Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR KEPERAWATAN MATERNITAS

1.Pengertian

Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas

pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-

fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May &

Mahlmeister, 1990)

Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan

dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu

beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal.

(Auvenshine & Enriquez, 1990)

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas

yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama

proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir

dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan.

(Reede, 1997

2.TrendKeperawatanMaternitas

Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan

kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan

pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan

menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan

kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang

bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan
implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi

standart global internasional dalam memberikan pelayanan

kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan

intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki

wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia

kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi

tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam

keperawatan maternitas ditahun 2010 adalah:

1) Pengembangan pendidikan keperawatan.

Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan

perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan

profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan

merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan

professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus

ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana

penunjang pendidikan.

2) Memantapkan system pelayanan perawatan professional

Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi,

lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan

model praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan

keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan

konsumen/klien.
3) Penyempurnaan organisasi keperawatan

Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan

dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu

menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi

serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi

organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu

organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya

melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang

lebih baik serta meningkat.

3. Peran Perawat

Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):

 Pelaksana

Perawat yang bekerja memberi asuhan keperawatan di tempat pelayanan

kesehatan.

 Pendidik

Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat

memberikan pendidikan kepada klien.

 Konselor

Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan

konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan

dan konseling
 Role model bagi para ibu

Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan

maternitas.

 Role model bagi teman sejawat

Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.

 Perumus masalah

Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan merumuskan

masalah tersebut.

 Ahli keperawatan

Perawat harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.

4. Paradigma keperawatan Maternitas

1) Manusia

a) Memiliki karateristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan kebutuhan

dasar hidup yang selalu berkembamg.

b) Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu

memenuhi kebutuhan dirinya / membagi pengalamannya.

c) Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta berdasarkan

pengalaman masa lalu.

d) Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan

upaya mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.


2) Lingkungan

a) Merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan

manusia.

b) Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan

tubuh terhadap penyakit.

c) Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang merupakan

bagian dari lingkungan fisik dan social.

Lingkungan di bagi dalam 2 aspek yaitu;

- Aspek tekstruktur

• Alat

• Terapi

• Aluran

- Aspek tidak tekstruktur

Intraksi antara perawat dengan klien dan dengan lingkungan sekitar

3) Sehat

a) Merupakan symbol perkembangan kepribadian dan yang

berlangsung secara terus-menerus menuju kehidupan yang

kreatif.

b) Perilaku sehat;perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan kesadaran

diri dan integrasi pengalaman , misalnya pengalaman sakit.

c) Manusia sehat berarti manusia yang tidak memiliki

ansietas/ketegangan.
d) Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan

saling percaya guna mengurangi ansietas.

4)Keperawatanmaternitas

a) Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan

yang memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa

nifas, bayi baru lahir.

b) Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan

bayi mencapai kesehatan yang optimal.

c) Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang

mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan

kemandarian dalam proses diagnosis,tindakan ( terapi ) ,pendidikan

riset

5.TujuankeperawatanMaternitas

a. Membantu klien dalam mengatasi msalah reproduksi dalam

mempersiapkan diri untuk kehamilan.

b. Memberi dukungan agar ibu hamil memandang kehamilan sebagai

pengalaman yang positif dan menyenangkan.

c. Membantu memberikan informasi yang adekuat untuk calon orang tua.

d. Memahami social budaya klien.

e. Membantu mendeteksi secara dini penyimpangan abnormal pada klien.

6. Model Konsep Keperawatan Maternitas

1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.


2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan

nifas.

3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.

4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.

5. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.

6. Pemulangan secepat mungkin.

7. Karakteristik

7. Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:

1. Fokus kebutuhan dasar

2. Pendekatan keluarga

3. Tindakan khusus dengan peran perawat.

4. Terjadi interaksi

5. Kerja dalam Tim.

8. Tatanan Pelayanan

Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:

1. Rumah Sakit

2. Puskesmas

3. Rumah bersalin

4. Komunitas

5. Polindes

B. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas

a. Masalah
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi

kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti

radang paru-paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling

banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak

1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta

anak.

2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi

Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan

yang semakin meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam

KB

3. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal

oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas

(Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004)

Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor-

factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-

ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui

dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan

sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan

perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat

darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan,

penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan

yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko
obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan

atau ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah

risiko seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian

perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang

dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan

kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu

kemampuan dan jumlah fertilitas.

Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya

penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan

yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai faktor

seperti masalah keuangan, transportasi dsb. (Depkes RI, Dirjen

Yanmedik, 2005)

4. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat

menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual..

Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok

umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus

baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat

diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah

menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain,

seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang

disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi

tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat


mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan

gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian.

Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit

Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi

kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya

pencegahan penting untuk dilakukan.

b. Penemuan Teknologi Terbaru

1. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru

UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB

generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat

kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini

yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan

Farmatologi dan Toksikologi UGM.

2. Water Birth

Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air,

manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang

berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga

akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama

persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan

jalan lahir akan lebih cepat.

3. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D

Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang

berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini


janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang

sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog ).

Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut

gerak- geriknya teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga

janin dalam keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya

seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih

detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat

terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk

meningkatkan ketepatan diagnose

4.Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang

memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan

berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb

dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih nyaman.

Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai

progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone

mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami

dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan

antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik,

glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan

dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat

badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri

haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan
androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan

yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.

5.Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit

Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk

memberikan pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan.

Pelatihan medis akan beralih dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan

data yang akurat yang robot bisa membuat keputusan, dan menyediakan

“high-touch” dukungan emosional. Ahli bedah akan selalu berada pada

premium, bersama- sama dengan tangan-on wali yang akan semakin berbasis

masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan

menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan

perawat akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih

banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan semakin panjang dan

perawat kelas atas akan lebih mahal.


DAFTARPUSTAKA

Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika :

Jakarta.

Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis:

Mosby.

Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders

Company

Anda mungkin juga menyukai