Anda di halaman 1dari 32

ASURANSI KESEHATAN BERBASIS UNGGAS SEBAGAI

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN

Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional


The 4th Airlangga Ideas Competition 2014

Diusulkan Oleh:

DZIKRI RAHMAN BIJAK (NIM 21050113130188/Angkatan 2013)


GARY SUDRAJAT (NIM 21050113130180/Angkatan 2013)
RIGO MUHAMMAD HERRIZA (NIM 21050113120005/Angkatan 2013)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
KOTA SEMARANG
2014

i
LEMBAR PENGESAHAN
Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional
The 4th Airlangga Ideas Competition 2014
1. Judul Naskah :Asuransi Kesehatan Berbasis
Unggas Sebagai Upaya Peningkatan
Kualitas Kesehatan Indonesia 2025
2. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Dzikri Rahman Bijak
b. NIM : 21050113130188
c. Jurusan/Fakultas : Teknik Mesin
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro
e. Nomor Telepon : 085729029692
3. Anggota Tim
a. Nama : Rigo Muhammad Herriza
NIM : 21050113120005
Jurusan : Teknik Mesin
b. Nama : Gary Sudrajat
NIM : 21050113130180
Jurusan : Teknik Mesin
4. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Norman Iskandar, ST, MT
b. NIDN : 0021028107
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Taman Kelud Selatan No. 22,
08122867220

Menyetujui: Semarang, 18 Juli 2014


Dosen Pembimbing, Ketua Tim,

Norman Iskandar, ST, MT Dzikri Rahman Bijak


NIDN : 0021028107 NIM : 21050113130188
Mengetahui:
Pembantu Rektor III
Universitas Diponegoro

Drs. Warsito, SU
NIP : 195402021981031014

ii
ASURANSI KESEHATAN BERBASIS UNGGAS SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN INDONESIA 2025

Dzikri Rahman Bijak, Gary Sudrajat, Rigo Muhammad Herriza


Dosen Pembimbing : Norman Iskandar, ST, MT

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang

Abstrak
Asuransi kesehatan adalah sebuah layanan jasa yang menjamin
kesehatan masyarakat apabila sewaktu-waktu mereka mengalami masalah dengan
kesehatan. Namun pada kenyataannya asuransi kesehatan tidak bisa melindungi
masyarakat secara keseluruhan dikarenakan banyak masyarakat yang belum
mendapatkan atau menggunakan jasa asuransi kesehatan, sebagai pilihan
khususnya masyarakat pedesaan. Selain harga premi asuransi yang tinggi, tidak
ada kemudahan yang ditawarkan bagi penduduk desa itu sendiri sehingga
otomatis asuransi kesehatan hanya dapat dinikmati oleh kalangan menengah ke
atas. Oleh karena itu, kami menggagas sebuah solusi berupa sistem yang akan
memungkinkan masyarakat desa memiliki proteksi dari masalah-masalah
kesehatan: “Asuransi Kesehatan Berbasis Unggas”.
Unggas memiliki siklus reproduksi yang cepat sehingga keuntungan
yang dihasilkan dari beternak unggas dapat berlipat setiap harinya.Selain itu
unggas memiliki faktor produksi yang banyak. Mulai dari daging, telur, kotoran,
hingga bulunya dapat dimanfaatkan sehingga nilai ekonomi yang dihasilkan
cukup bervariasi.
Tujuan kami mencanangkan program tersebut agar asuransi kesehatan di
daerah yang khususnya pedesaan bisa merata, dan memberikan program asuransi
kesehatan yang terjangkau.
Kami ingin menjadikan unggas sebagai ‘tokoh utama’ dimana
masyarakat desa nantinya akan memperoleh jaminan kesehatan dari usaha mereka
dalam beternak unggas. Selain itu, dengan program “Asuransi kesehatan berbasis
unggas” akan memberikan manfaat untuk dapat mengoptimalkan potensi
masyarakat dan meningkatkan taraf kualitas kesehatan di pedesaan. Kami ingin
menggerakkan sebuah lembaga swadaya yang nantinya akan ‘bermain’ sebagai
pengepul, pendistribusi, sekaligus pengembang dalam sistem ini.
Metode Penelitian yang kami gunakan adalah metode observatif yang
berarti kami mencari data dan dampak yang diperoleh dari data tersebut dimasa
lalu dan akan kami bandingkan dengan program “Asuransi Kesehatan Berbasis
Unggas”.
Diharapkan tercipta sebuah sistem yang mampu mengakomodir
kebutuhan masyarakat akan jaminan kesehatan dan perbaikan kualitas ekonomi
desa melalui ternak unggas sebagai andalan yang tentunya akan membawa
perubahan positif bagi masyarakat desa.

Kata Kunci : Unggas, Masyarakat Pedesaan, Asuransi Kesehatan

iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah
yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
proposal ini. Tanpa pertolongan-Nya, mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Proposal ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
"Asuransi Kesehatan Berbasis Unggas Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas
Kesehatan Indonesia 2025", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Proposal ini disusun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan,
akhirnya proposal ini dapat terselesaikan.
Proposal ini memuat tentang permasalahan kesehatan yang ada di desa
khusunya daerah Jawa Tengah saat ini serta bagaimana solusi untuk
memecahkan suatu permasalahan yang ada, walaupun proposal ini kurang
sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas
bagi pembaca. Semoga proposal ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih
luas kepada pembaca.

Terima kasih.

Semarang, 17 Juli 2014

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
Halaman Pengesahan. .................................................................................... ii
Abstrak ........................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................... iv
Daftar Isi......................................................................................................... v
Daftar Gambar ................................................................................................ vi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan................................................................ 3
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Unggas dan Potensinya ............................................................. 4
2.1.1 Pengertian Unggas............................................................4
2.1.2 Fungsi Unggas..................................................................4
2.1.3 Prospek Peternakan Unggas.............................................5
2.2 wAsuransi Kesehatan ................................................................ 6
2.2.1 Pengertian Asuransi..........................................................6
2.2.2 Asuransi Sosial.................................................................7
2.3 Kualitas Kesehatan di Jawa Tengah ......................................... 7
2.3.1 Persebaran Penduduk Jawa Tengah..................................7
2.3.2 Kualitas Pelayanan Kesehatan Jawa Tengah....................8
2.4 Klinik Asuransi Sampah ........................................................... 11
Bab 3 Metodologi Penulisan
3.1 Sumber Data ............................................................................. 13
3.2 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 13
3.3 Diagram Alir ............................................................................. 14
Bab 4 Pembahasan
4.1 Asuransi Unggas ....................................................................... 15
4.2 Pihak –Pihak Yang Terlibat ...................................................... 16
4.3 Langkah Pelaksanaan Sistem .................................................... 18
4.4 Efek dan Manfaat Sistem...........................................................21
Bab 5 Penutup
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 24
5.2 Saran ........................................................................................ 24
Daftar Pustaka ............................................................................................... 25
Lampiran ........................................................................................................ 26

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Cakupan Kepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ............ ..9


Gambar 2. Cakupan Kepesertaan Program JPK Pra Bayar ........................... ..9
Gambar 3. Diagram Alir Penulisan ................................................................ .14
Gambar 4. Skema System Asuransi Kesehatan Unggas. ............................... 18

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dimana setiap warga negara
Indonesia berhak mendapatkan kesehatan yang layak. Setiap orang berhak atas
taraf hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan diri dan keluarganya
sebagaimana tertuang dalam pasal 25 Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia
Perserikatan Bangsa Bangsa (Ali, 2007).
Menurut UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, pada pasal 4-8
disebutkan setiap orang berhak atas kesehatan, akses atas sumber daya, pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau; menentukan sendiri pelayanan
kesehatan yang diperlukan, lingkungan yang sehat, info dan edukasi kesehatan
yang seimbang dan bertanggungjawab, dan informasi tentang data kesehatan
dirinya.
Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat
sebenarnya merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan
masyarakat. Karena itu, kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum
(public services) sangat strategis karena akan sangat menentukan sejauhmana
pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat,
yang dengan demikian akan menentukan sejauhmana negara telah menjalankan
perannya dengan baik sesuai dengan tujuan pendiriannya (BAJARI, 2007).
Untuk menjamin dan meminimalisir risiko dari permasalahan kesehatan
yang ada, maka diperlukanlah sebuah jasa asuransi kesehatan. Di Indonesia saat
ini sudah banyak penyedia jasa asuransi kesehatan yang dikelola oleh pemerintah
atau pelayanan asuransi publik, maupun swasta.
Namun pada kenyataannya, penyelenggaraan pelayanan publik yang
dilaksanakan oleh aparatur pemerintah dalam berbagai sektor pelayanan terutama
yang menyangkut pemenuhan kebutuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masih
dirasakan belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini bisa
diketahui antara lain dari banyaknya pengaduan, keluhan yang disampaikan oleh
masyarakat melalui media masa maupun langsung kepada unit pelayanan, baik
menyangkut sistem dan prosedur pelayanan yangmasih berbelit-belit, tidak
transparan, kurang informative [sic!], kurang akomodatif dan kurang dan kurang
konsisten sehingga tidak menjamin kepastian (hukum, waktu dan biaya) serta
masih adanya praktek pungutan tidak resmi (BAJARI, 2007).
Buruknya kinerja pelayanan publik ini antara lain dikarenakan belum
dilaksanakannya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. pelayanan publik harus dilaksanakan secara transparan dan akuntabel oleh
setiap unit pelayanan instansi pemerintah karena kualitas kinerja birokrasi
pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam mencapai kesejahertaan
masyarakat (BAJARI, 2007).
Selain itu masih ada kesenjangan pada pelayanan kesehatan di Indonesia,
salah satunya di wilayah di desa dan perkotaan. Ketidakmerataan pelayanan
kesehatan dasar di Indonesia terjadi karena masih terdapatnya perbedaan
kesempatan mendapatkan akses dan pemanfaatan akses terhadap pelayanan
kesehatan (Littik, 2008). Khusus di daerah pedesaan, hal ini diperparah dengan
kelas ekonomi masyarakat pedesaan yang cenderung mendekati garis kemiskinan,
dan minimnya kesadaran akan pentingnya jaminan kesehatan.
Dengan Indonesia yan akan menghadapi bonus demografi dalam perkiraan
rentang waktu antara tahun 2020-2030, maka perlu ada pembenahan
pembangunan dalam berbagai aspek termasuk kualitas kesehatan masyarakat
sebagai upaya pengoptimalan perkembangan pembangunan.
Oleh karena itu, kami datang menawarkan sebuah konsep atau sistem
untuk memberikan jasa asuransi kesehatan yang mudah dijangkau serta
menawarkan kemudahan, khususnya oleh masyarakat pedesaan melalui sistem
asuransi kesehatan berbasis unggas yang diharapkan mampu menjawab
permasalahan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara memeratakan asuransi kesehatan di Indonesia khususnya di
daerah pedesaan?
2. Bagaimana mekanisme penggunaan unggas sebagai medium asuransi
kesehatan?
3. Bagaimana sistem asuransi kesehatan unggas mampu meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat desa di Indonesia?
4. Bagaimana sistem asuransi kesehatan unggas mampu menjawab tantangan
bonus demografi 2025?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan akses jaminan kesehatan yang mudah dan terjangkau sebagai
upaya pemerataan asuransi kesehatan di Indonesia khususnya di daerah
pedesaan.
2. Menciptakan sinkronisasi antar lembaga untuk memaksimalkan fungsi
lembaga di daerah pedesaan.
3. Pengoptimalan unggas sebagai produk unggulan di pedesaan dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas melalui sistem asuransi unggas.
4. Menciptakan sistem asuransi unggas yang mampu merangsang potensi
ekonomi dan pemberdayaan masyarakat pedesaan.
5. Menjawab tantangan bonus demografi Indonesia 2025

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan yang diharapkan adalah:
1. Meningkatkan taraf kualitas kesehatan di pedesaan
2. Memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat pedesaan
3. Mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat desa melalui unggas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Unggas dan Potensinya
2.1.1 Pengertian Unggas
Unggas (Inggris: poultry) adalah jenis hewan ternak kelompok burung
yang dimanfaatkan untuk daging dan telurnya (Fakhriana, 2014). Umumnya
merupakan bagian dari ordo Galliformes (seperti ayam dan kalkun) dan
Anseriformes (seperti bebek) (Fakhriana, 2014).
Pengertian lain juga menyebutkan bahwa unggas adalah hewan bersayap,
berkaki dua, berparuh dan berbulu, yang mencakupi segala jenis burung, dapat
dipelihara dan diternakan sebagai penghasil pangan (daging dan telur).
Kata unggas juga umumnya digunakan untuk burung pedaging seperti di
atas. Lebih luasnya, kata ini juga dapat digunakan untuk dagimg burung jenis lain
seperti merpati. Bagian paling berdaging dari burung adalah otot terbang pada
dada, serta otot jalan pada segmen pertama dan kedua pada kakinya.

2.1.2 Fungsi Unggas


a. Sumber protein;
b. Di dalam unggas tedapat Carnocyn yang memiliki fungsi sebagai anti-
oksidan dan sebagai penghubung sel otak dalam berkomunikasi atau sebagai
neurotransmitter;
c. Selain itu, Carnocyn berperan penting dalam daya ingat seseorang,
meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi dan mencegah kerusakan sel
yang disebabkan oleh amiloid beta (zat yang ditemukan di dalam otak pasien
Alzheimer);
d. Meningkatkan metabolisme dan kesigapan mental melalui stimulasi fungsi
otak;
e. Sebagai sumber penghasilan;
f. Sebagai bahan baku industri (Fakhriana, 2014).

2.1.3 Prospek Peternakan Unggas


Pada tahun 1990, dari kontribusi penyediaan daging unggas sebesar
29,50%, ayam lokal menyumbang 21,30%, ayam ras pedaging 5,40%, ayam ras
petelur 1,70%, dan itik 1%. Ternak bukan unggas (sapi, kerbau, kambing, domba,
dan babi) menyumbang produksi daging 70,50% (Statistik, 2007). Pada tahun
2006, kontribusi daging unggas meningkat menjadi 65,60%, yaitu dari ayam lokal
15,70%, ayam ras pedaging 46,20%, ayam ras petelur 2,60%, dan itik 1,10%,
sedangkan dari ternak bukan unggas menurun menjadi hanya 34,40%
(Nataamijaya, 2010; Statistik, 2007).
Untuk mencapai konsumsi protein bermutu tinggi, sesuai dengan norma
kecukupan protein hewani, maka laju konsumsi produk ayam lokal, baik daging
maupun telur, perlu ditingkatkan. Apabila setiap orang ditargetkan mengonsumsi
80 g protein/kapita/hari dan 50% diantaranya adalah protein hewani (ikan,susu,
daging, dan telur), untuk mencukupi kebutuhan 200 juta penduduk dibutuhkan
292 miliar g protein hewani (Nataamijaya, 2010). Sekitar 10% dari kebutuhan
tersebut diharapkan berasal dari daging ayam lokal. Dengan demikian, produksi
daging ayam lokal harus mencapai 1,46 juta ton yang dapat diperoleh dari
minimal 7,30 miliar ekor ayam lokal pedaging tiap tahun. Bila 10% kebutuhan
protein hewani diperoleh dari telur ayam lokal, diperlukan sekitar 16 miliar ekor
ayam lokal petelur yang produktif setiap tahun (Nataamijaya, 2010).
Selain itu, unggas memiliki nilai lebih tersendiri yang menjadikannya
lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan ternak yang lain. Hal ini dilandasi
beberapa alasan, yaitu: periode siklus produksinya yang relatif pendek membuat
perputaran modal relatif cepat, menjadikannya cocok untuk usaha peternakan rakyat;
usaha ayam ras pedaging mempunyai kaitan yang luas baik kaitan ke belakang
(backward linkage) dan kaitan ke depan (forward linkage); kemampuannya dalam
menyerap tenaga kerja secara ekstensif; dan sebagai salah satu komoditas yang
mempunyai potensi ekspor (ANANDRA, 2010).
Oleh karena itu, ayam lokal mempunyai prospek pasar yang sangat baik.
Usaha peternakan ayam lokal akan membuka peluang kerja yang besar karena
bersifat padat karya dibandingkan industri ayam ras yang bersifat padat modal
(Nataamijaya, 2010).

2.2 Asuransi Kesehatan


2.2.1 Pengertian Asuransi
Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
dengan mana pihak penanggung mengingatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung yang timbul dari sesuatu yang tidak pasti atau untuk memberikan
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya (Suyono, 2009).
Dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa asuransi kesehatan berarti
bentuk pertanggung jawaban dilakukan dalam bentuk pembayaran biaya
kesehatan dari pihak penanggung atas permasalahan kesehatan yang kemungkinan
dialami atau akan dialami oleh tertanggung dengan pembayaran feedback berupa
premi.
Asuransi kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan akses
masyarakat kecil ke pelayanan kesehatan. Seperti diketahui, selama ini biaya
kesehatan di Indonesia amat mahal dan relatif belum terjangkau sebagian besar
masyarakat Indonesia (Littik, 2008). Kecenderungan meningkatnya biaya
pemeliharaan kesehatan menyulitkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang dibutuhkannya. Keadaan ini terjadi terutama pada keadaan dimana
pembiayaannya harus ditanggung sendiri (out of pocket) dalam sistim tunai (fee
for service) (Littik, 2008).
Di Indonesia, berdasarkan studi, 20% dari masyarakat terlindungi oleh
salah satu jaminan pemeliharaan kesehatan (asuransi kesehatan) di tahun 2001.
Dari mereka yang terlindungi oleh asuransi kesehatan, kira-kira setengah dari
mereka tergabung dalam Askes. Masyarakat yang berada di bawah garis
kemiskinan dan yang tinggal di daerah pedesaan tidak terlindungi oleh
kebanyakan program kecuali oleh Kartu Sehat (Littik, 2008). Padahal menurut
Hidayat, demand pelayanan kesehatan oleh peserta asuransi lebih tinggi
ketimbang non-peserta, dengan efek terbesar ditemukan pada kelompok miskin
(Hidayat).

2.2.2 Asuransi Sosial


Asuransi sosial pada dasarnya memberikan perlindungan kepada
masyarakat luas, terhadap semua kemungkinan kerugian yang diderita di luar
kemampuan orang-orang pribadi (Hartono, 1985).
Berdasarkan definisi tersebut, terdapat beberapa unsur pada asuransi
sosial:
a. Diselenggarakan bukan karena ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan;
b. Perikatan yang terjadi antara tertanggung dan penanggung berdasarkan
perjanjian;
c. Bersifat sukarela bagi mereka yang bersangkutan
d. Penanggung bisa swasta atau pemerintah;
e. Diutamakan untuk perlindungan terhadap resiko individual;
f. Ditujukan untuk kepentingan individu (pada umumnya), dan dimaksudkan
untuk mencari keuntungan;
g. Perbandingan antara premi dan santunan proporsional;
h. Besarnya premi ditetapkan berdasarkan perjanjian;
i. Besarnya santunan ditetapkan berdasarkan perjanjian; dan
j. Adanya pilihan bagi tertanggung mengenai kepentingan dan peristiwa
(envenment) yang akan diasuransikan (Suyono, 2003).

2.3 Klinik Asuransi Sampah


Pada bulan Maret 2010, dokter Gamal Albinsaid beserta 4 rekannya
mendirikan sebuah klinik dengan sistem asuransi sampah. Pada awal dibuatnya
klinik ini, beliau melihat adanya ketidakmerataan pada pelayanan kesehatan di
Indonesia. Oleh karena itu, dr Gamal beserta temannya mendirikan sebuah sistem
pelayanan kesehatan berbasis sumber daya rumah tangga: sampah.
Berbeda dengan klinik kesehatan pada umumnya, melalui klinik ini
masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan hanya dengan menyetor
sampahnya pada klinik tersebut. Sampah-sampah ini nantinya dipilah antara
organik dan non organik. Melalui klinik ini, nantinya pasien bisa berobat tanpa
harus mengeluarkan biaya sedikit pun. Pelayanan yang diberikan meliputi
pengobatan, dan konsultasi gizi. Adapun jika masyarakat tidak mengalami
masalah pada kesehatan, masyarakat tidak akan mengalami kerugian karena selain
pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif, klinik ini menyediakan pelayanan
yang bersifat promotif, pelayanan dalam bentuk peningkatan kualitas kesehatan di
masyarakat, dan pelayanan yang bersifat preventif, tindakan pencegahan penyakit
seperti penyuluhan, dan sebagainya (2014).
Selain membawa dampak positif di bidang kesehatan, klinik ini turut
membawa efek positif di bidang lingkungan. Dengan sistem ini, masyarakat
nantinya akan terbiasa untuk membina sampah mereka.

BAB III
METODOLOGI PENULISAN
Metode penulisan karya tulis ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu pengumpulan
data, analisis data, dan penarikan kesimpulan.
Sumber data yang kami gunakan yaitu sumber data sekunder. Yang
dimaksud dengan sumber data sekunder adalah adalah data yang diperoleh
peneliti dari sumber yang sudah ada.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pencarian data yang berupa telaah-telaah
atau studi dari pustaka dan observasi.

a. Studi Pustaka
Studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan data teoritik atau referensi
yang berhubungan dengan karya tulis yaitu sistem asuransi dan pengelolaannya,
juga tingkat kesehatan masyarakat pedesaan. Sumber yang digunakan berupa,
jurnal hasil penelitian dan buku-buku yang dijadikan referensi.

b. Kajian Data Penelitian


Kajian data penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana arah
perkembangan program dari tema yang diangkat dalam karya tulis ini yaitu
pemecahan masalah kesehatan dengan mengoptimalkan bonus demografi di
Indonesia.

c. Observasi
Observasi bertujuan sebagai metode awal dalam mengetahui karakteristik
masyarakat pedesaan dan tanggapan mereka dalam pelaksanaan program asuransi
kesehatan berbasis unggas dan bagaimana cara mengelola program tersebut
berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan
menyusun secara sistematis dan logis. Analisis data tersebut bertujuan untuk
menggali segala peluang dan perhitungan keuntungan yang akan didapatkan
pihak-pihak terkait dalam program asuransi berbasis unggas tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah proses analisis data, dilakukan proses sintesis dengan menghimpun dan
menghubungkan rumusan masalah, tujuan penulisan, serta pembahasan.
Selanjutnya ditarik kesimpulan yang bersifat umum dan dikerucutkan menjadi
satu solusi, yaitu “Asuransi Kesehatan Berbasis Unggas Sebagai Upaya
Peningkatan Kualitas Kesehatan Indonesia 2025”dengan memanfaatkan
sekaligus mengoptipmalkan bonus demografi.
3.3 Diagram Alir

Mulai

Mencari data mengenai


asuransi kesehatan

Jurnal Artikel Buku


Ilmiah

Mencari data produktif


pada desa di Jawa

Melakukan observasi dan


penyelarasan sistem
asuransi kesehatan
dengan instansi lain

Melakukan analisis data


guna menghimpun
permasalahan dan tujuan
dan menciptakan solusi

Evaluasi sistem asuransi


dengan peningkatan
kesejahteraan

Selesai

Gambar 3. Diagram Alir Penulisan


BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Asuransi Unggas
Kami melihat klinik asuransi berbasis sampah memiliki kendala tersendiri.
Sistem ini cukup sulit diterapkan di lingkungan dimana jumlah sampah yang rata-
rata dikeluarkan rumah tangga relatif sedikit yaitu salah satunya adalah pedesaan.
Ini terjadi karena perbedaan gaya hidup antara masyarakat desa dan masyarakat
kota, dimana masyarakat kota memiliki gaya hidup yang konsumtif sehingga
jumlah sampah yang dikeluarkan pun besar.Sedangkan di desa, jumlah produksi
sampah tidak terlalu masif sehingga sulit bagi penduduk desa untuk menyediakan
sampah sebagai bentuk pembayaran asuransi.
Untuk itu, kami melihat perlunya pengalihan nilai-nilai potensi ekonomi
yang ada di pedesaan ke dalam kesehatan. Potensi ekonomi yang kami maksud
adalah barang yang berpotensi menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat desa
sehingga nantinya masyarakat tidak perlu merubah barang menjadi uang untuk
mendapatkan jaminan kesehatan, namun masyarakat cukup menyalurkan langsung
barang tersebut untuk mendapatkan langsung jaminan kesehatan.Salah satu
barang yang dapat menjadi ‘nilai tukar’ tersebut adalah unggas.
Unggas merupakan hewan ternak yang paling mudah dibudidayakan dan
dimiliki mayoritas masyarakat desa. Menurut survey, hampir semua rumah di
pedesaan memiliki minimal satu jenis unggas. Selain mudah dikelola, unggas
adalah salah satu hewan yang memiliki faktor produksi yang cukup banyak. Mulai
dari telur dan daging yang sangat umum dikonsumsi oleh masyarakat, hingga
kotorannya yang bisa digunakan sebagai pupuk.Ini merupakan nilai ekonomi yang
sangat potensial untuk terus dikembangkan. Oleh karena itu, kami mencoba untuk
memanfaatkan unggas tidak hanya secara ekonomis tetapi juga kesehatan, melalui
“Asuransi Kesehatan Berbasis Unggas”.
Asuransi ini merupakan sebuah sistem asuransi sosial yang berjalan
dengan gerakan dari masyarakat sekitar khususnya masyarakat pedesaan, yang
dijalankan dengan pembentukan lembaga atau organisasi baik lembaga yang
sudah ada ataupun lembaga baru yang bertujuan untuk menjalankan roda sistem
asuransi demi terciptanya jaminan kesehatan di masyarakat.
Sistem ini dapat berjalan melalui sosialisasi intens kepada masyarakat,
diikuti dengan pembimbingan dan pelatihan administrasi dan manajemen,
sehingga nantinya masyarakat bisa bergerak secara independen untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri.

4.2 Pihak-pihak Yang Terlibat


Pihak-pihak yang dapat membantu dalam mengimplementasikan sistem ini
serta peranan dalam setiap sektor yang berbeda-beda diantaranya yaitu:
1. Masyarakat
Masyarakat akan menjadi subjek utama dalam sistem ini. Masyarakat
akan mengembangbiakkan unggas di rumahnya atau lahan pertanian mereka yang
nantinya dipasok kepada lembaga/koperasi.Hasil produksi yang dapat dipasok
berupa daging, telur, kotoran, atau bulu. Nantinya feedback yang diterima
masyarakat melalui sistem ini adalah:
a. Asuransi jaminan kesehatan dari klinik setempat.
b. Uang penghasilan melalui penjualan unggas kepada lembaga.
c. Pupuk olahan yang didapat hasil dari pengolahan kotoran unggas.
d. Penyuluhan pengembangan unggas yang dilakukan oleh dinas peternakan
dan pertanian.

2. Tenaga kesehatan atau dokter


Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah klinik atau rumah sakit setempat.
Nantinya, tenaga kesehatan akan memberikan layanan kesehatan kepada
masyarakat dalam bentuk:
a. Promotif, yaitu dengan memeriksa warga yang sedang sakit atau tidak.
b. Kuratif, yaitu warga yang sedang sakit nantinya akan diberikan obat.
c. Preventif, yaitu dari klinik sendiri akan mengadakan penyuluhan kepada
warga bagaimana cara untuk mencegah dari penyakit.
d. Rehabilitatif, yaitu warga akan mendapatkan pelayanan rehabilitasi setelah
sembuh dari penyakitnya.

3. Lembaga Swadaya
Lembaga ini menjadi kunci dari keberhasilan seluruh sistem. Lembaga ini
akan memiliki beberapa peran nantinya yang menentukan keberhasilan sistem ini.
Lembaga dapat dibentuk dari organisasi publik yang telah ada, atau membentuk
organisasi baru yang dibentuk dengan memanfaatkan masyarakat sekitar sebagai
SDM. Adapun peran dari lembaga ini nantinya adalah:
a. Pengepul bagi masyarakat penjual unggas
b. Pemasok stok kebutuhan unggas bagi industri makanan dan pupuk
c. Badan asuransi bagi masyarakat.
Nantinya diharapkan lembaga ini memiliki kordinasi yang intens dengan
lembaga-lembaga lain yang ikut bekerjasama di dalam sistem ini.Selain itu
melalui manajemen yang baik, sangat memungkinkan lembaga ini untuk meraih
profit yang dapat menghidupi anggotanya.

4. Pengusaha/Industri Makanan dan pupuk


Pengusaha atau industri yang dimaksud adalah pengusaha atau industri
besar atau kecil yang memang membutuhkan stok bahan yang berhubungan
dengan unggas untuk menjalankan usaha mereka seperti industri pupuk, restoran,
atau warung makan dan pengrajin kecil. Mereka akan membeli stok langsung dari
lembaga swadaya yang menawarkan dan menjualnya kepada mereka.

5. Dinas Peternakan
Kami menginginkan adanya kontribusi langsung dengan pemerintah
melalui dinas peternakan. Nantinya dinas peternakan akan mengadakan program
pengembangan kualitas unggas melalui penyuluhan-penyuluhan kepada warga
sehingga nantinya unggas-unggas yang ‘dimainkan’ dalam sistem ini merupakan
unggas unggulan.

6. Mahasiswa/ Golongan Akademisi


Mahasiswa dan golongan akademisi dapat berkontribusi dalam sistem
ini.Kami mengharapkan adanya riset dari mahasiswa dan dosen untuk
mengembangkan teknologi pengembangbiakan unggas. Sehingga nantinya
efisisensi dalam produksi unggas bisa ditingkatkan dan jumlah produksi pun
meningkat.

7. Dinas Pertanian
Selain melibatkan unggas, sistem ini secara tidak langsung ikut melibatkan
pupuk dalam perputarannya. Melalui kotoran unggas yang diproduksi, akan
dihasilkan pupuk-pupuk olahan yang nantinya tidak hanya dijual di pasaran, tetapi
juga diberikan kepada warga-warga sekitar. Dinas pertanian akan melakukan
kordinasi dalam pengembangan teknologi pupuk untuk menghasilkan pupuk-
pupuk yang berkualitas.

4.3 Langkah Pelaksanaan Program

Gambar 4. Skema System Asuransi Kesehatan Unggas


Langkah-langkah strategis yang akan diimplementasikan dalam sistem ini yaitu:
1. Mekanisme Penjualan Masyarakat-Lembaga
Sebelum mengikuti program ini, warga harus terlebih dahulu mendaftar
sebagai anggota yang ikut berpartisipasi dalam program. Perlu ada sosialisasi
kepada warga terkait sistem yang ditawarkan kepada warga agar mereka tertarik
untuk mendaftar. Jika sudah terdaftar, anggota akan memperoleh kartu anggota
yang dibagikan secara gratis. Masyarakat yang telah menjadi anggota,akan
berternak unggas di rumahnya dan menjual hasil ternaknya kepada lembaga.
Anggota dapat menjual baik daging, telur atau kotoran unggas kepada lembaga.
Nantinya, lembaga akan membeli hasil tersebut sesuai dengan harga standar yang
telah ditetapkan dan disepakati oleh warga. Harga ini akan dipotong sekitar 10%
dari harga standar sehingga masyarakat akan memperoleh 90 % hasil penjualan
unggas. Pemotongan 10% ini merupakan uang ‘premi’ tidak langsung, yang
dibayarkan warga kepada lembaga sebagai jaminan asuransi kesehatan.
Sebagai analogi, apabila harga unggas pada standar pengepul adalah
Rp.30.000,00 per ekor, maka uang yang didapat anggota setelah mereka menjual
unggas mereka kepada lembaga adalah sebesar Rp. 27.000,00 setelah mengalami
pemotongan sebesar 10 % dari harga semula yakni Rp.3000,00. Uang hasil
pemotongan sebesar Rp.3000,00 akan menjadi premi asuransi dari anggota
kepada lembaga. Secara tidak langsung lembaga berfungsi seperti tabungan
kesehatan bagi masyarakat.
Melihat harga pengepul yang cenderung tidak adil bagi para peternak
unggas maka perlu ada pembenahan secara bertahap agar harga yang ditetapkan
lembaga jauh lebih mahal dibandingkan harga pengepul agar nantinya selain
tercapainya kesejahteraan peternak unggas, hal tersebut dapat menjadi daya tarik
untuk mengikuti program ini.
Selain itu nantinya pemantauan kualitas hasil unggas akan selalu dilakukan
oleh lembaga melalui dinas pertanian dan peternakan. Sehingga hasil unggas yang
disetor oleh lembaga akan selalu terjaga kualitasnya. Anggota juga harus
memenuhi standar hasil unggas yang ditetapkan oleh lembaga yang diperoleh
menyesuaikan kemampuan masyarakat di daerah tersebut dalam menghasilkan
unggas yang berkualitas.
Apabila ada anggota yang belum dapat memenuhi standar tersebut, maka
akan ada inspeksi dinas kesehatan untuk memastikan kondisi dan kemampuan
anggota.
Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hasil unggas di daerah, maka
lembaga akan melakukan kordinasi dengan dinas peternakan untuk melakukan
penyuluhan terkait pemeliharaan dan pengembangbiakan unggas. Kontribusi riset
dari kalangan akademisi juga diharapkan mampu mengembangkan kualitas dan
kuantitas produksi unggas di daerah.

2. Mekanisme Penjualan Lembaga-Industri


Setelah menerima hasil unggas dari masyarakat, lembaga akan menyimpan
hasil-hasil ini di dalam gudang penyimpanan sebelum dijual kepada pihak
industri.
Selanjutnya untuk mencari pihak mitra, lembaga akan bergerak aktif dalam
melakukan marketing. Lembaga akan memperluas jaringan penjualan terhadap
pihak-pihak yang memang membutuhkan stok seperti restoran, industri pupuk
atau mungkin industri rumah tangga. Apabila lembaga telah memperoleh mitra
tetap, maka lembaga tersebut diharapkan dapat menjadi supplier tetap dari mitra
tersebut. Dengan diperolehnya mitra tetap, maka keberlangsungan lembaga akan
tetap berlanjut.
Profit yang nantinya diperoleh lembaga terhitung cukup besar. Bila kita
mengasumsikan lembaga memperoleh unggas seharga Rp.30.000,00 , kemudian
lembaga menjual unggas kepada industri seharga Rp.35.000,00 sehingga lembaga
memperoleh keuntungan Rp.5000,00 per unggas. Bila lembaga dapat menjual 100
unggas maka lembaga dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp.500.000,00.
Harga ini dapat menyesuaikan kemampuan dari lembaga dan masyarakat.
Hasil yang diperoleh dari penjualan hasil unggas kepada mitra akan
dijadikan profit bagi lembaga yang digunakan untuk menggaji staff lembaga dan
mengembangkan fasilitas dan layanan lembaga. Nantinya diharapkan lembaga ini
akan menjadi lembaga produktif mandiri yang tidak hanya berhasil dari aspek
sosial, tetapi juga dari aspek ekonomi dimana lembaga ini akan memperoleh profit
yang besar.

3. Mekanisme Asuransi Kesehatan


Selain sebagai lembaga berorientasi profit, lembaga juga berfungsi sebagai
lembaga asuransi kesehatan. Sebagai lembaga asuransi, lembaga bertanggung
jawab penuh terhadap kesehatan anggotanya. Lembaga harus selalu siaga dan
melakukan monitoring terhadap anggota.
Anggotapun dapat mengajukan penggunaaan asuransi dengan
menunjukkan kartu keanggotaan asuransi kepada klinik terdekat. Anggota akan
mendapat layanan potongan harga atau gratis terhadap biaya kesehatan yang
dikenakan tergantung dari kemampuan anggota.
Namun untuk mencegah adanya anggota yang tidak produktif dalam
menyetorkan hasil unggasnya, maka diperlukan ketentuan-ketentuan dalam
pemotongan harga biaya kesehatan. Lembaga dapat memutuskan untuk
mengabulkanklaim atau tidak ditinjau dari produktivitas anggota dan jenis
penyakit yang diderita.
Apabila penyakit yang diderita membutuhkan biaya yang sangat kecil dan
dapat dibayar anggota ditinjau dari kemampuan finansial anggota seperti flu kecil
atau masuk angin, maka lembaga dapat membuat pertimbangan untuk penggunaan
biaya asuransi.
Bagi anggota yang tidak memiliki klaim selama keanggotaan, anggota
tetap mendapatkan pelayanan kesehatan secara preventif dan promotif berupa
penyuluhan dan pemeriksaan gratis oleh lembaga kesehatan setempat dengan
kordinasi lembaga. Inilah yang membedakan asuransi ini dengan asuransi biasa.
Lembaga sebagai pihak asuransi harus melakukan kordinasi yang sangat
erat dengan lembaga kesehatan yang ada. Bentuk kordinasi ini berupa penyetoran
biaya pelayanan kesehatan dan pendataan. Bentuk pembiayaan yang akan
disetorkan dari asuransi kepada lembaga kesehatan terbagi menjadi dua: biaya
tetap dan biaya insidental.
Biaya tetap merupakan biaya bulanan yang akan diberikan lembaga
kepada lembaga kesehatan sebagai pembayaran pelayanan kesehatan preventif
dan promotif dan besarannya ditentukan atas kesepakatan lembaga kesehatan dan
lembaga. Sedangkan biaya insidental merupakan biaya yang diberikan lembaga
kepada lembaga kesehatan apabila anggota mengajukan klaim dan dirawat di
lembaga kesehatan yang bersangkutan. Dalam hal ini besarannya bergantung
dengan biaya perawatan yang dibutuhkan dan ketentuan-ketentuan asuransi yang
berlaku.
4.4 Efek dan Manfaat Sistem
Sistem ini memiliki manfaat dalam dua bidang yaitu:

1. Bidang Kesehatan
Di bidang kesehatan, masyarakat tidak perlu menyisihkan dana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Cukup dengan menjual ternak unggasnya,
baik telur, daging atau kotorannya kepada asuransi, masyarakat akan mendapatkan
pelayanan kesehatan. Jika warga tidak mengalami penyakit apapun, warga tidak
akan rugi karena masyarakat akan memperoleh layanan kesehatan berupa
penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan setempat. Selain itu, warga dapat
berkonsultasi untuk mendapatkan saran terkait masalah-masalah kesehatan.

2. Bidang Ekonomi
Dari segi ekonomi, pihak-pihak yang mengikuti asuransi ini akan
mendapatkan keuntungan. Bagi masyarakat asuransi ini akan menjadi alternatif
untuk menjual ternaknya dibandingkan menjualnya kepada tengkulak. Dengan
harga yang lebih terkontrol dan terjamin, asuransi ini akan memberikan
peningkatan pendapatan bagi para peternak unggas.
Bagi perusahaan, mereka tidak akan kesulitan untuk mencari stok daging,
atau telur unggas. Perusahaan-perusahaan seperti restoran, pabrik pupuk, akan
selalu mencari stok untuk menjalankan bisnis mereka. Dengan adanya asuransi
ini, nantinya pihak perusahaan dapat membeli stok dari pihak asuransi.Selain itu,
sistem asuransi ini memungkinkan pendirinya untuk meperoleh profit. Dengan
menjual kembali unggas tersebut kepada perusahaan lain, maka memungkinkan
pihak asuransi untuk memperoleh keuntungan dari hasil penjualan. Sistem ini
akan membantu terwujudnya desa yang berkualitas, desa yang sehat dan sejahtera
dengan unggas sebagai unggulan.
Apabila nantinya sistem ini berhasil diterapkan, nantinya tercipta stimulus
yang mendorong warga untuk berternak unggas dengan ditawarkannya jaminan
kesehatan dan pendapatan tetap.
Dengan penerapan sistem yang terstruktur dan masif di seluruh pedesaan,
nantinya tercipta stimulus bagi desa-desa lain untuk secara mandiri
memberdayakan unggas melihat keberhasilan sistem yang telah dijalankan.

Dengan kedua manfaat tersebut maka timbul efek jangka panjang dimana
apabila nantinya kualitas kesehatan dan kualitas ekonomi telah mengalami
peningkatan melalui sistem ini, maka motivasi dari penduduk desa untuk
bermigrasi ke kota pun berkurang.
Selain itu apabila sistem ini sudah menjadi standard dan diterapkan di
wilayah pedesaan, maka bukan tidak mungkin Indonesia mampu menciptakan
swadembada unggas dan menjadikan unggas sebagai komoditas ekspor utama,
sehingga nantinya mampu meningkatkan taraf ekonomi nasional.
Seiring dengan kemajuan lembaga, pelayanan kesehatan yang akan
diterima anggota juga akan semakin meningkat baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Dengan meningkatnya produktivitas lembaga dan anggota,
pengembangan mitra yang luas, dan peningkatan kualitas hasil unggas, maka
lembaga mampu membayar pelayanan kesehatan yang lebih intens dan
berkualitas.
Diharapkan setelahnya, sistem ini menyebar dan diterapkan di desa-desa
yang ada di Indonesia. Saat seluruh warga dapat terbiasa dan menikmati sistem
ini, maka yang tercipta adalah peningkatan kualitas kesehatan dan ekonomi di
lingkungan pedesaan di Indonesia.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Saat ini asuransi kesehatan terbatas hanya bisa dinikmati oleh masyarakat
yang keadaan perekonomiannya menengah keatas yang disebabkan oleh
tingginya harga premi untuk memperoleh layanan tersebut.
2. Melalui sistem asuransi ini nantinya masyarakat pedesaan dapat menikmati
asuransi jaminan kesehatan melalui pembayaran premi tidak langsung yang
dianggarkan melalui budidaya unggas.
3. Asuransi unggas merupakan sistem asuransi yang dibentuk bedasarkan
lembaga yang berkordinasi dengan beberapa pihak seperti lembaga kesehatan,
masyarakat dan pihak-pihak industri unggas.
4. Selain meningkatkan taraf kesehataan dengan pemerataan jaminan kesehatan,
nantinya diharapkan sistem ini dapat membantu meningkatkan taraf ekonomi
masyarakat pedesaan melalui sistem budidaya unggas yang terorganisir.

5.2 Saran
1. Sosialisasi yang masif terkait pengadaan asuransi berbasis unggas di
masyarakat pedesaan.
2. Dibentuk lembaga dengan kualitas dan kuantitas SDM yang memadai untuk
menjamin kelangsungan sistem.
3. Pemberdayaan masyarakat pedesaan sebagai penggerak sistem asuransi
unggas
4. Penerapan sistem akan lebih maksimal pada pedesaan yang telah memiliki
produksi unggas yang cukup baik
DAFTAR PUSTAKA

[Online] // BBC Website. - 2014. - Juli Selasa, 2014. -


http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2014/140113 bisnis sosial klinik.shtml.
[Online] / auth. Fakhriana Melda // meldafakhriana.blogspot.com. - 2014. - Juli
Senin, 2014. - http://meldafakhrina.blogspot.com/2014/01/ilmu-pangan-dasar-
daging-dan unggas.html..
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
PADA USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN
MAGELANG [Report] : Skripsi / auth. ANANDRA AHMAD RIDHANI /
Fakultas Ekonomi ; Universitas Diponegoro. - Semarang : [s.n.], 2010. - p. 71.
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN BAGI PESERTA [Report] : Tesis /
auth. BAJARI ABNER HERRY / Ilmu Administrasi ; Universitas Diponegoro. -
Semarang : [s.n.], 2007. - p. 204.
Asuransi Kesehatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992
[Journal] / auth. Suyono Arief // Jurnal Dinamika Hukum. - September 2009. -
Vol. IX.
HUBUNGAN ANTARA KEPEMILIKAN ASURANSI KESEHATAN DAN
AKSES PELAYANAN KESEHATAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA
TIMUR [Journal] / auth. Littik Serlie // MKM. - Juni 2008. - Vol. III.
Hukum Dagang, Asuransi, dan Hukum Asuransi di Indonesia [Book] / auth.
Hartono Sri Redjeki. - Semarang : IKIP Semarang Press, 1985.
Kemitraan dalam Hubungan Dokter-Pasien [Book] / auth. Ali Muhammad
Mulyadi. - Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia, 2007.
Menjembatani Penelitian dan Kebijakan Asuransi Kesehatan Sosial: Bukti
Empiris dari Data Indonesian Family Life Survey (IFLS) [Report] / auth.
Hidayat Budi / Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan ; Universitas
Indonesia. - Depok : [s.n.]. - p. 2.
Op cit [Book Section] / auth. Suyono Arif / book auth. Suyono Arif. - 2003.
PENGEMBANGAN POTENSI AYAM LOKA LUNTUK MENUNJANG
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI [Journal] / auth.
Nataamijaya Achmad Gozali // Jurnal Litbang Pertanian. - Juni 2010. - Vol. IV.
Profil Kesehatan Provinsi Jjawa Tengah [Book] / auth. Tengah Dinas
Kesehatan Jawa. - Semarang : Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012.
Statistik Indonesia [Book] / auth. Statistik Badan Pusat. - Jakarta : Badan Pusat
Statistik, 2007.
Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1 Nama lengkap Dzikri Rahman Bijak Muhammad


2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Teknik Mesin
4 NIM 21050113130188
5 Tempat dan tanggal lahir Surakarta, 30 Juli 1995
6 Email rdzikri@yahoo.co.id
7 No telp 085729029692

B. Karya-karya ilmiah yang pernah ditulis

No Judul Tingkat
1 Angkringan Eco Friendly Nasional
2 Jurusan Anti-Korupsi Sebagai Upaya
Pemberantasan Korupsi Dalam
Nasional
Mewujudkan World Class Civic
University
3 Strategi Implementasi Paradoks
Rawaboni Sebagai Upaya Peningkatan Nasional
Perekonomian Masyarakat

C. Prestasi yang pernah diraih

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Lolos Hibah PKM 5 Bidang Dikti 2014
Juara 2 InterFaculty Debate Universitas 2014
2
Competition Diponegoro

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional The 4th
Airlangga Ideas Competition.

………………………..2014

Penulis
Biodata Anggota 1

A. Identitas Diri

1 Nama lengkap Gary Sudrajat


2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Teknik Mesin
4 NIM 21050113130180
5 Tempat dan tanggal lahir Surakarta, 7 Januari 1996
6 Email sudrajat7@windowslive.com
7 No telp 085719479360

B. Karya-karya ilmiah yang pernah ditulis

No Judul Tingkat
1 Rancang Bangun Mesin Press biji Jagung
sebagai Upaya Pengembangan UMKM di Nasional
Desa Tajen Kabupaten Rembang
2 Jurusan Anti-Korupsi Sebagai Upaya
Pemberantasan Korupsi Dalam
Nasional
Mewujudkan World Class Civic
University

C. Prestasi yang pernah diraih

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Lolos Hibah PKM 5 Bidang Dikti 2014
Juara Favorit Diponegoro Universitas 2013
2 Entrepreneur Challenge Diponegoro

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional The 4th
Airlangga Ideas Competition.

………………………..2014

Penulis
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri

1 Nama lengkap Rigo Muhammad Herriza


2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Teknik Mesin
4 NIM 21050113120005
5 Tempat dan tanggal lahir Tangerang, 17 Agustus 1995
6 Email sudrajat7@windowslive.com
7 No telp 089653823738

B. Karya-karya ilmiah yang pernah ditulis

No Judul Tingkat
1 Rancang Bangun Mesin Press biji Jagung
sebagai Upaya Pengembangan UMKM di Nasional
Desa Tajen Kabupaten Rembang
2 Pemanfaatan Asap Cair (Bio-Oil) dan
Batok Kelapa Berbasis Pirolisis Sebagai
Solusi Kebutuhan Energi Listrik Demi Nasional
Kebutuhan Masyarakat Indonesia

C. Prestasi yang pernah diraih

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Lolos Hibah PKM 5 Bidang Dikti 2014
Juara 3 Lomba Karya Tulis Universitas 2014
2
MIPA Indonesia
Juara Favorit Diponegoro Universitas 2013
2 Entrepreneur Challenge Diponegoro

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional The 4th
Airlangga Ideas Competition.

………………………..2014

Penulis

LAMPIRAN 2
Foto kopi Kartu Mahasiswa yang Masih Berlaku

Dzikri Rahman Bijak

Gary Sudrajat

Rigo Muhammad Herriza


LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:


1. Nama : Dzikri Rahman Bijak
Alamat : Jl. Sirajudin No.38 Tembalang Semarang
2. Nama : Gary Sudrajat
Alamat : Blok F8 Tembalang Regency, Tembalang
3. Nama : Rigo Muhammad Herriza
Alamat : Jalan Timoho Barat 2 Nomor 9 Tembalang
dengan ini menyatakan bahwa kami adalah penulis/inventor dari karya tulis ilmiah
yang berjudul “Asuransi Kesehatan Berbasis Unggas Sebagai Upaya
Peningkatan Kualitas Kesehatan Indonesia 2025”, yang kami ajukan untuk
dapat mengikuti lomba THE 4th AIRLANGGA IDEAS COMPETITION dan
menyatakan bahwa karya tulis ilmiah tersebut benar-benar merupakan hasil ide
orisinil dan pengembangan (studi pustaka) kami sendiri dan bukan merupakan
invensi/karya tulis orang lain atau hasil penjiplakan dari invensi/karya tulis orang
lain.
Apabila ada konsekuensi hukum akibat adanya tuntutan dari pihak lain yang merasa
dijiplak, maka akan menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya.
……………………2014

Mengetahui,

Ketua Tim Anggota 1 Anggota 2


NIM. 21050113130188 NIM. 21050113130180 NIM. 21050113120005

Dosen Pendamping,

Norman Iskandar ST MT
NIP.

Anda mungkin juga menyukai