ان
ِّ س
َ الل ُ أ َ ْم َر
ِّ اض
Oleh : KH. FATHULLAH MANSHUR, Lc.
َاك ِّب َما َي ْك َرهُ ِّإ ْن َكانَ ِّف ْي ِّه فَإِّ ْن لَ ْم َي ُك ْن ِّف ْي ِّه فَ ُه َو َ َو ِّه: ُاَ ْل ِّغ ْي َبة
َ ي ِّذ ْك ُر َك أَخ -١٨
بُ ْهتَان
18. Ghibah – mengumpat : yaitu engkau menceiterakan tentang saudaramu yang ia
tidak senang tentang itu walaupun memang itu ada pada dirinya. Bila itu tidak ada
pada dirinya maka disebut kebohongan besar atau fitnah.
… …
}١٢ : )٤٩( {الحجرات
“dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.”
Mengumpat (menceriterakan seseorang dibelakangnya) diperkenankan dalam hal
sebagai berikut :
a. Melaporkan kedzoliman ( ) لظ ْل ُم
ُّ َا
Seperti mengatakan :
- Saya didzolimi seseorang.
- Bahwa si anu berbuat dosa besar dan terang-terangan dalam dosanya.
- Bahwa si anu berbuat bid’ah.
- Bahwa hakim anu berlaku tidak adil.
- Boleh mengumpat dalam rangka memperingatkan umat Islam tentang kejelekan.
- Dan lain-lainnya.
b. Demi untuk mengenalkan ( ) ُ اَلت َّ ْع ِّري
ْف
Bila seseorang sulit dikenal kecuali dengan menyebut gelaran jeleknya maka hal
itu dibolehkan.
وهللا أعلم
3
PP. ‘IBAADURRAHMAN YLPI – TEGALLEGA KOTA SUKABUMI
TK – MI – MTs –SMP IT – MA – SMK ( STM, SMEA, KESEHATAN & PARIWISATA ISLAMY) DAN PESANTREN