I. Prinsip Percobaan
Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat
menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam hingga terjadi
kesetimbangan.
Minyak lemak dan ester dari rantai panjang asam karboksilat dan
gliserol. Ester cair volatilitas rendah pelunakan berfungsi sebagai agen untuk
resindan plastik. Ester juga mencakup banyak industri polimer penting.
Polimetil metakrilat adalah pengganti kaca dijual di bawah nama Lucite dan
kaca, polietilen tereftalat digunakan sebagai film (Mylar) dan sebagai serat
tekstil dijual sebagai Terylene, Fortrel, dan Dacron. (Suparno, 2006 )
Adapun minyak dan lemak hewani dan nabati merupakan ester yang
besar dan rumit. Perbedaan antara sebuah lemak (seperti mentega) dengan
sebuah minyak (seperti miyak bunga matahari) hanya pada titik leleh
campuran ester yang dikandungnya. Jika titik leleh dibawah suhu kamar,
maka ester akan berwujud cair – yakni minyak. Jika titik leleh diatas suhu
kamar, ester akan berwujud padatan – yakni lemak.
Mekanisme Reaksi Esterifikasi Fischer
2. air yang dihasilkan sebagai salah satu produk dihilangkan oleh agen
pengeringan.
2. Etil Asetat
Etil asetat merupakan salah satu jenis pelarut yang memiliki rumus
molekul CH3COOC2H5. Produk turunan dari asam asetat ini memiliki banyak
kegunaan serta pasar yang cukup luas seperti pengaroma buah dan pemberi
rasa seperti untuk es krim, kue, kopi, teh atau juga untuk parfum,digunakan
pada industri tinta cetak, cat dan tiner, lem, PVC film, polimer cair dalam
industri kertas, serta banyak industri penyerap lainnya seperti industri
farmasi, dan sebagainya. Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi
fischer dari asam asetat dan ethanol, biasanya disertai katalis asam seperti
asam sulfat.
Reaksinya :
Etanol + Asam Asetat Etil Asetat + Air
a. Sifat Fisika
- Bentuk: Cairan
- Warna: Tidak berwarna
- Bau: Tajam
- Nilai pH (50g/l H2O): (20oC) 2,5
- Kekentalan Dinamik: (20oC) 1,22 mm2/s
- Kekentalan Kinematik: (20oC) 1,77
- Titik lebur: (17oC)
- Titik didih: 116-118
- Suhu penyalaan: 485oC
- Titik nyala: 39oC
- Batas ledakan: Lebih rendah 4 Vol%, leboh tinggi 19,9 Vol%
- Tekanan uap: (20oC) 1,54 hPa
- Densitas uap relatif: 2,07
- Densitas; (20oC) 1,05 g/cm3
- Kelarutan dalam air: (20oC) Dapat larut
- Log Pow: -0,17
- Faktor Biokonsentrasi: 1
- Indeks Refraksi: (20oC) 1,37
b. Sifat Kimia
- Dapat dihidroksi dengan hidrogen
- Dengan fenil hidroksi amin
- Jika direduksi membentuk anilin.
- Tidak dapat dioksidasi dalam larutan KMn seperti alkena.
- Tidak dapat diadisi oleh Br2, H2O dan KMnO4, bisa terjadi bila ada
UV.
- Mengalami reasi alkilasi dengan katalisator AlCl3
c. Penyimpanan Asam Asetat
- Jauhkan bahan dari nyala api.
- Tutup wadah dengan rapat dan hati-hati bila membuka tutup wadah.
- Simpan dalam wadah yang kuat dan tahan bocor dalam ruangan yang
berventilasi pada suhu diatas 16oC (titik beku).
- Jauhkan dari bahan inkompatibel: Oksidator (Kromat, Permanganat,
Perklorat, basa kuat seperti NaOH dan logam).
- Simpan dalam area terpisah dan disetujui.
- Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk
digunakan.
- Hindari semua sumber-sumber pengapian (percikan atau api)
d. MSDS
No. Parameter Penjelasan
1. Identifikasi Bahaya
Potensi Bahaya Kesehatan Dapat terbakar.
Mengakibatkan luka bakar yang parah.
Uap asam dapat mengakibatkan iritasi pada
hidung dan tenggorokan.
Kadar yang tinggi dapat menyebabkan
peradangan saluran pernafasan dan akumulasi
cairan pada paru-paru.
Dapat menyebabkan iritasi pada mata dan
kerusakan mata permanen.
Bila tertelan dapat menyebabkan gangguan
saluran usus.
2. Pertolongan Pertama
Jika terkena mata Segera siram dengan air bersih yang banyak
dan mengalir sekurang-kurangnya selama 10
menit. kemudian hubungi petugas medis
segera.
Jika terkena kulit segera basuh kulit dengan air yang banyak dan
mengalir sedikitnya selama 15 menit. Olesi
dengan Polyethylene Glycol atau dapat
menghubungi perawatan medis dengan segera.
Jika terkena pakaian, segera lepaskan pakaian
yang terkontaminasi
Jika terhirup segera cari tempat yang mengandung udara
bersih dan segar. Jika pingsan, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. Dapatkan medis perhatian segera.
Jika tertelan Diusahakan untuk tidak memuntahkannya
kecuali bila diarahkan oleh petugas medis.
Berikan air minum yang banyak. Jangan
pernah memberikan apapun melalui mulut
kepada orang yang pingsan. Longgarkan
pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan
bantuan medis jika gejala muncul.
Penanganan : Kontak Mata: Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak.
Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-
kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis
dengan segera. Kontak Kulit : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit
dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian
yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu
melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum
digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perawatan medis dengan segera. Kulit Serius : Cuci dengan sabun
desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri.
Mencari medis segera
Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera
perhatian medis. Serius Terhirup: Evakuasi korban ke daerah yang aman
secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang
atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak
bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
Sifat Fisika :
Penanganan : Jika terkena mata, bilas se!ara hati"hati dengan air selama 15
menit tanpa menggosok,lepas lensa kontak jika ada. Hubungi dokter jika
iritasi berlanjut; Jika terkena kulit, bilas kulit dengan sabun dan air. segera
melepas semua pakaian yangterkontaminasi, cuci pakaian sebelum digunakan
kembali; Jika terhirup, hindari area paparan dan pindah ke tempat dengan
udara segar. Jika tertelan, jangan dimuntahkan, segera berkumur dengan air
bersih.Dapatkan bantuan medis segera
6. CaCl2 Exiciatus
Sifat Fisika dan Kimia :
Sifat Alkohol yang memiliki rantai pendek mudah larut dalam air pada
berbagai perbandingan. Etanol jika dilarutkan dalam air akan mengalami
penyusutan volume.
a. Sifat Fisika
- Alkohol monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4 ) berupa
cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala
perbandingan.
- Kelarutan alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya
makin panjang.
- Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan
viskositasnya.
- Alkohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat
yang tidak berwarna.
- Alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan
kesan panas dalam mulut.
b. Sifat Kimia
- Oksidasi alkohol primer
Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat dan
asam sulfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air.
- Oksidasi alkohol sekunder
Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat dan
asam sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air.
Contoh :
- Oksidasi alkohol tersier
Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran
asam karboksilat, keton, karbondioksida dan air.
Contoh :
- Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan
produk samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
kesetimbangan
Contoh :
- Dehidrasi alkohol
Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena
dan air.
Contoh :
V. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Labu destilasi
2. Pendingin
3. Gelas Piala
4. Corong Pemisah
5. Batang Pengaduk
6. Erlenmayer
B. Bahan
1. Etil Alkohol
2. Kalium
3. Asam asetat
4. Alcohol
5. Ester cuka
6. 𝐶𝑎𝐶𝑙2
7. Air
8. Asam Sulfat
VI. Rangkaian Alat
Proses Distilasi Pertama
Keterangan gambar :
1. Statif 8. Bunsen
2. Termometer 9. Kaki tiga
3. Klem 10. Kasa
4. Corong pemisah 11. Cooler
5. Tutup gabus 12. Labu Erlenmeyer
6. Labu destilasi 13. Alas gabus
7. Oil bath 14. Lab Jack
Proses Distilasi Kedua
Keterangan gambar
1. Statif 6. Heater
2. Klem 7. Cooler
3. Termometer 8. Labu Erlenmeyer
4. Tutup gabus 9. Alas gabus
5. Labu distilasi 10. Lab Jack
VII. Prosedur Percobaan
1. Suatu labu alas bulat bervolume 0,5 L diberi tutup gabus yang berlubang
dua
2. Dalam lubang pertama dimasukan corong pemisah, sedang yang lainnya
dimasukan sebuah pipa yang berhubungan dengan alat pendingin
3. Labu diisi campuran 17 cc alcohol dan 17 cc asam sulfat kuat (dicampur
dengan hati-hati)
4. Kemudian labu dipanaskan dalam pemanas minyak (oil bath) pada
temperature 140̊C (thermometer dimasukan dalam minyak)
5. Jika temperature ini sudah dicaoai maka diteteskan perlahan-palan suatu
campuran 80 cc alcohol dan 67 cc asam cuka murni yang sudah diisikan
dalam corong pemisah
6. Kecepatan tetesan tersebut harus sesuai dengan kecepatan tetesan hasil
sulingan (destilat)
7. Hasil sulingan ini mengandung ester asam cuka, alcohol, asam cuka, dan air
8. Dari hasil sulingan diatas asam cuka harus dihilangkan dahulu dengan
dikocok didalam labu terbuka memakai larutan soda 10% sedemikian
hingga lapisan atas dari cairan tidak lahgi memerahkan kertas lakmus biru
9. Kemudian kedua lapisan cairan yang terjadi dipisahkan memakai corong
pemisah
10. Lapisan yang atas (yang mengandung ester cuka) dikocok dengan 𝐶𝑎𝐶𝑙2