Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Bas
Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Bas
1. Erlenmeyer
2. Pipet Tetes
3. Pipet volumetrik
4. Larutan HCL
5. Indikator PP
6. Larutan NaOH
8. Corong kecil
9. Buret
V. DATA PENGAMATAN
Senyawa asam dapat ditentukan konsentrasinya dengan cara menitrasi larutan tersebut dengan
larutan standart basa, dengan menggunakan indikato PP untuk menentukan titik akhir titrasi.
Larutan standart adalah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya (molaritasnya) secara pasti.
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain
yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut
sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
(disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa).
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam
erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik “titer” maupun “titrant” biasanya berupa larutan.
Prinsip Titrasi Asam basa:
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan
sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya
secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang
diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan
konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
2. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH → H2O + NH4+
Contoh :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO2
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH
Titrasi asam basa merupakan contoh analisis glumetri, yaitu suatu cara atau metode yang
menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret.
Proses titrasi asam basa sering dipantau dengan penggambaran pH larutan yang dianalisis sebagai
fungsi jumlah titran yang ditambahkan. Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan
basa lemah dalam air akan terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion
hidroksida selama titrasi dapat dihitung langsung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan.
Gambar yang diperoleh tesebut disebut kurva pH atau kurva titrasi. Pada titik ekuivalen dari
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen basa, maka hal ini
~Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat
~Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau
jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi: nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
VII. KESIMPULAN
Untuk menetralkan HCL dibutuhkan NaOH 0,1M sebanyak ῡ (volume rata rata titrasi) :
9,267 mL (dibulatkan menjadi 9,3 mL)
Dari proses titrasi ternyata diperoleh bahwa [HCL] sebanyak 0,93x10-4 M
[HCL] didapat dari rumus umum titrasi: nxMxV asam = nxVxM basa
Diketahui: Asam (HCL), Basa ( NaOH)
n asam: 1 n basa: 1
v asam: 10 mL v basa: 9,3 mL (hasil pembulatan)
M asam: dicari M basa: 0,1 M
1xMx10 = 1x9,3x0,1
0,1𝑥9,3
M=
10
diketahui:
M NaOH = 0,1 M
V NaOH = 9,3 mL
rumus mencari M:
𝑛
M = 𝑣 jadi n = M x v
diketahui:
M HCL = 9,3x10-2 M
V HCL = 10 mL
rumus mencari M:
𝑛
M = 𝑣 jadi n = M x v
Hasil mol HCL dan mol NaOH sama, hal tersebut karena dititrasi maka mol asam = mol basa.
d. Berapa molaritas larutan HCL ? Molaritas larutan HCL adalah 9,3x10-4 didapat dari dari rumus
umum titrasi: nxMxV asam = nxVxM basa
Diketahui: Asam (HCL), Basa ( NaOH)
n asam: 1
v asam: 10 mL
M2 = 0,05 M = 5x10-2 M
𝑔𝑟 1000
b. M = x
𝑀𝑟 50
1,85 1000
= x
𝑀𝑟 50
Mr = 7,4x102
Mr = 740
ArL+2x17 = 740
ArL+34 = 740
ArL = 706
IX. DAFTAR PUSTAKA
http://garda-pengetahuan.blogspot.co.id/2012/06/percobaan-hasil-dan-kesimpulan-titrasi.html
http://justblog-bali.blogspot.co.id/p/contoh-laporan-praktikum-titrasi-asam.html
https://kimiamath.wordpress.com/2015/05/26/laporan-praktikum-kimia-titrasi-asam-basa/
http://kimiastudycenter.com/kimia-xi/38-titrasi-asam-basa
http://muhammadinggitfauzi.blogspot.co.id/2015/10/laporan-praktikum-kimia-titrasi-asam.html
http://permatasarinur.blogspot.co.id/2014/03/laporan-kimia-titrasi-asam-dan-basa.html
http://www.academia.edu/19160878/Laporan_Praktikum_Kimia_Analisis_Titrasi_Asam_Basa
http://www.seorangpelajar.com/2015/10/laporan-praktikum-titrasi-asam-basa.html