Anda di halaman 1dari 11

AKHLAK MENUNTUT ILMU

MATA KULIAH AKHLAK

Dosen Pengampu : Safika Maranti

Disusun Oleh :

RETNO AMALIA WIJAYANTI 1700005202

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Mencari ilmu merupakan suatu kewajiban yang harus ditempuh bagi setiap

manusia baik itu bagi kaum lakilaki maupun kaum perempuan dan ilmu tersebut

akan diperoleh tentunya dengan melalui proses pembelajaran. Pendidikan bagi

kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, akan mustahil bagi suatu kelompok manusia

dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia

menurut konsep pandangan hidup mereka.

Islam adalah agama yang mengutamakan ilmu. Untuk itu, maka diutuslah

Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah

yang akan mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang yang

berilmu. Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia juga akan lebih baik.

Banyak orang pintar yang berpendidikan dan berpendidikan justru akhlaknya lebih

buruk dibandingkan dengan orang yang tidak pernah sekolah, hal itu terjadi karena

ketidak seimbangan ilmu dunia dan akhirat, ilmu pengetahuan dunia harus

dilengkapi ilmu agama atau akhirat.

Ilmu agama sangat penting dan hendaknya diajarkan sejak kecil. Ilmu

agama lebih dulu diajarkan kepada anak sebelum anak tersebut menerima ilmu

dunia. Dengan demikian melalui pendidikan melalui pendidikan ilmu agama dan

ilmu dunia, manusia dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna sehingga
dapat tumbuh menjadi orang yang bermoral, memiliki jiwa yang bersih, kemauan

yang keras, memiliki etika yang tinggi, menghormati hak orang lain, serta dapat

membedakan mana yang baik dan yang buruk. Sehingga terwujudlah kesejahteraan

manusia sebagai hamba Allah secara lahir dan batin dan dapat menggapai

kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana akhlak dalam menuntut ilmu sebagai seorang muslim?

2. Apa saja metode yang baik dalam menuntut ilmu?

3. Apa saja adab dalam menuntut ilmu?

4. Bagaimana peran ilmu pendidikan untuk bangsa dan negara?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui akhlak dalam menuntut ilmu sebagai seorang muslim

2. Untuk mengetahui metode yang baik dalam menuntut ilmu

3. Untuk mengetahui adab dalam menuntut ilmu

4. Untuk mengetahui peran ilmu pendidikan untuk bangsa dan negara


BAB II

PEMBAHASAN

A. Akhlak dalam menuntut ilmu sebagai seorang muslim

Secara etimologis, akhlak adalah bentuk jamak dari “khuluq” yang

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Sedangkan akhlak

menurut istilah adalah tingkah laku yang ada sejak lahir yang diperbuat oleh

seseorang dengan cara yang spontan yakni sebagai manifestasi

pencerminan, serta refleksi dari jiwa serta batin atau hati seseorang. Apabila

naluri tersebut merupakan suatu tindakan dan kelakuan yang baik dan

terpuji, maka disebut budi pekerti yang baik, namun sebaliknya apabila

merupakan suatu tindakan yang tidak baik maka disebut budi pekerti yang

buruk.

Di dalam Al Qur’an (Al-Mujaadilah:11) diterangkan bahwa

sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman

dan berilmu. Ilmu merupakan sarana utama menuju kebahagiaan abadi.

Ilmu merupakan pondasi utama sebelum berkata-kata dan berbuat. Dengan

ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan kebudayaan. Dengan ilmu,

manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan dengan ilmu pula,

manusia menggapai kehidupan akhirat.

Rasululullah SAW menjadikan kegiatan menuntut ilmu dan

pengetahuan yang dibutuhkan oleh kaum Muslimin untuk menegakkan

urusan-urusan agamanya, sebagai kewajiban yang Fardlu ‘Ain bagi setiap

Muslim. Ilmu yang Fardlu Ain yaitu ilmu yang setiap orang yang sudah
berumur aqil baligh wajib mengamalkannya yang mencakup ilmu aqidah,

mengerjakan perintah Allah, dan meninggalkan laranganNya.

B. Metode yang baik dalam menuntut ilmu

Niat yang ikhlas hanya kepada Allah Azza Wajalla, Allah berfirman

dalam (QS. Al Bayyinah : 5) yang berbunyi “Tidaklah mereka diperintahkan

kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas kepada-Nya dalam

menjalankan agama dengan lurus. Wajib bagi setiap penuntut ilmu untuk

mengikhlaskan niatnya dalam menuntut ilmu, dan menjadikan tujuannya

tersebut hanya mengharapkan wajah Allah. Awali dengan niat yang benar,

baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk

mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan

digunakan untuk kebaikan.

Berhati-hati dalam memilih ilmu. Pelajarilah ilmu agama sebagai

landasan hidup. Pelajarilah ilmu tentang aqidah, karena aqidah yang benar

merupakan pondasi keimanan. Pelajarilah ilmu tentang akhlak, karena

akhlak merupakan cermin dari suasana hati. Ingatlah bahwa sesungguhnya

Rasulullah SAW diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia.

Pelajarilah ilmu fiqh agar tata cara ibadah kita sesuai dengan tuntunan

Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu-ilmu duniawi sebagai sarana untuk

beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan.

Hal yang terpenting yang harus diperhatikan oleh setiap penuntut

ilmu adalah hendaknya ia mengambil ilmu tersebut dari orang yang


mengetahui betul tentang ilmu tersebut, jangan mengambil ilmu dari ahlul

bid’ah, ahlul hawa atau dari orang yang lemah hafalannya. Berkata Imam

Muhammad bin Siriin : “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka

perhatikanlah dari siapa engkau mengabil agamamu ter-sebut”, diriwayat

lainnya beliau katakan : “Dulunya mereka (para ulama salaf) tidak bertanya

tentang isnad (orang yang meriwayatkan hadits) namun setelah tejadi fitnah,

maka mereka mulai bertanya : “Dari siapa kamu mendengarkan hadits

tersebut ?” maka dilihat, apabila ia termasuk ahlus sunnah maka diambil

haditsnya dan dilihat apabila terma-suk ahlul bid’ah maka haditsnya tidak

diambil” (R. Muslim).

C. Adab dalam menuntut ilmu

Adab yang pertama dalam menuntut ilmu kita harus ikhlas karena

Allah Ta’ala dan seseorang tidak akan mendapat ilmu yang bermanfaat jika

ia tidak ikhlas karena Allah. “Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar

beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan hanya

kepadaNya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka

mendirikan shalat dan memurnikan zakat dan yang demikian itulah agama

yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah:5) Orang yang menuntut ilmu bukan karena

mengharap wajah Allah termasuk orang yang pertama kali dipanaskan api

neraka untuknya. Rasulallah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menuntut

ilmu syar’i yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan

ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan


duniawi, maka ia tidak akan mendapat harumnya aroma surga pada hari

kiamat.” (HR. Ahmad)

Adab yang kedua hendaknya setiap penuntut ilmu senantiasa

memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan memohon

pertolongan kepadaNya dalam mencari ilmu serta selalu merasa butuh

kepadaNya. Rasulallah SAW menganjurkan kita untuk selalu memohon

ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan berlindung kepadaNya dari

ilmu yang tidak bermanfaat, karena banyak kaum Muslimin yang justru

mempelajari ilmu yang tidak bermanfaat, seperti mempelajari ilmu filsafat,

ilmu kalam ilmu hukum sekuler, dan lainnya.

Adab menuntut ilmu yang ketiga yaitu kita bersungguh-sungguh

dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu alam menuntut ilmu syar’i

diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu bermalas-malasan

dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan

izin Allah apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya.

Rasulullah SAW barsabda, “ Dua orang yang rakus yang tidak pernah

kenyang: yaitu (1) orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang

dengannya dan (2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah

kenyang dengannya.” (HR. Al-Baihaqi)

Adab menuntut ilmu yang keempat tanamkan niat bahwa ilmu yang

dipelajari tak lain untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.


Mengamalkan ilmu, kata dia, memang terdengar remeh, tapi nyatanya

sangat sulit direalisasikan karena beratnya godaan untuk melalaikannya.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Siapa yang menuntut ilmu tanpa ada niat

untuk mengamalkan, maka ilmu hanya akan mengubahnya ke arah

kesombongan dan keangkuhan. Allah SWT sangat memperingati orang-

orang berilmu yang pandai menasihati, tapi tak mengamalkan ilmunya.

Allah SWT berfirman, “Hai orang- orang beriman, mengapa kamu

mengucapkan apa yang tidak kamu amalkan. Sungguh besar kemurkaan

Allah jika kamu mengucapkan apa yang kamu tidak amalkan.”

Adab menuntut ilmu yang kelima adalah seorang penuntut ilmu

hendaknya memiliki sifat selalu merasa diawasi oleh Allah muraqobah.

Tanpa sikap muroqobah, akan banyak penuntut ilmu yang terlena dengan

godaan setan. Namun, jika memiliki sikap muroqobah, para penuntut ilmu

tidak akan berani melakukan hal yang menyimpang. Selain muroqobah,

penuntut ilmu juga diwajibkan selalu melakukan introspeksi diri atau

muhasabah. Waktu terbaik melakukan muhasabah adalah sebelum beramal

dan setelah beramal. Muhasabah yang dilakukan sebelum beramal, dapat

dengan menanyakan diri sendiri tentang keikhlasan beramal dan kesesuaian

amalan tersebut dengan ajaran agama. Setelah beramal, lanjut dia,

diperlukan pula muhasabah, yaitu dengan menanyakan apa kah amalan yang

telah dilakukan termasuk dalam perbuatan riya dan ujub atau tidak. Hal ini

untuk memastikan niat dalam menuntut ilmu tetap lurus seperti sebelumnya.
Orang ujub, adalah orang yang merasa bahwa amal atau apa yang diraihnya

adalah hasil dari usahanya sendiri, bukan karena bantuan Allah SWT.

D. Peran ilmu pendidikan untuk bangsa dan negara

Ilmu Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah

bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib mengikuti

jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Ilmu pendidikan memegang

peranan penting dalam menentukan kualitas warga negara. Bagaimana

tidak, pendidikan merupakan investasi seseorang bagi masa depannya dan

merupakan bagian dari penentu kesuksesan seseorang. Pendidikan tidak

hanya selalu mengenai pelajaran di sekolah, melainkan pendidikan juga

diperlukan dalam bersikap dan bertingkah laku. Setiap orang harus

dibudayakan untuk dididik sejak kecil, contohnya dididik agar sopan dalam

bertingkah laku, memiliki etika berbicara, etika makan, dan sebagainya.

Manusia yang berilmu berpendidikan atau berilmu tentu berbeda dari

manusia yang tidak berpendidikan atau tidak berilmu. Hal ini tentu dapat

dilihat dari cara bersikap, bertutur, cara berpikir, dan menjaga emosi.

Negara, masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat

mendukung kokohnya pendirian suatu Negara.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Secara etimologis, akhlak adalah bentuk jamak dari “khuluq” yang berarti budi

pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Sedangkan akhlak menurut istilah

adalah tingkah laku yang ada sejak lahir yang diperbuat oleh seseorang dengan cara

yang spontan yakni sebagai manifestasi pencerminan, serta refleksi dari jiwa serta

batin atau hati seseorang. Dalam menuntut ilmu harus memiliki niat yang ikhlas

hanya kepada Allah Azza Wajalla, serta harus berhati-hati dalam memilih ilmu

pelajarilah ilmu agama sebagai landasan hidup. Adab dalam menuntut ilmu kita

harus ikhlas karena Allah Ta’ala dan seseorang tidak akan mendapat ilmu yang

bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah. Ilmu Pendidikan merupakan aset

penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus

dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Ilmu pendidikan

memegang peranan penting dalam menentukan kualitas warga negara.


BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

https://muslimah.or.id/7216-adab-menuntut-ilmu.html

http://eprints.stainkudus.ac.id/1109/4/FILE%204%20BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai