Anda di halaman 1dari 11

BAB I

INFORMASI MENGENAI MESIN KONVERSI DI


LABORATORIUM PRODUKSI DI UNSIKA

1.1. LAB PRODUKSI UNSIKA

Dalam mennyelesaikan program studi Teknik Mesin S1,


mahasiswa/mahasiswi Universitas Sigaperbangsa Karawang dituntut untuk
menyelesaikan beberapa mata kuliah dan beberrapa praktikum yang berjumlah
140 sks. Dalam menyelesaikan mata kuliah dan praktikum tersebut, mahasiswa
dapat belajar di kelas maupun di Lab Produksi Universitas Singaperbangsa
Karawang.

1.2. KLASIFIKASI MESIN DI LAB PRODUKSI UNSIKA

Di dalam Lab Produksi Unsika, terdapat berbagai macam jenis mesin, yang
di klasifikasi berdasarkan kegunaanya, yaitu:
- Mesin material
- Mesin produksi
- Mesin konversi
- Mesin perncangan

1.3. MESIN KONVERSI DI LAB PRODUKSI UNSIKA


Di dalam Lab Produksi Unsika, terdapat berbagai macam mesin konversi,
yaitu:
- Motor bakar bensin
- AC
- Tungku mufle

1.4. INFORMASI MENGENAI MESIN MESIN KONVERSI DI LAB


PRODUKSI UNSIKA

1.4.1. Motor Bakar Bensin dan Gas


Motor bakar di Lab Produksi Unsika terdapat dua jenis motor
bakar yaitu:
- Motor bakar bensin
- Motor bakar gas

a. Pengertian Motor bakar


Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang
banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang
menggunakan energi panas untuk melakukan kerja mekanis atau
mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanis. Energi atau
tenaga panas tersebut diperoleh dari hasil pembakaran.
Ditinjau dari cara memperoleh tenaga panas, mesin kalor
dapat dibedakan menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran
dalam dan mesin dengan pembakaran luar. Mesin pembakaran
dalam adalah mesin yang melakukan proses pembakaran bahan
bakar di dalam mesin tersebut dan gas pembakaran yang terjadi
berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam umumnya
disebut motor bakar.
Jadi motor bakar adalah mesin kalor yang menggunakan gas
panas hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin untuk
melakukan kerja mekanis. Mesin pembakaran luar adalah mesin di
mana proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin dan
energi panas dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida mesin
melalui beberapa dinding pemisah, misal ketel uap.

b. Pengelompokan Motor Bakar


Motor bakar dapat pula dikelompokkan menurut kedaannya
sebagai berikut:
 Menurut bahan bakar yang digunakan; motor gas,
motor bensin, motor minyak tanah dan motor diesel.
 Menurut proses kerjanya; motor kerja tunggal dan
motor kerja ganda (motor bekerja ganda apabila pada
kedua sisi torak masing-masin terjadi pembakaran).
 Menurut tujuan dan pemakaiannya; motor stasioner dan
motor tidak stasioner (sepeda motor, mobil).
 Menurut yang dikompresi; motor dengan kompresi
udara dan motor dengan kompresi campuran bahan
bakar dan udara.
 Menurut cara penyalaan bahan bakar; spark ignition
engine dan compression ignition engine.
 Menurut langkah torak/piston; motor 2 Tak dan motor 4
Tak.
 Menurut susunan silinder atau bentuk konstruksinya;
motor mendatar, motor tegak, motor sebaris, motor V,
motor X, motor radial, motor bintang, motor bokser.
 Menurut gerakan mesin; translasi dan rotasi.
c. Perbedaan Antara Motor Bakar Diesel dan Bensin

Item Motor Diesel Motor Bensin


Siklus Pembakaran Siklus Sabathe Siklus Otto
Rasio kompresi 15-22 6-12
Ruang bakar Rumit Sederhana
Percampuran bahan Diinjeksikan pada Dicampur dalam
bakar akhir langkah karburator
Metode penyalaan Terbakar sendiri Percikan busi
Bahan bakar Solar Bensin
Getaran suara Besar Kecil
Efisiensi panas (%) 30-40 22-30

 Motor diesel juga mempunyai keuntungan dibanding motor


bensin, yaitu :
a. Pemakaian bahan bakar lebih hemat, karena efisiensi panas
lebih baik, biaya operasi lebih hemat karena solar lebih
murah.
b. Daya tahan lebih lama dan gangguan lebih sedikit, karena
tidak menggunakan sistem pengapian
c. Jenis bahan bakar yang digunakan lebih banyak
d. Operasi lebih mudah dan cocok untuk kendaraan besar,
karena variasi momen yang terjadi pada perubahan tingkat
kecepatan lebih kecil.

 Namun motor diesel memiliki kerugian, yaitu :

a. Suara dan getaran yang timbul lebih besar (hampir 2 kali)


daripada motor bensin. Hal ini disebabkan tekanan yang
sangat tinggi (hampir 60 kg/cm2) pada saat pembakaran
b. Bobot per satuan daya dan biaya produksi lebih besar,
karena bahan dan konstruksi lebih rumit untuk rasio
kompresi yang tinggi
c. Pembuatan pompa injeksi lebih teliti sehingga perawatan
lebih sulit
d. Memerlukan kapasitas baterai dan motor starter yang besar
agar dapat memutar poros engkol dengan kompresi yang
tinggi.
d. Komponen Sistem Bahan Bakar dan Cara Perawatan

1. Tangki bahan bakar

Umumnya tangki bahan bakar terbuat dari plat baja tipis,


biasanya diletakkan dibagian bawah / belakang kendaraan.
Tangki bagian dalam dilapisi bahan pelapis anti karat,dan
dilengkapi sparator untuk mencegah goncangan saat mobil
berjalan dijalan kasar atau saat direm tiba – tiba. Bahan
bakar dihisap melalui fuel inlet tube yang ditempatkan 2 –
3 cm dibagian terendah tangki.
Bila tangki bensin tidak diisi dengan penuh, uap didalam
tangki akan mengembun pada dinding – dinding tangki
.Dan karena air lebih berat daripada II-10 bensin maka air
tersebut langsung turun kebagian bawah tangki. Bila air
yang timbul banyak maka akan menyebabkan kesukaran
pada mesin., bila pengembunan pada tangki sedikit maka
akan timbul karat. Oleh karena itu usahakan bensin dalam
tangki selalu terjaga volumenya ,dan jika perlu secara
berkala bersihkanlah tangki dari korosi dan endapan.

2. Saringan bahan bakar dan pompa

Bensin terkadang membawa kotoran dan air yang bisa


menghambat saluran – saluran yang ada pada karburator,
maka untuk menyaringnya dipasang sebuah saringan
bahan bakar / bensin.

 Saringan bensin
Saringan bensin diletakkan diantara tangki bensin
dan pompa bensin yang berfungsi untuk menyaring
kotoran dan air. Kendala yang sering terjadi pada
saringan bahan bakar, yaitu :
Jika saringan bensin tersumbat maka aliran bensin
akan terhambat dan jumlah bensin yang masuk ke
karburator akan berkurang, itu menyebabkan tenaga
mesin turun, efeknya akan sangat terasa bila kendaraan
sedang melaju dengan kecepatan tinggi atau pada beban
berat. Oleh karena itu membersihkan saringan bahan
bakar secara berkala merupakan langkah yang sesuai
untuk menjaga aliran bensin tetap konstan, pada jenis
tertentu ada saringan bensin yang elemennya dapat
diganti, seperti pada saringan bensin model katrid.

 Pompa bensin
Karena letak tangki bahan bakar yang lebih rendah
dari karburator maka bahan bakar tidak dapat mengalir
dengan sendirinya, dan oleh karena itu dibutuhkan
sebuah pompa bahan bakar. Ada dua tipe pompa yaitu
mekanik dan elektrik.
- Penghisapan: Langkah isap bekerja ketika
diaphragma turun kebawah dan membuka katup
masuk sedangkan katup buang tertutup dan
menyebabkan vakum disaluran masuk, bensin
terhisap.

- Penyaluran: langkah penyaluran bekerja ketika


diaphragma terangkat keatas dan menekan katup
buang sehingga terbuka ,sedangkan katup masuk
tertutup akhirnya bensin keluar melalui saluran
buang.

- Pump idling: Jika bahan bakar yang tersedia pada


karburator sudah cukup maka diaphragma tidak
tertekan keatas oleh pegas, itu berarti kondisi
diaphragma diam tidak melakukan pemompaan.

Kendala yang sering terjadi : Saluran – saluran pada


pompa kadang tersumbat oleh kotoran – kotoran yang
tidak tersaring ,ini menyebabkan bensin sulit terangkat
menuju karburator menjadikan mesin susah hidup.
Perawatan yang bisa dilakukan pada pompa bensin,
hanyalah sering – sering membersihkan. Kalau mesin
sukar untuk hidup kemungkinan pompa bahan bakar
tersumbat.

 Karburator
Fungsi dari karburator adalah memberikan campuran
udara dan bensin yang sesuai untuk dapat diubah
menjadi energi yang dapat menggerakan mekanisme
mesin. Prinsip karburator yaitu menggunakan asas
debit aliran fluida, dimana aliran udara akan
bertambah cepat bila melalui saluran udara yang
menyempit sedangkan tekanannya menurun.
Sedangkan konstruksi karburator yang sebenarnya
dapat dibagi menjadi beberapa sub sistem, yaitu :
- Sistem pokok : Sistem pelampung
- b. Sistem stasioner dan kecepatan lambat
- c. Primary high speed system
- d. Secondary high speed system
- e. Power system
- f. Sistem cuk
- g. Sistem tambahan : Fast idle mekanisme
- h. Unloader mekanisme
- i. Choke opener
- j. Sistem dash pot
- k. Thermostatik valve
- l. A.A.P
- m. Throttle positioner
- n. Heat control valve
- o. P.C.V
Perawatan untuk karburator yaitu membersihkan
saluran – saluran dan komponen pada karburator, tapi
karena kerburator dibuat sangat teliti sedapat mungkin
hindarilah bongkar pasang jika tidak perlu.

e. AFAA
f. ADADA
g. ADADA

1.4.2. AC
1.4.3. Tungku Mufle
1.5. SS
1.6. DFS
BAB II
PENJADWALAN MESIN KONVERSI DI LAB PRODUKSI
UNSIKA

2.1. PENJADWALAN PERAWATAN MOTOR BAKAR


Pekerjaan pemeliharaan agar efektif harus dilakukan secara menyeluruh
dan teratur. Perlu suatu jadwal terperinci mengenai bagian-bagian mesin
induk, agar memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan. Jarak dan
waktu (interval) dalam melakukan perawatan hanya merupakan standar
umum.
Perawatan mesin terbagi dalam jarak dan waktu (interval). Adapun jenis
pemeliharaan tersebut meliputi :
- Perawatan harian
- Perawatan periodik
- Perawatan berkala

2.1.1. Perawatan Harian

 Pemeriksaan tangka harian bahan bakar

Pemeriksaan ini untuk mengetahui jumlah pemakaian


bahan bakar dan kemungkinan terdapatnya kebocoran pada
tangki. Tangki ini harus dikontrol setiap hari untuk
membuang air atau kotoran yang mengendap di dasar tangki
Isi tangki tidak boleh kurang dari ukuran yang
ditentukan, agar kotoran tidak terbawa masuk kedalam
mesin. Untuk mengetahui kapasitas tangki dapat dilihat pada
sisi tangki pada gelas penduga. Untuk membuang kotoran
atau air yang mengendap dapat dilakukan pada bagian
bawah tangki.

 Pemeriksaan keadaan minyak pelumas

Beberapa tujuan pelumasan adalah sebagai berikut :


 Mengurangi keausan pada benda yang bergerak atau
saling bergesekan
 Mendinginkan permukaan dengan membawa pergi
panas yang dibangkitkan oleh gesekan
 Membersihkan permukaan dengan mencuci bersih
butiran logam yang dihasilkan dari gesekan

Agar tujuan pelumasan dapat tercapai, pemeriksaan minyak


pelumas ini perlu dilakukan. Keadaan minyak pelumas pada
bagian-bagian yang dilumasi perlu diperiksa setiap harinya.
Penambahan minyak pelumas perlu dilakukan apabila ada
kekurangan, dan dilakukan penggantian apabila keadaan
minyak pelumas tidak sesuai lagi dengan standar yang
ditetapkan.

 Pemeriksaan sirkulasi air pendingin


Menurut Soejanto (1982), pendinginan dimaksudkan
untuk menjaga agar suhu dari bagian motor tidak terlalu
tinggi, akibat pembakaran bahan bakar atau gesekan dari
bagian-bagian yang bergerak antara satu dengan yang
lainnya. Agar terjadi pendinginan yang baik, air pendingin
haruus dapat kontak langsung terhadap permukaan-
permukaan yang diinginkan. Kontak ini dapat terganggu bila
ada yang menghalangi, misalnya :
a. Karat, lumpur, garam, kotoran-kotoran dan lainnya
b. Gelembung udara

2.1.2. Perawatan Periodik

 Perawatan 50 – 250 jam kerja


Perawatan periodik adalah perawatan yang dilakukan
menurut batas waktu yang ditentukan, dan biasanya
mengikuti petunjuk dari buku manual. Perawatan periodik
ini biasanya dilakukan setiap 50-250 jam kerja. Adapun
jenis-jenis perawatan periodik adalah sebagai berikut :
a. Membersihkan saringan bahan bakar
b. Membersihkan elemen saringan minyak pelumas
c. Penggantian minyak pelumas
d. Pemeriksaan air pendingin

 Perawatan 500 – 1000 jam kerja


Perawatan berkala adalah perawatan yang dilakukan
secara teratur atau rutin diantaranya adalah :
a. Memeriksa minyak pelumas setiap kali sebelum mesin
start
b. Gantilah minyak pelumas sesudah dipakai 250 jam kerja,
kecuali mesin yang masih baru atau selesai direparasi
besar-besaran (over haul), penggantian minyak pelumas
dilakukan setelah 60 jam pertama.
Penggantian minyak pelumas dilakukan dangan terlebih
dahulu membuang minyak pelumas yang lama dengan
jalan membuka baut pembuangnya pada waktu motor
masih panas atau setelah motor berhenti bekerja.
Disamping itu minyak pelumas juga harus dikeluarkan dari
dalam saringan dan pendingin minyak pelumas. Apabila
diperlukan ganti kertas saringannya.

2.1.3. Perawatan sistem pelumasan


Buanglah minyak pelumas setiap 600 jam dan bersihkan bak
tersebut dengan menggunakan pompa minyak, sampai benar-
benar bersih, kemudian isi minyak pelumas kembali sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan. Pada saat mengganti
kertas saringan minyak lumas seperti telah diterangkan diatas.
Tekanan minyak pelumas, apabila tekanan minyak pelumas
tidak dapat mencapai bilangan yang diisyaratkan oleh pabrik
pembutannya, matikanlah mesin dan lakukanlah pengecekan
seperti hal dibawah ini :

1. Mengecek isi minyak pelumas didalam bak, apakah isi


minyak pelumas didalam bak cukup atau tidak
2. Mengecek apakah terjadi kerusakan pada pipa, alat pengukur
tekanan minyak pelumasnya atau tidak
3. Mengecek apakah terjadi kebocoran minyak pelumas dari
saluran-salurannya atau tidak
4. Mengecek apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan
baik atau tidak
5. Mengecak apakah alat pengatur tekanan minyak pelumas
bekerja dengan baik atau tidak
6. Mengecek pegas tekanan minyak pelumas apakah masih
berfungsi dengan normal atau tidak.

2.1.4. Perawatan sistem bahan bakar


 Saringan bakar

Bersihkan saringan dari debu, air atau endapan lainnya


setiap 250 jam kerja, gantilah elemen saringan dengan
yang baru setiap 1.000 jam kerja, saringan pipa isap
pompa bahan bakar, dimana saringan tersebut harus
dibersihkan setiap 250 jam.

 Saringan udara

Pembuangan udara didalam bahan bakar sangat


mengganggu kelancaran dan menyebabkan mesin susah
untuk distar. Oleh karena itu, udara harus dikeluarkan dari
saluran bahan bakar, terutama apabila terasa ada gejala
gangguan.

2.1.5. Teknik perawatan motor induk


Perawatan motor induk adalah kegiatan untuk mencegah dan
menanggulangi kerusakan. Tujuannya agar motor dapat
beroperasi secara terus menerus tanpa mengalami gangguan
ataupun kerusakan, serta untuk memperpanjang umur pakai
motor. Menurut Wiranto A. dan Koiche, Tsuda (1983), ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik perawatan
motor antara lain :

 Berfikir sebelum bertindak


Sebelum melakukan suatu perawatan dan perbaikan,
sebaiknya perhatikan gejala atau tanda–tanda kerusakan
dengan teliti. Jangan tergesa–gesa atau ceroboh, tetapi
harus direncanakan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan.

 Pencegahan masuknya kotoran


Sebagai kepala kamar mesin (KKM), perwira serta anak
buah kapal (ABK) mesin apabila melakukan suatu
pembongkaran mesin maka kebersihan adalah faktor utama
yang sangat perlu diperhatikan.

 Bagian-bagian mesin diperlakukan dengan hati-hati


Dalam melakukan suatu pembongkaran atau perbaikan
suatu mesin yang paling pokok perlu diperhatikan adalah
penggunaan kunci–kunci sesuai dengan fungsinya. Hal ini
dimaksudkan agar dalam melakukan pembongkaran atau
perbaikan tidak akan menimbulkan kerusakan pada
komponen mesin yang dibongkar.

 Pekerjaan yang senpurna


Pada saat melakukan kegiatan perawatan atau perbaikan,
gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya tidak
merusak dan tidak mencelakakan serta pekerjaan dapat
selesai denganmudah, cepat dan sempurna.

2.2. KLASIFIKASI MESIN DI LAB PRODUKSI UNSIKA

Anda mungkin juga menyukai