Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENDINGINAN AIR

Disusun oleh:

Tamya Fadly Nurlaely

18/424175/PA/18280

Geofisika

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air adalah komponen utama dalam kehidupan yang memiliki peran penting dalam
keberlangsungan hidup makhluk hidup yang ada di bumi. Air selalu ada di setiap sudut
kehidupan sehari-hari dan sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup. Air menutupi
hampir 71% permukaan bumi. Air sebagai suatu susunan molekul kimia tentu dapat
mengalami berbagai reaksi, termasuk salah satunya adalah pendinginan air.

Pendinginan air adalah proses menurunnya suhu air dari suhu awal yang tinggi menjadi
suhu yang lebih rendah diakibatkan oleh mengalirnya kalor dari sistem yang mengandung air
tersebut ke lingkungan disekitarnya. Contoh dari pendinginan air di kehidupan sehari-hari
adalah ketika merebus air untuk membuat minum seperti kopi, teh, susu, dan lain sebagainya,
setelah beberapa saat dituangkan ke dalam gelas suhunya akan lebih rendah dibandingkan
dengan suhu saat sebelum dituangkan. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan kalor dari
gelas ke lingkungan sehingga suhu di dalam gelas akan menurun.

Pada praktikum “Pendinginan Air” ini, praktikan akan mencoba untuk mengetahui
proses pendinginan air dan akan mencari tahu tentang apa saja faktor faktor yang
mempengaruhi pendinginan air tersebut.

1.2. Tujuan

1.2.1.Belajar menerapkan dan mengartikan (menginterpretasikan) grafik.

1.2.2.Menentukan konstanta pendinginan air

1.2.3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pendinginan air.


BAB II

DASAR TEORI

Pendinginan air berkaitan erat dengan proses perpindahan kalor. Kalor sendiri
merupakan suatu bentuk energi yang mengalir dari benda yang memiliki suhu tinggi menuju
benda yang bersuhu rendah. Hal itu menyebabkan kedua medium tersebut mencapai
kesetimbangan suhu (suhu yang sama). Proses yang terjadi inilah yang disebut dengan
perpindahan kalor.

Setiap benda memiliki energi yang berhubungan dengan gerak acak dari suatu atom-
atom atau molekul penyusunnya. Kalor dapat mengubah suhu suatu zat (kalor yang di lepas
sama dengan kalor yang di terima suatu zat). Perpindahan kalor sendiri di bagi menjadi 3
jenis yaitu, radiasi, konveksi, dan konduksi. Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa
melalui zat perantara. Konveksi merupakan perpindahan perpindahan panas yang disertai
dengan perpindahan partikel-partikel zat tersebut yang disebabkan oleh perbedaan massa
jenis. Sedangkan konduksi merupakan perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut.

Pada praktikum kali ini, sistem yang diamati adalah air panas di dalam gelas beker yang
mengalami perpindahan kalor secara konduksi dari medium air dengan gelas beker dengan
medium udara (lingkungan). Perpindahan kalor mengakibatkan cairan yang lebih panas dari
suhu sekelilingnya akan mendingin. Inilah mengapa terjadi pendinginan air.

Terdapat hipotesa bahwa kecepatan mendingin (turunnya suhu tiap satuan waktu) akan
berbanding lurus dengan selisih suhu antara cairannya dan lingkungannya, dinyatakan
dengan rumus :

𝜕𝑇
= 𝛼(T – T0) (persamaan 2.1)
𝜕𝑡

Keterangan :

α= konstanta

T= suhu cairan

To= suhu lingkungan

𝜕𝑇
= turunan fungsi suhu terhadap fungsi waktu
𝜕𝑡
Kecepatan mendingin air merupakan tingkat sesaat dari penurunan atau perubahan suhu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan mendinginnya air adalah besarnya volume yang
diberikan kepada wadah serta besarnya luas permukaan wadah yang digunakan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

1. 6 Gelas Beker (3 Gelas Beker ukuran 250 ml dan 3 Gelas Beker Ukuran 100 ml)

2. 6 Termometer

3. Stopwatch

4. Termos dengan air panas

3.2. Skema Percobaan

3.2.1. Ukuran gelas beker sama, volume berbeda

3.2.2. Ukuran gelas beker berbeda, volume sama


3.3. Tata Laksana Percobaan

3.3.1. Percobaan 1

1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Suhu ruangan di ukur dengan termometer dan di catat sebagai To

3. Gelas Beker dengan volume 250 ml di isi air panas sebanyak 150 ml lalu di
tutup

4. Suhu pada termometer gelas akan naik, di tunggu hingga mencapai suhu
maksimum, yaitu ketika raksa berhenti bergerak.

5. Tekan tombol start pada stopwatch.

6. Suhu yang ditunjukkan termometer di amati kemudian di catat setiap

selang waktu 2 menit (lakukan hingga mendapat 11 data 0 menit- 20

menit).

7. Langkah 2-6 di ulang untuk gelas berukuran 100 ml dan 75 ml

3.3.2. Percobaan 2

1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Suhu ruangan di ukur dengan termometer dan di catat sebagai To

3. Gelas Beker dengan volume 100 ml di isi air panas sebanyak 100 ml lalu di
tutup

4. Suhu pada termometer gelas akan naik, di tunggu hingga mencapai suhu
maksimum, yaitu ketika raksa berhenti bergerak.

5. Tekan tombol start pada stopwatch.

6. Suhu yang ditunjukkan termometer di amati kemudian di catat setiap

selang waktu 2 menit (lakukan hingga mendapat 11 data 0 menit- 20

menit).

8. Langkah 2-6 di ulang untuk gelas berukuran250 ml dan 600ml


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data

Ukuran gelas beker sama, volume berbeda

Tabel 4.1.1 gelas beker 250 ml diisi air panas 150 ml dengan T0 = 29℃

NO t(menit) T(℃) (T-T0)℃ Ln(T-T0)±∆𝑙𝑛(T − T0)

1 0 75 46 3,83 ± 0,91

2 2 72 43 3,76 ± 0,85

3 4 70 41 3,71 ± 0,79

4 6 68 39 3,66 ± 0,77

5 8 66 37 3,61 ± 0,76

6 10 64 35 3,56 ± 0,69

7 12 63 34 3,53 ± 0,67

8 14 62 33 3,50 ± 0,62

9 16 60 31 3,43 ± 0,57

10 18 30 3,40 ± 0,54
59

11 20 29 3,37 ± 0,51
58

Tabel 4.1.2 gelas beker 250 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃

NO t(menit) T(℃) (T-T0)℃ Ln(T-T0)±∆𝑙𝑛(T − T0)


1 0 68 40 3,69 ± 0,78

2 2 65 37 3,61 ± 0,76

3 4 62 34 3,53 ± 0,67

4 6 60 32 3,47 ± 0,60

5 8 58 30 3,40 ± 0,54
6 10 56 28 3,33 ± 0,48

7 12 54 26 3,26 ± 0,43

8 14 53 25 3,22 ± 0,40

9 16 51 23 3,14 ± 0,37

10 18 50 22 3,09 ± 0,34

11 20 49 21 3,04 ± 0,31

Tabel 4.1.3 gelas beker 250 ml diisi air panas 75ml dengan T0 = 28℃

NO t(menit) T(℃) (T-T0)℃ Ln(T-T0)±∆𝑙𝑛(T − T0)


1 0 66 38 3,64 ± 0,76

2 2 62 34 3,53 ± 0,67

3 4 59 31 3,43 ± 0,57

4 6 56 28 3,33 ± 0,48

5 8 54 26 3,26 ± 0,43

6 10 52 24 3,18 ± 0,39

7 12 51 23 3,14 ± 0,37

8 14 50 22 3,09 ± 0,34

9 16 48 20 3,00 ± 0,31

10 18 47 19 2,94 ± 0,28

11 20 46 18 2,89 ± 0,26

Ukuran gelas beker berbeda volume sama

Tabel 4.1.4 gelas beker 100 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃

NO t(menit) T(℃) (T-T0)℃ Ln(T-T0)±∆𝑙𝑛(T − T0)


1 0 65 38 3,64 ±0,76

2 2 63 36 3,58 ±0,72
3 4 61 34 3,53 ±0,67

4 6 59 32 3,47 ±0,60

5 8 58 31 3,43 ±0,57

6 10 56 29 3,37 ±0,51

7 12 55 28 3,33 ±0,48

54
8 14 27 3,30 ±0,46

53
9 16 26 3,26 ±0,43
52
10 18 25 3,22 ±0,40
51
11 20 24 3,18 ±0,39

Tabel 4.1.5 gelas beker 250 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃

NO t(menit) T(℃) (T-T0)℃ Ln(T-T0)±∆𝑙𝑛(T − T0)

1 0 68 41 3,71 ±0,79

2 2 65 38 3,64 ±0,76

3 4 62 35 3,56 ± 0,69

4 6 60 33 3,50 ±0,62

5 8 58 31 3,43 ±0,53

56
6 10 29 3,37 ±0,51

54
7 12 27 3,30 ±0,46
53
8 14 26 3,26 ±0,43
51
9 16 24 3,18 ±0,39
50
10 18 23 3,14 ±0,37
49
11 20 22 3,09 ±0,34
Tabel 4.1.6 gelas beker 600 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃

NO t(menit) T(℃) (T-T0)℃ Ln(T-T0)±∆𝑙𝑛(T − T0)

1 0 58 31 3,43 ±0,53

2 2 56 29 3,37 ±0,51

3 4 54 27 3,30 ±0,46

4 6 52 25 3,22 ±0,40

5 8 50 23 3,14 ±0,37

49
6 10 22 3,09 ±0,34

47
7 12 20 3,00 ±0,31
46
8 14 19 2,94 ±0,28
45
9 16 18 2,89 ±0,26
44
10 18 17 2,83 ±0,23
43
11 20 16 2,77 ±0,19
4.2. Grafik
4.3. Pembahasan

Pada praktikum pendinginan air ini, praktikan melakukan 2 macam percobaan.


Percobaan pertama yaitu pendinginan air pada 3 buah gelas dengan ukuran yang berbeda
(100 ml, 250 ml, 600 ml)tetapi volume sama(100 ml). Percobaan kedua adalah
pendinginan air pada 3 buah gelas dengan ukuran sama (250 ml) tetapi volumenya
berbeda (150 ml, 100 ml, 75 ml). percobaan dilakukan dengan mengukur dan mencatat
penurunan suhu dengan selang waktu 2 menit selama 20 menit sehingga mendapatkan 11
data percobaan,

Terdapat dua metode yang digunakan praktikan dalam praktikum pendinginan air
ini. Pertama adalah metode grafik, pada metode ini terdapat data waktu (t), suhu air
setiap selang waktu 2 menit (T), suhu lingkungan (T0) dan selisih suhu (T-T0). Sumbu x
pada grafik menunjukkan satuan waktu yakni t, sedangkan sumbu y pada grafik
menunjukkan nilai h (T-T0) yang keduanya menunjukkan metode regresi linier,
tujuannya untuk memperoleh konstanta pendingin air dari( 𝑚 ± ∆𝑚 =)

Dari perhitungan yang telah dilakukan, maka di peroleh konstanta pendinginan air,
yaitu :

1. Percobaan 1 (variasi ukuran gelas beker sama dengan volume berbeda)

Gelas beker 250 ml, volume air 75ml = (𝛼 ± ∆𝛼) =-(283 + 86)10-4 / menit
Gelas beker 250 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼)= -(223 + 49)10-4 / menit
Gelas beker 250 ml, volume air 150 ml = (𝛼 ± ∆𝛼)= -(192 + 49)10-4 / menit
2. Percobaan 2 (variasi ukuran gelas beker berbeda dengan volume sama)

Gelas beker 100 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(225 + 70)10-4 / menit
Gelas beker 250 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(225 + 50)10-4 / menit
Gelas beker 600 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(321 + 50)10-4 / menit
Dari perhitungan data di peroleh nilai konstanta pendinginan air () kita bisa
mengetahui bahwa apabila luas permukaan wadah semakin besar maka konstanta
pendingin air juga semakin besar. Dan sebaliknya, apabila luas permukaan semakin kecil
maka konstanta pendingin air juga akan semakin kecil.

Semakin besar volume air yang dimasukkan, maka konstanta akan semakin kecil
(penurunan suhu akan semakin lama). Dan apabila semakin kecil volume air maka
konstanta pendingin air akan semakin besar (penurunan suhu akan semakin cepat).
Jadi, semakin luas permukaan wadah maka penurunan suhu akan semakin cepat.
Dan berlaku pula semakin kecil luas permukaan maka penurunan suhu akan semakin
lama.

Dari hal-hal tersebut dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


proses pendinginan air adalah volume air, luas permukaan wadah, dan juga suhu
lingkungan yang ikut berpengaruh dalam proses pendinginan air.

Penyimpangan-penyimpangan yang ada pada grafik hasil percobaan dari semua hasil
eksperimen disebabkan oleh beberapa faktor kemungkinan seperti ketidaktepatan
membaca skala termometer saat air raksa bergerak turun atau ketidaktepatan membaca
pengukuran waktu dengan stopwatch.
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Pendinginan air adalah proses menurunnya suhu air dari suhu awal yang tinggi
menjadi suhu yang lebih rendah diakibatkan oleh mengalirnya kalor dari sistem yang
mengandung air tersebut ke lingkungan disekitarnya.
1. konstanta pendinginan air:
a. Percobaan dengan gelas beker sama, volume berbeda:
 Gelas beker 250 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(283 + 86)10-4 / menit
 Gelas beker 250 ml, volume air 150 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(223 + 49)10-4 / menit
 Gelas beker 250 ml, volume air 200 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(192 + 49)10-4 / menit
b. Percobaan dengan gelas beker berbeda, volume sama:
 Gelas beker 100 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(225 + 70)10-4 / menit
 Gelas beker 250 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼)= -(225 + 50)10-4 / menit
 Gelas beker 600 ml, volume air 100 ml = (𝛼 ± ∆𝛼) = -(321 + 50)10-4 / menit
2. faktor yang mempengaruhi proses pendinginan air diantaaranya luas permukaan
wadah, volume cairan, dan suhu lingkungan
3. Semakin besar luas permukaan wadah, maka konstanta pendinginan air semakin
besar (penurunan suhu semakin cepat), juga sebaliknya semakin kecil luas
permukaan wadah, maka konstanta pendinginan air semakin kecil (penurunan
suhu semakin lambat).
4. Semakin besar volume air, maka konstanta pendinginan air semakin kecil
(penurunan suhu semakin lambat), juga sebaliknya semakin kecil volume air,
maka konstanta pendinginan air semakin besar (penurunan suhu semakin cepat).
5. Suhu lingkungan yang rendah akan mempercepat pendinginan air dan sebaliknya.
5.2 SARAN
1. Hendaknya pada saat praktikum, praktikan memahami dan menguasai materi.
2. Praktikan harus lebih teliti saat pengambilan data,
3. Alat harus dicek lebih dahulu sebelum digunakan.
4. Berhati-hati menggunakan peralatan lab.
DAFTAR PUSTAKA

Staf Laboratorium Fisika Dasar 2018. Panduan Praktikum Fisika Dasar Yogyakarta :
Laboratorium Fisika Dasar UGM

Mahardika, I. P. A. S., 2013. Laporan Praktikum. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA


DASAR II, pp. 1-16.
P., A. Q. T., 2012. Laporan Praktikum. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR, pp.
1-25.

Yogyakarta, 17 November 2018

Asisten Praktikan

Dina Wardiningsih Tamya Fadly Nurlaely


LAMPIRAN

1. gelas beker 250 ml diisi air panas 150ml dengan T0 = 29℃

No T (menit) (x) Ln (T-T0) (y) X2 Y2 XY


1 0 3,83 0 14,7 0
2 2 3,76 4 14,1 7,5
3 4 3,71 16 13,8 14,9
4 6 3,66 36 13,4 22
5 8 3,61 64 13,0 28,9
6 10 3,56 100 12,6 35,6
7 12 3,53 144 12,4 42,3
8 14 3,50 196 12,2 49
9 16 3,43 256 11,8 54,9
10 18 3,40 324 11,6 61,2
11 20 3,37 400 11,3 67,3

Mencari m

𝑁 ∑(𝑥𝑦). ∑𝑥. ∑𝑦 1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 −2∑𝑥 ∑𝑦 ∑𝑥𝑦 +𝑁 (∑𝑥𝑦)2


m= Sy2 = 𝑁−2 (∑𝑦 2 − )
𝑁 ∑𝑥 2 .(∑𝑥)2 𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

3971,57−4108,491 1 2148323,146−2966725,938+1433914,624
m= = 9 (127,174 − )
16940−12100 16940−12100

m = -0,028298 Sy = 0,018165

𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

11
= 0,018165(16940−12100)1/2

= 0,000865

𝑚 ± ∆𝑚 = -(283 + 86)10-4 / menit

(𝛼 ± ∆𝛼) = -(283 + 86)10-4 / menit


2. gelas beker 250 ml diisi air panas 100ml dengan T0 = 29℃

No T (menit) (x) Ln (T-T0) (y) X2 Y2 XY


1 0 3,69 0 13,6 0
2 2 3,61 4 13,1 7,2
3 4 3,53 16 12,4 14,3
4 6 3,43 36 12,1 21,1
5 8 3,40 64 11,6 27,8
6 10 3,33 100 11,1 34,3
7 12 3,26 144 10,6 40,8
8 14 3,22 196 10,4 47,1
9 16 3,14 256 9,8 53
10 18 3,09 324 9,6 58,9
11 20 3,04 400 9,3 64,7

Mencari m

𝑁 ∑(𝑥𝑦). ∑𝑥. ∑𝑦 1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 −2∑𝑥 ∑𝑦 ∑𝑥𝑦 +𝑁 (∑𝑥𝑦)2


m= Sy2 = 𝑁−2 (∑𝑦 2 − )
𝑁 ∑𝑥 2 .(∑𝑥)2 𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

4066,2−4174,128 1 221756,205−3086005,623+1503093,009
m= = 9 (131,124 − )
16940−12100 16940−12100

m = -0,022299 Sy = 0,010488

𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

11
= 0,010411(16940−12100)1/2

= 0,000499

𝑚 ± ∆𝑚 = -(223 + 49)10-4 / menit

(𝛼 ± ∆𝛼) = -(223 + 49)10-4 / menit


3.gelas beker 250 ml diisi air panas 75ml dengan T0 = 29℃

No T (menit) (x) Ln (T-T0) (y) X2 Y2 XY


1 0 3,63 0 13,2 0
2 2 3,61 4 13,1 7,2
3 4 3,55 16 12,6 14,2
4 6 3,52 36 12,4 21,1
5 8 3,48 64 12,1 27,8
6 10 3,43 100 11,7 34,3
7 12 3,40 144 11,5 40,8
8 14 3,36 196 11,3 47,1
9 16 3,33 256 11,1 53,3
10 18 3,29 324 10,8 59,3
11 20 3,25 400 10,6 65,1

 Mencari m

𝑁 ∑(𝑥𝑦). ∑𝑥. ∑𝑦 1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 −2∑𝑥 ∑𝑦 ∑𝑥𝑦 +𝑁 (∑𝑥𝑦)2


m= Sy2 = 𝑁−2 (∑𝑦 2 − )
𝑁 ∑𝑥 2 .(∑𝑥)2 𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

4076,05−4169,008 1 2212071,400−3089645,900+1510380,328
m= = 9 (130,746 − )
16940−12100 16940−12100

m = -0,019206 Sy = 0,010488

𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

11
= 0,010488(16940−12100)1/2

= 0,000499

𝑚 ± ∆𝑚 = -(192 + 49)10-4 / menit

(𝛼 ± ∆𝛼) = -(192 + 49)10-4 / menit


4.gelas beker 100 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃
NO t (menit) (X) Ln(T-T0) ( Y) X2 Y2 XY
1. 0 3,677 0 13,272 0
2. 2 3,583 4 12,841 7,167
3. 4 3,526 16 12,435 14,105
4. 6 3,481 36 12,119 20,887
5. 8 3,433 64 11,792 22,471
6. 10 3,384 100 11,454 33,843
7. 12 3,349 144 11,221 40,198
8. 14 3,303 196 10,911 46,245
9. 16 3,261 256 10,640 52,190
10. 18 3,222 324 10,386 58,011
11. 20 3,182 400 10,126 63,644
∑ 110 37,367 1540 127,160 363,766

Mencari m

𝑁 ∑(𝑥𝑦). ∑𝑥. ∑𝑦 1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 −2∑𝑥 ∑𝑦 ∑𝑥𝑦 +𝑁 (∑𝑥𝑦)2


m= Sy2 = 𝑁−2 (∑𝑦 2 − )
𝑁 ∑𝑥 2 .(∑𝑥)2 𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

4001,43−4110,394 1
m= = 9 (127,160 −
16940−12100
2150290,741−2990425,707+1455582,770
)
16940−12100

m = -0,0225132 Sy = 0,014832

𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

11
= 0,014832(16940−12100)1/2

= 0,000707

𝑚 ± ∆𝑚 = -(225 + 70)10-4 / menit

(𝛼 ± ∆𝛼) = -(225 + 70)10-4 / menit


5.gelas beker 250 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃
NO t (menit) (X) Ln(T-T0) ( Y) X2 Y2 XY
1. 0 3,610 0 13,038 0
2. 2 3,555 4 12,640 7,110
3. 4 3,496 16 12,225 13,986
4. 6 3,433 36 11,792 20,603
5. 8 3,401 64 11,568 27,209
6. 10 3,332 100 11,103 33,322
7. 12 3,258 144 10,615 39,097
8. 14 3,218 196 10,361 45,064
9. 16 3,178 256 10,100 50,888
10. 18 3,157 324 9,966 56,826
11. 20 3,113 400 9,693 62,270
∑ 110 36,755 1540 193,105 356,336

Mencari m

𝑁 ∑(𝑥𝑦). ∑𝑥. ∑𝑦 1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 −2∑𝑥 ∑𝑦 ∑𝑥𝑦 +𝑁 (∑𝑥𝑦)2


m= Sy2 = 𝑁−2 (∑𝑦 2 − )
𝑁 ∑𝑥 2 .(∑𝑥)2 𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

3919,728−4043,128 1
m= = 9 (123,106 −
16940−12100
2080545,445−2881471,182+1396752,212
)
16940−12100

m = -0,025496 Sy = 0,010488

𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

11
= 0,010488(16940−12100)1/2

= 0,000499

𝑚 ± ∆𝑚 = -(255 + 50)10-4 / menit

(𝛼 ± ∆𝛼) = -(225 + 50)10-4 / menit


6.gelas beker 600 ml diisi air panas 100 ml dengan T0 = 27℃

NO t (menit) (X) Ln(T-T0) ( Y) X2 Y2 XY


1. 0 3,433 0 11,792 0
2. 2 3,384 4 11,454 6,768
3. 4 3,295 16 10,862 13,143
4. 6 3,218 36 10,361 19,313
5. 8 3,169 64 10,046 25,357
6. 10 3,091 100 9,554 30,910
7. 12 3,039 144 9,240 36,476
8. 14 2,970 196 8,823 41,585
9. 16 2,901 256 8,418 46,422
10. 18 2,850 324 8,126 51,312
11. 20 2,809 400 7,892 56,188
∑ 110 34,165 1540 106,572 327,519

Mencari m

𝑁 ∑(𝑥𝑦). ∑𝑥. ∑𝑦 1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 −2∑𝑥 ∑𝑦 ∑𝑥𝑦 +𝑁 (∑𝑥𝑦)2


m= Sy2 = 𝑁−2 (∑𝑦 2 − )
𝑁 ∑𝑥 2 .(∑𝑥)2 𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

3602,716−3758,206 1
m= = 9 (106,572 −
16940−12100
1797665,956−2461810,630+1179962,854
)
16940−12100

m = -0,032126 Sy = 0,010488

𝑁
∆𝑚 = Sy √𝑁 ∑𝑥 2 − (∑𝑥)2

11
= 0,010488(16940−12100)1/2

= 0,000499

𝑚 ± ∆𝑚 = -(321 + 50)10-4 / menit

(𝛼 ± ∆𝛼) = -(321+ 50)10-4 / menit

Anda mungkin juga menyukai