Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Kepatuhan Dalam

Pelaksanaan Standar Operating Prosedur (SOP) Pemasangan Kateter


Urin Di Bangsal Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

Mohamad Judha
INTISARI
Latar Belakang: Pelaksanaan pemasangan kateter urin mengacu pada suatu standard
operating procedure (SOP) atau prosedur tetap agar mendapatkan hasil yang sama sesuai
standar pelayanan rumah sakit/institusi sehingga tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat
buruk bagi klien misalnya infeksi yang terjadi akibat trauma pada pemasangan kateter urin.
Setelah di laksanakan wawancara pada kepala ruang intalansi rawat inap, menyatakan
sebagian besar pada saat pelaksanaan tindakan perawat belum sepenuhnya menjalankan
pemasangan kateter sesuai dengan standart operating procedure (SOP) yang ditetapkan.

Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan


perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan kateter urin di Bangsal rawat inap RSUD
Panembahan Senopati Bantul.

Metode Penelitan: Studi deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional.
Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah total sampling dengan sampel 31
perawat. Alat pengumpulan data yang menggunakan kuesioner dan lembar observasi.
Analisis data Chi square dengan α < 0,05.

Hasil: Tingkat pengetahuan perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul
sebagian besar dalam kategori baik sebesar 77,4%. Kepatuhan perawat diruang rawat inap
sebagian besar dalam kategori patuh sebesar 77,4%. Umur perawat di ruang rawat inap
sebagian besar berumur 20-30 tahun sebesar 71,0%. Jenis kelamin perawat di ruang rawat
inap sebagian besar adalah perempuan sebesar 83,9%. Lama kerja perawat di ruang rawat
inap sebagian besar 1-5 tahun sebanyak 58,1%. Hasil analisis fisher exact diperoleh p value
sebesar 0,000 (p<0,05).

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan
kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

Kata kunci: Kepatuhan perawat, Tingkat pengetahuan perawat dalam melaksanakan SOP
pemasangan kateter.

A. Latar Belakang semakin meningkat yang didapat


Di era globalisasi saat ini dengan seiring banyaknya sumber-
profesi keperawatan dituntut sumber informasi kesehatan. Apalagi
memberikan pelayanan asuhan sekarang marak munculnya kejadian
keperawatan yang profesional, hal ini malpratek yang dilakukan oleh tenaga
dikarenakan tingkat pengetahuan kesehatan yang terjadi karena
masyarakat akan informasi kesehatan ketidaksesuaian pelaksanaan tindakkan
dengan standar operating prosedur procedure (SOP) pemasangan kateter
(SOP), dalam pelaksanaan tindakkan urin di bangsal rawat inap RSUD
seharusnya mengacu pada suatu Panembahan Senopati Bantul?”
standard operating procedure (SOP) C. Tujuan penelitian
atau prosedur tetap yang telah 1. Tujuan Umum
ditetapkan sesuai standar institusi Diketahuinya hubungan antara
maupun standar nasional, penetapan tingkat pengetahuan perawat dengan
standar dimaksudkan agar pada setiap kepatuhan dalam pelaksanaan
tindakan mendapatkan hasil yang sama standart operating procedure (SOP)
sesuai standar pelayanan rumah sakit pemasangan kateter urin di bangsal
sehingga dalam upaya memenuhi rawat inap RSUD Panembahan
tuntutan tersebut maka perawat harus Senopati Bantul
terus meningkatkan pengetahuannya 2. Tujuan Khusus
dengan cara belajar. a. Diketahui tingkat pengetahuan
Berdasarkan studi pendahuluan perawat dalam pelaksanaan
di bangsal rawat inap di RSUD standart operating procedure
Penembahan senopati Bantul pada
(SOP) pemasangan kateter urin
bulan Juni – Juli 2011 didapatkan data
perawat di bangsal rawat inap
angka pemasangan kateter urin
RSUD Panembahan Senopati
mencapai 30% dari total pasien yang
Bantul.
masuk. Setelah di laksanakan
wawancara pada kepala ruang intalansi
b. Diketahui kepatuhan perawat

rawat inap, menyatakan sebagian besar dalam pelaksanaan standart


pada saat pelaksanaan tindakan perawat operating procedure (SOP)
belum sepenuhnya menjalankan pemasangan kateter urin di
pemasangan kateter sesuai dengan bangsal rawat inap RSUD
standart operating procedure (SOP) Panembahan Senopati Bantul.
yang ditetapkan oleh RSUD
Penembahan senopati Bantul. D. Manfaat penelitian
B. Rumusan masalah 1. Manfaat Terhadap Perkembangan
Berdasarkan latar belakang Layanan Keperawatan
permasalahan yang telah diuraikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
diatas, maka dapat ditarik suatu menjadi bahan rujukan bagi profesi
perumusan masalah adalah “Apakah keperawatan untuk menerapkan
ada hubungan antara tingkat berbagai konsep dan teori
pengetahuan perawat dengan kepatuhan pendidikan kesehatan tentang
dalam pelaksanaan standart operating
pentingnya Pengetahuan dalam sesuai dengan standar asuhan
pemasangan kateter urin agar sesuai keperawatan.
standart operating prosedur (SOP). d. Bagi Peneliti Lain
2. Manfaat Terhadap Perkembangan Penelitian ini diharapkan dapat
Ilmu Keperawatan bermanfaat sebagai langkah awal
a. Institusi rumah sakit penelitian selanjutnya.
Penelitian ini diharapkan dapat
berguna bagi instansi rumah sakit METODE PENELITIAN
dalam memperhatikan A. Rancangan Penelitian
Pengetahuan perawat yang Jenis penelitian ini deskriptif
bekerja di rumah sakit dalam analitik dengan pendekatan cross
pemberian asuhan keperawatan sectional yaitu peneliti ingin mengetahui
khususnya pada pelaksanaan hubungan tingkat pengetahuan perawat
standart operating procedure dengan Kepatuhan pelaksanaan standart
(SOP) pemasangan kateter urin. operating prosedur (SOP) pemasangan
b. Bagi perawat kateter urin di Bangsal rawat inap RSUD
Bertambahnya pemahaman dan Panembahan Senopati Bantul.
pengetahuan perawat, tentang
pentingnya pengetahuan yang B. Tempat dan Waktu Penelitian
berguna dalam meningkatkan Penelitian ini dilaksanakan pada
keterampilan khususnya bulan 10 April 2012 sampai bulan 2 Juni
pelaksanaan standart operating 2012 di bangsal rawat inap ruang
procedure (SOP) pemasangan Bakung dan Melati Rumah Sakit Umum
kateter urin. Daerah Panembahan Senopati Bantul.
c. Bagi Institusi Pendidikan Pemilihan Rumah Sakit Umum Daerah
Hasil penelitian dapat menjadi Panembahan Senopati Bantul sebagai
bahan bacaan dan referensi bagi tempat penelitian adalah karena rumah
mahasiswa di perpustakaan sakit tersebut merupakan rumah sakit
kampus serta dapat menambah negeri dan juga sudah banyak dikenal
wawasan dan informasi bagi oleh masyarakat yang ada di Kabupaten
perserta didik dalam hal ini bagi Bantul. Dengan itu peneliti tertarik
mahasiswa program studi S-1 untuk menjadikan Rumah Sakit Umum
keperawatan, dalam Daerah Panembahan Senopati Bantul
meningkatkan kualitas pelayanan sebagai tempat penelitian dengan
keperawatan yang berkaitan harapan dapat memenuhi sampel
dengan pemasangan kateter penelitian. Kedua bangsal Bakung dan
Melati ini dipilih karena sering
melaksanakan pemasangan kateter uretra Sampel adalah sebagian atau
dibanding ruang rawat inap lain dan wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
pada studi pendahuluan. Berdasarkan 2006). Bagian dari jumlah dan
peryataan kepala ruang, perawat belum karakteristik yang dimiliki oleh
sepenuhnya mematuhi standart populasi (Sugiono, 2007). Besar sampel
operating prosedur (SOP) pemasangan adalah banyaknya anggota yang
kateter urin, dikarenakan pada dijadikan sampel (Arikunto, 2006).
pelaksanaanya disesuaikan dengan Sampel pada penelitian ini adalah 31
keadaan pasien, kelengkapan alat. Perawat yang bertugas di Bangsal rawat
C. Populasi dan Sampel Penelitian inap Bakung dan Melati RSUD
1. Populasi Penelitian Panembahan Senopati Bantul dan
Populasi adalah keseluruhan ditentukan berdasarkan kriteria inklusi
sumber data yang diperlukan dalam yaitu karakteristik sampel yang dapat
suatu penelitian. Penentuan sumber dimasukkan atau layak untuk diteliti
data dalam suatu penelitian sangat (Nursalam & Siti Pariani, 2001).
penting dan menentukan keakuratan a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
hasil penelitian (Saryono, 2008). adalah:
Pada penelitian ini, Populasi yang 1) Perawat yang bersedia untuk menjadi
diambil adalah seluruh tenaga responden dan mengisi informed
perawat yang bertugas dalam consent terlebih dahulu.
memberikan pelayanan keperawatan 2) Perawat pelaksana baik Laki-laki
di kedua bangsal rawat inap yang maupun Perempuan yang bertugas di
telah ditentukan oleh peneliti kedua bangsal rawat inap Bakung
berdasarkan pengamatan yang dan Melati.
dilakukan sebelumnya bahwa kedua 3) Perawat dengan latar belakang
bangsal tersebut melakukan pendidikan D3.
pemasangan kateter urin. Kedua b. Variabel Pengganggu dan Cara
bangsal rawat inap yaitu Ruang Pengendaliannya
Bakung terdiri dari 12 orang perawat 1) Pendidikan perawat
dan Ruang terdiri dari Melati 19 Pendidikan merupakan variabel yang
orang perawat di RSUD bisa dikendalikan dengan cara status
Panambahan Senopati Bantul. Total
pendidikan sampel disamakan.
keseluruhan populasi diruang rawat
2) Prosedur rumah sakit
inap tersebut adalah 31 orang
Prosedur rumah sakit dapat
perawat.
dikendalikan karena prosedur yang
2. Sampel Penelitian
digunakan di setiap bangsal memiliki
standar yang sama dari rumah sakit Husodo No 14 Bantul. Ijin pendirian
dan telah sesuai dengan SOP Institusi RSUD Panembahan Senopati Bantul

rumah sakit setempat. berdasarkan surat No 445/9539/V.2


Tanggal 21 Desember 2009. Ijin
3) Fasilitas Rumah Sakit
penyelenggaran berdasarkan surat No
Fasilitas rumah sakit dapat dikendalikan
445/1835/V.2 tanggal 22 Desember
karena peralatan dari setiap bangsal
2009.
yang ada di rumah sakit untuk
melakukan pemasangan kateter Visi RSUD Panembahan Senopati
memiliki standar yang sama. Bantul adalah terwujudnya rumah sakit
4) Keterampilan yang unggul dan menjadi pilihan utama
Tenaga kesehatan yang tidak masyarakat Kabupaten dan sekitarnya.
kompeten tidak dapat dikendalikan, Misi RSUD Panembahan Senopati
karena setiap perawat memiliki latar Bantul adalah memberikan pelayanan

belakang institusi pendidikan, serta prima, meningkatkan profesionalisme


sumber daya manusia, melaksanakan
standart keterampilan yang berbeda.
peningkatan mutu berkelanjutan,
5) Sikap
meningkatkan jalinan kerjasama dengan
Sikap tidak dapat dikendalikan,
institusi terkait dan melengkapi sarana
karena sikap tiap individu satu dan
prasarana secara bertahap.
yang lain berbeda – beda. Rawat inap RSUD Panembahan
c. Teknik Sampling Senopati Bantul terdiri dari 13 jenis
Teknik pengambilan sampel ini yaitu Edelwies (VVIP), Wijaya kusuma
menggunakan total sampling dengan dan mawar (VIP), Nusa Indah (Klas
mengambil seluruh populasi untuk utama), Isolasi, Alamanda (nifas),
dijadikan sampel karena Anggrek (rawat anak), Perinatal (rawat
pertimbangan sedikitnya jumlah bayi risiko tinggi), Bakung (rawat

populasi dan tindakan pemasangan penyakit dalam), Bougenvile (rawat


penyakit dalam), Flamboyan (rawat
kateter urin tidak dilakukan disemua
penyakit dalam) dan Melati (rawat kasus
bangsal.
bedah). Penelitan difokuskan pada ruang
rawat inap RSUD Panembahan Senopati
A. Hasil Penelitian
bangsal Bakung dan Melati.
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di RSUD
2. Deskripsi Data Penelitian
Panembahan Senopati Bantul. Rumah
Data penelitian ini meliputi umur,
sakit berlokasi di Jl. Wahidin Sudiro
jenis kelamin, pengalaman kerja,
pengetahuan, sikap dan pelaksanaan jenis kelamin, lama bekerja,
SOP pemasangan kateter uretra. Hasil pengetahuan dan sikap variabel
analisis distribusi frekuensi data umur, penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, jenis kelamin dan Lama
bekerja di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

Variabel Kategori Jumlah


Frekuensi (n) Prosentase (%)
Umur 20-30 tahun 22 71,0 %
31-39 tahun 5 16,1 %
40-50 tahun 4 12,9 %

Jenis kelamin Perempuan 26 83,9 %


Laki-laki 5 16,1 %

Lama bekerja 1-5 tahun 18 58,1%


6-8 tahun 5 16,1%
9≥ tahun 8 25,8%

Dari data tabel 4.1 didapatkan hasil sebagian besar responden bekerja 1-5
bahwa umur sebagian besar responden tahun sebanyak 18 orang (58,1 %).
masuk dalam kategori 20-30 tahun a. Pengetahuan
sebanyak 22 orang (71,0 %), Jenis Data tingkat pengetahuan
kelamin responden sebagian besar dikategorikan menjadi Pengetahuan
responden berjenis kelamin baik dan Kurang baik. Hasil analisis
perempuan sebanyak 26 orang (83,9 tingkat pengetahuan responden dapat
%). Sedangkan Masa kerja dilihat pada gambar 4.1.
berdasarkan hasil analisis diketahui
Gambar 4.1 Diagram Pie distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat
Pengetahuan perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

(22,6%)

Baik
(77,4%)
Kurang baik
Dari gambar 4.1 diatas diketahui b. Kepatuhan Pelaksanaan SOP
sebagian besar perawat mempunyai Pemasangan Kateter
Pengetahuan dalam kategori Baik Kepatuhan pelaksanaan SOP
sebanyak 24 orang (77,4 %) pemasangan kateter dikategorikan
sedangkan pengetahuan kurang baik menjadi patuh dan tidak patuh. Hasil
sebanyak 7 orang (22,6%). analisis deskriptif kepatuhan dapat
dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Diagram Pie Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan


Kepatuhan perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

(22,6%)
Patuh
Tidak Patuh

(77,4%)

Dari gambar 4.2 diatas kateter sebanyak 24 orang (77,4%),


diketahui sebagian besar perawat sedangkan yang tidak patuh sebanyak
patuh melaksanakan SOP pemasangan 7 orang (22,6%) .
3. Analisis Bivariat a. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Analisis bivariat dalam dengan Kepatuhan perawat dalam
penelitian ini berfungsi untuk Pelaksanaan SOP Pemasangan
menganalisis dua variabel penelitian Kateter pada tabulasi silang berikut
sekaligus. Hasil analisis bivariat ini.
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2. Hasil Analisa Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pelaksanaan
Sop Pemasangan Kateter Di Ruang Rawat Inap Rsud Panembahan Senopati
Bantul

Pengetahu Kepatuhan P OR CI 95%


an Patuh Tidak
Patuh
F % F % Lowe Upper
r
Baik 2 74 1 3, 0,00 138 7,489 2542,86
3 ,2 2 0 ,0 1
Kurang 1 3, 6 19
Baik 2 ,4
Total 2 77 7 22
4 ,4 ,6

Berdasarkan tabel di atas diketahui pemasangan kateter sesuai SOP


sebagian besar perawat dengan sebanyak 6 orang (19, 4%).
Pengetahuan Baik dan patuh dalam Berdasarkan hasil analisis Fisher’s
melaksanakan pemasangan kateter Exact Test diperoleh p value sebesar
sesuai SOP sebanyak 23 orang (74, 0,000 lebih kecil dari nilai p 0,05
2%). Sedangkan perawat dengan artinya ada hubungan Tingkat
pengetahuan Kurang baik sebagian Pengetahuan dengan kepatuhan
besar tidak patuh dalam melaksanakan pelaksanaan SOP
pemasangan kateter di Ruang Rawat yang berpengetahuan baik berpeluang
Inap RSUD Panembahan Senopati patuh melaksanakan SOP pemasangan
Bantul, sehingga hipotesis penelitian kateter uretra sebanyak 138,00 kali
ini diterima. Nilai Odd Ratio sebesar dibandingkan dengan perawat yang
138,00 dapat diartikan bahwa perawat mempunyai pengetahuan kurang baik.

B. Pembahasan membentuk tindakan seseorang (over


1. Tingkat Pengetahuan Perawat behavior) terutama bagi seorang
Dari gambar 4.1 menunjukkan perawat dengan berpengetahuan baik
tingkat pengetahuan perawat yaitu diharapkan perawat dalam
perawat mempunyai pengetahuan melaksanakan tugasnya dapat lebih
dalam kategori baik sebanyak 24 profesional sehingga dapat
orang (77,4 %) sedangkan menghindari kesalahan dalam setiap
pengetahuan kurang baik sebanyak 7 melakukan tindakkan keperawatan
orang (22,6%). Pengetahuan yang diberikan kepada pasien.
merupakan hal yang sangat penting 2. Kepatuhan dalam Pelaksanaan SOP
bagi setiap individu, seperti pemasangan Kateter urin
menururut Handayani (2005), Sebagian besar perawat patuh
Pengetahuan atau kognitif merupakan melaksanakan SOP pemasangan
domain yang sangat penting dalam kateter sebanyak 24 orang (77,4%),
sedangkan yang tidak patuh dimiliki oleh seorang perawat
sebanyak 7 orang (22,6%) . sebelum melaksanakan tindakan
kepatuhan dalam melaksanakan pemasangaan kateter, dengan begitu
tindakkan sesuai SOP sangat penting diharapkan pada pelaksanaannya
seperti menurut Novi dalam tidak terjadi kesalahan prosedur.
Handayani (2005) Tingkat Berdasarkan hasil analisis frekuensi
kepatuhan adalah kepatuhan petugas pada gambar 4.1, diketahui sebagian
dalam pelayanan yang sesuai dengan besar perawat mempunyai
standart pelayanan kesehatan. pengetahuan dalam kategori baik
Dengan patuh pada SOP sebanyak 24 orang (77,4 %) yang
diharapkan dapat mengurangi dapat diartikan bahwa perawat
kesalahan pada saat melaksanakan mempunyai pemahaman yang baik
setiap tindakkan. Tindakkan yang tentang SOP pemasangan kateter
benar melindungi pasien dari uretra.
kesalahan yang dapat memperparah Pengetahuan sendiri dapat
penyakitnya maupun bagi perawat, mempengaruhi seseorang, dalam hal
dengan tindakkan yang baik dan ini seorang perawat, dalam
sesuai SOP dapat terhindar dari melaksanakan suatu tindakan.
jeratan hukum yang didapat jika Perawat yang mempunyai
melakukan kesalahan yang fatal pengetahuan yang baik maka akan
pada saat melaksanakan suatu mampu melakukan tindakan yang
tindakkan. benar sesuai dengan aturan dan SOP
3. Hubungan Pengetahuan Dengan yang ada. Hal ini disebabkan karena
Kepatuhan Perawat Dalam pengetahuan merupakan dasar
Pelaksanaan SOP Pemasangan pembentukan perilaku seseorang
Kateter seperti menurut Notoatmodjo
Pengetahuan merupakan hasil (2007), Pengetahuan atau kognitif
mengingat sesuatu hal, termasuk ah merupakan domain yang sangat
penmengingat kembali kejadian penting dalam membentuk tindakan
yang pernah dialami baik secara seseorang (over behavior).
sengaja maupun tidak disengaja dan Berdasarkan hasil tabulasi bivariat
ini terjadi setelah orang melakukan pada tabel 4.2 diketahui sebagian
kontak atau pengamatan terhadap besar perawat yang mempunyai
suatu objek tertentu (Mubarak dkk, pengetahuan kategori baik, patuh
2007). Pengetahuan perawat tentang dalam melaksanakan pemasangan
SOP pemasangan kateter uretra kateter sesuai SOP sebanyak 23
merupakan pengetahuan yang harus orang dengan persentase sebesar
74,2%, Sedangkan perawat yang Berbeda dengan penelitian terdahulu
mempunyai pengetahuan kurang yang dilakukan Handayani (2005).
baik sebagian besar tidak patuh Dalam penelitiannya Handayani
dalam melaksanakan pemasangan menyatakan tidak terdapat hubungan
kateter sesuai SOP sebanyak 6 orang antara pengetahuan dengan
dengan persentase sebesar 19,4%. kepatuhan perawat dalam
Sehingga dapat diartikan bahwa pelaksanaan SOP pemasangan dan
semakin baik pengetahuan maka dressing kateter, hasil yang didapat
akan semakin patuh perawat dalam peneliti terdahulu dengan nilai p
melaksanakan pemasangan kateter 0,069 (p>0,05), sedangkan peneliti
uretra sesuai SOP. Data ini didukung memperoleh nilai signifikansi 0,000
oleh hasil analisis fisher exact yang menyatakan ada hubungan yang
menunjukkan p value sebesar 0,000 signifikan pengetahuan dengan
(p< 0,05), artinya terdapat hubungan kepatuhan perawat dalam
yang signifikan antara Pengetahuan menerapkan SOP pemasangan
dengan kepatuhan perawat dalam kateter uretra. Perbedaan hal ini
pelaksanaan SOP pemasangan dapat dikarenakan adanya faktor lain
kateter uretra di Ruang Rawat Inap yang mempengaruhi misalnya
RSUD Panembahan Senopati kondisi fisik perawat saat
Bantul, sehingga hipotesis penelitian diobservasi sedang tidak baik
ini dapat diterima. sehingga konsentrasi berkurang,
maupun beban kerja yang terlalu
Berdasarkan hasil analisis diperoleh berat yang mempengaruhi
nilai Odd Ratio sebesar 138,00. Nilai psikologis. Berdasarkan hasil
Odd Ratio lebih besar dari 1 analisis frekuensi sampel dari segi
menunjukkan bahwa pengetahuan usia didominasi usia 20-30 tahun,
merupakan faktor resiko kepatuhan dimana jenis kelamin perempuan
pelaksanaan SOP pemasangan lebih banyak dibanding laki-laki
kateter uretra. Nilai Odd Ratio dengan lama kerja perawat rata-rata
sebesar 138,00 dapat diartikan 1-5 tahun masa kerja dibangsal.
bahwa perawat yang berpengetahuan
baik berpeluang patuh melaksanakan Faktor usia, lama kerja serta jenis
SOP pemasangan kateter uretra kelamin bisa saja mempengaruhi
sebanyak 138,00 kali dibandingkan kepatuhan seseorang, berdasarkan
dengan perawat yang mempunyai analisis pada penelitian ini 13
pengetahuan kurang baik. responden memiliki lama bekerja >5
tahun (41,9 %), dengan lama bekerja
seseorang bisa mendapatkan dibawa orang tua kedalam pekerjaan
pengalaman yang dapat mereka, khususnya : pengalaman,
meningkatkan pengetahuannya baik pertimbangan etik kerja yang kuat,
teori maupun dalam hal praktik dan komitmen terhadap mutu.
dengan begitu individu tersebut Sedangkan dari frekuensi jenis
diharapkan mampu meningkatkan kelamin, lebih banyak perempuan
kepatuhannya dalam melaksanakan yang patuh berjumlah 20 orang
tindakkan sesuai prosedur hal ini (64,5%) dapat dikatakan Perempuan
sesuai dengan teori Hartono dkk mempunyai keunggulan dalam
dalam Sugiartono (2007), yang melakukan pekerjaan tertentu karena
menyebutkan semakin lama masa sifat perempuan yang lebih teliti
kerja petugas maka akan semakin dibandingkan dengan laki-laki,
bertambah keterampilannya dalam sedangkan laki-laki juga mempunyai
mematuhi peraturan, dari frekuensi keunggulan tertentu terutama yang
usia responden memliliki usia 20-30 berkaitan dengan fisik dan
tahun sebanyak 22 orang (71,0%), keberanian. Massong dalam Rakos
individu dengan usia muda punya (1991) yang menyebutkan pria lebih
keinginan untuk mendapatkan posisi asertif, dan kompetitif sedangkan
yang lebih baik dari sebelumnya wanita lebih pasif dan konformis.
untuk itu individu tersebut akan Namun pendapat berbeda dari
bekerja dengan baik agar suatu saat Robbins (2007) yang menyebutkan
bisa mencapai keinginannya tidak terdapat perbedaan yang
tersebut, namun berbeda dengan konsisten pada pria dan wanita
Robbins, Robbins (2007) yang dalam hal memecahkan masalah,
mengatakan bahwa mereka melihat keterampilan analisis, motivasi,
sejumlah kualitas positif yang sosiabilitas dan kemampuan belajar.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Tingkat pengetahuan perawat di

A. Kesimpulan ruang rawat inap RSUD

Berdasarkan hasil analisis data dan Panembahan Senopati Bantul

pembahasan pada bab sebelumnya, sebagian besar dalam kategori baik

maka kesimpulan penelitian ini sebesar 77,4%.

adalah sebagai berikut. 2. Kepatuhan perawat diruang rawat

inap RSUD Panembahan Senopati


Bantul sebagian besar dalam B. Saran

kategori patuh sebesar 77,4% Berdasarkan kesimpulan penelitian,

3. Umur perawat di ruang rawat inap saran yang dapat diberikan adalah

RSUD Panembahan Senopati sebagai berikut.

Bantul sebagian besar berumur 20- 1. Bagi Institusi Rumah Sakit

30 tahun sebesar 71,0%. Diharapakan perlunya upaya

4. Jenis kelamin perawat di ruang untuk meningkatkan dan

rawat inap Bakung dan melati di mempertahankan kepatuhan

RSUD Panembahan Senopati perawat dalam pelaksanaan

Bantul sebagian besar adalah Standart Operating Prosedur

perempuan sebesar 83,9%. (SOP) pemasangan kateter uretra

5. Lama kerja perawat di ruang rawat melalui pemberian pendidikan

inap RSUD Panembahan Senopati dan pelatihan tentang SOP

Bantul sebagian besar 1-5 tahun pemasangan kateter uretra

sebanyak 58,1%. maupun prosedur tindakkan

6. Ada hubungan pengetahuan lainnya dan pentingnya untuk

perawat dengan kepatuhan mematuhi prosedur sesuai dengan

pelaksanaan SOP pemasangan yang di tetapkan oleh rumah sakit

kateter uretra di Ruang Rawat Inap untuk menjaga keselamatan

RSUD Panembahan Senopati pasien dan petugas serta

Bantul. Hasil analisis fisher exact mengadakan perbaikan sistem

diperoleh p value sebesar 0,000 pengawasan dengan

(p<0,05). memperhatikan prosedur

pelaksanaan pemasangan kateter

uretra di lapangan dalam rangka


meningkatkan kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan

mengikuti prosedur pemasangan Standart Operating Prosedur

kateter uretra serta mengevaluasi (SOP) pemasangan kateter

kinerja perawat dan petugas dengan melibatkan populasi dan

kesehatan dalam melaksanakan sampel yang lebih luas.

tugasnya agar dicapai kualitas

pelayanan yang maksimal.

2. Bagi Perawat

Diharapkan meningkatkan

pengetahuan terus menerus dan

memberikan kualitas pelayanan

kesehatan yang baik dengan

melakukan asuhan keperawatan

dengan selalu melaksanakan

tugasnya secara professional

sesuai dengan Standart

Operating Prosedur (SOP)

pemasangan kateter uretra yang

telah ditetapkan oleh institusi

terkait.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk

mengembangkan penelitian

dengan meneliti faktor lain yang

berhubungan dengan kepatuhan

Anda mungkin juga menyukai