Anda di halaman 1dari 12

INDOCEMENT AWARDS

STR WRITING COMPETITION

DESA PARADOKS ROWOBONI: STRATEGI PEMANFAATAN ECENG


GONDOK DENGAN KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

WRT-14-234

OLEH:

Dzikri Rahman Bijak

Oktovia Rezki Nurhanafiah

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
DAFTAR ISI

HALAMAN KULIT MUKA ............................................................................. i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................... 3

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3-4

1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................... 4

2. ISI

2.1 Metode Penelitian ........................................................................... 5

2.2 Hasil dan Pembahasan

2.2.1 Papan Partikel ................................................................................ 5-6

2.2.2Kondisi Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru .......................... 6-7

2.2.3 Strategi Impelementasi Proyek Pengembangan

Paradoks (Papan Partikel Eceng Gondok) .................................... 7-9

2.2.4 Proyeksi Perkembangan Perekonomian Masyarakat Setelah

Pengembangan Usaha Paradoks ................................................... 9-10

3. KESIMPULAN .......................................................................................... 10-11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

LAMPIRAN
ABSTRAK

Tingkat pemanfaatan eceng gondok belum sebanding dengan tingkat


pertumbuhannya yang mencapai 1,9% per hari dan tingkat perkembangbiakannya,
dimana 10 tanaman ini dapat menjadi 600.000 tanaman dalam kurun waktu 8 bulan.
Rowoboni merupakan sentra penghasil eceng gondok terbesar yang berada di sekitar
kawasan Rawapening. Pendapatan ekonomis warga desa dari produksi kerajinan eceng
gondok setiap tahunnya adalah Rp 5.791.290,00 per orang. Disisi lain kebutuhan papan
partikel di dunia semakin dibutuhkan seiring dengan menipisnya kapasitas produksi
hutan-hutan yang ada di dunia untuk memproduksi kayu lapis. Oleh karena itu, eceng
gondok di Desa Rowoboni memiliki peluang yang sangat besar untuk mengisi pasar
produksi papan partikel yang ada di pasar internasional.Berdasarkan data BPS
kabupaten Semarang tahun 2012 produksi ekspor papan partikel untuk wilayah Jawa
Tengah meningkat dari 305.865 US$ menjadi 1.011.481 US$. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana strategi implementasi dan proyeksi perkembangan
perekonomian warga Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang
setelah di integrasikan dengan usaha papan partikel eceng gondok (paradox) siap pakai
sebagai material kontruksi bangunan.
Penelitian ini merupakan penelitian analisis kualitatif dengan waktu penelitian
selama bulan Juli-Agustus 2014.Populasi dan sampel dalam proyek penelitian ini adalah
semua masyarakat yang ada di Desa Rowoboni dengan menggunakan teknik random
sampling.
Strategi implementasi dari proyek pengembangan usaha papan partikel ini
terbagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi proyek usaha. Dari
penelitian ini dapat diproyeksikan perkembangan perekonomian warga Desa Rowoboni
setelah mengembangkan usaha papan partikel sebagai material kontruksi bangunan.
Hasil proyeksi menujukkan bahwa tingkat perekonomian warga akan meningkat setelah
mengembangkan usaha paradox ini dengan efisiensi proyek sebesar 95%.
Kata kunci: Papan partikel, Paradoks, Rowoboni, Strategi.

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Eceng gondok merupakan gulma perairan yang pertumbuhannya sangat
cepat di Rawapening sehingga menimbulkan berbagai masalah salah
satunya adalah pendangkalan danau (Nurfitri, 2013).Luas dan kapasitas
danau semakin berkurang akibat sungai-sungai yang bermuara ke danau
Rawa Pening membawa berbagai macam limbah pertanian, industri dan
lumpur sungai yang berasal dari masyarakat di sekitar aliran sungai yang
menyebabkan gulma eceng gondok dapat berkembang secara cepat
(Sulistiyo, 2003).
Laju sedimentasi di Rawa Pening mencapai 150.000 m3 yang diakibatkan
oleh endapan eceng gondok yang mati.Menurut data dari Dinas Lingkungan
Hidup, Pertambangan dan Energi Kabupaten Semarang tingkat sedimentasi
pertahun sebesar 1.189 ton.Volume tampung air maksimal Rawa Pening
kini kurang dari 49 juta meter kubik.Padahal tahun 2000 masih mencapai 65
juta m3.Saat ini gulma eceng gondok sudah menutupi area permukaan danau
kurang lebih seluas 1.080 Ha atau kurang lebih sekitar 70 persen dari luas
danau (Nugrahanti, 2011).Cepat atau lambat angka bertambah terus
menerus apabila tidak ada penanganan lebih lanjut.

3
Di sisi lain kondisi hutan Indonesia menunjukkan produktivitas yang
semakin menurun padahal kebutuhan bahan baku kayu di masyarakat
semakin meningkat. Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan tahun 2013,
Semarang memiliki jatah produksi kayu sebanyak 322.974 m3 sebagai
material kontruksi bangunan (Dephut, 2004).
Perlu adanya suatu usaha efektif untuk mengatasi permasalahan
lingkungan tersebut.Salah satu nya dengan pengembangan teknologi
pengolahan kayu berbahan berlignoselulosa secara maksimal, seperti
pengalihan pembuatan papan dari kayu solid menjadi papan partikel yang
berasal dari serat panjang eceng gondok sebagai material kontruksi
bangunan siap pakai. Pembuatan papan partikel berbahan dasar eceng
gondok atau dinamakan paradoks ini memiliki keunggulan dalam
penyerapan suara karena struktur permukaannya yang terbuka
memungkinkan untuk penyerapan suara tinggi sehingga dapat dipergunakan
sebagai material peredam kebisingan suara yang berbentuk panel akustik
komposit. Banyaknya masyarakat yang belum teredukasi dan belum
memiliki skill membuat desa ini hanya bergantung pada sektor pertanian.
Apabila panel akustik komposit berbahan dasar eceng gondok ini dapat
dimanfaatkan dengan baik maka bukan tidak mungkin Desa Rowoboni akan
menjadi sentra produksi panel akustik komposit pertama di Jawa Tengah.
Selain itu proyek ini juga diharapkan dapat membawa pengaruh yang baik
bagi ekonomi, sosial dan lingkungan masyarakat Desa Rowoboni.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemanfaatan serat panjang eceng
gondok sebagai papan partikel di Desa Rowoboni berbasis pemberdayaan
masyarakat.
2. Untuk mengetahui proyeksi ekonomi masyarakat Desa Rowoboni setelah
pengembangan usaha paradoks sebagai material kontruksi bangunan.

2. Isi
2.1 Metode Penelitian
2.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan analisis kualitatis, yaitu
mendeskripsikan strategi implementasi dan proyeksi perkembangan
ekonomi masyarakat Desa Rowoboni setelah pengembangan usaha
eceng gondok sebagai papan partikel.
2.1.2 Populasi dan Sampel Penellitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang
bertempat tinggal di Desa Rowoboni. Sedangkan teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan caraSimple
Random Sampling. Yang menjadi sampel dalm penelitian kali ini
adalah masyarkat yang tinggal di Desa Rowoboniyang memproduksi
eceng gondok sebagai bahan baku kerajinan.
2.1.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam proyek penelitian ini, kami berusaha mendapatkan hasil
yang baik. Oleh kaena itu, penulis menggunakan beberapa cara
dalam mengumpulkan data, antara lain sebagai berikut:

4
A. Kajian Pustaka
Untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini, penulis mempelajari dan menggunakan teori-
teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas
sebagai dasar pemikiran dan untuk memperkuat data
sebagai kajian teori.
B. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran
tentang proyeksi perekonomian masyarakat yang
memanfaatkan eceng gondok sebagai bahan baku kerajinan
dan pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku papan
partikel untuk material kontruksi bangunan.
2.1.4 Analisis Data
Penganalisisan dilakukan dengan menggunakan analisis
kualitatif. Analisis ini meliputi hal-hal mengenai gambaran umum
strategi implementasi dan proyeksi ekonomi masyarakat setelah
mengembangkan eceng gondok sebagai bahan baku papan partikel.

2.2 Hasildan Pembahasan


2.2.1 Papan Partikel
Menurut Iskandar (2009), papan partikel adalah lembaran hasil
pengempaan panas campuran pertikel kayu atau bahan berligno selulosa
lainnya dengan perekat organik dan bahan lainnya.
Papan partikel biasa igunakan sebagai bahan baku dan menghasilkan
papan yang disebut sebagai flex board. Selain itu papan partikel biasa
digunakan dalam pembuatan perabot, dinding, plafon , hingga lantai.
Menurut Hadi et al. (1992) papan partikel merupakan salah satu
panel kayu yang memiliki keunggulan diantaranya adalah harganya yang
relatif lebih murah, cukup tebal, kekuatannya memadai, dan mempunyai
sifat akustik yang bagus.Tetapi papan partikel memiliki ketahanan yang
rendah terhadap pengaruh air yaitu papan partikel mudah menyerap, dan
dalam keadaan basah sifat yang berhubungan dengan kekuatan menurun
drastis.
Penggunaan papan partikel masih sangat populer.Permintaan papan
partikel baik di pasar domestik maupun pasar internasional masih sangat
besar.Ini disebabkan oleh harganya yang relatif lebih murah dibandingkan
papan kayu biasa. Papan partikel di pasaran dibanderol sekitar Rp.
75.000,00– Rp 125.000,00 sesuai dengan kualitas papan partikel tersebut.

2.2.3 Paradoks (Papan Partikel Eceng Gondok)


Terlepas dari eceng gondok yang dianggap merugikan, berbagai
usaha untuk menjadikan eceng gondok menjadi produk bernilai guna sudah
mulai dilakukan. Eceng gondok mulai diolah menjadi kerajinan, bahan
sandang, dan pembuatan papan partikel. Kandungan selulosa Cross dan
Bevan eceng gondok sebesar 64,51% dari berat total (Joedodibroto, 1983)
memungkinkan eceng gondok dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan
papan partikel (Saputra).
Roechayati (1983) mengemukakan eceng gondok tanur kering
memiliki kandungan kimia berikut:

5
Tabel 2. Komposisi eceng gondok tanur kering

Senyawa Kimia Presentase (%)


Selulosa 64,51
Pentosa 15,61
Lignin 7,69
Silika 5,56
Abu 12
Sumber: Roechayati (1983)
Dengan kandungan serat yang cukup besar, eceng gondok berpotensi
untuk dikembangkan dalam bidang komposit berbasis serat alam.Salah
satunya adalah papan serat berkerapatan sedang. Hal tersebut dikarenakan
tanaman ini dinilai memililiki kualitas serat yang ulet, kandungan serat yang
cukup tinggi, bahan baku yang melimpah (sustainability resources), murah
dan mudah di dapat, serta tidak beracun. Selain itu peningkatan kebutuhan
eceng gondok tidak akan mempengaruhi kualitas pangan, sandang dan
papan karena tidak berkedudukan sebagai komoditas primer masyarakat
(Achmad, 2008).
Selama ini eceng gondok sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku
kerajinan berupa kursi, meja, tali, hiasan dinding, furniture oleh pengrajin
yang tersebar di Yogyakarta, Solo dan Pekalongan. Salah satu sumber baku
eceng gondok tersebut yang melimpah terdapat di kawasan Rawapening,
Kecamatan Ambarawa dan Kabupaten Salatiga. Pengambilan eceng gondok
di Rawa Pening dilakukan oleh kelompok-kelompok tani yang dibina oleh
pemerintah setempat dengan tingkat produksi mencapai 4 ton per hari di
setiap kelompok tani (Survey Penelitian). Namun tingkat pemanfaatan
eceng gondok belum sebanding dengan tingkat pertumbuhannya yang
mencapai 1,9% per hari dan tingkat perkembangbiakannya, dimana 10
tanaman ini dapat menjadi 600.000 tanaman dalam kurun waktu 8 bulan
(Van Stenis,1995).
Pembuatan dari papan partikel eceng gondok dapat dilakukan secara
sederhana yang memungkinkannya untuk dibuat dalam skala industri
kecil.Pembuatan papan partikel dimulai dengan mencampur partikel eceng
gondok dengan perekat, sesuai variabel komposisi resin. Campuran yang
telah dimasukan ke dalam cetakan yang telah diolesi mirror glaze, dikempa
dengan tekanan 60 kg/cm2 selama 30 menit. Memasukkan campuran ke
dalam oven yang bersuhu 110 oC selama 30 menit.Mendinginkan dan
melepaskan papan partikel dari cetakan (Saputra).

2.2.2 Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru


Desa Rowoboni merupakan desa yang terletak di daerah kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang tepat di tepi danau Rawa Pening. Desa ini
memiliki luas sebesar 5,23 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 2.292
jiwa.
Desa ini dikenal sebagai pengumpul dan pengrajin eceng gondok
terbesar di area rawa pening. Mayoritas dari masyrakat desa mengumpulkan
eceng gondok sebagai sumber penghasilan mereka. Masyarakat Desa
Rowoboni pada umumnya tidak membutuhkan biaya dalam memanen eceng
gondok karena mereka menggunakan sampan untuk memanen eceng

6
gondok di Danau.Sedangkan untuk pergi ke danau mereka hanya berjalan
kaki atau dengan menggunakan sepeda. Bagi masyarakat yang menjual
eceng gondok kering maupun anyam hanya membutuhkan tenaga sendiri
dan tidak pernah mempekerjakan orang lain untuk mengeringkan maupun
menganyam. Pengeringan eceng gondok dilakukan secara manual dengan
menggunakan panas matahari. Sehingga pendapatan masyarakat di musim
hujan berbeda dengan pendapatan mereka dimusim kemarau (Wulandari,
2013).
Nilai PDRB(Produk Domestik Regional Bruto) Kecamatan Banyubiru
atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar 248.987.880,93 ribu rupiah dan
atas dasar harga konstan sebesar 100.595.774,53 ribu rupiah (BPS
Semarang, 2013). Berdasarkan penelitian Natalia, dkk di tahun 2012 dapat
dijelaskan bahwa pendapatan pertahun yang diperoleh para pemanfaat eceng
gondok pada rentang pendapatan Rp. 1.000.000,00 hingga Rp 2.999.000,00
sebanyak 34 orang atau sebesar 50%. Kemudian pada rentang pendapatan
Rp 3.000.000,00 hingga Rp 4.999.000,00 sebanyak 16 orang atau sebesar
24%. Dilanjutkan rentang pendapatan Rp 5.000.000,00 hingga Rp
6.999.000,00 sebanyak 2 orang atau sebesar 3%. Pada rentang pendapatan
Rp 7.000.000,00 hingga Rp 8.999.000,00 sebanyak 1 orang atau sebesar 1
% dan pada rentang yang terakhir pendapatan yang diperoleh lebih dari Rp
9.000.000,00 sebanyak 15 orang atau sebesar 22%. Rata-rata pendapatan
masyarakat pemanfaat eceng gondok dalam kurun waktu satu tahun adalah
sebesar Rp 5.791.290,00 per orang. Untuk lebih rincinya dapat dijelaskan
melalui gambar di bawah ini:

1.000.000,00-
2.999.000,00
22%
3.000.000,00 -
4.999.000,00
1%
3% 5.000.000,00 -
50%
6.999.000,00
7.000.000,00 -
24% 8.999.000,00
≥9.000.000,00

Gambar 3. Grafik penghasilan masyarakat petani eceng gondok Desa


Rowoboni selama satu tahun (Sumber: Natalia dkk, 2012)

2.2.4 Proyeksi Perkembangan Perekonomian Masyarakat Setelah


Pengembangan Usaha Paradoks (Papan Partikel Eceng Gondok)
Dengan pertumbuhan eceng gondok yang cepat dan jumlah yang cukup
besar di kawasan desa Rawaboni, maka kami melihat adanya potensi yang
sangat besar di daerah desa Rawaboni untuk menjadi desa yang memanfaatkan
eceng gondok sebagai komoditas utama suatu produk.

7
Kelangsungan produksi papan partikel dengan menggunakan bahan baku
eceng gondok sangat terjamin jika dilihat dari ketersediaan bahan baku melihat
pertumbuhan eceng gondok sangat cepat, yaitu 0,45 - 0,3 kg/(hari . m3)
(Roekmijati, 1986). Hal ini didukung dengan meningkatnya jumlah produksi
ekspor papan partikel.Berdasarkan data BPS kabupaten Semarang tahun 2012
produksi ekspor papan partikel untuk wilayah Jawa Tengah meningkat dari
305.865 US$ menjadi 1.011.481 US$. Nantinya masyarakat tidak hanya
menjual eceng gondok dalam keadaan kering, namun mengolah eceng gondok
menjadi suatu produk, salah satunya adalah Paradoks (Papan Partikel Eceng
Gondok).
Modal yang akan dikeluarkan penduduk relatif kecil karena
pembuatannya yang mudah. Dengan bahan baku yang telah tersedia dalam
jumlah besar, maka yang diperlukan hanyalah bahan pelengkap seperti perekat,
cetakan dan alat pembakar. Bila kita asumsikan biaya produksi satu papan
sebagai berikut:
Tabel 2. Perkiraan Modal Pengeluaran

Bahan Harga
Eceng Gondok Rp. 0,00
Perekat semen dan gypsum/kg Rp. 26.000,00
Bahan Bakar/ Listrik Rp. 200,00
Jumlah Rp. 26.200,00
Sumber: Survei Penelitian
Harga tersebut cukup terjangkau bagi masyarakat Rawaboni apabila
mereka berusaha untuk membuka unit usaha papan partikel bila kita meninjau
pendapatan masyarakat desa Rawaboni yang berada diantara Rp. 1.000.000
hingga Rp.9.000.000 per tahun.
Bila kita menargetkan perhitungan range harga papan yang diasumsikan
seharga Rp.50.000 per papan, maka menggunakan rumus:
Income-Outcome= Profit/Loss
Besar keuntungan yang diperoleh setiappenjualan satu papan sebesar:
Rp.50.000,00 – Rp. 26.200,00 = Rp. 23.800,00
Jika eceng gondok yang ada di Rawa Pening hanya dipertahankan 25%
saja atau 20% permukaan perairan tertutup eceng gondok agar populasinya
tidak mengganggu ekosistem di sekitarnya, maka perhari eceng gondok di
Rawa Pening bisa diprediksikan mampu menghasilkan papan sebesar 5.750
lembar papan berukuran 1200x2440x12 mm perhari atau setara dengan
2.181.945 m3 perhari. Jumlah ini juga masih lebih besar jika dibandingkan
dengan produksi total papan partikel Indonesia yang hanya 470.000 m3/tahun
( Saputra).
Dengan perkiraan kapasitas produksi sebesar 5.750 papan per hari, maka
potensi maksimal jumlah keuntungan yang diperoleh dari penjualan papan
partikel per hari sebesar Rp. 136.850.000,00 atau Rp.49.266.000.000,00 per
tahun di kawasan Rawa Pening. Dengan asumsi bahan baku yang ada tersedia
terus-menerus.

8
Jumlah tersebut jauh lebih besar apabila eceng gondok dijual secara
mentah atau dijadikan produk lain seperti kerajinan bila kita meninjau data
berikut ini:

Gambar 4. Potensi Sentra Kerajinan Eceng Gondok di Desa Rowoboni

2.2.3 Strategi Impelementasi Proyek Pengembangan Paradoks (Papan Partikel


Eceng Gondok)
Dengan potensi nilai ekonomi yang besar, maka perlu ada manajemen
atau strategi implementasi yang harus dilakukan agar potensi yang diharapkan
dapat tercapai.
Kami membuat analisa strategi implementasi terkait usaha menjadikan
masyarakat desa Rawaboni sebagai pengrajin papan partikel dalam 3 tahap:

Tabel 1. Langkah-Langkah Strategis Pengimplementasian Proyek


Pengembangan Paradoks (Papan Partikel Eceng Gondok)

Tahap Sub Tahap Pelaksanaan


Pemetaan pihak- Pada tahap ini, pemerintah pusat
pihak terkait memetakan pihak-pihak yang terlibat
dalam mengatasi tinggi jumlah limbah
eceng gondok di kawasan Rawa Pening,
Jawa Tengah. Tujuannya adalah untuk
mempermudah pelaksanaan program dan
koordinasi jika suatu saat timbul
permasalahan
Pengumpulan data Pada tahap ini, pihak-pihak terkait
Perencanaan
limbah dan harga melakukan pengumpulan data terkait
kerajinan eceng lokasi dan tingkat permasalahan limbah
gondok serta menganalisis dampak kerusakan
lingkungan yang ditimbulkan bagi
masyarakat. Metode pengumpulan data
disesuaikan dengan tingkat
permasalahan yang ada agar perencanaan
proyek pengembangan papan
partikeldapat berjalan dengan efektif.

9
Analisis produksi Pihak-pihak terkait yang berkompeten di
papan partikel bidang ini melakukan analisis kontruksi
berbahan dasar yang paling optimal sesuai dengan
eceng gondok tingkat permasalahan yang ada, termasuk
juga kualitas material yang baik dengan
harga yang paling efisien.
Penentuan mitra Menentukan mitra kontruksi yaitu
produksi perusahaan yang dapat dipercaya
mengelola proses produksi papan partikel
dan pengelolaan limbah eceng gondok.
Rancangan Tahap selanjutnya adalah merancang
anggaran biaya anggaran biaya (produksi, pelaksanaan,
evaluasi) berdasarkan pada data fisik
yang ada.
Pengolahan limbah Di tahap ini, dilaksanakan pengolahan
eceng gondok dan limbah eceng gondok dan papan partikel
produksi papan sebagai material kontruksi siap pakai
partikel sebagai sesuai denganperencanaan sebelumnya
material kontruksi
Uji Kelayakan Kemudian pihak-pihak terkait melakukan
papan partikel uji kelayakan material kontruksi tersebut.
untuk kontruksi Jika kiranya terdapat permasalahan maka
masyarakat dapat direncanakan alternatif solusi yang
Pelaksanaan terbaik.
Sosialisasi dan Pemerintah daerah mengumpulkan
pelatihan skill masyarakat dan pihak-pihak terkait
masyarakat tentang cara pengolahan limbah eceng
gondok tersebut menjadi material
kontruksi siap pakai, sehingga dari usaha
pemberdayaan ini diharapkan masyarakat
mendapatkan penghasilan tambahan tidak
hanya dari produk-produk kerajinan yang
dihasilkan dari eceng gondok.
Evaluasi Monitoring dan Pada tahap ini pemerintah memonitoring
Evaluasi pelaksanaan program dan uji kelayakan
papan partikel sebagai material kontruksi
di beberapa titik penerapan di sekitar
kawasan Rawapening. Tahap selanjutnya
dilaksanakan evaluasi terhadap hasil
monitoring yang ada.

3. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Strategi implementasi pemanfaatan serat panjang eceng gondok sebagai
papan partikel di Desa Rowoboni berbasis pemberdayaan masyarakat
dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu perencanan, pelaksanaan dan
evaluasi program. Tahap perencanaan meliputi pemetaan pihak-pihak
terkait, pengumpulan data limbah, analisis produksi, penentuan mitra
dan rancangan anggaran biaya. Tahap pelaksanaan meliputi pengolahan

10
limbah, produksi papan, uji kelayakan dan sosialisasi proyek. Tahap
evaluasi meliputi monitoring proyek.
2. Proyeksi perkembangan perekonomian warga desa meningkat setelah
mengembangkan usaha eceng gondok dengan efisiensi proyek sebesar
95 %.
3.2 Saran
1. Perlunya sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat Desa Rawaboni
terkait pembuatan Paradoks.
2. Kontribusi dari pemerintah berupa pemberian modal awal dan
menciptakan iklim bisnis yang menguntungkan bagi masyarakat Desa
Rawaboni apabila projek ini dilaksanakan

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, nurfitri. 2013. Potensi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (mart.)
Solms) Rawapening untuk Biogas dengan Variasi Campuran Kotoran Sapi,
Tesis.Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Dinas Perindustrian Kabupaten Semarang. 2009. Data Potensi Sentra Kerajinan
Eceng Gondok Kabupaten Semarang.
Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No.
SK.231/VI-BPHT/2004, 28 September 2004. Diakses dari
http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/1397 pada 26 Juli 2014.
Natalia, Nurcahyaningtyas. 2013. Kajian Nilai Ekonomis dan Persepsi
Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Eceng Gondok Di Desa Rowoboni
Kabupaten Semarang Tahun 2013.Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Nugrahanti, Amanda Putri., (2011). “Rawa Pening 10 Tahun Lagi Jadi Daratan”,
Kompas, 15 Maret 2011 diakses dari http://sains.kompas.com pada tanggal
23 November 2012.
Saputra. Selulosa Cross and Bevan Tankai Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku
Papan Partikel. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Seksi Statistik Niaga dan Jasa Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Jawa
Tengah. 2011. Statistik Ekspor Jawa Tengah Tahun 2011. Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Tengah.
___2012.Statistik Ekspor Jawa Tengah Tahun 2012. Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Tengah.
Sulistiyo, H., (2003), “Struktur Populasi Udang Air Tawar (Caridina Leavis
Heller) di Daerah (Eichhornia Crassipes (Mart.)Solm.) Danau Rawa
Pening”, Skripsi, Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana.
Salatiga.
Sutigno, P. 1988. Teknologi papan partikel datar.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan, Bogor.
Vlack, Lawrence H.Van. 1995. Ilmu dan Teknologi Bahan. Terjemahan Ir. Sriati
Djaprie. Jakarta: Erlangga.
Wulandari. 2013. Kajian Nilai Ekonomis dan Persepsi Masyarakat Terhadap
Pemanfaatan Eceng Gondok di Desa Rowoboni Kabupaten Semarang
Tahun 2013. Universitas Atmajaya Yogyakarta.

11
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama Lengkap : Dzikri Rahman Bijak

NIM : 21050113130188

Jurusan :S1-Teknik Mesin

Universitas : UnivesitasDiponegoro

Alamat Rumah : Jl. Sirajudin Tembalang Semarang

Telepon/HP : 085729029692

Menyatakan bahwa makalah ini, yang berjudul Desa Paradoks Rowoboni


Strategi Pemanfaatan Eceng Gondok Dengan Konsep Pemberdayaan Masyarakat
adalah:

1. sepenuhnya ditulis oleh tim peneliti yang beranggotakan sebanyak 1 orang


dengan rincian sebagai berikut:

Anggota Peneliti
Anggota I
Nama Lengkap : Oktovia Rezki Nurhanafiah
NIM : 21030113120013
Jurusan : S1-Teknik Kimia

2. orisinal karya tim peneliti, tanpa adanya unsur plagiarism baik dalam aspek
substansi maupun penulisan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian


hari ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas
perbuatan yang kami lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Semarang, 26 Agustus 2014


Yang membuat pernyataan
Ketua Tim Peneliti

( Dzikri Rahman Bijak)


NIM 21050113130188

Anda mungkin juga menyukai