Anda di halaman 1dari 11

BAB V

KEGIATAN KHUSUS

A. Kegiatan Kelompok Belajar


1. Pengertian Kegiatan Kelompok Belajar
Pengertian kelompok belajar/ belajar kelompok adalah suatu kegiatan belajar
yang dilakukan bersama – sama guru menyelesaikan persoalan – persoalan
yang berkaitan dengan belajar. Sedangkan menurut Ibrahim, dkk (2000 : 5-6)
pembelajaran kelompok merupakan pembelajaran yang dicirikan oleh struktur
tugas, tujuan dan penghargaan kelompok. Siswa bekerja dalam situasi
pembelajaran kelompok didorong atau dikehendaki untk bekerjasama padda
suatu tugas dan mereka harus mengkoordinasikan usaha menyelesaikan
tugasnya.
2. Tujuan Kegiatan Kelompok Belajar
a. Meninggikan rasa percaya diri terhadap kemampuan siswa.
b. Mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi.
c. Mewujudkan tingkah laku yang ebih efektif.
d. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun
nonverbal.
e. Meningkatkan prestaasi belajar siswa
3. Manaat Kelompok Belajar
a. Belajar dengan membentuk kelompok belajar sendiri dapat memotivasi
semangat belajar antara temn satu dengan lainya.
b. Saling berbagi informasi dan pengetahuan antar teman. Teman yang
pandai dapat mengajari dan menularkan kepandaiannya kepada
temanlainnya. Dengan begitu, materi yang diserap oleh siswa dapat
merata kepada siswa lain.
c. Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi.
d. Bekerjasama menyelesaikan PR maupun tugas sekaligus bersosialisasi
diluar sekolah sehingga tidak membosankan.
e. Meringankan tugas yang diberikan kepada siswa karena dikerjakan
bersama-sama siswa yang lain.
f. Mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa dalam menanggapi suatu
g. Belajar lebih menyenangkan karena dikerjakan secara berkelompok

4. Konse Kelomok Belajar


a. Pembentukan kelomok belajar
Kelomok dalam KKB dibentuk atas bimbingan wali kelas, guru ppembimbing
atau prakarsasiswa sendiri. Besarnya anggota KKb 5 – 8 orang, apabila KKB
terlalu banyak anggotanya dimungkinkan akan berubah fungsinya menjadi gosip.
Dalam embentukan KKB perlu diperhatikan:
1) Jarak antara rumah dengan temat belajar.
2) Kemampuan anggota.
3) Kualitas anggota.
4) Jenis kelamin, diusahakan tiap kelompok terdapat siswa putra dan
putri.
5) Merumuskan aturan/ tata tertib kelompok. Menetapkan aturan –
aturan yang berkaitan dengan kedisiplina, kerapian, kerajinan,
kesoanan, kekompakan dan motivasi pencapaian prestasi belajar.
6) Melengkapi aturan/ tata tertib kelompok dengan sanksi bagi
pelanggaran. Dengan membuat sanksi kreatif bukan berupa hokum
fisik.
b. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Belajar
Waktu pelaksanaan KKB dijadwalkan hari dan waktunya/ jam berapa.
Setiap anggota harus disiplin mentaati jadwal yang telahh disepakati. Lama
pelaksanaan bias 1,5 jam efektif ditambah 15 menit istirahat. Waktu yang terlalu
lama dimungkinkan diigunakan untuk bergurau dan mengobrol.
a) Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Belajar
1) Membahas dan menyelsesaikan soal
2) Tanya jawab tentang materi pelajaran yang sedang menjadi
pembahasan.
3) Memahami kata dan istilah yang cukup kompleks.
4) Mencatatat pertanyaan untuk diajukan kepada guru di kelas dan
lain – lain yang berkaitan dengan pelajaran.
A. Melakukan Peminatan Siswa
1. Pengertian Peminatan
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan peserta didik denganorientasi
pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran ataumuatan kejuruan.
Permintaan akademik adalah program kulikurer yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan akademik peserta
didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran kejuruan.
2. Tujuan Peminatan
Peminatan pada SMK/MAK dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan minat, bakat, dan/atau kemampuan dalam bidang Kejuruan, Program
Kejuruan, dan paket Kejuruan (Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014, Pasal 2
ayat (2)).
3. Tingkat Arah Peminatan
Utuk setiap tingkat arah peminatan digunakan lima aspek
pokok sebagai dasar pertimbangan bagi arah peminatan yang
akan ditempuh. Kelima aspek tersebut mengacu kepada karakteristik pribadi
peserta didik dan lingkungannya, kondisi sekolah dan kondisi pihak – pihak yang
bertanggung jawab atas pendidikan siswa yang bersangkutan, dikaitkan pada
konstruk da nisi kurikulum yaitu :
a. Kemampuan mental dasar (kecerdasan), yaitu kemampuan dasar
yang biasanya diukur dengan tes intelegensi.
b. Bakat, minat, dan kecenderungan pribadi yang dapat diukur
dengan tes bakat dan inventori tentang bakat/minat.
c. Konstruk da nisi kurikulum yang memuat mata pelajaran dan
prakti/latihan yang dapat diambil/didalami siswa atas dasr pilihan,
serta system Satuan Kredit Semester (SKS) yang dilaksanakan.
d. Prestasi hasil belajar, yaitu nilai hasil belajar yang diperoleh siswa
di satuan pendidiakan, baik (a) rata-rata pada umumnya , maupun
(b) permata pelajaran, baik yang bersifat wajib maupu pilihan,
dalam rangka peminatan akademik, vokasional dan studi lanjut.
e. Ketersedian fasilitas satuan pendidikan, yaitu apa yang ada di
tempat siswa belajar yang dapat menunjang pilihan atau arah
peminatan siswa.
f. Dorongan moral dan financial, yaitu kemungkinan penguatan dan
berbagai sumber yang dapat membantu siswa, seperti orng tua,
dan kemungkinan dari pihak lain, dan beasiswa.
4. Langkah Pelayanan Peminatan
Pelayanan peminatan peserta didik dimulai sejak sedini
mungkin, yaitu sejak peserta didik menyadari bahwa ia berkesempatan memilih
jenis sekolah dan mata pelajaran dan arah karir dan studi lanjut. Ketika itulah
langkah-langkat pelayanan peminatan secara sistematik dimulai, mengikuti
langkah yang disesuaikan dengan tingkat dan arah permintaan yang ada.
a. Langkah Pertama (Pengumpulan data dan informasi)
Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang :
1) Data pribadi siswa : kemampuan mental dasar (intelegensi),
bakat dan minat serta kecenderungan khusus.
2) Kondisi keluarga dan lingkungan
3) Mata pelajaran wajib dan pilihan jalur perminatan yang ada
4) System pembelajaran, termasuk system Satuan Kredit Semester
(SKS)
5) Informasi pekerjaan/karir
6) Informasi pendidikan lanjutan dan kesempatan kerja
7) Data kegiatan dan hasil belajar
8) Data khusus tentang pribadi peserta didik
b. Langkah kedua (layanan informasi/orientasi arah peminatan)
Dengan langkah ini kepada para peserta didik diberikan innformasi
selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan
pendidikanpeserta didik, yaitu informasi tengtang :
1) Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti serta
selamat dari sekolah atau program tersebut, dan dari kelas yang
merka duduki sekarang.
2) Struktur dan isi kurikulum dengan mata pelajaran yang ada, baik
yang wajib maupun pilihan yang dikuti siswa, terutama
berkenaan dengan jalur peminatan dan pilihan mata pelajaran
pendalaman lintas peminatan.
3) System jalur peminatan, system SKS serta penelenggaraan
pembelajarannya.
4) Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami
atau yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang
ditempuh sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan
vokasional.
5) Informasi tentang studi lanjut selama pendidikan yang sedang
ditempuh sekarang.
c. Langkah Ketiga (Identifikasi dan Penetapan Arah Peminatan)
Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi
peserta didik dengan syarat-syarat atau jalur peminatan yang ada dan
mata pelajaran lintas peminatan pada satuan pendidikan, arah
pengembangan karir, kondisi orang tua, dan lingkungan pada umunya,
terutama dalam rangka peminatan akademik, vokasional, dan studi
lanjutan, dan syarat-syarat pengambilan mata pelajaran dalam system
SKS yang berlaku. Langkah ketiga ini dilaksanakan melalui kontak
langsung dengan guru BK atau konelor dengan peserta didik melalui
penyajian angket ataupun modul. Kontak langsung ini disertai
pembahasan individu, diskusi kelompok dan kegiatan lain melalui
strategi tranformasi-BMB3 atas berbagai aspek pilihan yang tersedia
dan keputusan yang diambil.
d. Langkah Keempat ( Penyesuaian )
Arah penyesuaian yang dimaksud pada garis besarnya adalah sebagai
berikut :
1) Apabila pilihan tepat tetapi pada satuan pendidikan yang
sedang atau akan diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan,
maka siswa yang bersangkutan dapat dianjurkan untuk
mengambil pilihan itu di satuan pendidikan lain.
2) Apabila pilihan tepat dan fasilitas pada satuan pendidikan
tersedia, tetapi dukungan finansial tidak ada, maka perlu
dilakukan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan
pendukung yang relevan terhadap peserta didik dan orang
tuanya untuk membahas kemungkinan mencari bantuan atau
beasiswa.
3) Apabila pilihan tidak tepat, maka peserta didik yang
bersangkutan perlu menggantikan pilihan lain dan perlu
dilakukan penesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan
pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk itu diperlukan
layanan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan
pendukung yang relevan bagi siswa yang bersangkutan.
e. Langkah Kelima ( monitoring dan tindak lanjut )
Guru BK atau konselor memonitor penampilan dan kegiatan
peserta didik asuhnya secara keseluruhan dalam menjalani program
pendidikan yang diikutinya, melalui pendampingan oleh guru BK atau
konselor dan guru mata pelajaran, khususnya berkenaan dengan
peminatan yang telah dipilih/ditetapkan. Perkembangan dan berbagai
permasalahan peserta didik dalam menjalani peminatannya itu perlu
diantisipasi dan memperoleh pelayanan BK secara komprehensif dan
tepat.
B. Bimbingan Teman Sebaya
1. Pengertian Bimbingan Teman Sebaya
Bimbingan teman sebaya adalah program bimbngan yang dilakukan oleh
siswa terhadap siswa lainya. Seiswa yang menjadi pembimbing
sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang
menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor membantu siswa
lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik
maupun nonakademik. Disamping itu dia juga berfungsi sebagai
mediator yang membantu konselor dengan cara perlu mendapat layanan
bantuan bimbingan atau bimbingan. Program bimbingan teman sebaya
mempunyai alasan – alasan yang rasional, tersetruktur, aktifitasnya khas
atau spesifik, persiobal yang melakukannya juga khusus dan dioorganisir
secra terus menerus. Program ini merupakan usaha mempengaruhi
(memperbaiki tingkah laku yang dimiliki siswa), yaitu tingkah laku yang
dapat membedakan antara tingkah laku yang pantas dengan tidak pantas,
dan menggunakan tingkah laku yang pantas menjadi identitas pribadi yang
diharapkan, serta memenumakn berbagai cara pemecahan masalah, dan
memberikan pengalaman diri mereka sebagai orang dewasa yang matang
dan bertanggung jawab.
2. Tujuan Bimbingan Teman sebaya
Secara umum tujuan BTS adalah membantu menyukseskan
program Bimbingan dan Bimbingan di sekolah dalam rangka
mengoptimalkan perkembangan siswa. Adapun tujuan khusus yaitu :
Untuk siswa yang dibimbing (SISBIN), Tujuan BTS adalah membantu
siswa yang bersangkutan. (SISBIN) untuk memperoleh kesempatan dalam,
a. Mengembangkan hubungan social dan kedekatan dengan teman
sebaya.
b. Mengentaskan permasalahan yang dihadapi.
c. Mengembangkan potensi secara optimal.
d. Memanfaatkan besar-besarnya pelayanan Bimbingan dan
Bimbingan di sekolah.
Untuk siswa yang memberikan bantuan (SISBAN), tujuan BTS adalah
memberikan kesempatan kepada siswa (SISBAN) dalam :
a. Meningkatkn kepedulian dan kebersamaan terhadap siswa lain.
b. Meningkatkan kualitas pribadi, khususnya dalam bersosialisasi dan
menyikapi siswa lain yang bermasalah.
c. Mengembangkan potensi dan peranannya dalam membantu siswa
lain.
d. Memotivasi siswa teman sebayanya untuk mencari upaya
pengentasan masalah-masalah yang dialami dan memanfaatkan
pelayan bimbingan.
3. Bidang Kegiatan dan Jenis Kegiatan Bimbinga Teman Sebaya
a. Kegiatan BTS berada dalam empat bidang bimbingan, yaitu :
1) Bidang bimbingan pribadi : meliputi upaya pengembangan
potensi dan kondisi pribadi siswa yang memerlukan bantuan.
2) Bidang bimbingan sosial : mrliputi peningkatan dan
pengembangan hubungan sosial (relasi, interaksi, komunkasi)
siswa dengan segenap warga sekolah, keluarga dan masyarakat.
3) Bidang bimbingan belajar : meliputi pemberian bantuan
terhadap siswa yang lambat/mengalami kesulitan belajar dan
memperoleh prestasi renddah dalam belajar.
4) Bidanng bimbingan karir : meliputi pemberian bantuan
terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam
pengembangan informasi dan perencanaan karir.
Catatan : kegiatan yang ditangani oleh SISBAN tidak harus
meliputi semua bidang bimbingan, melainkan sesuai dengan
kemampuan SISBAN dan kebutuhan SISBAN
b. Jenis kegiatan
Jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh siswa pemberian
bantuan (SISBAN) adalah :
1) Layanan orientasi : Pemberian materi orientasi tentang situasi
baru (misalnya sesame sekolah) kepada siswa baru.
2) Layanan informasi : Pemberian berbagi informasi yang sifatnya
aktual kepada siswa.
3) Tutorial : Pemberian bantuan untuk meningkatkan
keterampilan belajar penguasan materi pelajaran.
4) Diskusi kelompok terbuka : diskusi kelompok ( 10 -15 orang
siswa ) untuk membahas topik –topik tertentu.
5) Pra-Bimbimbingan : Pembicaraan awal secara individual
tentang masalah yang dialami siswa.
6) Alih tangan kasus : Mengalih tangankan kasus (sisa yang
bermasalah ) kepada guru pembmbing.
Catatan : SISBAN tidak harus melakukan semua jenis
kegiatan di atas, melainkan sesuai dengan kemampuan
SISBAN dan kebutuhan SISBAN.

4. Pelakasanaan dan Admistrasi


Dalam pelaksanaan BTS perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a. SISBAN yang telah memenuhi syarat dan dilatih diperkenalkan
oleh Guru Pembimbing kepada seluruh siswa.
b. SISBAN dapat langsung bertemu dengan ( calon ) SISBIN , baik
SISBIN yang langsung menemui SISBAN atau SISBAN langsung
menemui SISBIN yang diperkirakan mengalami masalah.
c. Dalam pertemuan antara SISBAN dan SISBIN diselenggarakan
satu atau lebih kegiatan BTS sebagaimana tersebut pada butir 4.
d. SISBAN mencatat waktu, tempat da nisi pertemuan dengan
SISBIN diamarkan ( denga kode )
e. Nama SISBIN dan rincian isi pembicaraan antara SISBAN dan
SISBIN tidak boleh disampaikan kepada siapapun juga, kecuali
dalam kasus alihtangan kepada Guru Pembimbing penanggung
jawab SISBAN, untuk sebenar-benarnya kepentingan SISBIN.
Guru pembimbing dengan sepenuh-penuhnya menepati atas
kerahasian dan asas-asas BK lainya.
f. SISBAN berkonsultasi dan melaporkan semua kegiatan dalam BTS
kepada Guru pembimbing yang menanggungjawabnya. Laporan
yang diberikan berupa :
1) Pokok- pokok isi pembicaraan antara SISBAN dan
SISBIN (tanpa menyebut nama ) dilporkan kepada Guru
Pembimbing. Dalam hal ini Guru Pembimbing dapat
memberikan pendapat seperti : apakah pertemuan antara
SIBAN dan SISBIN sudah cukup baik, atau perlu
dilanjutkan dengan materi baru, atau SISBIN perlu dialih
tangankan kepada Guru Pembimbing, dan lain-lain
komentar yang positi untuk suksesnya bantuan kepada
SISBIN.
2) Apabila kasus SISBIN perlu dialih tangankan kepada
Guru Pembimbing, maka SISBAN mengusahakan
secara langsung persetujuan dan kesedian SISBIN.
3) Dalam mengenai kasus SISBIN, SISBANtidak
tiperkenankan menghubungi pihak – pihak lain. Untuk
hubungn dengan pihak lain itu, kemungkinan,
perencanaan, dan pelaksanaannya dibicarakan dengan
Guru Pembimbing.
4) Tanpa harus menunggu laporan SISBIN, Guru
Pembimbing secara berkala mengadakan pertemuan
konsultasi dan koordinasi SISBAN-SISBAN-nya.
5. Kelemahan dari Kegiatan Bimbingan Teman Sebaya
a. Sarana yang diberikan tidak terlalu bonafit
b. Klient kurang menerima saran
c. Ditakutkan terjadi kesalah pengertian dan mereka tidk bisa
menyelesaikan.

Anda mungkin juga menyukai