Anda di halaman 1dari 10

PENGAWASAN KUALIAS PRODUK

A. PRODUK
1. Pengertian Produk
Pengertian produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif
dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta
daya beli pasar.
Menurut Kotler dan Keller (2008), produk adalah elemen kunci
dalam keseluruhan penawaran pasar. Selain itu produk dapat pula
didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen
melalui hasil produksinya (Tjiptono, 2008).
Berdasarkan definisi diatas, maka produk didefinisikan sebagai
kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di
dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan
jasa dan reputasi penjualannya.
2. Klasifikasi Produk
Menurut Tjiptono (2008) klasifikasi produk bisa dilakukan atas
berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk
dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan
jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang,
yaitu:
a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya

1
adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan
garam.
b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara
lain TV, lemari es, mobil, dan komputer.
3. Tingkatan Produk
Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:
1. Produk Inti (Core Product)
Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang
dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa.
2. Produk Aktual (Actual Product)
Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual
product) disekitar produk inti. Karakteristik dari produk aktual
diantaranya, tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang
dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti
(Kotler dan Armstrong, 2008).
3. Produk Tambahan
Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa
pelayanan tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan
menanggapi dengan baik claim dari konsumen dan melayani
konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai masalah atau
pertanyaan (Kotler dan Keller, 2009).

B. KUALITAS PRODUK
1. Pengertian Kualitas Produk
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk
untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan

2
kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk
meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program
”Total Quality Manajemen (TQM)”. Selain mengurangi kerusakan produk,
tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai konsumen.
2. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk adalah sebagai
berikut:
a. Pasar, pelanggan atau konsumen sebagai pengguna produk
b. Tujuan organisasi, terhadap volume output tinggi/rendah, harga
produk, ataukah exclusiveexpensive product
c. Product testing.
d. Desain produk
e. Proses produksi
f. Kualitas input
g. Equipment maintenance
h. Standar kualitas dalam organisasi
i. Customer feedback
3. Ukuran Kualitas Produk
Ukuran kualitas dapat dilihat dari kedua jenis produk yang
dihasilkan, yaitu apakah berupa barang atau jasa. Pada produk yang
berupa barang, kualitas dapat diukur dari hal-hal berikut ini:
a. Design, didasarkan atas riset pasar, yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor kualitas input, teknologi yang digunakan, dan kualitas tenaga
kerja serta manajer.
b. Performance, yaitu reliability of product diukur waktu penggunaan
sebelum produk tersebut rusak, dan maintenance of product yaitu
dengan cara reparasi, atau mengganti produk rusak.

3
c. Conformance, sesuai spesifikasi yang ditetapkan termasuk
didalamnya technical life ofproduct, impacts of product, dan accuracy
of product
4. Dimensi Kualitas Produk
Menurut Tjiptono (2008), kualitas mencerminkan semua dimensi
penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan.
Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui
dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008)
adalah:
a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi
dasar dari sebuah produk.
b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk
yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti.
Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka
semakin besar pula daya produk.
c. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu
sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi
spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada
produk.
d. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan
konsumen terhadap produk.
e. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja
dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin
kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat
diandalkan.
f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan
produk.

4
g. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari
penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena
terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau
kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
h. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi,
serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.

C. PENGAWASAN
1. Pengertian Pengawasan
Menurut Robert J. Mockler, pengawasan yaitu usaha sistematik
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata
dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan
mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya
yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
2. Bentuk-bentuk Pengawasan
a. Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan
memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan.
Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi
yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau
perkembangan tujuan.
b. Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur
harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan
guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
c. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna

5
mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai
dengan standar.
3. Tahap Proses Pengawasan
a. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan
kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan
keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
1) Standar phisik
2) Standar moneter
3) Standar waktu
b. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
secara tepat.
c. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa
atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
d. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa
Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan
menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan
sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
e. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana
perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.

D. PENGAWASAN KUALITAS PRODUK


1. Pengertian Pengawasan Kualitas Produk
Menurut Sukanto Reksohadiprojo (1994) adalah Pengawasan kualitas produk
merupakan penentuan komponen-komponen mana yang rusak dan menjaga

6
agar bahan-bahan untukproduksi mendatang jangan sampai rusak.
Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki
kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi
dan mengurangi jumlah bahan yang rusak.
2. Manfaat Pengawasan Kualitas Produk
a. Untuk menekankan atau mengurangi volume kesalahan dan
perbaikan.
b. Untuk menjaga atau menaikan atau penolakan konsumen.
c. Untuk mengurangi keluhan atau penolakan konsumen.
d. Memungkinkan penkelasan output.
e. Untuk menaati peraturan.
f. Untuk menaikan atau menjaga image perusahaan.
3. Maksud dan Tujuan Pengawasan Kualitas Produk
Maksud dari pengawasan kualitas produk (Zulian Yamit, 2001)
yaitu agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar
tercemin pada produk akhir. Sedangkan tujuan dari pengawasan kualitas
produk yaitu:
a. Agar hasil produksi dapat mencapai standar yang telah ditetapkan.
b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
c. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan kualitas produk tertentu dapat menjadi sekecil mingkin.
4. Tingkat Pengawasan Kualitas Produk
Pengawasan kualitas dikelompokan kedalam dua tingkat (Zulian
Yamit, 2001) yaitu:
a. Pengawasan selama pengolahan proses
Pengawasan selama pengolahan proses dapat dilakukan dengan
banyak cara seperti pengambilan sample dilanjutkan dengan
pengecekkan statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan
baik atau tidak, pengawasan proses harus berurutan dan teratur.

7
b. Pengawasan atas produk akhir
Untuk menjaga produk yang dihasilkan baik atau paling sedikit
rusaknya maka diperlukan adanya pengawasan atas produk selesai.
5. Perencanaan Standar Kualitas Produk
Perencanaan standar kualitas (Sukanto Reksohadiprodjo, 1994)
harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan produksi,
perusahaan harus menetapkan standar kualitas dan berusaha agar
produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah yang perlu diambil yaitu:
a. Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing.
b. Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk.
c. Kualitas harus sesuai dengan harga jual.
d. Perlu team yang terdiri dari mereka yang berkecimpung dalam
biadang:
1) Penjual yang mewakili konsumen.
2) Teknik yang mengatur desain dan kualitas produk.
3) Pembelian yang menentukan kualitas bahan.
4) Produksi yang menentukan biaya memproduksi berbagai kualitas
alternatif.
6. Standar Kualitas Produk
Perusahaan harus menetapkan standar kualitas bagi produknya
sejak pengadaan bahan baku, saat proses produksi dan saat produk akan
keluar dari perusahaan.
Standar merupakan hal yang diputuskan yang akan dijadikan
sebagai pedoman di dalam pelaksanaan operasi di dalam suatu
perusahaan.
Adapun syarat-syarat sebagai standar kualitas yang baik ( Sofyan
Assauri, 1999) adalah:
a. Harus memberi manfaat bagi pemakainya atau konsumen.

8
b. Harus dapat diandalkan.
c. Harus dapat diterima oleh semua pihak atau sebagian pihaknya yang
bersangkutan.

E. TEKNIK PENGAWASAN KUALITAS PRODUK


1. Cara Menjalankan Pengawasan Kualitas Produk
Cara Menjalankan Pengawasan Kualitas (Sifyan Assauri, 1999)
Pengawasan Kualitas Dijalankan dengan Tiga Cara Yaitu:
a. Inspeksi
Inspeksi ditemukan sampai dimana produk memiliki kualitas yang
dikehendaki, kegunaan inspeksi yaitu:
1) Pengontrolan untuk tujuan-tujuan pengontrolan proses-proses yang
akan perlu dilakukan berbagai pemeriksaan.
2) Penerimaan, sehubungan dengan prosedur-prosedur pemeriksaan
guna mengamati kelompok produk, untuk dapat menemukan
apakah akan menerima atau menolak usaha-usaha. Pengamatan
dalam menerima kelompok produk itu harus dipertimbangkan. Bila
ongkos pemeriksaan akan mebih mahal daripada kerugian-
kerugian sebagai diterimanya kelompok-kelompok produk yang
rusak, maka inspeksi perlu ditiadakan.
b. Apabila keterangan-keterangan yang didapat sebelum inspeksi
diteruskan kebagian lain, maka bagian tersebut akan memberi
kepastian bahwa kegiatan bagian mereka dalam proses telah
dilakukan dengan baik atau perlu diperingatkan tentang penyimpangan
yang harus dibetulkan.
c. Penyelidikan
Kegiatan penyelidikan membutuhkan penganalisaan catatan-catatan
dan mimpi pelaksanaan percobaan-percoban dari proses atau
mungkin percobaan di laboratorium.

9
2. Teknik Pengawasan
Teknik pengawasan kualitas yang sering digunakan dalam metode
statistik yaitu dengan langkah-langkah (Sofyan Assauri, 1999) yaitu:

a. Pengambilan sample secara teratur.


b. Pemeriksaan karakteristik yang telah ditentukan apakah sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
c. Penganalisaan derajat penyimpangan (deviasi) dari standar.
d. Penggunaan table pengontrolan (control chart) untuk bahan
penganalisaan pemeriksaan atau pengujian sebagai dasar mengambil
keputusan apakah harus dilakukan penyesuaian proses atau tidak.
3. Teknik Pengawasan Kualitas Produk
Teknik pengawasan kualitas statistik (statistical quality control)
berasal dari Amerika pada tahun 1930, yang dirancang oleh Dr. WA,
Shewhart. Perusahaan yang tidak hanya melakukan pengawasan statistik
saja tetapi berupaya untuk merancang cara yang mudah dalam
melakukan pengawasan pada semua unit untuk mempertahankan kualitas
output, idealnya perusahaan malakukan inspeksi dalam keseluruhan
operasi. Akan tetapi umumnya tidak semua perusahaan sanggup
melaksanakannya.
Teknik pengawasan kualitas secara statistik dikelompokan ke
dalam (Sukanto Reksohadiprodjo, 1994) yaitu:
a. Metode control chart
1) Untuk mengukur atribut.
2) Untuk mengukur variabel
3) Untuk mengukur rata-rata
b. Metode Acceptance Sampling
1) Kurva Operating Characteristik (OC)
2) Average Outgoing Quality Level (AOQL)

10

Anda mungkin juga menyukai