MODULASI DIGITAL
Disusun Oleh :
Muhammad Yusup Mustopa (054116004)
Muhammad Ahwal (054116010)
Dzaky Arkan (054115069)
Tubagus Ilham (054115045)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesai makalah Sistem MIMO tentang Modulasi Digital.
Makalah Tugas mata kuliah Sistem MIMO ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah Modulasi Digital ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Sistem MIMO tentang
Modulasi Digital dapat memberi banyak wawasan terhadap pembaca
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah Modulasi Digital untuk mengetahui karakteristik dari Modulasi
pada sistem MIMO.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Data masukan berupa data digital yang merupakan sumber informasi kemudian data
masukan tersebut dinotasikan oleh pengkode menjadi bit biner. Modulator berfungsi untuk
memodulasikan in-bit menjadi satu simbol disebut juga pengiriman M-ary. Biasanya modulasi
yang digunakan adalah PSK (Phase Shift Keying) atau QAM (Quadrature Amplitude
Modulation). Hasil modulator baseband dimasukkan ke dalam OFDM modulator dimana
simbol-simbol masukan dari baseband modulator akan diproses dengan menggunakan Inverse
Fast Fourier Transform (IFFT), kemudian hasil dari modulasi pada OFDM modulator akan
dikirimkan ke dalam kanal. Pada penerima akan didemodulasikan dengan Fast Fourier
Transform (FFT) kemudian dikirimkan ke Baseband Demodulator yang akan mengubah
simbol-simbol menjadi digit biner. Pada decoder digit biner akan dinotasikan kembali menjadi
data digital.
Prinsip utama dari OFDM adalah pembagian kecepatan tinggi aliran data ke dalam
beberapa kecepatan aliran rendah kemudian dikirimkan secara simultan melalui sejumlah
subcarrier yang saling orthogonal. Sinyal yang ditransmisikan dapat dituliskan seperti pada
persamaan berikut.
1
𝑥(𝑡) = + ∑𝑁−1
𝑛=0 𝑥𝑛 0 ≤ 𝑡 ≤ 𝑇 ................(persamaan 2.1)
√𝑇
Masukan dari baseband modulator akan dimasukkan dalam pengubah serial ke paralel
sehingga sinyal masukan tersebut menjadi bit-bit paralel yang tentunya kecepatannya akan
lebih kecil dari pada kecepatan sinyal sebelumnya. Setelah sinyal tersebut dirubah dalam
bentuk paralel, maka dalam modulator setiap sinyal akan mempunyai nilai real dan imajiner
yang merupakan bagian in-phase dan quadrature sehingga dapat dikalikan dengan sinus atau
kosinus dari frekuensi yang telah ditentukan untuk menghasilkan sinyal akhir dari OFDM.
Pemancar dalam sistem OFDM terdiri dari masukan, pemetaan, pengubah serial-
paralel, Inverse Fast Fourier Transform (IFFT), dan pengubah paralel-serial.
Persamaan untuk IFFT adalah sebagai berikut.
𝑁/𝑍
1 𝑁
𝑥(𝑛) = 𝑁 + ∑ [𝑥(𝑘) + 𝑋 ( 2 + 𝑘)]𝑊𝑁𝑘𝑛 ................(persamaan 2.2)
𝑘=0
dimana:
α = roll of factor yang menyatakan unjuk kerja sebuah modulator
Rt = kecepatan transmisi (bit/s)
6
Sedangkan probability of bit error (BER) dari modulasi QPSK dapat dirumuskan sebagai
berikut : (Sklar, 1988)
2𝐸𝑏
𝑃𝑩 (𝒆) = 𝑄 [√ 𝑁𝑜 ]................(persamaan 2.4)
Dimana:
Eb = energy per bit (W/bot)
No = rapat daya derau sistem (W/Hz)
Dalam QPSK, fasa dari sinyal pembawa membawa satu dari empat harga seperti 0˚, 90˚, 180˚,
dan 270˚
7
Setiap harga fasa yang mungkin berkorespondensi dengan pasangan bit yang unik disebut dibit.
Sebagai contoh, kita dapat memilih set harga fasa untuk merepresentasikan set gray coded dibit
: 00,01,11,10. Bentuk sinyal modulasi QPSK ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
4) 256-QAM
256-QAM adalah teknik pengkodean QAM dengan M=256 sehingga untuk masukan
digital ke modulator adalah sinyal dengan jumlah bit sebanyak 8. [5]
Tujuan utama penerapan adaptive modulation and coding adalah meningkatkan performansi
sistem dalam hal efisiensi bandwidth, reduksi SNR dan BER. Adaptif Coding pada Penelitian
ini menggunakan Turbo code dan Convolutional code. Apabila kanal transmisi sangat buruk
maka algoritma akan memilih Turbo code, apabila kanal tidak terlalu buruk maka algoritma
akan memilih Convolutional code. [8]
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital ke dalam sinyal
pembawa (carrier). Modulasi digital ini juga dapat dikatakan sebagai sebuah proses mengubah-
ubah karakteristik dan sifat gelombang pembawa sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya
(modulated carrier) memiliki ciri-ciri dari bit 0 atau bit 1 yang dikandungnya.
OFDM adalah sebuah teknik yang diterapkan kepada sinyal yang telah termodulasi,
sebagai modulasi tingkat kedua. Caranya yaitu dengan membagi data secara paralel pada
sejumlah subkanal pita sempit, lalu masing-masing data pada subkanal tersebut dimodulasikan
dengan subfrekuensi pembawa yang saling orthogonal, selanjutnya ditransmisikan secara
simultan. Proses yang dilakukan sama dengan teknik modulasi multicarrier, yang membedakan
adalah penggunaan subcarrier yang saling orthogonal pada masing-masing subkanal.
Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) sinyal pembawa mempresentasikan
empat keadaan fasa untuk emnyatakan empat symbol. Satu symbol QPSK terdiri dari dua bit
yaitu “00”, “01”, “10”, dan “11”. Setiap dua bit akan mengalami perubahan fasa sebesar 90˚
sedangkan kecepatan bit informasinya sebesar dua kali kecepatan simbolnya.
Quadrature amplitude modulation (QAM) adalah skema modulasi yang membawa data
dengan merubah amplitudo dan fase dari sinyal carrier. Sinyal yang dimodulasi akan
menghasilkan sinyal modulasi yang merupakan kombinasi dari phase shift keying (PSK) dan
amplitude shift keying (ASK).
Modulasi adaptif merupakan salah satu cara untuk meningkatkan tradeoff antara
efisiensi bandwidth dan kualitas dari layanan yang akan diberikan. Penggunaan modulasi
adaptif akan memberikan keuntungan pada kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah
sepanjang waktu.
11
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-rudirusdia-26701-5-babii.pdf
[2] Sarif, Yofie H, Analisis Pengaruh Derau Terhadap Laju Kesalahan Data pada Sistem
OFDM, Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro Undip, 2004.
[3] Wireless multi-user OFDM systems , wwwmobile. ecs.soton.ac.uk/comms/ofdm_system.,
Juni 2009.
[4] https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/398/jbptunikompp-gdl-noviesaefu-19857-6-babii.pdf
[5] Quadrature Amplitude Modulation, http://en.wikipedia.org/wiki/quadrature_amplitude_
modulation, Mei 2009.
[6] Prasetya, B., Mardyanto S.D.,Morganda G. A., Kinerja Adaptive Modulation and Coding
Pada Sistem UWB OFDM, Proceeding of The 1st Makasar International Conference
on Electrical Engineering and Informatics (MICEI)2008.
[7] Keller, T., Hanzo,L., Adaptive multicarrier modulation: a convenient framework for time
frequency processing in wirelesscommunications, Proceedings of the IEEE (Volume:
88, Issue: 5 ) Date of Publication: May 2000.
[8] Goldsmith,A. J., Chua, S.G., Adaptive Coded Modulation for Fading Channels, IEEE
Transactions On Communications, Vol. 46, No. 5, May 1998.