1. Pengertian Kegiatan Kelompok Belajar Pengertian kelompok belajar/ belajar kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan bersama – sama guru menyelesaikan persoalan – persoalan yang berkaitan dengan belajar. Sedangkan menurut Ibrahim, dkk (2000 : 5-6) pembelajaran kelompok merupakan pembelajaran yang dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kelompok. Siswa bekerja dalam situasi pembelajaran kelompok didorong atau dikehendaki untk bekerjasama padda suatu tugas dan mereka harus mengkoordinasikan usaha menyelesaikan tugasnya. 2. Tujuan Kegiatan Kelompok Belajar a. Meninggikan rasa percaya diri terhadap kemampuan siswa. b. Mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi. c. Mewujudkan tingkah laku yang ebih efektif. d. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal. e. Meningkatkan prestaasi belajar siswa 3. Manaat Kelompok Belajar a. Belajar dengan membentuk kelompok belajar sendiri dapat memotivasi semangat belajar antara temn satu dengan lainya. b. Saling berbagi informasi dan pengetahuan antar teman. Teman yang pandai dapat mengajari dan menularkan kepandaiannya kepada temanlainnya. Dengan begitu, materi yang diserap oleh siswa dapat merata kepada siswa lain. c. Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi. d. Bekerjasama menyelesaikan PR maupun tugas sekaligus bersosialisasi diluar sekolah sehingga tidak membosankan. e. Meringankan tugas yang diberikan kepada siswa karena dikerjakan bersama-sama siswa yang lain. f. Mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa dalam menanggapi suatu g. Belajar lebih menyenangkan karena dikerjakan secara berkelompok
4. Konse Kelomok Belajar
a. Pembentukan kelomok belajar Kelomok dalam KKB dibentuk atas bimbingan wali kelas, guru ppembimbing atau prakarsasiswa sendiri. Besarnya anggota KKb 5 – 8 orang, apabila KKB terlalu banyak anggotanya dimungkinkan akan berubah fungsinya menjadi gosip. Dalam embentukan KKB perlu diperhatikan: 1) Jarak antara rumah dengan temat belajar. 2) Kemampuan anggota. 3) Kualitas anggota. 4) Jenis kelamin, diusahakan tiap kelompok terdapat siswa putra dan putri. 5) Merumuskan aturan/ tata tertib kelompok. Menetapkan aturan – aturan yang berkaitan dengan kedisiplina, kerapian, kerajinan, kesoanan, kekompakan dan motivasi pencapaian prestasi belajar. 6) Melengkapi aturan/ tata tertib kelompok dengan sanksi bagi pelanggaran. Dengan membuat sanksi kreatif bukan berupa hokum fisik. b. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Belajar Waktu pelaksanaan KKB dijadwalkan hari dan waktunya/ jam berapa. Setiap anggota harus disiplin mentaati jadwal yang telahh disepakati. Lama pelaksanaan bias 1,5 jam efektif ditambah 15 menit istirahat. Waktu yang terlalu lama dimungkinkan diigunakan untuk bergurau dan mengobrol. a) Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Belajar 1) Membahas dan menyelsesaikan soal 2) Tanya jawab tentang materi pelajaran yang sedang menjadi pembahasan. 3) Memahami kata dan istilah yang cukup kompleks. 4) Mencatatat pertanyaan untuk diajukan kepada guru di kelas dan lain – lain yang berkaitan dengan pelajaran. A. Melakukan Peminatan Siswa 1. Pengertian Peminatan Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan peserta didik denganorientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran ataumuatan kejuruan. Permintaan akademik adalah program kulikurer yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran kejuruan. 2. Tujuan Peminatan Peminatan pada SMK/MAK dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan minat, bakat, dan/atau kemampuan dalam bidang Kejuruan, Program Kejuruan, dan paket Kejuruan (Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014, Pasal 2 ayat (2)). 3. Tingkat Arah Peminatan Utuk setiap tingkat arah peminatan digunakan lima aspek pokok sebagai dasar pertimbangan bagi arah peminatan yang akan ditempuh. Kelima aspek tersebut mengacu kepada karakteristik pribadi peserta didik dan lingkungannya, kondisi sekolah dan kondisi pihak – pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan siswa yang bersangkutan, dikaitkan pada konstruk da nisi kurikulum yaitu : a. Kemampuan mental dasar (kecerdasan), yaitu kemampuan dasar yang biasanya diukur dengan tes intelegensi. b. Bakat, minat, dan kecenderungan pribadi yang dapat diukur dengan tes bakat dan inventori tentang bakat/minat. c. Konstruk da nisi kurikulum yang memuat mata pelajaran dan prakti/latihan yang dapat diambil/didalami siswa atas dasr pilihan, serta system Satuan Kredit Semester (SKS) yang dilaksanakan. d. Prestasi hasil belajar, yaitu nilai hasil belajar yang diperoleh siswa di satuan pendidiakan, baik (a) rata-rata pada umumnya , maupun (b) permata pelajaran, baik yang bersifat wajib maupu pilihan, dalam rangka peminatan akademik, vokasional dan studi lanjut. e. Ketersedian fasilitas satuan pendidikan, yaitu apa yang ada di tempat siswa belajar yang dapat menunjang pilihan atau arah peminatan siswa. f. Dorongan moral dan financial, yaitu kemungkinan penguatan dan berbagai sumber yang dapat membantu siswa, seperti orng tua, dan kemungkinan dari pihak lain, dan beasiswa. 4. Langkah Pelayanan Peminatan Pelayanan peminatan peserta didik dimulai sejak sedini mungkin, yaitu sejak peserta didik menyadari bahwa ia berkesempatan memilih jenis sekolah dan mata pelajaran dan arah karir dan studi lanjut. Ketika itulah langkah-langkat pelayanan peminatan secara sistematik dimulai, mengikuti langkah yang disesuaikan dengan tingkat dan arah permintaan yang ada. a. Langkah Pertama (Pengumpulan data dan informasi) Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang : 1) Data pribadi siswa : kemampuan mental dasar (intelegensi), bakat dan minat serta kecenderungan khusus. 2) Kondisi keluarga dan lingkungan 3) Mata pelajaran wajib dan pilihan jalur perminatan yang ada 4) System pembelajaran, termasuk system Satuan Kredit Semester (SKS) 5) Informasi pekerjaan/karir 6) Informasi pendidikan lanjutan dan kesempatan kerja 7) Data kegiatan dan hasil belajar 8) Data khusus tentang pribadi peserta didik b. Langkah kedua (layanan informasi/orientasi arah peminatan) Dengan langkah ini kepada para peserta didik diberikan innformasi selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikanpeserta didik, yaitu informasi tengtang : 1) Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti serta selamat dari sekolah atau program tersebut, dan dari kelas yang merka duduki sekarang. 2) Struktur dan isi kurikulum dengan mata pelajaran yang ada, baik yang wajib maupun pilihan yang dikuti siswa, terutama berkenaan dengan jalur peminatan dan pilihan mata pelajaran pendalaman lintas peminatan. 3) System jalur peminatan, system SKS serta penelenggaraan pembelajarannya. 4) Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami atau yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan vokasional. 5) Informasi tentang studi lanjut selama pendidikan yang sedang ditempuh sekarang. c. Langkah Ketiga (Identifikasi dan Penetapan Arah Peminatan) Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi peserta didik dengan syarat-syarat atau jalur peminatan yang ada dan mata pelajaran lintas peminatan pada satuan pendidikan, arah pengembangan karir, kondisi orang tua, dan lingkungan pada umunya, terutama dalam rangka peminatan akademik, vokasional, dan studi lanjutan, dan syarat-syarat pengambilan mata pelajaran dalam system SKS yang berlaku. Langkah ketiga ini dilaksanakan melalui kontak langsung dengan guru BK atau konelor dengan peserta didik melalui penyajian angket ataupun modul. Kontak langsung ini disertai pembahasan individu, diskusi kelompok dan kegiatan lain melalui strategi tranformasi-BMB3 atas berbagai aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang diambil. d. Langkah Keempat ( Penyesuaian ) Arah penyesuaian yang dimaksud pada garis besarnya adalah sebagai berikut : 1) Apabila pilihan tepat tetapi pada satuan pendidikan yang sedang atau akan diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka siswa yang bersangkutan dapat dianjurkan untuk mengambil pilihan itu di satuan pendidikan lain. 2) Apabila pilihan tepat dan fasilitas pada satuan pendidikan tersedia, tetapi dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang relevan terhadap peserta didik dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan mencari bantuan atau beasiswa. 3) Apabila pilihan tidak tepat, maka peserta didik yang bersangkutan perlu menggantikan pilihan lain dan perlu dilakukan penesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk itu diperlukan layanan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang relevan bagi siswa yang bersangkutan. e. Langkah Kelima ( monitoring dan tindak lanjut ) Guru BK atau konselor memonitor penampilan dan kegiatan peserta didik asuhnya secara keseluruhan dalam menjalani program pendidikan yang diikutinya, melalui pendampingan oleh guru BK atau konselor dan guru mata pelajaran, khususnya berkenaan dengan peminatan yang telah dipilih/ditetapkan. Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik dalam menjalani peminatannya itu perlu diantisipasi dan memperoleh pelayanan BK secara komprehensif dan tepat. B. Bimbingan Teman Sebaya 1. Pengertian Bimbingan Teman Sebaya Bimbingan teman sebaya adalah program bimbngan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa lainya. Seiswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun nonakademik. Disamping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau bimbingan. Program bimbingan teman sebaya mempunyai alasan – alasan yang rasional, tersetruktur, aktifitasnya khas atau spesifik, persiobal yang melakukannya juga khusus dan dioorganisir secra terus menerus. Program ini merupakan usaha mempengaruhi (memperbaiki tingkah laku yang dimiliki siswa), yaitu tingkah laku yang dapat membedakan antara tingkah laku yang pantas dengan tidak pantas, dan menggunakan tingkah laku yang pantas menjadi identitas pribadi yang diharapkan, serta memenumakn berbagai cara pemecahan masalah, dan memberikan pengalaman diri mereka sebagai orang dewasa yang matang dan bertanggung jawab. 2. Tujuan Bimbingan Teman sebaya Secara umum tujuan BTS adalah membantu menyukseskan program Bimbingan dan Bimbingan di sekolah dalam rangka mengoptimalkan perkembangan siswa. Adapun tujuan khusus yaitu : Untuk siswa yang dibimbing (SISBIN), Tujuan BTS adalah membantu siswa yang bersangkutan. (SISBIN) untuk memperoleh kesempatan dalam, a. Mengembangkan hubungan social dan kedekatan dengan teman sebaya. b. Mengentaskan permasalahan yang dihadapi. c. Mengembangkan potensi secara optimal. d. Memanfaatkan besar-besarnya pelayanan Bimbingan dan Bimbingan di sekolah. Untuk siswa yang memberikan bantuan (SISBAN), tujuan BTS adalah memberikan kesempatan kepada siswa (SISBAN) dalam : a. Meningkatkn kepedulian dan kebersamaan terhadap siswa lain. b. Meningkatkan kualitas pribadi, khususnya dalam bersosialisasi dan menyikapi siswa lain yang bermasalah. c. Mengembangkan potensi dan peranannya dalam membantu siswa lain. d. Memotivasi siswa teman sebayanya untuk mencari upaya pengentasan masalah-masalah yang dialami dan memanfaatkan pelayan bimbingan. 3. Bidang Kegiatan dan Jenis Kegiatan Bimbinga Teman Sebaya a. Kegiatan BTS berada dalam empat bidang bimbingan, yaitu : 1) Bidang bimbingan pribadi : meliputi upaya pengembangan potensi dan kondisi pribadi siswa yang memerlukan bantuan. 2) Bidang bimbingan sosial : mrliputi peningkatan dan pengembangan hubungan sosial (relasi, interaksi, komunkasi) siswa dengan segenap warga sekolah, keluarga dan masyarakat. 3) Bidang bimbingan belajar : meliputi pemberian bantuan terhadap siswa yang lambat/mengalami kesulitan belajar dan memperoleh prestasi renddah dalam belajar. 4) Bidanng bimbingan karir : meliputi pemberian bantuan terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam pengembangan informasi dan perencanaan karir. Catatan : kegiatan yang ditangani oleh SISBAN tidak harus meliputi semua bidang bimbingan, melainkan sesuai dengan kemampuan SISBAN dan kebutuhan SISBAN b. Jenis kegiatan Jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh siswa pemberian bantuan (SISBAN) adalah : 1) Layanan orientasi : Pemberian materi orientasi tentang situasi baru (misalnya sesame sekolah) kepada siswa baru. 2) Layanan informasi : Pemberian berbagi informasi yang sifatnya aktual kepada siswa. 3) Tutorial : Pemberian bantuan untuk meningkatkan keterampilan belajar penguasan materi pelajaran. 4) Diskusi kelompok terbuka : diskusi kelompok ( 10 -15 orang siswa ) untuk membahas topik –topik tertentu. 5) Pra-Bimbimbingan : Pembicaraan awal secara individual tentang masalah yang dialami siswa. 6) Alih tangan kasus : Mengalih tangankan kasus (sisa yang bermasalah ) kepada guru pembmbing. Catatan : SISBAN tidak harus melakukan semua jenis kegiatan di atas, melainkan sesuai dengan kemampuan SISBAN dan kebutuhan SISBAN.
4. Pelakasanaan dan Admistrasi
Dalam pelaksanaan BTS perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut : a. SISBAN yang telah memenuhi syarat dan dilatih diperkenalkan oleh Guru Pembimbing kepada seluruh siswa. b. SISBAN dapat langsung bertemu dengan ( calon ) SISBIN , baik SISBIN yang langsung menemui SISBAN atau SISBAN langsung menemui SISBIN yang diperkirakan mengalami masalah. c. Dalam pertemuan antara SISBAN dan SISBIN diselenggarakan satu atau lebih kegiatan BTS sebagaimana tersebut pada butir 4. d. SISBAN mencatat waktu, tempat da nisi pertemuan dengan SISBIN diamarkan ( denga kode ) e. Nama SISBIN dan rincian isi pembicaraan antara SISBAN dan SISBIN tidak boleh disampaikan kepada siapapun juga, kecuali dalam kasus alihtangan kepada Guru Pembimbing penanggung jawab SISBAN, untuk sebenar-benarnya kepentingan SISBIN. Guru pembimbing dengan sepenuh-penuhnya menepati atas kerahasian dan asas-asas BK lainya. f. SISBAN berkonsultasi dan melaporkan semua kegiatan dalam BTS kepada Guru pembimbing yang menanggungjawabnya. Laporan yang diberikan berupa : 1) Pokok- pokok isi pembicaraan antara SISBAN dan SISBIN (tanpa menyebut nama ) dilporkan kepada Guru Pembimbing. Dalam hal ini Guru Pembimbing dapat memberikan pendapat seperti : apakah pertemuan antara SIBAN dan SISBIN sudah cukup baik, atau perlu dilanjutkan dengan materi baru, atau SISBIN perlu dialih tangankan kepada Guru Pembimbing, dan lain-lain komentar yang positi untuk suksesnya bantuan kepada SISBIN. 2) Apabila kasus SISBIN perlu dialih tangankan kepada Guru Pembimbing, maka SISBAN mengusahakan secara langsung persetujuan dan kesedian SISBIN. 3) Dalam mengenai kasus SISBIN, SISBANtidak tiperkenankan menghubungi pihak – pihak lain. Untuk hubungn dengan pihak lain itu, kemungkinan, perencanaan, dan pelaksanaannya dibicarakan dengan Guru Pembimbing. 4) Tanpa harus menunggu laporan SISBIN, Guru Pembimbing secara berkala mengadakan pertemuan konsultasi dan koordinasi SISBAN-SISBAN-nya. 5. Kelemahan dari Kegiatan Bimbingan Teman Sebaya a. Sarana yang diberikan tidak terlalu bonafit b. Klient kurang menerima saran c. Ditakutkan terjadi kesalah pengertian dan mereka tidk bisa menyelesaikan.