D. Dasar Teori
Titrasi eruppakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dala
laboratorium. Untuk menentukan konsentrrasi dan reaktan.
(id.wikipedia.org/wiki/Titrasi)
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakkan di
dalam erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketauhi konsentrasinya disebut sebagai
“titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Titer maupun titrant berupa larutan.
Titik ekuivalen adalah titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa
(tepat habis bereaksi) atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan
jumlah asam yang dinetralkan yang disertai perubahan warna indikator.
Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar larutan asam
atau larutan basa. Dalam hal ini sejumlah tertentu larutan asam ditetesi dengan larutan
basa atau sebaliknya sampai larutan (asam dan basa) diketahui, maka molaritas yang
satunya dapat diketahui (ditentukan). (Michael,1997)
Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka ph larutan akan naik. Grafik yang
menyatakan perubahan ph pada penetesan asam atau basa disebut kurva titrasi. Titrasi
asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajamm dan titik untuk itu
digunakan indikator bilangan ph pada titik ekuivalen 4-110. Demikian juga titik akhir
titrasi akan tajam pada titrasi asam atau basa lemah, jika penitrasian adalaah basa atau
asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar dari 104 ph berubah
secara drastis. Pada reaksi asam basa, proton ditransfer dari 1 molekul ke moleku lain.
Reaksi asam basa bersifat reversibel. Temperatur mempengaruhi titrasi asam basa. ph
dan perubahan warna indikator tergantung secara tidak langsung pada teperatur.
Indikator yang digunakan harus sejenis yaitu phenoptalein (pp) dan metilorange (mo).
Titrasi Asidimetri-Alkalietri.
Untuk memperoleh ketetapan hasi titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik
ekuivalen, hal ini dapat dilakukan dengan memiliki indikator dan sesuai dengan titrasi
yang dilakukan.
Titik akhir titrasi merupakan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat
perubahan warna indikator.
Cara menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam dan basa sebagai berikut :
Indikator yang dipakai dala titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan
warnanya dipengaruhi oleh ph. Penambahan indikator diusahakan sedikit mungkin dan
umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Pada saat titik ekuivalen maka mol ekuivalen asam akan sama dengan mol ekuivalen
basa maka dapat ditulis sebagai berikut :
mol ekuivalen dapat diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume,
maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut :
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+
pada asam atau jumlah ion OH- pada basa sehingga rumus diatas menjadi
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = Jumlah ion H+ ( pada asam ) atau OH- ( pada basa )