Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM JALAN

AS - 08
PEMERIKSAAN VISKOSITAS ASPAL
(Viscosity of Bituminous Materials)
(SNI 03-6721-2002)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk menentukan viskositas aspal keras (dengan
menggunakan alat Saybolt) dan dapat mengetahui suhu pencampuran dan
pemadatan. Sasaran praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu:
a) Memahami prosedur pelaksanaan viskositas dengan baik dan benar
b) Menggunakan peralatan pengujian viskositas aspal dengan baik dan benar.
c) Menentukan nilai viskositas aspal absolut.
d) Menentukan suhu pencampuran dan pemadatan

2. Terminologi
 Furol
Singkatan dari fuel and road oils;
 Viskositas Saybolt Furol
Waktu alir (dalam detik) yang diperlukan oleh 120 ml sampel untuk
melalui lubang furol di bawah kondisi tertentu. Nilai viskositas yang terjadi
kemudian dinyatakan sebagai Saybolt Furol Seconds (SFS) pada
temperatur tertentu;
 Viskositas kinematik
Viskositas dari bitumen cair jenis cutback bitumen;
 Aspal keras
Aspal yang berbentuk padat pada saat keadaan penyimpanan (suhu ruang)
 Cutback bitumen

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

Aspal berbentuk cair yang merupakan hasil pencampuran aspal keras


dengan bahan pencair yang mudah menguap seperti bensin, solar dan
minyak tanah
3. Teori Dasar
Tingkatan material aspal dan suhu yang digunakan sangat tergantung
pada kekentalannya. Kekentalan aspal sangat bervariasi terhadap suhu, dari
tingkatan padat, encer sampai tingkat cair. Hubungan antara kekentalan dan
suhu adalah sangat penting dalam perencanaan dan penggunaan material aspal.
Kekentalan akan berkurang (dalam hal ini aspal menjadi lebih encer) ketika
suhu meningkat.
Kekentalan absolut atau kekentalan dinamik dinyatakan dalam satuan Pa
detik atau poises (1 poise = 0.1 Pa detik). Viskositas kinematik dinyatakan
dalam satuan cm2/detik dan stokes atau centistokes (1 stokes = 100 centistokes
= 1 cm2/detik). Karena kekentalan kinematik sama dengan kekentalan absolut
dibagi dengan berat jenis (kira-kira 1 cm2/detik untuk aspal), kekentalan absolut
dan kekentalan kinematik mempunyai harga yang relatif sama apabila kedua-
duanya dinyatakan masing-masing dalam poises dan stokes.
Pada praktikum ini, kekentalan/viskositas absolut dinyatakan oleh waktu
menetes (dalam detik) yang diperlukan oleh 120 ml sampel untuk melalui suatu
lubang yang telah dikalibrasi, diukur di bawah kondisi tertentu. Waktu ini
kemudian dikoreksi dengan suatu koefisien tertentu dan selanjutnya dilaporkan
sebagai nilai viskositas dari sampel tersebut pada suhu tertentu. Sedangkan
viskositas kinematik dinyatakan oleh waktu yang dibutuhkan oleh aspal cair
dengan suhu 60° C untuk mengisi penuhnya labu gelas.

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

4. Prosedur Praktikum (AASHTO T 72 – 90)


4.1 Peralatan yang Digunakan
1. Saybolt viscosimeter dan bak perendam, seperti terlihat pada
Gambar 1;
2. Penyumbat lubang tabung viscosimeter;
3. Dudukan atau penyangga termometer;
4. Termometer untuk viskositas Saybolt (lihat Tabel 1);
5. Termometer untuk bak perendam;
6. Saringan dengan ukuran saringan no. 100;
7. Labu penampung;
8. Alat pencatat waktu dengan interval 0.1 detik dan mempunyai
ketelitian hingga 0.1% bila diuji dengan menggunakan interval 60
menit;
9. Lubang universal, digunakan untuk bahan yang mempunyai
kekentalan (32 – 1000) detik;
10. Lubang furol, digunakan untuk bahan yang mempunyai kekentalan
yang lebih besar dari 25 detik

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

4.1.2. Gambar Peralatan

Gambar 1. Alat Viskositas Saybolt


Sumber : Dokumentasi Praktikum Jalan 2018

Gambar 2. Saringan No.100


Sumber : Dokumentasi Praktikum Jalan 2018

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

Gambar 3. Tabung Kalibrasi 60 ml.


Sumber : Dokumentasi Praktikum Jalan 2018

Gambar 4. Termometer
Sumber : Dokumentasi Praktikum Jalan 2018

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

Gambar 5. Termometer untuk viskositas saybolt


Sumber : Dokumentasi Praktikum Jalan 2018

Gambar 6. Cawan
Sumber : Dokumentasi Praktikum Jalan 2018

1. Menggunakan faktor koreksi untuk kekentalan pada berbagai suhu


apabila kalibrasi alat viscosimeter menggunakan oli standard yang
mempunyai waktu alir antara 200 – 600 detik;

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

Untuk Saybolt Furol Viscosimeter :


1. Kalibrasikan Viscosimeter dalam periode waktu yang tidak lebih
dari 3 tahun sekali dengan mengukur waktu alir pada suhu 50° C
(122° F) dengan cara yang sama dengan prosedur yang digunakan
pada Saybolt Universal Viscosimeter, dengan menggunakan
viskositas oli standard yang mempunyai waktu alir minimum 90
detik;
2. Faktor koreksi diberlakukan bila waktu alir dari viskositas oli
standard berbeda 0.1% dari waktu alir viskositas Saybolt.

4.3 Penyiapan Alat


1. Menggunakan ujung lubang universal untuk oli dan contoh yang
mempunyai waktu alir lebih besar dari 32 detik. Cairan dengan
waktu alir yang lebih besar dari 1000 detik tidak cocok diuji dengan
menggunakan lubang ini;
2. Menggunakan ujung lubang furol untuk oli dan contoh yang
mempunyai waktu alir lebih besar dari 25 detik;
3. Membersihkan seluruh viscosimeter dengan cairan pelarut seperti
premium, kemudian membuang dan mengeringkan viscosimeter
sampai semua cairan pelarut tidak ada di dalam viscosimeter;
4. Dengan cara yang sama, labu penampung dibersihkan;
5. Menempatkan viscosimeter dan bak perendam di tempat yang
perubahan suhu ruangnya kecil dan yang bebas dari uap air atau
debu;
6. Menyumbat bagian bawah viscosimeter dengan rapat dan kuat
menggunakan gabus penutup;
7. Menempatkan labu penampung tepat di tengah-tengah atau di
bawah viscosimeter dengan jarak  100 – 130 mm sehingga aliran
contoh tepat masuk melalui tengah-tengah leher labu;

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

8. Meletakkan saringan No. 100 di atas viscosimeter;


9. Menuangkan media ke dalam bak paling sedikit 6 mm di atas garis
batas bagian atas cairan (over flow);
10. Mengatur pengontrol suhu dalam bak perendam sehingga suhu dari
contoh di dalam viscosimeter tidak berubah-ubah lebih besar dari 
0.05° C ( 0.10° F) sesudah mencapai suhu pengujian;
11. Memasang termometer pada tabung viscosimeter.
12. Perbedaan suhu maksimum yang diperbolehkan antara bak
perendam dan sampel pada saat pengujian.
4.4 Penyiapan Sampel
1. Sampel adalah contoh uji sebanyak 120 ml dengan suhu 140oC;
2. Memanaskan contoh, yang kental dan sulit untuk dituangkan pada
suhu ruangan, pada suhu 50° C beberapa menit sampai dapat
dituang;
3. Jangan memanaskan bahan yang cepat menguap atau sedang
menguap pada wadah yang terbuka;
4. Apabila suhu pengujian di atas suhu ruang, panaskan contoh uji
tidak lebih dari 37° C di atas suhu penguapan.
4.5 Prosedur Pelaksanaan
1. Menyiapkan bak perendam dengan memilih suhu pengujian tertentu
(1400C);
2. Suhu pengujian standard untuk mengukur viskositas Saybolt
Universal adalah 21.1° C, 37.8° C, 54.4° C dan 98.9° C;
3. Jika suhu pengujian yang dipilih berada di atas suhu kamar,
pengujian bisa dipercepat dengan cara pemanasan contoh sampai
mencapai suhu yang tidak lebih dari 1.7° C di atas suhu pengujian;
4. Mengaduk contoh hingga merata kemudian menyaring contoh
melalui saringan dan langsung memasukan ke tabung viscosimeter
sampai pinggir atas tabung viscosimeter;

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

5. Mengaduk contoh dalam viscosimeter dengan termometer


viscosimeter yang telah dilengkapi penyangga dengan kecepatan 30
– 50 putaran per menit. Apabila suhu contoh tetap konstan dengan
toleransi 0.05° C dari suhu pengujian selama pengadukan 1 menit,
angkat termometernya;
6. Mengambil contoh yang berlebihan dengan penyedot sampai batas
over flow;
7. Mencabut gabus dari viscosimeter dan mulai menyalakan pencatat
waktu saat contoh menyentuh dasar labu;
8. Mematikan pencatat waktu apabila contoh tepat pada batas 60 ml
labu viscosimeter;
9. Mencatat waktu alir (t) dalam detik sampai 0.1 detik terdekat;
10. Menutup lubang viscosimeter dengan alat penyumbat.

Gambar 7. Pemanasan Aspal sampai suhu 135o


Sumber : Dokumentasi Praktikum Jalan 2018

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

Tabel 1. Termometer Kekentalan Saybolt ASTM


Suhu Pengujian ASTM Termometer
Standar Termometer No. Batas (° C) Ketelitian (° C)
21.11 17 C 19 – 27 0.1
25.0 17 C 19 – 27 0.1
37.8 18 C 34 – 42 0.1
50.01 19 C 49 – 57 0.1
54.4 19 C 49 – 57 0.1
60.0 20 C 57 – 65 0.1
82.2 21 C 79 – 87 0.1
98.9 22 C 95 – 103 0.1

Tabel 2. Kekentalan Saybolt Oli Standar

Kekentalan Oli SUS pada SUS pada SFS pada


Standar suhu 37.8° C suhu 98.9° C suhu 50° C

S3 36 - -
S6 46 - -
S20 100 - -
S60 290 - -
S200 930 - -
S600 - 150 120

SUS = Saybolt Universal Seconds; SFS = Saybolt Furol Seconds.

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

Tabel 3. Media bak perendam yang disarankan


Suhu Perbedaan Fungsi Kontrol
Pengujian Media Bak Perendam Suhu Suhu Bak
Standard yang Disarankan Maksimum* Perendam
(° C) (° C) (° C)

21.1 Air  0.05  0.05


25.0 Air  0.05  0.05
37.8 Air atau oli dengan  0.15  0.05
viskositas 50 sampai 70
50.0 SUS pada 37.8° C  0.20  0.05
Air atau oli dengan
54.4 viskositas 120 sampai
 0.30  0.05
150 SUS pada 37.8° C
60.0 Air atau oli dengan
 0.50  0.05
viskositas 120 sampai
82.2 150 SUS pada 37.8° C
 0.80  0.05
Air atau oli dengan
98.9 viskositas 120 sampai
 1.10  0.05
150 SUS pada 37.8° C
Air atau oli dengan
viskositas 300 sampai
370 SUS pada 37.8° C
Oli dengan viskositas
300 sampai 370 SUS
pada 37.8° C

* Perbedaan suhu maksimum yang diperbolehkan antara bak perendam dan


sampel pada saat

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

Tabel 4. Faktor koreksi


RED
SAYBOLT SAYBOLT KINEMATIC RED WOOD SAYBOL SAYBOLT KINEMATIC
WOOD ENGLER ENGLER
FUROL UNIV. VISCOSITY NO.1 T FUROL UNIV. VISCOSITY
NO. 1
(SECS) (DEGS) (SECS) (SECS) (CTS) (SECS) (DEGS) (SECS) (SECS) (CTS)

30 1.13 33.7 1.50 340 11.0 41 390 83


35 1.28 38.9 3.48 360 11.6 43 410 88
40 1.47 44.7 5.45 380 12.2 46 435 93
45 1.59 50.5 7.30 400 12.8 48 460 97
50 1.74 56.5 9.05 420 13.5 50 480 102
55 1.90 62.5 10.75 440 14.1 52 500 108
60 2.07 68.2 12.30 460 14.8 54 525 112
65 2.24 74.5 14.2 480 15.5 57 550 118
70 2.40 80.5 15.5 500 16.1 59 580 122
75 2.55 86.5 17.0 600 19.2 71 680 147
80 2.70 92.0 18.5 700 22.5 82 800 172
85 2.86 98.0 20.0 800 25.8 94 920 197
90 3.01 104 21.3 900 28.6 105 1050 221
95 3.18 110 22.7 1000 32.1 118 1150 245
100 3.43 116 24.1 1100 35 129 1250 270
110 3.62 127 27.2 1200 39 140 1360 295
120 3.90 132 29.2 1300 42 153 1500 322
130 4.11 149 31.7 1400 44 165 1600 345
140 4.33 20.2 160 34.1 1500 48 175 1700 370
150 4.80 21.2 169 36.5 2000 64 235 2850 495
160 5.18 22.1 183 39.1 2500 81 295 2900 625
170 5.50 23.1 194 41.5 3000 96 350 3450 740
180 5.80 24.1 207 44.0 3500 112 410 4000 860

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

RED
SAYBOLT SAYBOLT KINEMATIC RED WOOD SAYBOL SAYBOLT KINEMATIC
WOOD ENGLER ENGLER
FUROL UNIV. VISCOSITY NO.1 T FUROL UNIV. VISCOSITY
NO. 1
(SECS) (DEGS) (SECS) (SECS) (CTS) (SECS) (DEGS) (SECS) (SECS) (CTS)

190 6.20 25.1 219 46.8 4000 127 470 4600 970
200 6.47 26.1 229 49.0 4500 142 520 5100 1100
210 6.75 27.2 240 52 5000 160 575 5650 1220
220 7.1 28.2 253 54 5500 175 650 6300 1350
230 7.4 29.3 263 57 6000 190 700 6800 1490
240 7.8 30.4 275 59 6500 208 760 7900 1600
250 8.0 31.3 288 61 7000 225 810 8000 1710
260 8.3 32.2 300 63 7500 240 880 8600 1850
270 8.7 33.3 310 66 8000 259 930 9200 1995
280 9.0 34.5 320 68 8500 272 1000 9800 2100
290 9.3 35.0 335 71 9000 285 1080 10300 2220
300 9.6 36.7 341 73 9500 300 1110 10900 2330
320 10.2 39 365 78 10000 320 1190 11800 2500

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

Tabel 5. Persyaratan Aspal Keras Pen 60 Spesifikasi 2010


Tipe II Aspal Yg Dimodifikasi
Tipe I
A(1) B C
Jenis Metode Aspal
No Asbuton Elastomer
Pengujian Pengujian Pen. Elastomer
Yg Alam
60-70 Sintetis
Diproses (Latex)
Penetrasi 250C SNI 06-2456-
1. 60-70 40-55 50-70 Min. 40
(dmm) 1991
Viskositas 1350 SNI 06-6441-
2. 385 385-2000 ≤ 2000 (5) ≤ 3000 (5)
(cSt) 2000
SNI 06-2434-
3. Titik Lembek (0C) ≥ 48 - - ≥ 54
1991
4. Indeks Penetrasi 4) - ≥ - 1,0 ≥ - 0,5 ≥ 0,0 ≥ 0,4
Daktilitas pada SNI 06-2432-
5. ≥ 100 ≥ 100 ≥ 100 ≥ 100
250C, (cm) 1991
SNI 06-2433-
6. Titik Nyala (0C) ≥ 232 ≥ 232 ≥ 232 ≥ 232
1991
Kelarutan dlm ASTM
7. ≥ 99 ≥ 90 (1) ≥ 99 ≥ 99
(Toluene) (%) D5546
SNI 06-2441-
8. Berat Jenis ≥ 1,0 ≥ 1,0 ≥ 1,0 ≥ 1,0
1991
Stabilitas ASTM D
9. - ≤ 2,2 ≤ 2,2 ≤ 2,2
Penyimpanan (0C) 5976 part 6.1
Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga Edisi 2010

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

5. Perhitungan dan Pelaporan


Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut :
 Pembacaan suhu = 135 °C
 Waktu pengamatan = 186 detik

Nilai Saybolt Furol Seconds (SFS) diperoleh dari hasil nilai t pada Tabel 4.
t1 = 186 detik, SFS = 392,92 centistokes
Maka, didapatkan SFS = 392,92 centistokes

6. Diskusi
Penentuan kekentalan absolut dengan alat Saybolt ini sebenarnya kurang
praktis. Karena hasil yang didapat dari percobaan tidak bisa digunakan langsung,
tetapi harus dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan faktor koreksi.
Dengan mengabaikan ketidakpraktisan di atas, sifat kekentalan material
aspal merupakan salah satu faktor yang penting dalam pelaksanaan perencanaan
campuran maupun dalam pelaksanaan di lapangan. Dalam hal ini hubungan
antara kekentalan dan suhu memegang peranan penting. Sebelum dilakukan
perencanaan campuran, biasanya kekentalan material aspal harus ditentukan
terlebih dahulu, karena bila tidak akan mempengaruhi sifat campuran aspal
selanjutnya.
Dari hasil pengujian ini diperoleh nilai kekentalan saybolt furol yang
dinyatakan dalam satuan centistokes. Selanjutnya hasil dari nilai kekentalan
tersebut diinputkan ke dalam grafik viskositas saybolt furol, untuk mendapatkan
suhu pencampuran dan pemadatan yang berguna untuk membuat campuran aspal
dengan agregat. Percobaan yang dilakukan menggunakan suhu 135 °C.
Dalam praktikum ini kami mengganti labu penampung menjadi cawan
dengan volume yang sama. Dimana sebenarnya hal itu sebaiknya tidak dilakukan
mengingat tekanan udara mempengaruhi kecepatan aspal untuk mencapai lantai
dasar dari labu penampung karena kecilnya leher dari labu penampung.

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI


PRAKTIKUM JALAN

Berbeda jika menggunakan cawan tekanan udara tidak mempengaruhi


kecepatan aspal untuk mencapai dasar dari cawan.

7. Kesimpulan dan Saran


7.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan perhitungan menunjukkan bahwa nilai
kekentalan saybolt adalah 392,92 centistokes pada suhu 135 °C .
Berdasarkan Spesifikasi Bina Marga 2010 untuk Tipe I yaitu Aspal pen
60/70 nilai viskositas 385 untuk suhu 1350C. Maka dapat disimpulkan bahwa
pengujian Viscositas tidak dapat digunakan untuk Perkerasan Jalan.

7.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan pemeriksaan Viscositas, digunakan aspal
yang baru bukan aspal lama yang sudah dipanaskan berkali-kali.Hal ini
dapat mempengaruhi kekentalan aspal.

D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TADULAKO |KELOMPOK VI

Anda mungkin juga menyukai