BAB 1 – 7
Disusun Oleh :
KELAS C
Fakultas Bisnis
Jurusan Akuntansi
BAB 1
Dalam buku ini mencakup pentingnya materi yang tidak dapat disangkal
lagi dan diterima secara luas oleh perusahaan, tetapi terdapat beberapa perusahaan
yang memiliki strategi yang bagus namun tidak diimplementasikan karena jauh
lebih mahal dan memakan waktu yang banyak dari apa yang diantisipasi, sehingga
tidak peduli betapa baiknya maksud strategi tersebut, jika tidak menjadi kenyataan
hal tersebut adalah sia-sia. Perusahaan yang berkinerja tinggi berhasil dalam
pelaksanaanya lah yang memiliki strategi yang baik. Perusahaan –perusahaan
yang jatuh seperti Tyco, Global Crossing,WorldCom, dan enron adalah contoh
perusahaan yang mengalami kegagaln karena kelalaian dalam pengendalian.
Kelalain tersebut terletak pada kompensasi CEO dan manajemen puncak
perusahaan-perusahaan yang berkaitan erat dengan opsi saham yang membuat
para eksekutif termotivasi untuk memanipulasi keuangan untuk mempertahankan
harga saham dalam waktu jangka pendek. Dan contoh perusahaan yang memiliki
strategi yang baik adalah perusahaan kelas dunia seperti Emerson Electric,
Lincoln Electric, New York Times, dell computer, Wal-mart, 3M corporation,
Worthington industries, Southwest Airlines, Cisco systems, dan analog devices
yang telah berhasil dalam waktu jangka panjang karena mengembangkan strategi
yang baik dan bukan hal itu saja, tetapi hal yang lebih penting bahwa mereka
merancang system dan proses yang mampu memberikan energy kepada karyawan
untuk melaksanakan strategi tersebut secara efektif. Studi kasus di dalam
perusahaan –perusahaan juga akan dibahas untuk memahami implementasi dari
setiap perusahaan. Di dalam penyelidikan perusahaan dotcom yang ada terjadi
bias karena memberikan terlalu banyak perhatian pada pengembangan strategi
tetapi hanya terlalu sedikit pada pelaksanaannya. Dotcom tidak memperhatiakan
perkembangan model bisnis baru yang sedang diteliti yang merupakan hal biasa
untuk mendiagnosis kematian perusahaan dan kegagalan itu cepat disamakan
dengan model-model bisnis yang gagal. Perusahaan – perusahaan seharusnya
memperhatikan perhatian yang lebih banyak pada alokasi sumber daya,
pembuatan anggaran, pengukuran kinerja, dan alat-alat pengendalian manajemen
kunci lainnya dalam mengimplementasikan strategi ketika perusahaan melakukan
persiapan generasi kedua.
PENGENDALIAN
2. Assessor:
Control
Comparison with
device
standard
3. Effector:
1. Detector:
Behaviour
What is
alteration, if
happening?
needed
Entity being
controlled
4. Communication
network: transmit
the information
Setiap sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen penyusunnya :
1. Detector dalam suhu tubuh adalah saraf sensorik yang tersebar di seluruh
tubuh
2. Assessor dalam suhu tubuh adalah hypothalamus yang berpusat di otak
yang berfungsi membandingkan antara informasi yang diterima detector
dengan suhu tubuh standar
3. Effector dalam suhu tubuh adalah otot-otot dan organ tubuh yang
berfungsi mengurangi suhu tubuh ketika melebihi suatu standar dengan
cara bernapas terengah-engah dan berkeringat, serta dengan membuka
pori-pori kulit dan meningkatkan suhu tubuh ketika turun di bawah standar
dengan cara menggigil dan menutup pori-pori kulit
4. Sistem komunikasi dalam suhu tubuh yang menyeluruh dari jaringan saraf
Sistem pada suhu tubuh bersifat otomatis sebagaimana mestinya dengan teratur
sendirinya,sehingga system tersebut akan secara otomatis mengoreksi
penyimpangan dari standar tanpa memerluka usaha secara sadar .
Dari ketiga hal contoh di atas yang merupakan hal terumit untuk pengendaliannya
adalah pengendara mobil karena tidak adanya kepastian mengenai tindakan apa
yang akan diarahkan oleh otak setelah menerima dan mengevaluasi informasi dari
detertor atau mata pengendara.
Manajemen
Suatu organisasi tidak hanya terdiri daru satu orang saja, tetapi terdiri dari
sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama di
dalam organisasi tersebut, yang biasanya organisasi bisnis tujuan utamanya adalah
memperoleh tingkatan laba yang memuaskan. Organisai dipimpin oleh manajer
dengan CEO pada posisi puncak dan para manajer setiap bagian atau unit bisnis,
department, bagian,dan subunit lainnya berada di bawah CEO dalam suatu bagan
organisasi. Seluruh manajer dalam setiap bagan organisasi selain CEO merupakan
atasan dan bawahan sekaligus mereka bertugas mengawasi kinerja dari orang –
orang yang ada di dalam unitnya, dan mereka akan diawasi oleh manajer kepada
siapa mereka melapor. Di dalam bagan organisasi, CEO yanag akan memutuskan
secara keseluruhan strategi yang memungkinkan organisasi tersebut dapat
mencapai tujuannya. Proses pengendalian manajemen adalah proses di mana
manajer diseluruh tingkatan atau bagian memastikan bahwa orang-orang yang
mereka awasi mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan.
1. Tidak sama halnya seperti thermostat atau sistem suhu tubuh yang di
gambarkan di atas, faktanya standar tidaklah ditetapkan terlebih dahulu
melainkan standar tersebut merupakan proses perencanaan yang sadar.
Oleh karena itu, pengendalian dalam suatu organisasi meliputi perencanan
standar.
2. Seperti halnya mengendalikan mobil oleh pengendra mobil, pengendalian
manajemen tidak bersifat otomatis.
3. Tidak seperti pengendalian sebuah mobil oleh pengendara yang
merupakan suatu fungsi yang dilakukan oleh seorang individu,
pengendalian manajemen memerlukan koordinasi antar individu di dalam
suatu organisasi. Pengendalian manajemen harus memastikan bahwa
setiap bagan dalam struktur organisasi bekerja secara harmonis dengan
bagian lainnya.
4. Koneksi dari diterimanya kebutuhan akan tindakan ke ditetapkannya
tindakan yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan
mungkin bukan sesuatu yang jelas dilihat,tetapi hal yang tidak jelas.
Manajer di umpamakan sebagai kotak hitam karena tidak dapat diketahui
apa tindakan yang akan di ambil oleh manajer tertentu dalam suatu bagian
ketika terjadi sebuah perbedaan yang signifikan antara hasil actual dengan
hasil yang diharapkan, atau tindakan apa yang akan di ambil orang lain
sebagai respon terhadap tanda atau sinyal dari manajernya pada bagian itu.
5. Banyak pengendalian manajemen yang merupakan pengendalian diri
sendiri, yaitu pengendalian tidak dilakukan oleh suatu perangkat pengatur
eksternal tetapi oleh par manajer yang menggunakan penilaian mereka
sendiri yang tidak mengikuti instruksi dari atasan.
Sistem
Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitive untuk
melaksanakan suatu atau kelompok aktivitas tertentu. Sistem memiliki
karakteristik berupa suatu rangkaian langkah-langkah yang saling berirama,
terkoordinasi, dan berulang yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu di dalam suatu organisasi. Bebrapa tindakan manajemen bersifat tidak
sistematis karena pada umumnya manajer menhadapi situasi dimana aturan tidak
terdefinisikan dengan baik sehingga harus menggunkan penilaian yang terbaik
mereka untuk memutuskan tindakan apa yang akan diambil.
BATAS-BATAS PENGENDALIAN MANAJEMEN
tersebut.
Strategy
Goals,strategies,and
formulation
policies
Management
Implementation of
control
strategies
Pengendalian Manajemen
Keselarasan Tujuan
Perumusan Strategi
Dalam hal ini perbedaan terletak pada proses yang dilakukannya yaitu pada
formulasi strategi merupak proses pengambilan keputusan strategi baru dan untuk
pengendalian manajemen adalah proses implementasi strategi tersebut. Sehinggan
dalam hal ini dpat di ambil kesimpulan bahwa formulasi strategi dilakukan
sebelum pengendalian manajemen yang merupakan proses implementasi strategi
yang telah matang pada formulasi strategi.
Pengendalian Tugas
Proses dalam memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan secara efektif
dan efisien adalah pengendalian tugas. Pengendalian tugas berorientasi pada
transaksi yang melibatkan kinerja dari tugas individual sesuai dengan aturan yang
ditetapkan dalam proses pengendalian manajemen. Pengawasan merupakan
bagian dari pengendalian tugas agar aturan-aturan diikuti. Kegiatan pengendalian
tugas banyak yang bersifat ilmiah yaitu keputusan optimaal atau tindakan yang
tepat perlu di ambil dalam organisasi untuk membawa kondisi diluar kendali
kembali ke kondisi ynag diinginkan atau merupakan tujuan organisasi dan dapat
diprediksikan dalam batasan yang dapat diterima.
Perbedaan terletak pada system, yaitu pengendalian tugas lebih bersifat ilmiah,
sedangkan pengendalian manajemen tidak dapat disederhanakan menjadi suatu
ilmu. Secara definisi juga terdapat perbedaan, yaitu dalam pengendalian
manajemen melibatkan perilaku setiap manajer sedangkan pengendalian tugas
tidak melibatkan manusia sama sekali. Apabila fokus terletak pada unit
organisasional hal ini adalah pengendalian manajemen dan dalam pengendalian
tugas focus terletak pada tugas spesifik dilakukan oloeh unit-unti organisasional
ini. Dan apabila hal tersebut berkaitan dengan dengan aktivitas para manajer yang
didefinisikan secara luas dalam memutuskan apa ynag harus dilakukan dalam
kendala strategi secara umum adalah penegndalian manajemen dan pengendalian
tugas berhubungan dengan tugas-tugas tertentu yang sebagian besar
membutuhkan sedikit atau tidak sama seklai pertimbangan dalam pelaksanaannya.
Hal ini diawali dengan ditemukannya telepon yang sangat bermanfaat untuk
komunikasi jarak jauh sehingga setelah adanya revolusi informasi yang sangat
cepat ditemukannya internet. Internet menyediakan manfaat utama yang tidak
didapat dari telepon :
1. Akses secara mudah dan cepat dalam setiap pengiriman data dan hal-hal
lainnya
2. Komunikasi multi target karena internet memiliki jangkauan ynag sangat
luas; satu situs pada internet dapat menjangkau jutaan orang
3. Komunikasi berbiaya rendah yang dapat menghubungkan dengan banyak
orang dibelahan dunia ini tanpa mengeluarkan biaya yang banyak
4. Kemampuan menampilkan citra tertentu. Telepon tidak dapat
menampilkan citra, tetapi pada internet situs web dapat melihat gambar-
gambar yang mendukung komunikasi
5. Pergeseran Kekuatan dan kendali terhadap individu. Hal ini dapat terjadi
karena pelanggan menjadi “raja” yang dapat menggunakan situs we
selama 24 jam sehari dengan sangat fleksible.
Memahami Strategi
Profitabilitas memiliki dua jenis rasio yaitu persentase margin laba dan
perputaran investasi. Yang dimana rumusnya seperti ini :
Pendapatan−Beban Pendapatan
x = ROI
Pendapatan Investasi
Dalam bentuk persamaan ini, istilah investasi mengacu pada investasi para
pemegang saham yang terdiri dari penerbitan saham dan laba ditahan. Tanggung
jawab manajemen adalah menjaga keseimbangan di antara dua sumber utama
pendanaan yaitu utang dan ekuitas. Ada dua alasan mengapa mencapai tingkat
laba yang memuaskan adalah cara yang baik dalam menetapkan tujuan
perusahaan, yang pertama adalah istilah “memaksimalkan” menyiratkan bahwa
selalu ada cara untuk mendapatkan jumlah maksimum yang dapat dihasilkan oleh
sebuah perusahaan dan yang kedua adalah upaya mengoptimalkan nilai pemegang
saham bukanlah satu-satunya tujuan bagi banyak organisasi.
Terdapat dua tingkatan strategi yaitu strategi tingkat korporat dan strategi
tingkat bisnis. Strategi tingkat korporat adalah mengenai keberadaan di tengah-
tengah bauran bisnis yang tepat. Dalam tingkat korporat ini, perusahaan
dikategorikan dalam tiga jenis yaitu industri tunggal, diversifikasi yang
berhubungan, diversifikasi yang tidak berhubungan. Untuk perusahaan industri
tunggal yang menggunakan kompetensi intinya untuk mencapai pertumbuhan
dalam industri tersebut. Untuk perusahaan dengan diversifikasi yang tidak
berhubungan memiliki tingkat keterkaitan yang mengacu pada hakikat hubungan
sinergi operasi lintas unit bisnis yang didasarkan pada kompetensi inti dan pada
pembagian sumber daya yang umum. Untuk perusahaan dengan diversifikasi yang
berhubungan merupakan perusahaan yang beroperasi dalam sejumlah industri dan
bisnisnya saling berhubungan satu sama lain melalui sinergi operasi. Sinergi
operasi sendiri terdiri dari dua jenis hubungan lintas unit yaitu kemampuan untuk
membagi sumber daya umum dan kemampuan untuk membagi kompetensi inti
umum. Kompetensi inti adalah kemampuan yang digunakan oleh perusahaan
untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi dan menambah nilai signifikan bagi
pelanggan.
Matrix BCG ini menunjuk pangsa pasar sebagai variabel strategi primer
karena pentingnya pangsa pasar dalam gagasan mengenai kurva belajar. Namun,
kurva belajar ini memiliki beberapa keterbatasan seperti :
1. Konsep ini berlaku pada produk yang tidak didiferensiasikan, dimana basis
persaingan utama adalah pada harga.
2. Dalam situasi tertentu, peningkatan dalam teknologi proses mungkin
mempunyai dampak yang lebih besar pada pengurangan biaya per unit
dibandingkan dengan volume kuantitatif itu sendiri.
3. Kerja keras yang agresif untuk mengurangi biaya melalui produksi
terakumulasi dari barang yang terstandardisasi dapat menimbulkan
hilangnya fleksibiltas di pasar.
4. Komitmen pada konsep kurva belajar dapat sangat merugikan bila
teknologi baru muncul dalam industri tersebut.
5. Pengalaman bukanlah satu-satunya pemicu biaya.
Matrix BCG menggunakan logika untuk membuat resep strategi bagi
masing-masing keempat sel, yaitu kuadran tanda tanya yang diberi misi bangun.
Hal ini berartikan bahwa dengan membangun pangsa pasar dalam fase
pertumbuhan sari suatu industri, unit bisnis akan menikmati posisi biaya rendah.
Kuadran yang kedua adalah bintang yang diberi misi pertahankan. Hal ini
berartikan sudah memiliki pangsa pasar yang tinggi dalam indutri mereka dan
tujuannya adalah investasi kas untuk mempertahankan posisi itu. Kuadran ketiga
adalah sapi perah kas yang diberi misi memanen. Hal ini memiliki arti bahwa
unit-unit bisnis memiliki pangsa pasar relatif tinggi maka unit-unit tersebut
mungkin mempunyai biaya per unit yang paling rendah dan memiliki laba yang
paling tinggi. Kuadran terakhir adalah anjing yang diberi misi divestasi. Hal ini
memiliki arti persaingan yang lemah dalam industri yang tidak menarik.
Sedangkan untuk analitis rantai nilai berasal dari penyediaan nilai pelanggan lebih
baik untuk biaya yang sama atau nilai pelanggan yang sama untuk biaya yang
rendah. Rantai nilai juga adalah sekelompok kegiatan lengkap yang terlibat dalam
suatu produk, mulai dari esktraksi bahan baku dan berakhir dengan dukungan
BAB 3
Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang
diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari
masyarakat.
Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang diwujudkan
melalui loyalitas pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang dimiliki
pegawai dalam menjalankan tugas. Norma dalam suatu organisasi juga
dipengaruhi secara spesifik oleh jenis industri yang dimiliki oleh organisasi
tersebut.
Faktor Internal
1. Budaya
Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma
perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit
dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
Budaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh kualitas personalitas dan kebijakan
CEO serta personalitas dan kebijakan para manajer. Budaya sebuah perusahaan
biasanya tidak pernah berubah selama bertahun-tahun.
2. Gaya Manajemen
Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling kuat
terhadap pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan sebagai
perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikap-sikap
bawahan yang mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan sikap para
atasan tersebut juga mencerminkan sikap CEO.
Menurut Maciariello,ada 3 jenis gaya, yaitu :
a. Internal control style : masing-masing individu mempunyai gaya
kepemimpinana yang berbeda, dan partisipatif.
b. Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau pemimpin
dan otoriter.
c. Mix control style : partisipatif dan terarah.
3. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukkan hubungan formal, yaitu
pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Pada
kenyataannya, proses pengendalian manajemen tidak dapat berjalan dengan
baik, apabila anggota organisasi atau perusahaan tidak paham dan mengenali
arti penting dari hubungan-hubungan dalam organisasi yang bersifat informal.
4. Persepsi dan Komunikasi
Para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan yang harus diambil untuk
mencapai tujuan tersebut. Mereka menyerap informasi dari berbagai jalur baik
formal (melalui anggaran dan dokumen resmi lainnya) maupun jalur informal
(melalui percakapan dan obrolan yang tidak resmi). Namun informasi yang
didapat tersebut bisa jadi bertentangan satu sama lain dan memiliki interpretasi
yang sangat beragam.
Aturan-aturan
Aturan dapat diartikan sebagai seprangkat tulisan yang memuat jenis instruksi dan
pengendalian. Contohnya instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar
operasi, panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis.
Hampir semua aturan bersifat jangka panjang dan akan selalu ada sampai aturan-
aturan tersebut dimodifikasi, namun hal itu sangat jarang terjadi.
Contoh lain dari aturan ialah larangan terhadap tindakan yang tidak etis, ilegal
atau tindakan lain yang tidak diinginkan.
Ya
Komunikasi
Apabila hasilnya tidak memuaskan maka umpan balik yang diterima adalah
sesuatu yang dapat mendorong pusat tanggung jawab melakukan korektif serta
kemungkinan untuk dilakukannya revisi dalam rencana
JENIS-JENIS ORGANISASI
Organisasi Fungsional
CEO
Staff
Manajer Manajer
Manufaktur Pemasaran
Staff Staff
Staff
Organisasi Matrix
CEO
Staff
Manajer Manajer
Fungsi A Proyek X
Manajer Manajer
Fungsi B Proyek Y
Manajer Manajer
Fungsi C Proyek Z
Dari tipe organisasi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem yang bagus harus
disesuaikan dengan kondisi perusahaan mengingat tidak semua sistem bisa
diterapkan dalam suatu organisasi. Meskipun dampak-dampak pengendalian
dari berbagai struktur organisasi harus ditinjau oleh para manajer senior,
tetapi begitu pihak manajemen telah memutuskan bahwa sebuah struktur
dinilai paling baik, setelah mempertimbangkan segala sesuatunya, maka
perancang sistem harus menanggap struktur apa adanya. Jika terlalu antusias
pada salah satu teknik atau teknik lainnya, maka hal yang esensial sering
diabaikan.
FUNGSI KONTROLER
Para kontroler unit bisnis memiliki tanggung jawab pada dua pihak. Pihak
pertama ialah pada kontroler korporat yaitu pihak yang memegang tanggung
jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Sedangkan pihak
kedua ialah pada para manajer di unit dimana kontroler tersebut berada yang
merupakan pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.
Pada hubungan garis penuh, kontroler unit bisnis memberikan laporan secara
langsung pada kontroler korporat sebagai tasan mereka. Masalah dari hubungan
ini, dimungkinkan manajer unit bisnis menganggap dan memperlakukan kontroler
unit bisnis sebagai seorang "mata-mata dari kantor pusat" dan bukan sebagai mitra
kerja.
Pusat tanggung jawab muncul guna mewujudkan satu atau lebih maksud,
yang disebut dengan cita-cita. Perusahaan secara keseluruhan memiliki cita-
cita dan manajemen senior menentukan sejumlah strategi untuk mencapai cita-
cita. Fungsi dari pusat tanggung jawab ini adalah mengimplementasikan
strategi tersebut. Cara kerja pusat tanggung jawab adalah pusat tanggung
jawab menerima masukan, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja dan jasa.
Dengan menggunakan modal kerja, pusat tanggung jawab melaksanakan
fungsi-fungsi tertentu dengan tujuan akhir untuk mengubah input menjadi
output, baik yang berwujud atau tidak berwujud. Produk-produk yang
dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab bisa saja kemudian diserahkan ke
pusat tanggung jawab yang lain, dimana output tersebut menjadi input atau
dilempar ke pasar sebagai output organisasi.
PUSAT LABA
PUSAT LABA
Langkah utama untuk membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah
dalam organisasi di mana kedua kondisi di atas terpenuhi.
Seluruh pusat tanggung jawab diibaratkan sebagai satu pusat kesatuan rangkaian
yang mulai dari pusat tanggung jawab yang sangat jelas merupakan pusat laba
sampai pusat tanggug jawab yag bukan merupakan pusat laba. Manajemen harus
memutuskan apakah keuntungan dari delegasi laba akan dapat menutupi
kerugiannya.
1. Hilangnya pengendalian
Dalam sistem desentralisasi, masing-masing unit bisnis akan mengambil
keputusan sendiri-sendiri, sehingga manajemen puncak akan kehilangan
pengendalian karena hanya mengandalkan laporan pengendalian manajemen.
2. Kualitas keputusan unit bisnis akan berkurang
Jika manajemen kantor pusat lebih mampu atau memiliki informasi yang
lebih baik, maka kualitas keputusan yang diambil manajer unit bisnis akan
berkurang
3. Terjadi ketidakharmonisan antar pusat laba
Perselisihan antar manajer pusat laba akan terjadi berkaitan dengan penentuan
harga transfer dan pengalokasian biaya bersama
4. Kerjasama antar fungsi berkurang
5. Terjadi kompetisi antar unit-unit organisasi sebagai satu unit fungsional yang
bekerja sama.
6. Terjadi peningkatan biaya
Divisionalisasi mengakibatkan tambahan biaya karena ada tambahan
manajemen, staf dan bagian pencatatan.
7. Kompetensi manajer umum tidak berkembang
Kompetensi para manajer umum dapat hilang pada organisasi fungsional
karena tidak adanya kesempatan mengembangkan keahliannya.
8. Menekankan laba jangka pendek
Lebih menekankan profitabilitas jangka pendek dan mengorbankan
profitabilitas jangka panjang. Karena ingin melaporkan laba yang tinggi,
manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan penelitian dan pengembangan.
9. Belum ada sistem yang meyakinkan bahwa pembentukan pusat laba akan
meningkatkan laba organisasi secara keseluruhan
UNIT BISNIS SEBAGAI PUSAT LABA
Sebagian besar unit bisnis dapat dibentuk sebagai pusat laba karena manajernya
dapat mengendalikan pengembangan, produksi, dan pemasaran produk. Manajer
unit bisnis berada dalam posisi dapat mempengaruhi pendapatan dan biaya
sehingga dapat dimintai tanggung jawab terhadap laba.
Unit-unit Fungsional
Perusahaan multibisnis biasanya terbagi kedalam unit bisnis, dimana setiap unit
diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi subunit yang
ada dalam unit binsis tersebut dapat saja terorganisasi secara fungsional.
1. Pemasaran
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan
membebankan biaya dari produk yang dijual oleh manajer pemasaran. Suatu
harga transfer memberikan informasi yang relevan bagi manajer pemasaran
dalam membuat trade-off pendapatan/pengeluaran yang optimal dan praktik
standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya
akan memberikan evaluasi terhadap trade-off yang dibuatnya.
2. Produksi (Manufaktur)
Fungsi produksi biasanya diperlakukan sebagai pusat biaya, dimana kinerja
manajernya diukur dari efisiensinya yaitu melakukan kegiatan dengan
menggunakan biaya sesuai atau dibawah dari standar biaya yang ditetapkan.
Hal ini menyebabkan:
Manajer akan mengabaikan kualitas untuk dapat menekan biaya
(memproduksi produk berkualitas rendah)
Manajer akan menolak untuk megubah pola kegiatan produksinya
dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sedang
meningkat (Manajer enggan melayani pesanan khusus)
Manajer akan menolak meningkatkan kualitas produk yang dirasa sulit,
karena akan menyebabkan peningkatan biaya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka fungsi produksi dapat
diperlakukan sebagai pusat laba dengan cara membebankan produk yang
dijual dikurangi biaya pemasaran.
Organisasi Lainnya
Yang dimaksud dengan organisasi lainnya dalam hal ini adalah kantor cabang.
Suatu perusahaan dengan operasi kantor cabang yang bertanggung jawab atas
pemasaran produk di wilayah geografis tertentu seringkali menjai pusat laba
secara alamiah. Hal tersebut dikarenakan kantor cabang tersebut merupakan pusat
pemasaran yang dibebani harga pokok dari produk yang dijual.
PENILAIAN KINERJA
Terdapat dua jenis pengukuran kinerja yang digunakan dalam mengevaluasi suatu
pusat laba, sama halnya dalam mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan, yaitu
:
1. Manajer Performance
Manajer Performance (Kinerja Manajemen) yaitu untuk menilai kemampuan
manajer dalam memperoleh laba, hasil pengukurannya dapat digunakan
sebagai dasar untuk memberikan kompensasi pada manajer tersebut, maka
penilaian kinerja ini dapat disebut juga sebagai motivational performance
(penilaian kinerja untuk melakukan motivasi pada manajer).
2. Economic Performance
Economic Performance (Kinerja Ekonomis) yaitu menilai kemampuan unit
bisnis sebagai satuan ekonomi dalam menghasilkan laba. Laba yang
dihasilkan oleh setiap pusat laba merupakan kontribusi masing-masing pusat
laba pada laba organisasi secara keseluruhan. Penilaian ini fokus pada
seberapa baik pusat laba bekerja sebagai entitas ekonomi.
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih. Sedangkan
kinerja manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas,
yaitu :
3. Laba Terkendali
Laba Terkendali = Laba Langsung - Biaya dari Pusat yang dapat dikendalikan
Biaya-biaya kantor pusat dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu :
a. Dapat dikendalikan : biaya yang dapat dikendalikan dan ditelusuri pada
divisi yang bersangkutan oleh manajer pusat laba
b. Tidak dapat dikendalikan : biaya yang tidak dapat dikendalikan dan tidak
dapat ditelusuri pada divisi yang bersangkutan oleh manajer pusat laba
Penghitungan laba yang dapat dikendalikan menyertakan semua pendapatan
dan biaya yang dapat dikendalikan atau dipengaruhi oleh manajer suatu pusat
laba. Kekurangannya adalah karena pengukuran tersbut tidak memasukkan
biaya kantor pusat yang tidak dapat dikendalikan, maka ukuran ini tidak dapat
langsung dibandingkan dengan data yang diterbitkan asosiasi dagang yang
melaporkan laba dari perusahaan-perusahaan lain di industri yang sama.
5. Laba Bersih
Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak - Pajak
Dengan cara ini, perusahan mengukur kinerja pusat laba dari jumlah laba
bersih setelah pajak.
Penentang:
a. Pada banyak situasi laba setelah pajak merupakan persentase yang tetap
dari laba sebelum pajak, sehingga tidak mempunyai pengaruh pada pajak
perusahaan.
b. Pada banyak kondisi, banyak keputusan yang mempunyai pengaruh
terhadap pajak penghasilan dibuat oleh kantor pusat dan diyakini bahwa
manajer pusat laba hendaknya tidak mempertimbangkan hal ini dalam
pengambilan keputusan.
Pendukung:
a. Tarif pajak efektif dapat berbeda antar pusat laba.
b. Pusat laba dapat mempengaruhi pajak laba.
Pendapatan
Prinsip dasar dalam penemtuan harga transfer adalah bahwa harga transfer
sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut
dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Literatur ekonomi klasik
menyatakan bahwa harga jual sebaiknya sama dengan biaya marginal dan
beberapa penulis menyarankan harga transfer berdasarkan dengan biaya marginal.
Ketika suatu pusat laba di suatu perusahaan memberli produk dan menjual ke satu
sama lain, maka 2 keputusan yang harus diambil untuk setiap produk adalah
membuat keputusan sourcing dan keputusan harga transfer. Ada beberapa situasi
ideal yang membuat harga transfer berdasarkan harga pasar yang akan
menghasilkan keselarasan cita-cita, yaitu 1) orang-orang yang kompeten yang
dimana para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat
tanggung jawab mereka dan staf yang terlibat dalam negosiasi dan arbitrase harga
transfer juga harus kompeten. 2) atmosfer yang baik, yang dimana para manajer
harus menjadikan profibilitas sebagai cita-cita yang penting dan pertimbangan
yang signifikan dalam penilaian kinerja mereka dan juga harus memandang
bahwa harga transfer tersebut adil, 3) harga pasar yang dimana harga transfer yang
ideal adalah berdasarkan harga pasar normal dan mapan dari produk identik yang
sedang ditransfer dengan produk yang dikenakan harga transfer. Harga pasar
tersebut dapat diturunkan untuk mencerminkan penghematan dari penjualan di
dalam perusahaan. 4) kebebasan memperoleh sumber daya yang dimana para
manajer diizinkan dalam memilih alternatif yang paling baik untuk mereka.
Manajer pembelian harus bebas untuk menjual ke pihak luar serta kebijakan harga
transfer tersebut akan memberikan hak kepada setiap manajer pusat laba untuk
berurusan dengan baik dengan pihak di dalam maupun di luar perusahaan dan
kemudian pasar akan memberntuk suatu harga transfer. Metode yang optimal jika
pusat laba penjual dapat menjual seluruh produknya baik ke dalam maupun luar
perusahaan dan jika pusat laba pembelian juga mendapatkan bahan bakunya baik
dari dalam maupun luar perusahaan. 5) informasi penuh yang dimana para
manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada serta biaya dan pendapatan
yang relevan dari masing-masing alternatif tersebut. 6) negosiasi yang dimana
harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan negosiasi
“kontrak” antarunit usaha.
Terdapat 2 jenis transfer yaitu untuk jasa pusat yang harus diterima oleh
unit penerima dimana unit penerima dapat mengendalikan jumlah yang digunakan
palung tidak secara parsial, dan untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit
usaha apakah akan digunakan atau tidak. Unit usaha mungkin diharuskan untuk
menggunakan staf korporat untuk jasa-jasa seperti teknologi serta riset dan
pengembangan. Manajer unit usaha tidak dapat mengendalikan jumlah jasa yang
diterimanya. Ada 3 teori pemikiran yaitu bahwa suatu unit usaha harus membayar
biaya variabel standar dari jasa yang diberikan, menyarankan harga yang sama
dengan biaya variabel standar ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standar
yaitu biaya penuh, menyarankan harga yang sama dengan harga pasar atau biaya
penuh standar ditambah dengan margin laba. Alasan yang paling penting untuk
negosiasi adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai
kesepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi
utama dari manajemen lini. Alasan lainnya adalah untuk menegosiasikan harga
transfer adalah bahwa unit bisnis biasanya memiliki infomasi yang paling baik
mengenai pasar dan biaya-biaya yang ada, sehingga merupakan pihak yang paling
tepat untuk mencapai harga yang pantas.
Terkadanga ada kasus yang dimana unit usaha tidak dapat menyetujui
harga tertentu yaitu terdapat tingkat formalitas yang luas dalam arbitrase harga
transfer, membentuk suatu komite yang dimana harus memiliki tanggung jawab
menyelesaikan arbitrase harga transfer, meninjau alternatif perolehan sumber daya
yang mungkin ada, mengubah peraturan harga transfer bila perlu. Arbitrase harga
transfer merupakan tanggung jawab dari kelompok atau eksekutif tingkat atas
kantor pusat, karena keputusan arbitrase memiliki dampak yang sangat
mempengaruhi laba unit-unit usaha. Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu dalma sistem yang formal kedua pihak menyerahkan kasus secara
tertulis kepada pihak penengah. Arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-
masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan, kadang kala dengan bantuan
staf kantor yang lain. Terdapat juga 4 cara untuk menyelesaikan konflik yaitu
memaksa, membujuk, menawarkan, dan penyelesaian masalah. Untuk masalah
klasifikasi produk, perusahaan membagi produknya ke dalam 2 kelas yaitu kelas I
yang dimana seluruh produk untuk mana manajemen senior ingin mengendalikan
perolehan sumber daya. Biasanya produk yang bervolume besar, produk yang
tidak memiliki sumber dari luar, produk yang produksinya tetap ingin
dikendalikan oleh pihak manajemen demi alasan kualitas sedangkan kelas II
adalah seluruh produk lainnya. Biasanya produk yang dapat diproduksinya di luar
perusahaan tanpa adanya gangguan terhadap operasi yang sedang berjalan, produk
yang volumenya kecil, dan diproduksi dengan peralatan umum. Biasanya produk
kelas II akan ditransfer pada harga pasar.
BAB 7
Para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja, yang pertama
adalah mereka harus menghasilkan laba yang mencukupi dari sumber daya yang
digunakan dan yang kedua adalah mereka dapat menggunakan sumber daya
tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan tingkat pengembalian
yang memadai. Sebaliknya, mereka harus menghentikan pengunaan aktiva itu jika
laba tahunan yang diperkirakan dari penggunaan aktiva tersebut lebih rendah
daripada kas yang dapat direalisasikan dari penjualannya. Tujuan dari
menghubungkan laba dengan investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit
usaha guna mencapai sasaran-sasaran tersebut. Terdapat 2 cara dalam
menghubungkan laba dengan aktiva yang digunakan, yaitu ROI dan EVA.
Tingkat pengembalian atas investasi ( ROI ) adalah suatu rasio perbandingan.
Pembilangnya adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan.
Penyebutnya adalah aktiva yang digunakan. Sedangkan untuk EVA adalah nilai
tambah ekonomi adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh dengan
mengurangkan beban modal ( capital charge ) dari laba operasi bersih ( net
operating profit ).
Untuk aset-aset yang disewagunakan, laba sebelum pajak dari unit usaha
tersebut akan menurun akibat beban sewa baru yang lebih tinggi daripada beban
penyusutan yang dihilangkan. EVA-nya akan naik karena biaya yang lebih tinggi
tersebut akan diimbangi oleh penurunan beban modal yang dihilangkan. Oleh
karena itu, para manajer unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada
memiliki aktiva ketika beban harga yang terkandung dalam biaya sewa lebih kecil
daripada beban modal yang dikenakan pada dasar investasi dari unit usaha.
Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan perjanjian pendanaan yaitu
perjanjian tersebut memberikan cara alternatif untuk menggunakan aktiva yang
seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan utang dan modal. Sewa guna usaha
finansial, yaitu sewa guna usaha jangka panjang yang setara dengan nilai sekarang
dari arus beban sewa adalah sama dengan utang dan dilaporkan juga dalam
neraca.
Untuk aktiva yang menganggur, jika suatu unit usaha memiliki aktiva
yang menganggur yang dapat digunakan okeh unit lain, amka unit usaha tersebut
dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasinya.
Tujuan izin ini adalah untuk mendorong para manajer unit usaha guna melepas
aktiva menganggur ke unit lain yang mungkin memerlukannya. Namun, jika
aktiva tetap tersebut tidak dapat digunakan oleh unit lain, maka pemberian izin
untuk menjual atau mengganti aktiva tersebut akan menimbulkan tindakan-
tindakan yang disfungsional. Untuk kewajiban tidak lancar, sutau unit usaha
menerima modal permanennya dari kumpulan dana korporat. Korporat
memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor modal, dan laba
ditahan. Jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak dengan sumber
daya dari mana dana tersebut berasal. Pendanaan suatu unit usaha mungkin saja
merupakan hal yang aneh bagi unit usaha itu sendiri. Sedangakan untuk beban
modal, kantor ousat korporat menentukan tarif yang digunakan untuk menghitung
beban modal, untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan
campuran antara utang dan modal berbiaya lebih tinggi. Beberapa perusahaan
menggunakan tarif yang lebih rendah untuk modal kerja daripada untuk aktiva
tetap. Hal ini dapat mencerminkan penilaian bahwa modal kerja lebih kecil
resikonya daripada aset tetap, karena dananya disalurkan untuk periode yang lebih
pendek.
Unrtuk mengenai ROI dan EVA, ada tiga keuntungan dari ROI. Pertama
ROI merupakan pengukuran yang komprehensif di mana semua mempengaruhi
laporan keuangan tercermin dari rasio ini. Kedua, ROI mudah dihitung, mudah
dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian absolut. Ketiga, ROI merupakan
denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung
jawab terhadapa profibilitas, tanpa mempedulikan ukuran dan jenis usahanya.
Untuk EVA sendiri, ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul dari ROI.
Pertama, dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk
perbandingan investasi. Sebagai konsekuensinya, ROI menciptakan suatu bias ke
arah sedikit atau tidak ada ekspansi dalam bisnis berlaba tinggi, sementara pada
saat yang sama, unit unit berlaba rendah melakukan investasi pada tingkat di
bawah tingkat pengembalian yang jauh di bawah tingkat pengembalian ditolak
oleh unit-unit berlaba tinggi. Kedua, keputusan-keputusan yang meningkatkan
ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. Ketiga adalah
tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda
pula. Keempat adalah memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Ada beberapa alasan
mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting bagi
perusahaan, yaitu mengurangi resiko pengambilalihan, menciptakan nilai tukar
untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi dan mengurangi biaya modal. Mandat
terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para
manajer unit usaha untuk menciptakan dan meningkatkan EVA.
EVA dapat diukur dengan cara berikut yaitu : EVA = Laba Bersih – Beban
Modal. Ada beberapa tindakan yang dapat meningkatkan EVA yaitu peningkatan
ROI melalui business process reengineering dan productivity gains, tanpa
menaikkan dasar investasi, divestasi aktiva, produk dan atau bisnis yang ROI-nya
kurang dari biaya modal, investasi agresif yang baru dalam aktiva, produk dan
atau bisnis yang ROI-nya melebih biaya modal dan peningkatan penjualan margin
laba atau efisiensi modal atau penurunan persentase biaya modal tanpa
mempengaruhi variabel lain dalam persamaan.