JURUSAN FARMASI
LAPORAN III
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh
semua mahluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah,
Dalam pemberian obat salah satunya yang dapat dilakukan adalah dengan
cara pemberian oral secara parental. Pemberian oral secara parental merupakan
Pada praktikum kali ini dilakukan pemerian secara parenteral pad ahewan
uji mencit untuk mengetahui cara penyuntikan pada mencit dengan baik dan
benar serta mengetahui dosis pemeriannya juga kecepatan efek yang terjadi
1. Maksud Percobaan
intraperitorial.
2. Tujuan Percobaan
uji (mencit).
Pemberian oral secara parenteral pada hewan uji sesuai dengan volume
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
jantung terdiri dari empat ruang dengan dinding atrium yang tipis dan dinding
ventrikel yang lebih tebal. Percobaan dalam menangani hewan yang akan diuji
ditangani, lebih aktif pada malam hari (nocturnal ), aktifitas terganggu dengan
adanya manusia, suhu normal 37,4°C, laju respirasi 163/menit sedangkan pada
hewan tikus sangat cerdas, mudah ditangani, tidak bersifat fotofobik, lebih
kurang atau diperlakukan secara kasar akan menjadi liar dan galak, suhu
normal 37,5°C, laju respirasi 210/menit pada mencit dan tikus persamaannya
gigi seri pada keduanya sering digunakan untuk mengerat / menggigit benda-
akan diuji diharapkan lebih menyesuaikan dan tidak diperlakukan tidak wajar.
Didalam suatu dosis yang dipakai untuk penggunaan suatu obat harus sesuai
permukaan tubuh.
kedokteran atau biomedis telah berjalan puluhan tahun yang lalu. Hewan
sebagai model atau sarana percobaan haruslah memenuhi persyaratan-
mirip kejadiannya pada manusia. Cara memegang hewan serta cara penentuan
jenis kelaminnya perlu pula diketahui. Cara memegang hewan dari masing-
masing jenis hewan adalah berbeda-beda dan ditentukan oleh sifat hewan,
keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya. Kesalahan dalam caranya
akan dapat menyebabkan kecelakaan atau hips ataupun rasa sakit bagi hewan
misalnya) dan juga bagi orang yang memegangnya (Katzug, B.G, 1989).
Dalam perlakuan hewan uji salah satunya adalah dengan pemberian obat.
Defenisi obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan bologi, dan
menurut WHO, obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik
karena itu, pengertian obat meliputi bahan dan sediaan obat yang terwadah-
kemaskan, diberi label dan penandaan yang memuat pernyataan dan atau
klaim. Menurut pengertian KONAS obat meliputi obat untuk manusia dan
hewan.
Salah satu cara pemberian obat adalah secara parenteral. Parenteral berarti
endotrakeal tube), dan inhalasi. Pemberian obat melalui jalur ini dapat
Ada tiga teknik pemberian obat yang secara tradisional disebut parenteral
(sekitar saluran pencernaan). Teknik ini menggunakan tusukan pada kulit. Jadi
pemberian dengan cara ini menyebabkan resiko adanya infeksi, nyeri, dan
iritasi lokal.
langsung kedalam aliran darah. Berguna untuk situasi darurat dan pada
pasien yang tidak sadar. Obat yang tidak dapat larut tidak dapat diberikan
secara intravena.
larut dalam minyak diabsorpsi dengan lambat, preparat yang larut dalam
formulasi obat.
4. Inhalasi : Secara umum absorpsinya cepat. Beberapa obat, yang
keluar dari koyo, melalui kulit dan masuk ke dalam jaringan kapiler. Cara
Obat yang rusak atau diabsorpsi baik dalam saluran cerna sehingga tidak
jika diperlukan adsorpsi obat yang cepat, keadaan emergency, juga kadar obat
juga sebagai alternative pengobatan bagi penderita yang tidak dapat bekerja
sama, tidak patuh, hialng kesadaran dan tidak dapat direspon oleh saluran
cerna.
tubuh maka efek toksik, kelebihan dosis karena ketidak hati-hatian merupakan
hal yang sangat sulit ditarik kembali, berbeda dengan cara pemerian oral, obat
yang masuk kedalam saluran cerna begitu terjadi kesalahan dapat dilakukan
darah.
penyuntikan
Sedangkan kerugiannya:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
musculus) liar memiliki warna coklat pada bagian dorsal dan warna abu-
abu terang pada bagian dorsal. Warna mata hitam dan integumen (kulit)
musculus yakni:
dengan memberikan
tajam
METODE KERJA
a. Spoit 3 ml
b. Spoit 1 ml
c. Timbangan
d. Kapas
e. Gelas kimia
f. Baskom mencit
g. Keranjang mencit
h. Gelas ukur 10 ml
a. Aquadest
b. Alkohol
c. Asam Asetat
d. Tissu
e. Mencit
B. CARA KERJA
perut.
±20o derajat
A. HASIL
♀/♂
No. Kode Berat badan (g) Dosis volume (ml)
1. I ♂ 26 0,5
2. II ♂ 25 0,5
3. III ♂ 19 0,5
4. IIII ♂ 26 0,5
5. ─ ♂ 16 0,5
6. ─I ♂ 21 0,5
7. ─II ♂ 20 0,5
8. ─III ♂ 24 0,5
9. ─IIII ♂ 26 0,5
10 ── ♂ 23 0,5
11. ─ ─I ♂ 28 0,5
12. ─ ─II ♂ 23 0,5
13. ─ ─III ♂ 19 0,5
14. ─ ─IIII ♂ 24 0,5
15. ─── ♂ 22 0,5
B. PEMBAHASAN
penyuntikkan pada bagian abdomen atau perut mencit, cara memegang mencit
yaitu memegang tengkuk mencit dengan jari telunjuk dan jempol tangan
kanan, jari kelingking dan jari manis tangan kanan memegang ekor mencit.
bagian abdomen mencit. Akan tetapi, hal yang harus diperhatikan saat
sudut sekitar 150 dari abdomen pada daerah yang sedikit menepi dari garis
tengah, agar jarum suntik tidak terkena kandung kemih dan tidak terlalu tinggi
kepada 9 mencit jantan. Pada awalnya mencit jantan bersifat normal (aktif
yang diberikan kepada masing-masing mencit ialah sebanyak 0,3 ml. Setelah
rasa nyeri yang ditimbulkan oleh asam asetat. Setelah mencit menggeliat akan
dilanjutkan dengan pemberian obat (sesuai bahan uji yang telah disepakati)
untuk mengetahui uji efek analgetik suatu bahan uji terhadap mencit.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
efek yang diinginkan tanpa mematikan hewan uji tersebut dan pada
akan disuntikkan.
A. Perhitungan
= 75 mg/1000g = 0,075/g
20
Untuk mencit = 1000 x 75 = 1,5 mg/20 g
1 ml = 1,05 g
1.050
1 ml ad 100 ml = = 10,5/ml
100
1,5
Vol yang diberikan = x 1 ml = 0,14 ml/20g
10,5
A. Gambar