BAB III
KARBOHIDRAT
A. PENGERTIAN KARBOHIDRAT
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari
bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar
senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat adalah senyawa
organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Contoh: glukosa
C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus umum karbohidrat
Cn(H2O)m.
Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah disangka sebagai
hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon.
Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar"
artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga
dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat
didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid atau polihidroksiketon.
Contoh glukosa adalah suatu polihidroksi aldehid karena mempunyai satu
gugus aldehid da 5 gugus hidroksil (OH).
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup,
terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida
menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini
bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai
aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah
karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus
(CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi
oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus,
atau sulfur.
B. KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
1. Monosakarida (terdiri dari satu unit gula)
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena
molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan
dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan
menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan
galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa.
TABEL
SISTEM PENGGOLONGAN MONOSAKRIDA
JUMLAH ATOM ALDOSA KETOSA
KARBON
3 (triosa) Aldotriosa Ketotriosa atau triulosa
4 (tetrosa) Aldoteirosa Ketotetrosa atau tetrulosa
5 (pentosa) Aldopentosa Ketopentosa atau pentulosa
6 (heksosa) Aldoheksosa Ketoheksosa atau heksulosa
7 (heptosa) Aldoheptosa Ketoheptosa atau heptulosa
sehingga lebih sering disebut gula meja (table sugar) atau gula pasir
dan disebut juga gula invert. Mempunyai 2 (dua) molekul
monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul
fruktosa. Sumber: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira
(50%), jam, jelly.
Sukrosa (berbeda dengan maltosa dan laktosa, ikatan yang menghubungkan kedua
monosakarida adalah ikatan C1-2)
b. Laktosa
Laktosa sering disebut sebagai gula susu. Disakarida ini tersusun atas
glukosa dan galaktosa. Kita tidak dapat menggunakan galaktosa secara
langsung, tetapi harus diubah menjadi glukosa.Laktosa kurang larut di
dalam air. Sumber hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga gula
susu. Susu sapi (4-5%), asi (4-7%) Laktosa dapat menimbulkan
intolerance (laktosa intolerance) disebabkan kekurangan enzim laktase
sehingga kemampuan untuk mencema laktosa berkurang. Kelainan ini
dapat dijumpai pada bayi, anak dan orang dewasa, baik untuk
sementara maupun secara menetap. Gejala yang sering dijumpai adalah
diare, gembung, flatus dan kejang perut. Defisiensi laktase pada bayi
dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, karena bayi sering diare.
Terapi diit dengan pemberian formula rendah laktosa seperti LLM,
Almiron, Isomil, Prosobee dan Nutramigen, dan AI 110 bebas Laktosa.
c. Maltosa
Disakarida ini tak ditemukan di alam kecuali pada kecambah padi-
padian. Maltosa merupakan gabungan dari 2 molekul glukosa. Di
dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum, lebih
mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium
amilum akan berubah menjadi warna biru. Peranan perbandingan
amilosa dan amilo pektin terlihat pada serelia; Contohnya beras,
semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan
amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut. Pulut sedikit sekali
amilosanya (1-2%), beras mengandung amilosa > 2% Berdasarkan
kandungan amilosanya, beras (nasi) dapat dibagi menjadi 4 golongan:
1) amilosa tinggi 25-33%
2) amilosa menengah 20-25%
3) amilosa rendah 09-20%
4) amilosa sangat rendah < 9%
tidak ada enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna,
selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat memperbesar volume
dari faeses, sehingga akan memperlancar defekasi. Dahulu serat digunakan
sebagai indeks dalam menilai kualitas makanan, makin tinggi kandungan
serat dalam makanan maka nilai gizi makanan tersebut dipandang semakin
buruk. Akan tetapi pada dasawarsa terakhir ini, para ahli sepakat bahwa serat
merupakan komponen penyusun diet manusia yang sangat penting. Tanpa
adanya serat, mengakibatkan terjadinya konstipasi (susah buang air besar),
Struktur selulosa yang merupakan polimer dari glukosa (bandingkan dengan pati)
b. Glikogen
Glikogen merupakan polimer glukosa dengan ikatan á (1-6).
Polisakarida ini merupakan cadangan energi pada hewan dan manusia
yang disimpan di hati dan otot sebagai granula. Glikogen serupa
dengan amilopektin. Glikogen merupakan “pati hewani”, terbentuk dari
ikatan 1000 molekul, larut di dalam air (pati nabati tidak larut dalam air) dan
bila bereaksi dengan iodium akan menghasilkan warna merah. Glikogen
terdapat pada otot hewan, manusia dan ikan. Pada waktu hewan disembelih,
terjadi kekejangan (rigor mortis) dan kemudian glikogen dipecah menjadi
asam laktat selama post mortum. Sumber banyak terdapat pada kecambah,
serealia, susu, syrup jagung (26%).
c. Amilum
Pati merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan energi
bagi tumbuhan. Pati merupakan polimer a-D-glukosa dengan ikatan a
(1-4). Kandungan glukosa pada pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2
macam amilum yaitu amilosa (pati berpolimer lurus) dan amilopektin
(pati berpolimer bercabang-cabang). Sebagian besar pati merupakan
amilopektin. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan
amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan
sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket.
Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan
amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa
tuntas dijelaskan.
C. SIFAT KARBOHIDRAT
Sifat kimia karbohidrat berkaitan dengan gugus fungsi yang terdapat
ada molekulnya, yaitu gugus OH, gugus aldehid dan gugus keton.
Monosakarida larut dalam etanol tetapi tidak larut dalam pelarut organik
(eter, kloroform, benzene). Monosakarida dan oligosakarida serta gula
alkohol memiliki rasa manis. Beberapa oligosakarida, seperti gentiobiosa,
memiliki rasa pahit. Semua monosakarida zat padat putih, mudah larut dalam
air.
1. Sifat mereduksi
Gugus aldehid dan keton dapat direduksi menjadi alkohol. Hasil
reduksi senyawa polihidroksi disebut alditol. Reduksi D-glukosa
membentuk D-glusitol disebut juga sorbitol. Sorbitol sintesis digunakan
sebagai pemanis buatan. Manitol hasil reduksi dari mannose didapat dari
rumput laut dan dipakai sebagai sumber makanan dalam bakteriologi.
Ksilitol, hasil reduksi dari ksilosa dipakai sebagai pemanis dan sebagai
bahan anti lubang untuk beberapa permen karet.
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat
mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor inilah
yang dapat digunakan untuk identifikasi karbohidrat maupun analisi
kuantutatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid atua
keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi resksi
ion-ion logam misalnya ion Cu2+ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-
peraksi tertentu.
2. Pembentukan Osazon
Semua karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau keton bebas
akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.
Osazon yang terjadi memiliki bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi
masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat penting artinya karena dapat
digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu
cara untuk membedakan bebrapa monosakarida, misalnya antara glukosa
dan galaktosa yang terdapat pada urin wanita yang sedang menyusui. Pada
reaksi antara glukosa dengan fenilhidrazin, mula-mula terbentuk D-
glukosafenilhidrazon., kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D-
glukosazon. Glukosa, fruktoda dan manosa dengan fenilhidrazin
menghasilkan osazon yang sama. Dari struktur ketiga monisakarida
tersebut tampak bahwa posisi gugus OH dan atom H pada atom karbon
pada nomor 3,4, dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk
memiliki struktur yang sama.
3. Pembentukan ester
Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terjadinya
ester apabila deireaksikan dengan asam. Monosakarida memiliki beberapa
gugus OH dan dengan asam fosfat dapat menghendakinya menghasilkan
ester asam posfat. Ester yang penting dalam tubuh kita adalah - D-
glukosa-6-fosfat dan -D-fruktosa-1,6-difosfat. Kedua jenis ester ini
terjadi dari reaksi monosakarida dengan adenosintrifosfat atau ATP dengan
bantuan enzim tertentu dalam tubuh kita. Proses esterifikasi dengan asam
fosfat yang berlangsung dalam tubuh kita disebut juga proses fosforilasi.
Pada glukosa dan fruktosa, gugus fosfat dapat terikat pada atom karbon
nomor 1,2,3,4 atau 6. pada -D-glukosa-6-fosfat, gugus fosfat terikat pada
nomor atyom omor 6 sedangkan pada -D-fruktosa-1,6-difosfat dua
gugus fosfat terikat pada atom karbon noomor 1 dan 6.
4. Pembentukan Glikosida
Apabila glukosa direaksikan dengan metil alkohol, menghasilkan
dua senyawa. Kedua senyaw ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan
keduanya tidak memiliki sifat aldehida. Keadaan ini membuktikan bahwa
yang menjadi pusat reaksi adalah gugus OH yang terikat pada atom karbon
nomor 1. senyawa yang terbentuk adalah suatu aserol dan disebut secara
D. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
Uji Kualitatif
1. Uji Molisch Adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini
efektif untuk berbagai senyawa yang dapat di dehidrasi menjadi furfural
atau substitusi furfural oleh asam sulfat pekat. Senyawa furfural akan
membentuk kompleks dengan α-naftol yang dikandung pereaksi Molisch
dengan memberikan warna ungu pada larutan.
2. Uji Benedict Adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula
pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai
menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa
larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua
golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya
berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak
berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan
prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai
Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3
E. FUNGSI KARBOHIDRAT
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,
kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun,
mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur
dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti
wortel dan bit serta kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung
karbohidrat daripada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti
daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Karbohidrat.(http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1799308-
karbohidrat/), diakses tanggal 8 maret 2013.
Anne.2010.Struktur_Kabohidrat.
(http://www.anneahira.com/strukturkarbohidrat.html), diakses tanggal 8
maret 2013.
Anonim.2009.Uji_Identifikasi_Karbohidrat.http://nikku92.wordpress.com/2010/1
1/19/uji-identifikasi-karbohidrat/, diakses tanggal 8 maret 2013.