Bab I & Bab Ii M4 (MRP)
Bab I & Bab Ii M4 (MRP)
PENDAHULUAN
Perencanaan produksi dan kebutuhan material juga berguna untuk meminimasi total
biaya produksi apabila perencanan dapat dilakukan dengan tepat. Dalam suatu kegiatan
produksi bisa saja terjadi berbagai hal tak terduga yang menyebabkan adanya biaya
tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan seperti biaya lembur,biaya inventory dan
sebagainya. Selain itu juga perencanaan produksi dan kebutuhan material berguna untuk
memenuhi permintaan konsumen apabila dapat dilakukan dengan tepat. Pemenuhan
permintaan konsumen merupakan tujuan utama perusahaan sehingga diperoleh keuntungan
yang maksimal sehingga sebisa mungkin perusahaan bisa memenuhi seluruh permintaan
konsumen sesuai dengan ketersediaan perusahaan yang dimiliki.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini adalah :
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Material Requirement Planning (MRP) ini adalah:
Dalam Praktikum Modul III ini tentang perencanaan agregat kami membatasi
permasalahannya yaitu pada :
1. Praktikum Modul III dilakukan di Laboraorium Sistem Produksi pada Minggu 28 April 2019
dan pukul 13.00 – Selesai.
Sistematika penulisan yang akan disusun pada laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini paparan tentang latar belakang dilaksanakannnya penelitian, perumusan masalah yang
akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat peneltian, dan batasan dan asumsi yang digunakan serta
sistematika penulisannya.
Menyajikan teori-teori yang melandasi penelitian ini, dimana teori-teori ini mendukung dari
berbagai referensi serta penelitian terdahulu.
Berisi data-data yang telah dikumpulkan dan diperlukan dalam penelitian untuk kemudian
dilakukan pengolahan data sesuai dengan yang telah dirumuskan pada bab III, metodologi
penelitian
Bab ini merupakan tahapan akhir, yang mana berisikan penarikan kesimpulan terhadap hasil
penelitian serta saran-sarann sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
STUDI PUSTAKA
1. Independent Demand : tidak ada hubungan yang nyata antara permintaan suatu item
dengan item yang lain, misal pada item terakhir.
2. Dependent Demand: berhubungan langsung dengan permintaan item yang lebih
tinggi, misal part-part pada suatu perakitan produk, atau sub-part untuk suatu part
produk.
Secara umum metode MRP mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Meminimalkan Persediaan.
a. MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan
berdasarkan informasi dari MPS.
b. Mengurangi resiko keterlambatan produksi atau pengiriman.
c. MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari
segi jumlah maupun waktunya dengan memperhatikan tenggang waktu (lead time)
produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen.
2. Komitmen Yang Realistis.
a. Jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga
komitmen terhadap pengiriman barang dapat dilakukan secara lebih realistis.
b. Hal ini dapat mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan pelanggan.
3. Meningkatkan Efisiensi.
Efisiensi penentuan jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman
barang dapat ditingkatkan sesuai dengan jadwal produksi (MPS).
1. Tersedianya MPS yang digunakan sebagai dasar dalam penentuan jumlah pesanan
dan waktu pemesanan.
2. Adanya identifikasi khusus bagi setiap item persediaan (misal nomor ID).
3. Tersedianya struktur produk (Bill Of Material atau BOM).
4. Tersedianya catatan tentang inventory untuk semua item yang menyatakan keadaan
persediaan sekarang dan yang akan datang.
4. Orders (Pesanan-pesanan).
Orders berfungsi memberitahukan tentang jumlah dari setiap item yang akan
diperoleh sehingga akan meningkatkan Stock-On-Hand di masa mendatang.
5. Requirements (Kebutuhan-kebutuhan)
Requirements berfungsi untuk memberitahukan tentang berapa banyak masing-
masing item dibutuhkan, sehingga akan mengurangi Stock-On-Hand di masa
mendatang.
1. Lead Time, merupakan jangka waktu yang dibutuhkan sejak MRP menyarankan
suatu pesanan sampai item yang dipesan datang dan siap untuk digunakan.
2. On Hand, merupakan Inventory On-Hand yang menunjukkan kuantitas dari item
yang secara fisik ada dalam gudang.
3. Lot Size, merupakan kuantitas pesanan (Order Quantity) dari item yang
diberitahukan pada sistem MRP, serta teknik Lot-Sizing apa yang digunakan.
4. Safety Stock, merupakan stock pengaman yang ditetapkan perencana untuk mengatasi
fluktuasi dalam permintaan dan atau penawaran.
5. Schedulle Receipt, merupakan sejumlah produk pesanan yang akan selesai diproduksi
dan tersimpan di gudang pada periode tertentu.
6. Allocation, merupakan kuantitas On Hand yang dialokasikan untuk penggunaan yang
spesifik.
7. Scrap Factor, merupakan faktor prosentase dalam struktur produk yang digunakan
dalam perhitungan MRP untuk mengantisipasi kehilangan material akibat dari
kegagalan proses manufaktur.
8. Low Level Code, merupakan tingkatan dalam struktur produk (BOM).
9. Planning Horizon, merupakan banyaknya waktu perencanaan ke depan. Dalam
prakteknya, Planning Horizon harus ditetapkan paling sedikit sepanjang Lead Time
kumulatif dari sekumpulan item yang terlibat dalam proses manufakturing.
10. Gross Requirement (Total Requirement), merupakan total dari semua kebutuhan,
termasuk Anticipated Requirements, untuk setiap periode waktu. Gross requirement
bisa mencakup Independent dan Dependent Demand.
11. Projected On-Hand, merupakan Projected Available Balance (PAB), dan tidak
termasuk Planned Orders.
12. Projected On-Hand = On-Hand pada awal periode + Scheduled Receipts – Gross
Requirements.
13. Projected Available, merupakan kuantitas yang diharapkan ada dalam inventory pada
akhir periode, dan tersedia untuk penggunaan dalam periode selanjutnya.
14. Projected Available = On-Hand awal periode (atau Projected Available periode
sebelumnya) + Scheduled Receipts periode sekarang + Planned Order Receipts
periode sekarang – Gross Requirement periode sekarang.
15. Net Requirements, merupakan kekurangan material yang diproyeksikan untuk
periode ini, sehingga perlu diambil tindakan ke dalam perhitungan Planned Order
Receipts agar menutupi kekurangan material pada periode itu.
16. Planned Order Receipts, merupakan kuantitas pesanan pengisian kembali (Purchase
Order And Or Manufacturing Orders) yang telah direncanakan oleh MRP untuk
diterima pada periode tertentu guna memenuhi Net Requirement (kebutuhan bersih).
17. Planned Order Releases, merupakan kuantitas Planned Orders yang ditempatkan
atau dikeluarkan dalam periode tertentu, agar item yang dipesan tersedia pada saat
dibutuhkan.
2.7 Proses Perhitungan MRP
1. Netting.
Merupakan proses perhitungan Net Requirement yang besarnya dapat dihitung
dengan formula berikut :
2. Lotting.
Merupakan proses untuk menentukan besarnya pesanan setiap item yang optimal
berdasarkan kebutuhan bersih (Net Requirements) yang dihasilkan dari proses
Netting. Dalam proses Lotting, terdapat banyak alternatif untuk menghitung ukuran
lot yang disebut sebagai teknik Lot-Sizing.
Perhitungan MRP dengan memasukkan faktor Scrap atau Yield diterapkan pada
Planned Order Release, bukan pada Gross Requirements, sebab Scrap memperkirakan
kehilangan material selama proses manufakturing (Planned Order), dan bukan kehilangan
material dalam gudang.