Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun merumuskan beberapa hal yang
akan dibahas dalam pembahasan selanjutnya, diantara rumusan masalah
tersebut antara lain.
1. Apa yang dimaksud dengan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL),
Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD)?
2. Bagaimana keterkaitan antara Standar Kompetensi Kelulusan (SKL),
Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) PAI?
3. Bagaimana perkembangan indikator berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
dan Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran PAI?
4. Bagaimana menyusun materi pembelajaran PAI yang baik?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui dan memahami tentang Standar Kompetensi Kelulusan
(SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD).
2. Mengetahui dan memahami keterkaitan antara Standar Kompetensi
Kelulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) PAI
3. Mengetahui dan memahami perkembangan indikator berdasarkan
Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran PAI.
4. Mengetahui dan memahami cara menyusun materi pembelajaran PAI yang
baik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan


Kompetensi Dasar (KD)
1. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan merupakan gabungan dari beberapa
kata, yaitu standar, kompetensi, dan lulusan. Menurut rumusan dikti tahun
2006, bahwa yang dimaksud dengan standar yaitu kemampuan bersikap,
berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik.
Standar kompetensi adalah ukuran kompetensi minimal yang harus
dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada
satuan pendidikan tertentu. Adapun standar kompetensi lulusan adalah
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, dan keterampilan1
Menurut Muhaimin standar kompetensi lulusan adalah seperangkat
kompetensi lulusan yang dibakukan dan diwujudkan dengan hasil belajar
peserta didik. Standar ini harus dapat diukur dan diamati untuk
memudahkan pengambilan keputusan bagi dosen, tenaga kependidikan
lain, peserta didik, orangtua, dan penentu kebijakan. Standar bermanfaat
sebagai dasar penilaian dan pemantauan proses kemajuan dan hasil belajar
peserta didik.2
Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati, sebagaimana yang
ditetapkan dengan Peraturan menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun
2006. Fungsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL):3

1
Jejen Musfah, Redesain Pendidikan Guru: Teori, Kebijakan, dan Praktik (Jakarta: Kencana,
2015), 244.
2
Muhaimin, Pengembangan Kurikalum Pendidikan Agana Islam (Jakarta: Rajawali Press Jakarta,
2005), 230.
3
Zainal Arifin, Kosep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), 151.

2
a. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
b. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan
untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
c. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
d. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah
kejuruan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan
(SKL):
1) Standar kompetensi lulusan (SKL) satuan pendidikan
2) Standar kompetensi lulusan (SKL) kelompok mata pelajaran
3) Standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran
Sandar kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah
siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang
pendidikan tertentu pula. Pada setiap mata pelajaran, standar
kompetensi sudah ditentukan para pengembang kurikulum, yang
dapat kita lihat dari Standar Isi (SI). Jika sekolah memandang
perlu mengembangkan mata pelajaran tertentu, misalnya
mengembangkan kurikulum muatan lokal, maka perlu
dirumuskan standar kompetensinya sesuai dengan nama mata
pelajaran dalam muatan lokal tersebut.4

4
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 56.

3
2. KI (Kompetensi Inti)
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard
skills dan soft skills.5
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang
pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar
yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang
dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar
dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan
kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling
terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap
sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan
pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap
keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect
teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan

5
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2013), 174.

4
(kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti
kelompok 4).
3. KD (Kompetensi dasar)
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai
peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang
diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Dengan demikian,
dalam suatu mata pelajaran terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus
dicapai sebagai kriteria pencapaian standar kompetensi.6
Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap
minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa
telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena
itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar
kompetensi. Dengan demikian, maka dalam perumusan kompetensi dasar,
sebaiknya kita bertanya: “kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa
agar standar kompetensi dapat dicapai?” Jawaban dari pertanyaan tersebut
kemudian di daftar baik menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang dapat berkisar 5 sampai 6 kemampuan. Seperti halnya dalam standar
kompetensi, untuk setiap mata pelajaran standar kompetensi sudah ada
dalam standar isi.7
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Kompetensi Dasar (KD),
merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya lebih
sempit dibanding dengan SK peserta didik. Kurikulum 2013: Istilah SK-
KD ini akan digantikan menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi
Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai

6
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 136.
7
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 56.

5
peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran.
Kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran dirumuskan dalam
bentuk perilaku yang bersifat umum sehingga masih sulit diukur
ketercapaiannya. Oleh sebab itu tugas guru dalam mengembangkan
program perencanaan salah satunya adalah menjabarkan kompetensi dasar
menjadi indikator hasil belajar. Indikator hasil belajar inilah yang menjadi
kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi dasar.8
Panduan Pengorganisasian Kompetensi Dasar dalam
Konteks/Tema/Teks/Unit pada Mapel PAI9
a. Tema/konteks dikemas dari beberapa KD yang berasal dari struktur
keilmuan Akidah/Tauhid, Ibadah/Fiqih, Akhlak, dan Quran Hadis, dari
berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
b. Tema/konteks bisa berupa peristiwa/perubahan kehidupan masyarakat
dengan prinsip sebab akibat, adaptasi & pengelolaan lingkungan,
struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan
hidup agar survive, seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,
keadilan, dan jaminan keamanan.
c. KD-KD yang jadi satu dalam tema/konteks pembelajaran: harus
memperhatikan dimensi ruang, waktu dan nilai/norma yang
memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
secara holistik dan autentik.
d. KD-KD mata pelajaran PAI dapat dirangkai dalam satu konteks/tema
dari moment/isu/peristiwa dan permasalahan berkembang. Contoh:
nazar, toleransi, hari-hari besar Islam pluralisme, dan lain-lain. KD-
KD bisa dibelajarkan dengan tema/konteks peristiwa.

8
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 137.
9
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran: Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), 67.

6
e. Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari
berbagai disiplin atau sudut pandang, kemiskinan, pemukiman kumuh,
kebersihan, IPTEK, dinamika sosial, modernisasi dikaji secara
interdisipliner.
f. Hasil tema/konteks dijabarkan dalam beberapa kegiatan pembelajaran
agar siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga menambah dan
memproduksi kesan-kesan dari hal yang dipelajarinya. Siswa terlatih
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik,
bermakna, autentik, dan aktif .

B. Keterkaitan Antara Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), Kompetensi


Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) PAI
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Sedangkan Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta
didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan
pengembangan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti mencakup: sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam
mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti
yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Dalam setiap
rumusan KD terdapat unsur kemampuan berpikir yang dinyatakan dalam kata
kerja dan materi.
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah muara utama pencapaian yang
dituju semua mata pelajaran pada satuan pendidikan/ jenjang pendidikan
tertentu
2. Kompetensi Inti (KI) adalah pijakan muara kompetensi kelas pencapaian
yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi yang ditetapkan
dalam Kompetensi Isi atau kelas tertentu

7
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan tingkat kemampuan suatu pokok
bahasan pada suatu mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi inti.
4. Penguatan pendidikan karakter melalui kemampuan berliterasi
diintegrasikan dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi
tersebut.
Standar Kompetensi Lulusan adalah muara utama pencapaian yang
dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan Kompetensi Inti
adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada
tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran Kompetensi Inti untuk tiap mata
pelajaran tersaji dalam rumusan Kompetensi Dasar.
Pencapaian kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar
melalui proses pembelajaran dan penilaian adalah :
1. Kompetensi inti (KI-3 dan KI-4) memberikan arah tingkat kompetensi
pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.
2. Kompetensi dasar dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi
pembelajaran, sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan
keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik.
Dari sinilah pendidik dapat mengembangkan proses belajar dan cara
penilaian yang diperlukan melalui pembelajaran langsung.
3. Dari proses belajar dan pengalaman belajar, peserta didik akan
memperoleh pembelajaran tidak langsung berupa pengembangan sikap
sosial dan spiritual yang relevan dengan berpedoman pada kompetensi
dasar dari KI-2 dan KI-1.
4. Rangkaian dari KI-KD sampai dengan penilaian tertuang dan RPP.
Dengan harapan:
1. Guru PAI dan Budi Pekerti yang memiliki keterampilan dalam
menyiapkan perangkat pembelajaran yang menguatkan karakter peserta
didik, kemampuan berliterasi, serta pengembangan keterampilan Abad 21
sesuai dengan Kurikulum 2013.
2. Guru PAI dan Budi Pekerti yang mampu memfasilitasi pembelajaran dan
penilaian yang menguatkan karakter peserta didik, kemampuan literasi,

8
HOTS, serta pengembangan keterampilan Abad 21 sesuai dengan
Kurikulum 2013.
3. Guru PAI dan Budi Pekerti yang memiliki kecakapan dalam
mengembangkan program/aktivitas pembelajaran yang mensinergikan tiga
pusat pendidikan dan tiga jalur pendidikan (menggali dan memanfaatkan
sumber-sumber belajar yang ada di sekitarnya) untuk pembelajaran PAI
dan Budi Pekerti.10

C. Pengembangan Indikator Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) dan


Kompetensi Inti (KI) Mata Pelajaran PAI.
Kompetensi Indikator pencapaian disusun untuk menentukan
keberhasilan pencapaian kompetensi dasar. Dengan demikian, Indikator
dirumuskan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Petunjuk dalam
merumuskan indikator, adalah Pertama, indikator dirumuskan dalam bentuk
perubahan perilaku Kedua, perilaku yang dapat diukur itu berorientasi pada
hasil belajar bukan pada proses belajar. Ketiga, sebaiknya setiap indikator
hanya mengandung satu bentuk perilaku.11
1. Pengertian Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
a. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang
digunakan dalam KD.
b. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah
c. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkup daerah.

10
http://silabusk13.blogspot.com/2018/05/keterkaitan-antara-skl-ki-kd-dan.html
11
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 58.

9
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua
rumusan indikator, yaitu
a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator
b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan
menulis soal
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan
kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup
dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media
pencapaian kompetensi.12
2. Fungsi Indikator
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam berfungsi
sebagai berikut:13
a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran
b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
c. Pedoman dałam mengembangkan bahan ajar
d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
3. Merumuskan Indikator
Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat
dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran.
Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan
dibuat instrumen penilaiannya.
Indikator pencapaian hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai
tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pada peserta
didik. Tanda-tanda itu lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri
peserta didik. Jika serangkaian indikator hasil belajar sudah tampak pada
diri peserta didik, target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau
tercapai.

12
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), 127.
13
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), 128-12.

10
Dalam rumusan yang lengkap, ada empat komponen pokok yang
harus tampak dalam rumusan indikator hasil belajar, seperti yang
digambarkan dalam pertanyaan berikut:
a. Siapa yang belajar atau yang diharapkan dapat mencapai tujuan atau
mencapai hasil belajar itu?
b. Tingkah laku atau hasil belajar yang bagaimana yang diharapkan dapat
dicapai itu?
c. Dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat ditampilkan?
d. Seberapa jauh hasil belajar itu bisa diperoleh?
Pertanyaan pertama berhubungan dengan subjek. Pertanyaan
kedua berhubungan dengan tingkah laku yang harus muncul sebagai
indikator hasil belajar subjek mengikuti atau melaksanakan proses
pembelajaran.
Tingkah laku yang dapat diukur yang menggambarkan indicator
adalah mengidentifikasi (identify), menyusun (construct), menjelaskan
(describe), mengatur (order), membedakan (different).14
Pertanyaan ketiga berhubungan dengan kondisi atau dalam situasi
di mana subjek dapat menunjukkan kemampuannya. Pertanyaan
keempat berhubungan dengan standar kualitas dan kuantitas hasil
belajar. Artinya, standar minimal yang harus dicapai oleh siswa.15
Sebagai guideline dan tentu bukan sebuah rumusan mutlak tetapi
setidaknya sebagai inspirasi dalam perumusan indikator kompetensi
tersebut penulis uraikan pendapat D. Moore dalam Rosyada, (2004: 140).16
No Ranah Level Kecakapan Indikator Kecakapan
1. Kognitif Knowledge Menyebutkan, menuliskan,
(Mengetahui dan menyatakan, mengurutkan,
Mengingat) mengidentifikasi,
mendefinisikan, mencocokkan,

14
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 138.
15
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 139.
16
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran: Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), 233.

11
menamai, melabeli,
menggambarkan
Comprehension Menerjemah, mengubah,
(Pemahaman) menguraikan, menulis ulang,
meringkas, memebedakan ,
mempertahankan,
menyimpulkan, berpendapat, dan
menjelaskan.
Aplication Mengoperasikan, menghasilkan,
(Penerapan Ide) mengubah, mengatasi,
menggunakan, menunujukkan,
mempersiapkan, dan menghitung
Analysis Menguraikan satuan dari menjadi
(Kemampuan unit-unit terpisah, membedakan
Menguraikan) antara dua yang sama, memilih
dan mengenali perbedaan.
Synthesis Merancang, merumuskan,
(Unifikasi) mengorganisasikan,
mengomposisikan, membuat
hipotesis, dan merencanakan.
Evaluation Mengkritisi, menginterpretasi,
(Evaluasi) memberikan penilaian.

No Ranah Level Kecakapan Indikator Kecakapan


2. Afektif Receiving Mempercayai, memilih,
(Penerimaan) mengikuti, mengalokasikan,
bertanya.
Responding Menginformasi, memberi
(Tanggapan) jawaban, membantu,
melaksanakan, melaporkan,

12
menampilkan.
Valuing Menginisiasi, mengundang,
(Penanaman nilai) terlibat, mengusulkan dan
melakukan.
Organization Memverifikasi niali-nilai,
(Pengorganisasian menetapkan beberapa pilihan
nilai-nilai) nilai, mengintegrasikan dan
menghubungkan antar nilai.
Characterization Menggunakan nilai-nilai sebagai
(Karakterisasi pandangan hidup,
kehidupan) mempertahankan nilai-nilai yang
sudah diyakini.
3. Psikomotor Observing Mengamati proses, memberi
(Memperhatikan) perhatian pada tahap-tahap
sebuah perbuatan atau artikulasi.
Imitation Melatih, mengubah sebuah
(Peniruan) bentuk. Membangun kembali
sebuah struktur, menggunakan
sebuah konstruk atau model
Practicing Membiasakan sebuah model
(Pembiasaan) atau perilaku yang sudah
dibentuknya, mengontrol
kebiasaan agar tetap konsisten
Adapting Menyesuaikan model,
(Penyesuaian) membenarkan sebuah model
untuk dikembangkan, dan
menyekutukan model pada
kenyataan.

13
D. Menyusun Materi Pembelajaran PAI yang Baik.
Kegiatan pembelajaran adalah segala aktivitas belajar siswa baik
kegiatan fisik, kegiatan nonfisik termasuk kegiatan mental yang dilakukan
baik di dalam maupun di luar kelas untuk mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar tertentu. Pembelajaran di dalam kelas misalnya kegiatan
mengikuti diskusi, menyimak penjelasan guru, melakukan demonstrasi,
melakukan eksperimen di laboratorium, dan lain sebagainya, sedangkan
kegiatan belajar di luar kelas, misalnya melakakan observasi ke suatu objek,
mengamati kegiatan tertentu melakukan wawancara dengan narasumber dan
lain sebagainya. Berbagai ragam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan
sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai.17
Dalam kegiatan pembelajaran, tidak luput adanya komponen yang
berupa materi pembelajaran. Bahan atau materi pelajaran (learning materials)
adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh
siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar
kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi
pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan
dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran (subject-centered
teaching) materi ajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran.18
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan menunjuk pada
informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, dengan demikian
pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal dan
dikuasai oleh siswa, sehingga manakala diperlukan siswa dapat
mengungkapkan kembali. Keterampilan (skill menunjuk pada tindakan-
tindakan (fisik dan non fisik) yang dilakukan seseorang dengan cara yang
kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. Sikap menunjuk pada

17
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 57.
18
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 141.

14
kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang
diyakini kebenarannya oleh siswa.19
Relgeluth, (1987:98) mengklasifikasi materi pelajaran menjadi 4 jenis,
yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Fakta adalah asosiasi antara objek,
peristiwa atau simbol yang ada atau mungkin ada dalam lingkungan nyata atau
imajinasi.20
Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat,
nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponern suatu
benda, dan sebagainya.
Konsep adalah sekelompok objek atau peristiwa atau simbol yang
memiliki karakteristik umum yang sama dan diidentifikasi dengan nama yang
sama, misalnya konsep tentang manusia, hari akhir, surga, dan neraka.
Prinsip adalah hubungan sebab akibat antara konsep, misalnya hubungan
diperintahkannya salat dengan pencegahan perbuatan keji dan munkar. Materi
jenis ini berupa dalil, rumus, paradigma, dan lainnya.
Prosedur adalah urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan,
memecahkan maslah tertentu, dan membuat sesuatu. Misalnya wudhu, salat,
naik haji, dan sebagainya.
Berikut contoh KI, KD, Indikator, dan Materi Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Surabaya
Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM dan BUDI PEKERTI
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Materi Pokok : Sopan Santun, Tata krama, dan Rasa malu
Alokasi Waktu : 3 pertemuan (9x40 menit)
A. Kompetensi inti :
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

19
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 142.
20
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran: Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), 226.

15
KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar :
7.1 Menghargai perilaku tata krama, sopan-santun, dan rasa malu Q.S. al-
Baqarah/2:83 dan hadits terkait.
7.2 Memahami Q.S. al-Baqarah/2:83 dan hadis terkait tentang tata krama,
sopan-santun, dan rasa malu.
7.4 Menyajikan contoh perilaku tata krama, sopan-santun, dan rasa malu
dalam kehidupan sehai-hari sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
al-Baqarah/2:83 hadits terkait.
C. Indikator
1.1.1 Mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari sebagai
implementasi sikap tata krama, sopan-santun, dan rasa malu dalam
kehidupan sehari-hari
3.3.2 Menjelaskan Q.S. al-Baqarah/2:83 dan hadis terkait tentang tata krama,
sopan-santun, dan rasa malu.

16
3.1.3 Menyebutkan makna /arti Q.S. al-Baqarah/2:83 serta hadits terkait
tentang perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
4.5.4 Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat
prilaku tata krama, sopan santun, dan rasa malu.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran ini peserta didik di harapkan :
1. Mampu Mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari sebagai
implementasi,tata krama, sopan santun dan rasa malu.
2. Mampu Menunjukan Q.S. al-Baqarah/2:83dan hadis terkait tentang tata
krama, sopan-santun, dan rasa malu.
3. Dapat Menjelaskan pengertian sikap tata krama, sopan santun dan rasa
malu.
4. Dapat Membaca membaca Q.S. al-Baqarah/2:83 sesuai dengan kaidah
tajwid dan makhorijul huruf.
5. Mampu Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari
sifat tata krama, sopan santun dan rasa malu.

E. Materi Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Pengertian jujur Q.S. Ali Imran (3): 77 dan Q.S. Al-Ahzab (33): 70
serta hadits terkait tentang perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
dan Q.S. al-Baqarah/2:83 dan hadis terkait tentang tata krama, sopan-
santun, dan rasa malu.
2. Dalil naqli tentang keteladanan jujur, tata krama, sopan santun, dan
rasa malu.
Pertemuan ke-2
1. Membaca Q.S. Ali Imran (3): 77 dan Q.S. Al-Ahzab (33): 70 serta
hadits terkait tentang perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari dan
Q.S. al-Baqarah/2:83dan hadis terkait tentang tata krama, sopan-
santun, dan rasa malu, sesuai dengan kaedah tajwid dan makhrajul
huruf

17
2. Menunjukkan hafalan makna atau arti Q.S. Ali Imran (3): 77 dan
Q.S. Al-Ahzab (33): 70 dan Q.S. al-Baqarah/2:83.
Materi reguler
Pengertian Santun
Santun adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus dan baik.
Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya.

Artinya: “Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw. bersabda kepada Al Asyaj
Al ‘Ashri: Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai
oleh Allah; yaitu sifat santun dan malu.” (H.R. Ibnu Majah)

Dalil Naqli Santun

Allah Swt. memerintahkan agar bertutur kata yang baik kepada sesama
manusia, sebagaimana firman Allah Swt. Q.S. al-Baqarah/2:83.
Pengertian malu
Malu adalah menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela, dan hina.
Sifat malu itu terkadang merupakan sifat bawaan dan juga bisa
merupakan hasil latihan.
Ada beberapa manfaat dari sifat malu, di antaranya:
1. Mencegah dari perbuatan tercela. Seorang yang memiliki sifat malu
akan berusaha sekuat tenaga menghindari perbuatan tercela, sebab ia
takut kepada Allah Swt.

18
2. Mendorong berbuat kebaikan. Rasa malu kepada Allah Swt. akan
mendorong seseorang berbuat kebaikan. Sebab ia tahu bahwa setiap
perbuatan manusia akan dibalas oleh Allah Swt. di akhirat kelak.
3. Mengantarkan seseorang menuju jalan yang diridai Allah Swt.
Orang-orang yang memiliki rasa malu akan senantiasa melaksanakan
perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya.
Dalil naqli malu

Artinya: Dari Abu Hurairah dari Nabi saw., beliau bersabda: “Iman adalah
pokoknya, cabangnya ada tujuh puluh lebih, dan malu termasuk cabangnya
iman.” (H.R. Muslim)
Materi pengayaannya:
Contoh perilaku santun dalam kehidupan sehari-hari.
a. Menghargai orang yang sedang berbicara.
b. Menghormati orang yang lebih tua.
c. Berbicara dengan penuh sopan santun kepada siapapun
d. Selalu mentaati peraturan yang ada di keluarga, sekolah dan masyarakat.
e. Selalu memaafkan kesalahan orang lain.
f. Mengikuti kegiatan kerja bakti yang ada di lingkungan sekitarnya.
Contoh perilaku malu dalam kehidupan sehari-hari.
a. Malu untuk berbuat maksiat dan meninggalkan perintah-Nya.
b. Malu untuk melakukan perbuatan yang dapat merusak akhlaknya.
Materi remidial
Pengertian Santun
Santun adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus dan baik.
Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya.
Pengertian malu

19
Malu adalah menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela, dan hina.
Sifat malu itu terkadang merupakan sifat bawaan dan juga bisa
merupakan hasil latihan.
Ada beberapa manfaat dari sifat malu, di antaranya:
a. Mencegah dari perbuatan tercela. Seorang yang memiliki sifat malu
akan berusaha sekuat tenaga menghindari perbuatan tercela, sebab ia
takut kepada Allah Swt.
b. Mendorong berbuat kebaikan. Rasa malu kepada Allah Swt. akan
mendorong seseorang berbuat kebaikan. Sebab ia tahu bahwa setiap
perbuatan manusia akan dibalas oleh Allah Swt. di akhirat kelak.
c. Mengantarkan seseorang menuju jalan yang diridai Allah Swt. Orang-
orang yang memiliki rasa malu akan senantiasa melaksanakan perintah
Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya.
Contoh perilaku santun dalam kehidupan sehari-hari.
a. Menghargai orang yang sedang berbicara.
b. Menghormati orang yang lebih tua.
c. Berbicara dengan penuh sopan santun kepada siapapun
d. Selalu mentaati peraturan yang ada di keluarga, sekolah dan
masyarakat.
e. Selalu memaafkan kesalahan orang lain.
f. Mengikuti kegiatan kerja bakti yang ada di lingkungan sekitarnya.
Contoh perilaku malu dalam kehidupan sehari-hari.
a. Malu untuk berbuat maksiat dan meninggalkan perintah-Nya.
b. Malu untuk melakukan perbuatan yang dapat merusak akhlaknya.

20
BAB III
RANGKUMAN

Dari pemaparan materi di atas dapat dirangkumkan sebagai berikut:


1. Standar kompetensi lulusan adalah seperangkat kompetensi lulusan yang
dibakukan dan diwujudkan dengan hasil belajar peserta didik yang merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu yang dirancang dalam empat
kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan
(kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti
3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Sedangkan Kompetensi Dasar
merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti.
2. Standar Kompetensi Lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju
semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan Kompetensi Inti
adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada
tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran Kompetensi Inti untuk tiap mata
pelajaran tersaji dalam rumusan Kompetensi Dasar
3. Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan
ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator
dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat
instrumen penilaiannya.
4. Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan menunjuk pada
informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, Keterampilan (skill
menunjuk pada tindakan-tindakan (fisik dan non fisik) yang dilakukan
seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. Sikap

21
menunjuk pada kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai
dan norma yang diyakini kebenarannya oleh siswa.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Kosep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2014.
Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran: Pendidikan Agama Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012.
Muhaimin. Pengembangan Kurikalum Pendidikan Agana Islam. Jakarta: Rajawali
Press Jakarta, 2005.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
2011.
Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013.
Musfah, Jejen. Redesain Pendidikan Guru: Teori, Kebijakan, dan Praktik.
Jakarta: Kencana, 2015.
Nurochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013.
http://silabusk13.blogspot.com/2018/05/keterkaitan-antara-skl-ki-kd-dan.html

23

Anda mungkin juga menyukai