Desa Paradoks Rowoboni - Indocement Awards
Desa Paradoks Rowoboni - Indocement Awards
WRT-14-234
OLEH:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... 3
1. PENDAHULUAN
2. ISI
LAMPIRAN
ABSTRAK
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Eceng gondok merupakan gulma perairan yang pertumbuhannya sangat
cepat di Rawapening sehingga menimbulkan berbagai masalah salah
satunya adalah pendangkalan danau (Nurfitri, 2013).Luas dan kapasitas
danau semakin berkurang akibat sungai-sungai yang bermuara ke danau
Rawa Pening membawa berbagai macam limbah pertanian, industri dan
lumpur sungai yang berasal dari masyarakat di sekitar aliran sungai yang
menyebabkan gulma eceng gondok dapat berkembang secara cepat
(Sulistiyo, 2003).
Laju sedimentasi di Rawa Pening mencapai 150.000 m3 yang diakibatkan
oleh endapan eceng gondok yang mati.Menurut data dari Dinas Lingkungan
Hidup, Pertambangan dan Energi Kabupaten Semarang tingkat sedimentasi
pertahun sebesar 1.189 ton.Volume tampung air maksimal Rawa Pening
kini kurang dari 49 juta meter kubik.Padahal tahun 2000 masih mencapai 65
juta m3.Saat ini gulma eceng gondok sudah menutupi area permukaan danau
kurang lebih seluas 1.080 Ha atau kurang lebih sekitar 70 persen dari luas
danau (Nugrahanti, 2011).Cepat atau lambat angka bertambah terus
menerus apabila tidak ada penanganan lebih lanjut.
3
Di sisi lain kondisi hutan Indonesia menunjukkan produktivitas yang
semakin menurun padahal kebutuhan bahan baku kayu di masyarakat
semakin meningkat. Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan tahun 2013,
Semarang memiliki jatah produksi kayu sebanyak 322.974 m3 sebagai
material kontruksi bangunan (Dephut, 2004).
Perlu adanya suatu usaha efektif untuk mengatasi permasalahan
lingkungan tersebut.Salah satu nya dengan pengembangan teknologi
pengolahan kayu berbahan berlignoselulosa secara maksimal, seperti
pengalihan pembuatan papan dari kayu solid menjadi papan partikel yang
berasal dari serat panjang eceng gondok sebagai material kontruksi
bangunan siap pakai. Pembuatan papan partikel berbahan dasar eceng
gondok atau dinamakan paradoks ini memiliki keunggulan dalam
penyerapan suara karena struktur permukaannya yang terbuka
memungkinkan untuk penyerapan suara tinggi sehingga dapat dipergunakan
sebagai material peredam kebisingan suara yang berbentuk panel akustik
komposit. Banyaknya masyarakat yang belum teredukasi dan belum
memiliki skill membuat desa ini hanya bergantung pada sektor pertanian.
Apabila panel akustik komposit berbahan dasar eceng gondok ini dapat
dimanfaatkan dengan baik maka bukan tidak mungkin Desa Rowoboni akan
menjadi sentra produksi panel akustik komposit pertama di Jawa Tengah.
Selain itu proyek ini juga diharapkan dapat membawa pengaruh yang baik
bagi ekonomi, sosial dan lingkungan masyarakat Desa Rowoboni.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemanfaatan serat panjang eceng
gondok sebagai papan partikel di Desa Rowoboni berbasis pemberdayaan
masyarakat.
2. Untuk mengetahui proyeksi ekonomi masyarakat Desa Rowoboni setelah
pengembangan usaha paradoks sebagai material kontruksi bangunan.
2. Isi
2.1 Metode Penelitian
2.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan analisis kualitatis, yaitu
mendeskripsikan strategi implementasi dan proyeksi perkembangan
ekonomi masyarakat Desa Rowoboni setelah pengembangan usaha
eceng gondok sebagai papan partikel.
2.1.2 Populasi dan Sampel Penellitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang
bertempat tinggal di Desa Rowoboni. Sedangkan teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan caraSimple
Random Sampling. Yang menjadi sampel dalm penelitian kali ini
adalah masyarkat yang tinggal di Desa Rowoboniyang memproduksi
eceng gondok sebagai bahan baku kerajinan.
2.1.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam proyek penelitian ini, kami berusaha mendapatkan hasil
yang baik. Oleh kaena itu, penulis menggunakan beberapa cara
dalam mengumpulkan data, antara lain sebagai berikut:
4
A. Kajian Pustaka
Untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini, penulis mempelajari dan menggunakan teori-
teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas
sebagai dasar pemikiran dan untuk memperkuat data
sebagai kajian teori.
B. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran
tentang proyeksi perekonomian masyarakat yang
memanfaatkan eceng gondok sebagai bahan baku kerajinan
dan pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku papan
partikel untuk material kontruksi bangunan.
2.1.4 Analisis Data
Penganalisisan dilakukan dengan menggunakan analisis
kualitatif. Analisis ini meliputi hal-hal mengenai gambaran umum
strategi implementasi dan proyeksi ekonomi masyarakat setelah
mengembangkan eceng gondok sebagai bahan baku papan partikel.
5
Tabel 2. Komposisi eceng gondok tanur kering
6
gondok di Danau.Sedangkan untuk pergi ke danau mereka hanya berjalan
kaki atau dengan menggunakan sepeda. Bagi masyarakat yang menjual
eceng gondok kering maupun anyam hanya membutuhkan tenaga sendiri
dan tidak pernah mempekerjakan orang lain untuk mengeringkan maupun
menganyam. Pengeringan eceng gondok dilakukan secara manual dengan
menggunakan panas matahari. Sehingga pendapatan masyarakat di musim
hujan berbeda dengan pendapatan mereka dimusim kemarau (Wulandari,
2013).
Nilai PDRB(Produk Domestik Regional Bruto) Kecamatan Banyubiru
atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar 248.987.880,93 ribu rupiah dan
atas dasar harga konstan sebesar 100.595.774,53 ribu rupiah (BPS
Semarang, 2013). Berdasarkan penelitian Natalia, dkk di tahun 2012 dapat
dijelaskan bahwa pendapatan pertahun yang diperoleh para pemanfaat eceng
gondok pada rentang pendapatan Rp. 1.000.000,00 hingga Rp 2.999.000,00
sebanyak 34 orang atau sebesar 50%. Kemudian pada rentang pendapatan
Rp 3.000.000,00 hingga Rp 4.999.000,00 sebanyak 16 orang atau sebesar
24%. Dilanjutkan rentang pendapatan Rp 5.000.000,00 hingga Rp
6.999.000,00 sebanyak 2 orang atau sebesar 3%. Pada rentang pendapatan
Rp 7.000.000,00 hingga Rp 8.999.000,00 sebanyak 1 orang atau sebesar 1
% dan pada rentang yang terakhir pendapatan yang diperoleh lebih dari Rp
9.000.000,00 sebanyak 15 orang atau sebesar 22%. Rata-rata pendapatan
masyarakat pemanfaat eceng gondok dalam kurun waktu satu tahun adalah
sebesar Rp 5.791.290,00 per orang. Untuk lebih rincinya dapat dijelaskan
melalui gambar di bawah ini:
1.000.000,00-
2.999.000,00
22%
3.000.000,00 -
4.999.000,00
1%
3% 5.000.000,00 -
50%
6.999.000,00
7.000.000,00 -
24% 8.999.000,00
≥9.000.000,00
7
Kelangsungan produksi papan partikel dengan menggunakan bahan baku
eceng gondok sangat terjamin jika dilihat dari ketersediaan bahan baku melihat
pertumbuhan eceng gondok sangat cepat, yaitu 0,45 - 0,3 kg/(hari . m3)
(Roekmijati, 1986). Hal ini didukung dengan meningkatnya jumlah produksi
ekspor papan partikel.Berdasarkan data BPS kabupaten Semarang tahun 2012
produksi ekspor papan partikel untuk wilayah Jawa Tengah meningkat dari
305.865 US$ menjadi 1.011.481 US$. Nantinya masyarakat tidak hanya
menjual eceng gondok dalam keadaan kering, namun mengolah eceng gondok
menjadi suatu produk, salah satunya adalah Paradoks (Papan Partikel Eceng
Gondok).
Modal yang akan dikeluarkan penduduk relatif kecil karena
pembuatannya yang mudah. Dengan bahan baku yang telah tersedia dalam
jumlah besar, maka yang diperlukan hanyalah bahan pelengkap seperti perekat,
cetakan dan alat pembakar. Bila kita asumsikan biaya produksi satu papan
sebagai berikut:
Tabel 2. Perkiraan Modal Pengeluaran
Bahan Harga
Eceng Gondok Rp. 0,00
Perekat semen dan gypsum/kg Rp. 26.000,00
Bahan Bakar/ Listrik Rp. 200,00
Jumlah Rp. 26.200,00
Sumber: Survei Penelitian
Harga tersebut cukup terjangkau bagi masyarakat Rawaboni apabila
mereka berusaha untuk membuka unit usaha papan partikel bila kita meninjau
pendapatan masyarakat desa Rawaboni yang berada diantara Rp. 1.000.000
hingga Rp.9.000.000 per tahun.
Bila kita menargetkan perhitungan range harga papan yang diasumsikan
seharga Rp.50.000 per papan, maka menggunakan rumus:
Income-Outcome= Profit/Loss
Besar keuntungan yang diperoleh setiappenjualan satu papan sebesar:
Rp.50.000,00 – Rp. 26.200,00 = Rp. 23.800,00
Jika eceng gondok yang ada di Rawa Pening hanya dipertahankan 25%
saja atau 20% permukaan perairan tertutup eceng gondok agar populasinya
tidak mengganggu ekosistem di sekitarnya, maka perhari eceng gondok di
Rawa Pening bisa diprediksikan mampu menghasilkan papan sebesar 5.750
lembar papan berukuran 1200x2440x12 mm perhari atau setara dengan
2.181.945 m3 perhari. Jumlah ini juga masih lebih besar jika dibandingkan
dengan produksi total papan partikel Indonesia yang hanya 470.000 m3/tahun
( Saputra).
Dengan perkiraan kapasitas produksi sebesar 5.750 papan per hari, maka
potensi maksimal jumlah keuntungan yang diperoleh dari penjualan papan
partikel per hari sebesar Rp. 136.850.000,00 atau Rp.49.266.000.000,00 per
tahun di kawasan Rawa Pening. Dengan asumsi bahan baku yang ada tersedia
terus-menerus.
8
Jumlah tersebut jauh lebih besar apabila eceng gondok dijual secara
mentah atau dijadikan produk lain seperti kerajinan bila kita meninjau data
berikut ini:
9
Analisis produksi Pihak-pihak terkait yang berkompeten di
papan partikel bidang ini melakukan analisis kontruksi
berbahan dasar yang paling optimal sesuai dengan
eceng gondok tingkat permasalahan yang ada, termasuk
juga kualitas material yang baik dengan
harga yang paling efisien.
Penentuan mitra Menentukan mitra kontruksi yaitu
produksi perusahaan yang dapat dipercaya
mengelola proses produksi papan partikel
dan pengelolaan limbah eceng gondok.
Rancangan Tahap selanjutnya adalah merancang
anggaran biaya anggaran biaya (produksi, pelaksanaan,
evaluasi) berdasarkan pada data fisik
yang ada.
Pengolahan limbah Di tahap ini, dilaksanakan pengolahan
eceng gondok dan limbah eceng gondok dan papan partikel
produksi papan sebagai material kontruksi siap pakai
partikel sebagai sesuai denganperencanaan sebelumnya
material kontruksi
Uji Kelayakan Kemudian pihak-pihak terkait melakukan
papan partikel uji kelayakan material kontruksi tersebut.
untuk kontruksi Jika kiranya terdapat permasalahan maka
masyarakat dapat direncanakan alternatif solusi yang
Pelaksanaan terbaik.
Sosialisasi dan Pemerintah daerah mengumpulkan
pelatihan skill masyarakat dan pihak-pihak terkait
masyarakat tentang cara pengolahan limbah eceng
gondok tersebut menjadi material
kontruksi siap pakai, sehingga dari usaha
pemberdayaan ini diharapkan masyarakat
mendapatkan penghasilan tambahan tidak
hanya dari produk-produk kerajinan yang
dihasilkan dari eceng gondok.
Evaluasi Monitoring dan Pada tahap ini pemerintah memonitoring
Evaluasi pelaksanaan program dan uji kelayakan
papan partikel sebagai material kontruksi
di beberapa titik penerapan di sekitar
kawasan Rawapening. Tahap selanjutnya
dilaksanakan evaluasi terhadap hasil
monitoring yang ada.
3. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Strategi implementasi pemanfaatan serat panjang eceng gondok sebagai
papan partikel di Desa Rowoboni berbasis pemberdayaan masyarakat
dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu perencanan, pelaksanaan dan
evaluasi program. Tahap perencanaan meliputi pemetaan pihak-pihak
terkait, pengumpulan data limbah, analisis produksi, penentuan mitra
dan rancangan anggaran biaya. Tahap pelaksanaan meliputi pengolahan
10
limbah, produksi papan, uji kelayakan dan sosialisasi proyek. Tahap
evaluasi meliputi monitoring proyek.
2. Proyeksi perkembangan perekonomian warga desa meningkat setelah
mengembangkan usaha eceng gondok dengan efisiensi proyek sebesar
95 %.
3.2 Saran
1. Perlunya sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat Desa Rawaboni
terkait pembuatan Paradoks.
2. Kontribusi dari pemerintah berupa pemberian modal awal dan
menciptakan iklim bisnis yang menguntungkan bagi masyarakat Desa
Rawaboni apabila projek ini dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, nurfitri. 2013. Potensi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (mart.)
Solms) Rawapening untuk Biogas dengan Variasi Campuran Kotoran Sapi,
Tesis.Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Dinas Perindustrian Kabupaten Semarang. 2009. Data Potensi Sentra Kerajinan
Eceng Gondok Kabupaten Semarang.
Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No.
SK.231/VI-BPHT/2004, 28 September 2004. Diakses dari
http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/1397 pada 26 Juli 2014.
Natalia, Nurcahyaningtyas. 2013. Kajian Nilai Ekonomis dan Persepsi
Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Eceng Gondok Di Desa Rowoboni
Kabupaten Semarang Tahun 2013.Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Nugrahanti, Amanda Putri., (2011). “Rawa Pening 10 Tahun Lagi Jadi Daratan”,
Kompas, 15 Maret 2011 diakses dari http://sains.kompas.com pada tanggal
23 November 2012.
Saputra. Selulosa Cross and Bevan Tankai Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku
Papan Partikel. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Seksi Statistik Niaga dan Jasa Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Jawa
Tengah. 2011. Statistik Ekspor Jawa Tengah Tahun 2011. Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Tengah.
___2012.Statistik Ekspor Jawa Tengah Tahun 2012. Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Tengah.
Sulistiyo, H., (2003), “Struktur Populasi Udang Air Tawar (Caridina Leavis
Heller) di Daerah (Eichhornia Crassipes (Mart.)Solm.) Danau Rawa
Pening”, Skripsi, Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana.
Salatiga.
Sutigno, P. 1988. Teknologi papan partikel datar.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan, Bogor.
Vlack, Lawrence H.Van. 1995. Ilmu dan Teknologi Bahan. Terjemahan Ir. Sriati
Djaprie. Jakarta: Erlangga.
Wulandari. 2013. Kajian Nilai Ekonomis dan Persepsi Masyarakat Terhadap
Pemanfaatan Eceng Gondok di Desa Rowoboni Kabupaten Semarang
Tahun 2013. Universitas Atmajaya Yogyakarta.
11
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
NIM : 21050113130188
Universitas : UnivesitasDiponegoro
Telepon/HP : 085729029692
Anggota Peneliti
Anggota I
Nama Lengkap : Oktovia Rezki Nurhanafiah
NIM : 21030113120013
Jurusan : S1-Teknik Kimia
2. orisinal karya tim peneliti, tanpa adanya unsur plagiarism baik dalam aspek
substansi maupun penulisan.