Anda di halaman 1dari 4

A.Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten.

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk


memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manuasia. Kebal adalah suatu
keadaan dimana tubuh mempunya idaya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka
menghadapi serangan kuman tertentu, namun kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu
kebal terhadap penyakit lain (Depkes RI, 1994).

B.Imunisasi Wajib

Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintahuntuk seseorang sesuai dengan
kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit
menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, tambahan dan khusus (Kemenkes RI,
2013).

1. Imunisasi Rutin

Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus harus dilaksanakan
pada periode tertentu yang telah ditetapkan.

2. Imunisasi Tambahan Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar
ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi. Kegiatan ini sifatnya tidak rutin,
membutuhkan biaya khusus, kegiatan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu (Lisnawati, 2011).

Imunisasi Pilihan

Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan
kebutuhannya dalam rangka melindungi yangbersangkutan dari penyakit menular tertentu. Imunisasi
pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termasuk dalam imunisasi wajib, namun penting diberikan
padabayi, anak, dan dewasa di Indonesia mengingat beban penyakit dari masingmasing penyakit. Jenis
imunisasi pilihan dapat berupa imunisasi Haemophilus Influenza tipe b (Hib), Pneumokokus, Rotavirus,
Influenza, Varisela, Measles Mump Rubella (MMR), Demam Tifoid, Hepatitis A, Human Papiloma Virus
(HPV), dan Japanese Encephaliti (Kemenkes RI, 2013).

Imunisasi Dasar

Imunisasi ini diberikan pada bayi sebelum berusia satu tahun. Jenis imunisasi dasar terdiri atas Hepatitis
B pada bayi baru lahir, BCG, Difhteria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Difhteria Pertusis
Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib), Polio dan Campak (Kemenkes RI, 2013).

C.Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Sesuai dengan Permenkes Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan


Imunisasi, jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi Usia (0-11 bulan)

Waktu Pemberian (usia) Jenis imunisasi yang diberikan

0 bulan Hepatitis B0

1 bulan BCG, Polio 1

2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2

3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3

4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4

9 bulan CampakCatatan : Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta, Imunisasi
BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.

D.Penyuluhan Sebelum dan Sesudah Pelayanan Imunisasi

Berikut ini langkah-langkah dalam memberikan penyuluhan.

1. Pemberian Imunisasi kepada Bayi/Anak

a. Mengucapkan salam dan terima kasih kepada orangtua atas kedatangannya dan kesabarannya
menunggu.

b. Menjelaskan jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.

c. Menjelaskan manfaat pemberian imunisasi.

d. Menjelaskan efek samping setelah pemberian imunisasi dan apa yang harus dilakukan jika terjadi efek
samping.

e. Menjelaskan kapan ibu perlu membawa bayinya ke pusat kesehatan atau RS jika terjadi efek samping
yang hebat.

f. Menjelaskan secara lengkap jika bayi harus mendapatkan imunisasi lengkap secara berurutan

g. Menuliskan tanggal untuk pemberian imunisasi berikutnya pada buku KIA dan memberitahukan
kepada orangtua kapan harus kembali untuk mendapatkan imunisasi berikutnya.

h. Menjelaskan kepada orangtua tentang alternatif tanggal dan waktu jika tidak bisa datang pada tanggal
yang sudah dituliskan.
2. Pemberian Imunisasi kepada WUS

a. Memberitahukan kepada sasaran WUS tentang berapa kali, kapan, dan di mana mereka harus kembali
untuk mendapatkan imunisasi TT.

b. Mengingatkan agar selalu membawa kartu imunisasi TT setiap kali datang ke tempat pelayanan
imunisasi.

B. Melakukan Skrining dan Pengisian Register

1. Pemeriksaan Sasaran

Setiap sasaran yang datang ke tempat pelayanan imunisasi, sebaiknya diperiksa sebelum diberikan
pelayanan imunisasi. Tentukan usia dan status imunisasi terdahulu sebelum diputuskan vaksin mana
yang akan diberikan, dengan langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi usia bayi;

b. Mengidentifikasi vaksin-vaksin mana yang telah diterima oleh bayi;

c. Menentukan jenis vaksin yang harus diberikan;

d. Imunisasi untuk bayi sakit atau mempunyai riwayat kejang demam sebaiknya

dikonsultasikan kepada dokter spesialis anak;

e. Kontraindikasi terhadap imunisasi.

2. Skrining

3. Pemeriksaan Sasaran WUS

Ketentuan WUS untuk menerima imunisasi TT:

a. Jika sasaran memiliki kartu TT, berikan imunisasi lanjutan berdasarkan status yang tercantum, sesuai
dengan jadwal pemberian.

b. . Jika sasaran tidak memiliki kartu TT, lakukan skrining untuk menentukan statusnya. Kemudian,
berikanlah imunisasi sesuai ketentuan.

4. Pengisian Buku Register

Dokumentasi setiap kegiatan sangatlah penting. Dalam pelayanan imunisasi, instrumen yang digunakan
untuk dokumentasi adalah buku register. Buku tersebut akan membantu Anda dalam pelaksanaan
imunisasi dan untuk memonitor pelayanan imunisasi yang diberikan kepada sasaran. Berikut ini dapat
Anda pelajari tentang bagan prosedur skrining penjaringan sasaran.

E.

Anda mungkin juga menyukai