu atom-
atom atau molekul penyusunnya. Kalor dapat mengubah suhu suatu zat (kalor yang di lepas
sama dengan kalor yang di terima suatu zat). Perpindahan kalor sendiri di bagi menjadi 3
jenis yaitu, radiasi, konveksi, dan konduksi. Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa
melalui zat perantara. Konveksi merupakan perpindahan perpindahan panas yang disertai
dengan perpindahan partikel-partikel zat tersebut yang disebabkan oleh perbedaan massa
jenis. Sedangkan konduksi merupakan perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut.
Pada praktikum kali ini, sistem yang diamati adalah air panas di dalam gelas beker yang
mengalami perpindahan kalor secara konduksi dari medium air dengan gelas beker dengan
medium udara (lingkungan). Perpindahan kalor mengakibatkan cairan yang lebih panas dari
suhu sekelilingnya akan mendingin. Inilah mengapa terjadi pendinginan air.
Terdapat hipotesa bahwa kecepatan mendingin (turunnya suhu tiap satuan waktu) akan
berbanding lurus dengan selisih suhu antara cairannya dan lingkungannya, dinyatakan
dengan rumus :
𝜕𝑇
= 𝛼(T – T0) (persamaan 2.1)
𝜕𝑡
Keterangan :
α= konstanta
T= suhu cairan
𝜕𝑇
= turunan fungsi suhu terhadap fungsi waktu
𝜕𝑡
Kecepatan mendingin air merupakan tingkat sesaat dari penurunan atau perubahan suhu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan mendinginnya air adalah besarnya volume yang
diberikan kepada wadah serta besarnya luas permukaan wadah yang digunakan.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. 6 Gelas Beker (3 Gelas Beker ukuran 250 ml dan 3 Gelas Beker Ukuran 100 ml)
2. 6 Termometer
3. Stopwatch
3.3.1. Percobaan 1
3. Gelas Beker dengan volume 250 ml di isi air panas sebanyak 150 ml lalu di
tutup
4. Suhu pada termometer gelas akan naik, di tunggu hingga mencapai suhu
maksimum, yaitu ketika raksa berhenti bergerak.
menit).
3.3.2. Percobaan 2
3. Gelas Beker dengan volume 100 ml di isi air panas sebanyak 100 ml lalu di
tutup
4. Suhu pada termometer gelas akan naik, di tunggu hingga mencapai suhu
maksimum, yaitu ketika raksa berhenti bergerak.
menit).
4.1. Data
Tabel 4.1.1 gelas beker 250 ml diisi air panas 150 ml dengan T0 = 29℃
1 0 75 46 3,83 ± 0,91
2 2 72 43 3,76 ± 0,85
3 4 70 41 3,71 ± 0,79
4 6 68 39 3,66 ± 0,77
5 8 66 37 3,61 ± 0,76
6 10 64 35 3,56 ± 0,69
7 12 63 34 3,53 ± 0,67
8 14 62 33 3,50 ± 0,62
9 16 60 31 3,43 ± 0,57
10 18 30 3,40 ± 0,54
59
11 20 29 3,37 ± 0,51
58
Tabel 4.1.2 gelas beker 250 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃
2 2 65 37 3,61 ± 0,76
3 4 62 34 3,53 ± 0,67
4 6 60 32 3,47 ± 0,60
5 8 58 30 3,40 ± 0,54
6 10 56 28 3,33 ± 0,48
7 12 54 26 3,26 ± 0,43
8 14 53 25 3,22 ± 0,40
9 16 51 23 3,14 ± 0,37
10 18 50 22 3,09 ± 0,34
11 20 49 21 3,04 ± 0,31
Tabel 4.1.3 gelas beker 250 ml diisi air panas 75ml dengan T0 = 28℃
2 2 62 34 3,53 ± 0,67
3 4 59 31 3,43 ± 0,57
4 6 56 28 3,33 ± 0,48
5 8 54 26 3,26 ± 0,43
6 10 52 24 3,18 ± 0,39
7 12 51 23 3,14 ± 0,37
8 14 50 22 3,09 ± 0,34
9 16 48 20 3,00 ± 0,31
10 18 47 19 2,94 ± 0,28
11 20 46 18 2,89 ± 0,26
Tabel 4.1.4 gelas beker 100 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃
2 2 63 36 3,58 ±0,72
3 4 61 34 3,53 ±0,67
4 6 59 32 3,47 ±0,60
5 8 58 31 3,43 ±0,57
6 10 56 29 3,37 ±0,51
7 12 55 28 3,33 ±0,48
54
8 14 27 3,30 ±0,46
53
9 16 26 3,26 ±0,43
52
10 18 25 3,22 ±0,40
51
11 20 24 3,18 ±0,39
Tabel 4.1.5 gelas beker 250 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃
1 0 68 41 3,71 ±0,79
2 2 65 38 3,64 ±0,76
3 4 62 35 3,56 ± 0,69
4 6 60 33 3,50 ±0,62
5 8 58 31 3,43 ±0,53
56
6 10 29 3,37 ±0,51
54
7 12 27 3,30 ±0,46
53
8 14 26 3,26 ±0,43
51
9 16 24 3,18 ±0,39
50
10 18 23 3,14 ±0,37
49
11 20 22 3,09 ±0,34
Tabel 4.1.6 gelas beker 600 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃
1 0 58 31 3,43 ±0,53
2 2 56 29 3,37 ±0,51
3 4 54 27 3,30 ±0,46
4 6 52 25 3,22 ±0,40
5 8 50 23 3,14 ±0,37
49
6 10 22 3,09 ±0,34
47
7 12 20 3,00 ±0,31
46
8 14 19 2,94 ±0,28
45
9 16 18 2,89 ±0,26
44
10 18 17 2,83 ±0,23
43
11 20 16 2,77 ±0,19
4.2. Grafik
4.3. Pembahasan
Terdapat dua metode yang digunakan praktikan dalam praktikum pendinginan air
ini. Pertama adalah metode grafik, pada metode ini terdapat data waktu (t), suhu air
setiap selang waktu 2 menit (T), suhu lingkungan (T0) dan selisih suhu (T-T0). Sumbu x
pada grafik menunjukkan satuan waktu yakni t, sedangkan sumbu y pada grafik
menunjukkan nilai h (T-T0) yang keduanya menunjukkan metode regresi linier,
tujuannya untuk memperoleh konstanta pendingin air dari( 𝑚 ± ∆𝑚 =)
Dari perhitungan yang telah dilakukan, maka di peroleh konstanta pendinginan air,
yaitu :
Gelas beker 250 ml, volume air 75ml = (𝛼 ± ∆𝛼) =-(283 + 86)10-4 / menit
Gelas beker 250 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼)= -(223 + 49)10-4 / menit
Gelas beker 250 ml, volume air 150 ml = (𝛼 ± ∆𝛼)= -(192 + 49)10-4 / menit
2. Percobaan 2 (variasi ukuran gelas beker berbeda dengan volume sama)
Gelas beker 100 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(225 + 70)10-4 / menit
Gelas beker 250 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(225 + 50)10-4 / menit
Gelas beker 600 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(321 + 50)10-4 / menit
Dari perhitungan data di peroleh nilai konstanta pendinginan air () kita bisa
mengetahui bahwa apabila luas permukaan wadah semakin besar maka konstanta
pendingin air juga semakin besar. Dan sebaliknya, apabila luas permukaan semakin kecil
maka konstanta pendingin air juga akan semakin kecil.
Semakin besar volume air yang dimasukkan, maka konstanta akan semakin kecil
(penurunan suhu akan semakin lama). Dan apabila semakin kecil volume air maka
konstanta pendingin air akan semakin besar (penurunan suhu akan semakin cepat).
Jadi, semakin luas permukaan wadah maka penurunan suhu akan semakin cepat.
Dan berlaku pula semakin kecil luas permukaan maka penurunan suhu akan semakin
lama.
Penyimpangan-penyimpangan yang ada pada grafik hasil percobaan dari semua hasil
eksperimen disebabkan oleh beberapa faktor kemungkinan seperti ketidaktepatan
membaca skala termometer saat air raksa bergerak turun atau ketidaktepatan membaca
pengukuran waktu dengan stopwatch.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Pendinginan air adalah proses menurunnya suhu air dari suhu awal yang tinggi
menjadi suhu yang lebih rendah diakibatkan oleh mengalirnya kalor dari sistem yang
mengandung air tersebut ke lingkungan disekitarnya.
1. konstanta pendinginan air:
a. Percobaan dengan gelas beker sama, volume berbeda:
Gelas beker 250 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(283 + 86)10-4 / menit
Gelas beker 250 ml, volume air 150 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(223 + 49)10-4 / menit
Gelas beker 250 ml, volume air 200 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(192 + 49)10-4 / menit
b. Percobaan dengan gelas beker berbeda, volume sama:
Gelas beker 100 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(225 + 70)10-4 / menit
Gelas beker 250 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼)= -(225 + 50)10-4 / menit
Gelas beker 600 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(321 + 50)10-4 / menit
2. faktor yang mempengaruhi proses pendinginan air diantaaranya luas permukaan
wadah, volume cairan, dan suhu lingkungan
3. Semakin besar luas permukaan wadah, maka konstanta pendinginan air semakin
besar (penurunan suhu semakin cepat), juga sebaliknya semakin kecil luas
permukaan wadah, maka konstanta pendinginan air semakin kecil (penurunan
suhu semakin lambat).
4. Semakin besar volume air, maka konstanta pendinginan air semakin kecil
(penurunan suhu semakin lambat), juga sebaliknya semakin kecil volume air,
maka konstanta pendinginan air semakin besar (penurunan suhu semakin cepat).
5. Suhu lingkungan yang rendah akan mempercepat pendinginan air dan sebaliknya.
5.2 SARAN
1. Hendaknya pada saat praktikum, praktikan memahami dan menguasai materi.
2. Praktikan harus lebih teliti saat pengambilan data,
3. Alat harus dicek lebih dahulu sebelum digunakan.
4. Berhati-hati menggunakan peralatan lab.
DAFTAR PUSTAKA
Staf Laboratorium Fisika Dasar 2018. Panduan Praktikum Fisika Dasar Yogyakarta :
Laboratorium Fisika Dasar UGM
Asisten Praktikan
Mencari m
3971,57−4108,491 1 2148323,146−2966725,938+1433914,624
m= = 9 (127,174 − )
16940−12100 16940−12100
m = -0,028298 Sy = 0,018165
𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
11
= 0,018165(16940−12100)1/2
= 0,000865
Mencari m
4066,2−4174,128 1 221756,205−3086005,623+1503093,009
m= = 9 (131,124 − )
16940−12100 16940−12100
m = -0,022299 Sy = 0,010488
𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
11
= 0,010411(16940−12100)1/2
= 0,000499
Mencari m
4076,05−4169,008 1 2212071,400−3089645,900+1510380,328
m= = 9 (130,746 − )
16940−12100 16940−12100
m = -0,019206 Sy = 0,010488
𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
11
= 0,010488(16940−12100)1/2
= 0,000499
Mencari m
4001,43−4110,394 1
m= = 9 (127,160 −
16940−12100
2150290,741−2990425,707+1455582,770
)
16940−12100
m = -0,0225132 Sy = 0,014832
𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
11
= 0,014832(16940−12100)1/2
= 0,000707
Mencari m
3919,728−4043,128 1
m= = 9 (123,106 −
16940−12100
2080545,445−2881471,182+1396752,212
)
16940−12100
m = -0,025496 Sy = 0,010488
𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
11
= 0,010488(16940−12100)1/2
= 0,000499
Mencari m
3602,716−3758,206 1
m= = 9 (106,572 −
16940−12100
1797665,956−2461810,630+1179962,854
)
16940−12100
m = -0,032126 Sy = 0,010488
𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
11
= 0,010488(16940−12100)1/2
= 0,000499