Abstraks
Seperti kita ketahui penyakit mata pada manusia ada bermacam-macam seperti Glaukoma, Hordeolum,
Kalazion, Katarak, Konjungtivitis, Entropion. Penyakit mata adalah penyakit yang berbahaya, bila tidak segera
didiagnosa dan diobati maka dapat menimbulkan kebutaan pada mata ataupun timbul penyakit lainnya.
Penyakit mata tersebut dapat didiagnosa melalui gejala-gejala yang timbul yang diderita oleh manusia tersebut
ataupun melalui gambaran klinisnya. Dengan menggunakan sistem pakar maka penyakit mata tersebut dapat
didiagnosa dan diobati secara tepat dengan prinsip pembentukan basis aturan dan pembangunan komponen
dilakukan pada lingkungan pengembangan, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan sebagai sistem
konsultasi oleh orang yang bukan ahli ataupun yang sudah ahli.
Sistem pakar sebagai sistem yang mengadopsi kepakaran manusia ke dalam komputer dan memiliki
kedudukan strategis sebagai sistem yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan di bidang kedokteran.
Sulitnya menentukan jenis penyakit karena rumitnya berbagai gejala yang mengiringinya, dapat dibantu dengan
merepresentasikan gejala suatu penyakit ke dalam suatu bahasa pemrograman komputer (Wardana, 2008).
Pada penelitian ini, dikembangkan suatu metode untuk mediagnosa 26 jenis penyakit mata berdasarkan 53 jenis
gejala , gambaran klinis yang mengiringi serata pengobatan yang sesuai. Lingkungan pengembangan sistem
pakar pada penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman CLIPS.
1. PENDAHULUAN
Dalam ilmu penyakit mata, mata dikatakan dalam keadaan darurat bila terdapat keadaan dimana mata
akan terancam kehilangan fungsi penglihatan atau akan terjadi kebutaan bila tidak dilakukan tindakan ataupun
pengobatan secepatnya. Terancamnya mata untuk menjadi buta dapat diakibatkan oleh penyakit atau kelainan
mata dan trauma mata. Biasanya penderita meminta tolong dokter dengan keluhan yang dapat memberikan
pengarahan pada kemungkinan berat atau ringannya penderitaan si pasien. Keluhan yang biasa diberikan
penderita dengan kelainan mata ialah mata merah, mata sakit, mata lelah, lihat ganda, tajam penglihatan
menurun, pandangan tertutup, adanya kilatan lampu pada lapang pandang dan sakit kepala. Tidak semua mata
yang merah akan terancam menjadi buta, demikian pula tidak semua penglihatan yang kurang, berarti dalam
keadaan darurat atau memerlukan tindakan cepat (Illyas, 2000).
Clips (C Language Integrated Production System) merupakan suatu aplikasi atau program yang
digunakan sebagai pengembangan sistem pakar pada penelitian ini. Fakta dan aturan pada setiap jenis penyakit
ditanamkan pada program agar dapat mengetahui jenis penyakit yang sesuai dengan gejalanya yang telah
ditanamkan pada program tersebut. Pada penelitian ini, dikembangkan suatu metode untuk mediagnosa 26 jenis
penyakit mata berdasarkan 53 jenis gejala, gambaran klinis yang mengiringi, serata pengobatan yang sesuai.
Tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan sistem pakar yang dapat mengimbangi keterbatasan dokter
ahli dalam pemeriksaaan dan diagnosis penyakit mata.
Sistem pakar dapat dibangun dengan berbagai perangkat lunak seperti CLIPS, Prolog, LISP dan berbagai
perangkat lunak yang lain. CLIPS memiliki fasilitas yang lengkap untuk membangun suatu sistem pakar karena
memiliki berbagai fitur seperti editor yang terintegrasi dan debugging tool (Giarratano).
2. DASAR TEORI
2.1 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir
dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan
248
Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328
UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 Mei 2008
oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan. Pembentukan sistem pakar didasarkan pada suatu ide untuk
mentransfer pengetahuan seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain) ke dalam komputer. Pengetahuan
yang tersimpan ini selanjutnya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang sesuai dengan bidang
kepakaran tertentu. Peran sistem pakar dewasa ini semakin dirasa penting untuk menyelesaikan permasalahan
diberbagai bidang, termasuk bidang kesehatan.
Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu lingkungan pengembangan (development environment)
dan lingkungan konsultasi (consultation enviromnet). Pembentkan basis aturan dan pembangunan komponen
dilakukan pada lingkungan pengembangan, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan sebagai sistem
konsultasi oleh orang yang bukan ahli (Kusumadewi, 2003).
Berdasarkan pengalaman, kegagalan pembangunan sebuah sistem pakar disebabkan para ahli sangat
susah untuk menyatakan secara tepat pengetahuan dan aturan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
(Suyoto, 2004). Agar menjadi efektif, sistem pakar harus memuat sejumlah substansi kepakaran yang
terorganisir (Hayes-Roth, Waterman, and Lenat, 1983; Klahr and Waterman, 1986).
CLIPS (C Language Integrated Production System) adalah program expert system yang pertama kali di
release tahun 1986 dan dikembangkan oleh Software Technology Branch (STB), NASA/Lyndon B. Johnson
Space Center. Sejak perama kali dirilis, CLIPS menunjukkan perkembangan yang pesat, dan saat ini digunakan
oleh ribuan orang untuk mengembangkan sistem pakar diseluruh dunia (Giarratano).
Terdapat tiga cara untuk merepresentasikan pengetahuan pada CLIPS yaitu (Giarratano).:
1. Rules, dirancang untuk pengetahuan heuristik yang berbasiskan pengalaman.
2. Deffunction dan generic function, dirancang untuk pengetahuan prosedural.
3. Object-oriented programming, juga dirancang untuk pengetahuan prosedural yang mendukung :
classes, message-handlers, abstraction, encapsulation, inheritance, dan polymorphism. Aturan (rule)
dapat mencocokkan antara objek dan fakta.
Sebagai perangkat pengembangan sistem pakar, CLIPS dilengkapi fitur yang lengkap mengenai elemen
dasar sistem pakar, meliputi (Giarratano).:
1. Fact-list, dan instance-list, memuat berbagai data
2. Knowledge-base, memuat data base aturan
3. inference engine, mengontrol semua eksekusi aturan (kapan dan aturan mana yang harus di eksekusi)
Penulisan program pada CLIPS dapat berupa serangkaian aturan (rules), fakta (facts) dan objek (objects).
Namun CLIPS mempunyai kemampuan merepresentasikan walaupun hanya berupa aturan dan fakta.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian diawali dengan pengumpulan fakta-fakta mengenai penyakit dan gejalanya. Berdasarkan
pengumpulan tersebut, dirangkum penyakit dan gejala yang menyertai penyakit mata pada Tabel 1 dan Tabel 2.
249
Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328
UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 Mei 2008
250
Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328
UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 Mei 2008
Pemecahan masalah (problem-solving) pada sistem ini menggunakan formulasi generete-and-test, dan
sistem penyimpulan menggunakan metode forward chaining. Alur kerja program terlihat seperti suatu sistem
hirarki. Formula generete-and-test dibagi menjadi dua bagian: generator dan tester . Generator membangkitkan
pemecahan yang mungkin dan tester akan memotong solusi dalam cabang hirarki yang tidak memungkinkan
menjadi solusi pemecahan. Hal ini diseleksi dari jawaban “y” dan “t” (masing-masing menyatakan “ya” dan
‘tidak”) yang menjadi jawaban setiap pertanyaan.
251
Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328
UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 Mei 2008
Program mengambil keputusan berdasarkan aturan-aturan yang dibangkitkan dari setiap pertanyaan yang
diajukan pada pasien. Berikut penggalan program untuk mengumpulkan data:
Ketika kumpulan data memenuhi ciri suatu penyakit tertentu, maka program akan mengeluarkan hasil diagnosa.
Setiap jawaban yang berbeda dari setiap pertanyaan akan menghasilkan fakta yang berbeda dan pertanyaan yang
dikeluarkan berikutnya juga berbeda karena penerapan sistem generete-and-test. Pada algoritma 3 terlihat bahwa
penyakit oftalmia neonatorium akan terdiagnosa ketika terjadi kombinasi jawaban dari tiga gejala yang
ditanyakan.
252
Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328
UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 Mei 2008
253
Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328
UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 Mei 2008
Dalam keadaan tertentu, program juga dapat memberi respon bahwa gejala di luar data base komputer. Hal ini
sangat tergantung pada tahap pemeliharaan program selanjutnya. Penambahan dan update sistem menjadi mutlak
diperlukan untuk menghadapi dinamika penyakit dan gejala yang mengiringinya. Gambar 5 menunjukkan
kondisi tersebut.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta,2001, Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Ilyas, Sidarta,2000, Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Achmad,Balza, 2006, Diktat Mata Kuliah Kecerdasan Buatan,Jurusan Teknik Fisika UGM, Yogyakarta
Giarratano, J. C., CLIPS User Guide, http:// www.ghg.net/clips/download/documentation/
Hayes-Roth, F., Waterman, D.A., and Lenat, D.B,1983, Building Expert Systems, Addison-Wesley Publishing
Company, Inc,. Massachusetts
Klahr, P., Waterman, D.A., 1986. Expert Systems: Techniques, Tools and Applications, The Rand Corporation,
Canada
Wardana, I Nyoman Kusuma, Implementasi Dan Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata
Pada Manusia Berbasis Pemrograman Clips,Jurusan Teknik Fisika UGM,Yogyakarta
Suyoto, Intelegensi Buatan: Teori dan Pemrograman, Gava Media, Yogyakarta, 2004.
______, http://www.medicastrore.com/.
254