Untuk memahami Arus listrik, tahanan, dan tegangan, dapat kita analogikan pada sebuah
sungai berbatu. Air yang mengalir adalah arus listrik, batu-batu yang menghalangi adalah
tahanan listrik, dan perbedaan ketinggian sumber air dan tempat tujuan air adalah tegangan
atau beda potensial. Makin tinggi letak sumber air maka akan makin deras arus air yang
mengalir, makin besar batu yang menghadang maka arus air yang mengalir akan makin sedikit
karena terhalang.
I = Q/t
I : Arus listrik dalam Ampere (A)
Q : Muatan listrik dalam Coulomb
t : Waktu dalam detik
1. Pengertian Tahanan
Tahanan/ hambatan adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik dengan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian itu. Satuan tahanan adalah
Ohm. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahanan adalah Ohm Meter.
R=V/I
R : Tahanan dalam Ohm
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere
2. Pengertian Tegangan
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik, makin tinggi perbedaan potensial maka akan makin besar tegangan listrik
demikian juga sebaliknya. Satuan tegangan listrik adalah Volt (V).Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah Votl Meter.
V=IxR
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere
R : Resistansi (hambatan) dalam Ohm
3. Hukum Ohm
Besarnya arus listrik yang mengalir pada sebuah konduktor (penghantar) akan berbanding
lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.Jika sebuah benda penghantar
mempunyai resistansi yang tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial
yang dikenakan kepadanya, maka dalam kondisi ini berlaku hukum Ohm..Hukum ini
dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan
dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically pada tahun 1827 (Wikipedia)
V=IxR
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere
R : Tahanan (Resistansi) dalam Ohm
1. Hukum Kirchoff
o Suatu aliran arus listrik dalam rangkaian tertutup berlaku persamaan berikut:
“Jumlah Aljabar dari hasilkali-hasilkali kekuatan arus dan tahanan disetiap bagian
adalah sama dengan jumlah Aljabar dari gaya-gaya gerak listriknya”.
o Jika berbagai arus listrik bertepatan di suatu titik, maka jumlah Aljabar dari
kekuatan arus-arus tersebut adalah 0 (nol) di titik pertepatan tadi.
o Besar Arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan jumlah
arus listrik yang keluar dari titik percabangan
E1 = V1 + V2 + V3
E1 – V1 – V2 -V3 = 0
E1 – (V1 + V2 + V3) = 0
E1 : Tegangan sumber dalam Volt (V)
V1, V2, V3 : Tegangan di masing-masik resistor
I = I1 + I2 + I3
I – I1 – I2 – I3 = 0
I – (I1 + I2 + I3) = 0
I : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere
Ia + Ib + Ic = I1 + I2 + I3
Ia + Ib + Ic -I – I1 – I2 – I3 = 0
Ia + Ib + Ic – (I1 + I2 + I3) = 0
Ia, Ib, Ic : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere
Hukum Kirchhoff
Di dalam rangkaian listrik (terdiri dari sumber tegangan dan komponen-komponen),
maka akan berlaku Hukum-hukum kirchhoff. Hukum ini terdiri dari hukum kirchhoff
tegangan (Kirchhoff voltage law atau KVL) dan hukum Kirchhoff arus (Kirchhoff Current
Law atau KCL).
Hukum ini menyebutkan bahwa di dalam suatu lup tertutup maka jumlah sumber
tegangan serta tegangan jatuh adalah nol.
Hukum Kirchhoff arus menyebutkan bahwa dalam suatu simpul percabangan, maka
jumlah arus listrik yang menuju simpul percabangan dan yang meninggalkan
percabangan adalah nol.
Gambar 2 adalah contoh percabangan arus listrik dalam suatu simpul. Dalam Gambar
2, terdapat tiga komponen arus yang menuju simpul dan tiga komponen arus yang
meninggalkan simpul. Jika keenam komponen arus ini dijumlahkan maka hasilnya
adalah nol, seperti diperlihatkan dalam persamaan berikut.