DEFINISI
Proses asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi pelayanan
kesehatan dan dapat melibatkan berbagai unit keraj dan pelayanan. pengintegrasian
dan koordinasi aktifitas asuahnpasien menjadi tujuan agar menghasilkan proses asuhan
pasien efisien, penggunaan yang lebih efektif SDM dan sumber daya lain, dan
kemungkinan asuhan pasien yang lebih baik.
Perencanaan yang teliti diperlukan untuk proses asuhan pasien agar mendapat
hasil yang optimal. Proses perencanaan menggunakan data dan asesemen awal pasien
dan asesmen ulang periodik untuk menetapkan dan menyusun prioritas
pengobatan,prosedur,asuhan keperawatan, dan asuhan lain untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Rencana asuhan dikembangkan dalam 24 jam setelah pasien
diterima dirawat inap, dicatat dalam rekam medis, dan rencana diperbarui sesuai
dengan prubahan kondisi pasien.
Rencana asuhan untuk seorang pasien harus terkait engan kebutuhannya yang
mungkin berubah akibat perbaikan klinis, informasi baru dari asesmen ulang yang rutin
(missal hasil laboraturium dan radiografi abnormal). Atau karna perubahan kondisi
pasien yang tiba-tiba(misal, penurunan kesdaran). Bila kebutuhan berubah, rencana
asuhan pasienpu berubah perubahan ditulis dalam rekam medis sebagai catatan pada
rencana awal perbaikan dan sasaran asuhan yang baru, atau dapat menjadi suatu
rencana yang baru.
Satu rencana asuhan tunggal dan terintegrasi yang mengukur pencapaian yang
diharapkan setiap disiplin, lebih baik daripada rencana terpisah oleh masing-masing
praktisi pelayanan untuk setiap pasien harus mencerminkan tujuan yang bersifat
individu, objektif, dan sasaran asuhan yang realistis untuk memungkinkan asesmen
ulang dan revisi rencana pelayanan.
Asuhan pasien dalam standar akreditasi rumah sakit versi 2018 harus
dilaksanakan berdasarkan pola pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered
Care) pasien adalah punya pelayanan dan profesional pemberi asuhan diposisiskan
mengelilingi pasien yakni dokter, perawat, bidan, gizi, apoteker, piñata anastesi, terapis
fisik, pastoral, dan sebagainya pemberi asuhan yang memberikan asuhan terintegrasi
dalam satu kesatuan sebagai tim interdisiplin dan kolaborasi interprofesional, dimana
dpjp dalam tim adalah sebagai ketua tim klinis, melakukan koordinasi, kolaborasi,
interpretasi, sintesis, review dan mengintegrasikan asuhan pasien.
2.2 Ruang lingkup Pemberi Asuhan Para Medis dan Penunjang Medis
Semua tenaga para medis perawat dan bidan yang melakukan asuhan pasien
perlu melakukan reasesmen ulang dalam setiap siff nya menggunakan, SOAP. Jika
pasien memerlukan terapi nutrisi atau monitoring gizi maka nutrisionis atau ahli gizi juga
menggunakan format SOAP dalam CPPT.
Pasa CPPT perlu di tuliskan : waktu (tanggal dan jam ), hasil reasesment
berdasarkan metode SOAP, serta di tandatangi oleh pemberi pelayanan dengan disertai
nama jelas. Medis menuliskan pada kolom CPPT dimulai pada garis tegas dan profesi
lain dimulai pada garis titik-titik medis harus, membaca hasil evaluasi profesi lain. Setiap
melai SOAP perlu dilampirkan tanda pemberi asuhan pelayanan, medis, paramedik, gizi
atau postoral.
1. Subjektive (S) :
Untuk medis dan perawat, lakukan anamnesa untuk mendapatlan keluahn
pasien saaat ini, riwayat penyakit yang lalu, riwayat penyakit keluarga.Tenaga
gizi melakukan anamnesa bagaimana asumsi dan keluhan pasien tetang
penyakit dan dieetnya dan pola makan,keaadan sosioekonomi,
lingkunagan,serta anamnesa diet (kebiasaan,pola frekuensi makan,bahan
makanan yang sering digunakan).Bagian pastoral melakukan anamnesa
mengenai pendapat pasien dan keluarga mengenai penyakitnya serta nilai-
nilai social,spiritual yang dianut pasien. Hasil anamnesa ini di tuliskan di
kolom S.
2. Objektive ( O) :
Lakukan pemeriksaan fisik dan kalau perlu pemeriksaan penunjang terhadap
pasein.antropometri( BB,TB,LILA,dll) biokimia klinis (Hasil diagnose dan
observasi) ditulisakan pada penilaian gizi. Hasil observasi terhadap perlaku
atau sikap pasien dalam menghadapi penyakitnya juga dapat dituliskan bagi
mereak yang mendapatakan pelayanan pastoral.Tulis pada kolom O.
3. Assesmen ( A ) :
Buat kesimpulan dalam bentuk suatu diagnosis kerja,diagnosis diferensial,
atau suatu penilaian keadaan berdasarkan hasil nilai S dan O untuk
KSM.Sementara perawat mengkaji adalah maslah keperawaatan yang perlu
di interpensi misalnya penurunan kesadaran,ketidakefetifan jalan nafas,
gangguan jemodinamik,gangguan ointegritas kulit, peningkatan suhu
tubuh,dsb.Assesmen gizi berupa diagnosis klinis penyakit,gizi(Status
gizi,Pemenuhan gizi terhadap kebutuhan).Isi dikolom A.
4. Plan ( P ) :
Tuliskan rencana iagnostik, encana terapi / tindakan ,rencana monitoring dan
rencana edukasi. Bagi medis, Menuliskan perinta untuk eberian obat,terapi
nutrisi, dan asuhan keperawatan, maupun rencana pemeriksaan diagnostic.
Para medis menuliskan asuhan keperawatan dan monitoring yang akan
dilakukan, serta edukasi untuk masalah keperawatan pasien.Planning gizi
menuliskan tujuan diet,prinsip diet,strategi penyuluhan/konseling,dan
strategi/prosedur monitoring terapi gizi.
Contoh SOAP medis :
S : Sesak nafs sejak tiga jam yang lalu,riwayat asma bronchialis sejak 5 tahun
yang lalu
P : rencana diagnostic ( D)
Rencana edukasi ( E )
S : nafsu makan kurang.., kebiasaan makan pada malam hari..,pola makan tidak
teratur,suka makanan manis.
\
BAB IV
DOKUMENTASI
Catatan dokter maupun professional pemberi asuhan lain dengan metode SOAP
terdokumentasi dalam status RM pasien di lembar CPPT baik rawat inap dan rawat
jalan.Semua CPPT ini akan di evaluasi secara periodik .
Ditetapkan di : Martapura