Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi beberapa variable yang dapat diperoleh
melalui pengukuran langsung, data sekunder, peta dan dari data penginderaan jauh (remote sensing).
(Seyhan, 1977) menyatakan bahwa karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu: (1) Faktor lahan (ground factor), yang meliputi topografi, tanah, geologi, geomorfologi
dan (2) Faktor vegetasi dan penggunaan lahan.
) Orde Sungai
Alur sungai dalam suatu DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai. Orde sungai
adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai di dalam suatu
DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai akan semakin luas pula DAS nya dan
akan semakin panjang pula alur sungainya.
Tingkat percabangan sungai (bufurcation ratio) adalah angka atau indeks yang ditentukan
berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu orde.
7. Meander adalah bentuk sungai yang berkelok-kelokyang terjadi akibat adanya pengikisan
dan pengendapan. ... Kemudian pada bagian tengah sungai dan hilir mulai terjadi
pengendapan dan erosi secara terus-menerus. Air mulai mengalir dengan kecepatan yang
berbeda, ketika mengalir pada lekukan pada suatu kelokan sungai
BELOKAN SUNGAI
Pada dasarnya belokan sungai memiliki arti penting terhadap fenomena hidraulis aliran di sungai. Konsep eko-
hidraulik memandang belokan sungai sebagai wahana retensi untuk mereduksi akumulasi aliran banjir di hilir.
Namun sebaliknya belokan sungai juga justru menjadi faktor penyebab terjadinya luapan banjir dan terjadinya
gerusan lokal di sisi luar belokan. Kedua potensi tersebut harus dikelola secara bijak sehingga permasalahan yang
timbul bisa direduksi dan manfaat/potensi yang dimilki dapat dioptimalkan. Oleh karena itu perlu dikemukakan
konsep-konsep pengelolaan dan penanganan sehingga belokan sungai memiliki potensi yang baik dalam
pengelolaan sungai dan pengendalian banjir.
Sungai teranyam atau braided riveradalah bentukan asal proses fluvial yang terbentuk
pada hilir sungai yang memiliki kemiringan lereng datar atau hampir datar, sungai
teranyam memiliki alur yang luas dan umumnya dangkal. Sungai teranyam terbentuk
karena adanya erosi yang berlebihan pada baian hulu sungai sehingga trjadi
pengendapan pada bagian alurnya hingga membentuk endapan gosong tengah dan
memberikan kesan teranyam apabila endapan gosong tengah yang terbentuk cukup
banyak
8. GENETIKA SUNGAI ADA DI CHROME SAVE
Sungai Subsekuen
Mengalir dan membentuk lembah sepanjang daerah lunak. Disebut juga ’strike stream’
karena mengalir
sepanjang jurus lapisan.
Sungai Obsekuen
Mengalir berlawanan arah dengan arah kemiringann lapisan dan juga berlawanan
dengan arah aliran sungai
konsekuen. Biasanya pendek dengan gradient tajam, dan merupakan sungai musiman
yang mengalir pada gawir. Umumnya merupkan cabang dari sungai subsekuen.
Sungai Resekuen
Mangalir searah dengan sungai konsekuen dan searah dengan kemiringan lapisan.
Sungai Insekuen
Merupakan sungai yang tidak jelas pengendaliannya tidak mengikuti struktur batuan,
dan tidak jelas mengikuti kemiringan lapisan. Pola alirannya umumnya dendritik.
Banyak menyangkut sungai – sungai kecil.
Sungai Superimpos
Merupakan sungai yang mula – mula mengalir diatas suatu daratan aluvial atau dataran
peneplain, dengan
lapisan tipis yang menutupinya sehingga sehingga lapisan dibawahnya tersembunyi.
Jika terdapat rejuvenasi maka sungai tersebut kemudian mengikis perlahan-lahan
endapan aluvial atau lapisan penutup tersebut dan menyingkapkan lapisan tanpa
mengubah banyak pola aliran semula.
Sungai Asteseden
Sungai yang mengalir tetap pada pola alirannya meskipun selama itu terjadi perubahan
– perubahan struktur misalnya sesar, lipatan,. Ini dapat terjadi jika struktur terbentuk
atau terjadi perlahan – lahan.
Anaklinal
dipergunakan untuk sungai anteseden didaerah yang mengalami pengangkatan
sedemikian sehingga kemiringannya berlawanan dengan arah aliran sungai.
Compound Streams
mengairi daerah dengan umur geomorfik yang berbedabeda, ‘compound streams’
mengairi daerah dengan struktur geologi yang berlainan. Banyak sungai-sungai besar
dapat dimasukan kedalam compound ataupun comporite streams misalnya sungai
Bengawan solo, Citarum, Asahan, dan sebagainya.