Anda di halaman 1dari 7

MODUL 1

PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS SD

Kegiatan Belajar 1
Tinjauan Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD

Jumlah pokok bahasan dalam kurikulum IPS SD tahun 1994 lebih sederhana dibandingkan
dengan kurikulum IPS SD yang disempurnakan 1986, pengembang kurikulum (guru) lebih
leluasa di dalam mengembangkan kurikulum karena kurikulum 1994 tidak menempatkan
alokasi waktu berdasarkan pokok bahasan melainkan alokasi waktu per caturwulan, serta di
dalam penyampaian materi (kedalaman dan keluasan materi) guru diberi kebebasan selama
pokok bahasan tersebut masih dalam satu caturwulan.

Sejak Kurikulum 1975 materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam IPS dipisahkan dan
dimasukkan dalam Kurikulum Pendidikan Moral Pancasila sampai dengan sekarang, dan
mengalami perubahan nama, yaitu Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sejak Kurikulum 1986 menjadi Sejarah Nasional
dijadikan subbidang studi IPS dan diajarkan secara terpisah sejak kelas 4, pemisahan ini
dilandasi dengan pandangan bahwa cukup sulit memadukan topik-topik IPS dengan topik-
topik sejarah nasional. Hal ini disebabkan oleh penggunaan pendekatan yang berbeda.
Penyusunan materi IPS berdasarkan pendekatan spiral, sedangkan Sejarah Nasional
menggunakan pendekatan periodisasi. Sebenarnya jika digunakan pendekatan flashback
maka upaya pemaduan dengan topik IPS lebih memungkinkan karena adanya kemiripan
antara flashback dengan pendekatan spiral.

Dilihat dari struktur kurikulum, kurikulum IPS SD 1994 tidak terbentuk matriks horizontal
yang terdiri dari beberapa kolom, melainkan terbentuk format vertikal khususnya dalam
GBPP dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian pertama pendahuluan dan bagian kedua
program pengajaran IPS. Pendahuluan memuat rambu-rambu yang berkenaan dengan
operasional GBPP dan program pengajaran memuat substansi materi pokok setiap tingkatan
kelas.

Kurikulum IPS SD 1994 lebih banyak memberikan peluang kepada guru selaku pengembang
GBPP di lapangan maka terdapat beberapa teknik pengembangan materi, seperti
pengembangan materi berdasarkan konsep, berdasarkan isi (content), berdasarkan
keterampilan proses, berdasarkan masalah, berdasarkan kekhususan daerah, dan berdasarkan
pendekatan penemuan (inkuiri).

Kurikulum IPS SD 1994 menekankan beberapa hal sebagai berikut.

1. Membaca, menulis, dan berhitung.


2. Muatan lokal.
3. Ilmu pengetahuan dan Teknologi.
4. Wawasan Lingkungan.
5. Pengembangan nilai.
6. Pengembangan keterampilan
Kegiatan Belajar 2
Hakikat Pembelajaran IPS di SD

Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan diperlukan peningkatan dan


penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat
serta kebutuhan pembangunan.
Landasan penyusunan kurikulum IPS SD tahun 1994 tidak lepas dari Pendidikan Nasional
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945. UUD 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Sebagai perwujudan cita-cita nasional tersebut telah ditetapkan UUSPN yang berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. UUSPN menyatakan bahwa
penyelenggaraan pendidikan nasional adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah.
Dengan berlakunya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional serta peraturan pemerintah sebagai pedoman pelaksanaannya maka
kurikulum Pendidikan Dasar perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan
tersebut.
Dalam pembelajaran IPS di SD, seorang guru IPS hendaknya menguasai perbedaan konsep-
konsep esensial ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial atau studi sosial sehingga upaya
membentuk subjek didik sesuai tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai.
Perbedaan antara ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial/studi sosial, antara lain terletak
pada hal-hal berikut ini.

1. Pengertian
Pengertian IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek
kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang
ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang
ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan
yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang
pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli pada bidang ilmu sosial.
3. Pendekatannya
IPS menggunakan pendekatan interdisipliner atau multi disipliner dan lintas sektoral,
sedangkan ilmu sosial menggunakan pendekatan disipliner.
4. Tempat Pembelajaran
IPS diajarkan pada tingkat rendah sampai tingkat tinggi yaitu diajarkan mulai kelas III
SD sampai Perguruan Tinggi, sedangkan ilmu sosial dipelajari dan dikembangkan
pada tingkat Perguruan Tinggi.

Manfaat yang didapat setelah mempelajari IPS, antara lain berikut ini.

1. Pengalaman langsung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam sekitar


sebagai sumber belajar.
2. Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan
masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
3. Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.
4. Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai
anggota masyarakat.
MODUL 2
ESENSI KURIKULUM IPS SD 1994 KELAS 3 DAN 4

Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial Dalam Kurikulum IPS SD
kelas 3 dan 4

Anda telah mengikuti uraian materi pembahasan tentang fakta konsep dan generalisasi dalam
kurikulum SD 1994 kelas 3 dan 4. Di dalam pembahasan telah dikemukakan secara singkat
hal-hal yang berkenaan dengan bahan kajian IPS dan fungsi serta tujuannya. Kemudian,
diuraikan pula tentang pengertian fakta, konsep dan generalisasi secara umum di dalam IPS.
Karena bahan kajian kita diarahkan kepada bahan pemahaman kurikulum IPS SD maka
pembahasan lebih difokuskan kepada pengertian konsep-konsep dasar dan generalisasi dalam
bidang-bidang kajian IPS sesuai dengan tuntutan kurikulum, yaitu Sosiologi, Antropologi,
Ekonomi, Geografi, Tata Negara dan Sejarah. Perlu dipahami bahwa kita tidak membahas
fakta konsep dan generalisasi di dalam kajian ilmu-ilmu sosial yang berorientasi kepada
disiplin ilmu maka orientasi kajian diarahkan kepada pandangan multidisipliner. Ini berarti
bahwa dalam kajian salah satu topik di dalam GBPP mungkin konsep-konsep dan
generalisasi yang digunakan diambil dari satu atau lebih bidang kajian, misalnya untuk topik
“Keluarga” kita bisa mendekatinya dari perspektif Antropologi dan Sosiologi. Demikian juga
halnya dengan topik-topik lainnya. Dalam pembahasan Kegiatan Belajar 1 ini juga
dikemukakan sekadar beberapa contoh upaya mengidentifikasi fakta, konsep, dan
generalisasi dari beberapa topik/subtopik. Tentu saja pengembangan lebih luas dan mendalam
bisa Anda diskusikan di dalam kegiatan perkuliahan di kelas.
Kegiatan Belajar 1 ini diakhiri dengan tugas kelompok, yang harus dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa dalam kelompoknya secara bersama-sama. Diharapkan dari hasil pekerjaan tugas
kelompok ini seluruh mahasiswa memperoleh satu gambaran menyeluruh tentang fakta,
konsep, dan generalisasi kurikulum IPS SD 1994 untuk kelas 3 dan 4.

Kegiatan Belajar 2
Nilai dan Sikap serta Keterampilan Intelektual Personal, Sosial dalam Kurikulum IPS
SD 1994

Dalam pembahasan secara singkat tentang pengertian nilai dan sikap, perbedaan antara nilai
dan sikap.

Nilai itu bersifat umum dan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap objek dan terhadap
orang lain, sedangkan sikap berkenaan dengan hak-hak yang khusus. Nilai-nilai merupakan
ukuran bagi seseorang dan cita-citanya, tujuan hidupnya, aspirasinya yang dinyatakan,
sikapnya yang tampak, perasaannya yang diutarakan serta dari perbuatan yang dilakukannya.
Pengajaran nilai memerlukan skill dengan memperhatikan kesesuaian bahan pengajaran
dengan kehidupan sehari-hari. Bahan acuan bukan hanya kepada kurikulum yang tertera
dalam rancangan formal, tetapi juga kepada Hidden Curriculum dengan mempertimbangkan
pula potensi anak.
Sikap memiliki rumusan berbeda-beda karena sifatnya yang telah kompleks. Sikap
merupakan keseluruhan dari kecenderungan, perasaan, pemahaman, gagasan, rasa takut, rasa
terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. Sikap jua merupakan kesiapan untuk
memperlakukan sesuatu objek. Di dalamnya terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan
kecenderungan bertindak.
Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya, tetapi harus dipahami bahwa
sesuatu sikap timbul karena banyak nilai (values). Dari setiap topik dan subtopik kita dapat
mengungkapkan hal-hal yang bersangkutan dengan pembentukan nilai dan sikap pada siswa
disertai contohnya.
Melalui proses kegiatan belajar-mengajar yang tepat yang dikelola guru dengan terencana
dan terprogram diharapkan hasil belajar siswa juga menghasilkan keterampilan-keterampilan
yang fungsional, yaitu keterampilan intelektual, personal, dan sosial.
Keterampilan-keterampilan ini sangat esensial sifatnya, baik bagi pencapaian kualitas hasil
belajar siswa maupun bagi pembentukan kepribadian siswa sendiri.
Sebagai sumber kajian materi para mahasiswa disarankan menggunakan bahan kajian yang
biasa digunakan di sekolah-sekolah masing-masing.

Kegiatan Belajar 3
Contoh Keterkaitan antara Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap, dan
Keterampilan Intelektual, Personal, Sosial dalam Konteks Pendidikan IPS SD Kelas 3
dan 4
Pada bagian awal uraiannya dikemukan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara isi
bahan pengajaran (subject matter) dengan fakta, konsep dan generalisasi. Isi bahan
pengajaran memberi makna kepada fakta, konsep dan generalisasi, isi bahan pengajaran akan
lebih mudah dipahami dan lama diingat jika berfokus kepada gagasan kunci, seperti konsep
dan generalisasi. Dalam perkembangan IPS dewasa ini diakui bahwa kekuatan pengajaran
IPS itu terletak di dalam kemampuannya untuk mengungkapkan sesuatu yang meaningful,
value based, terintegrasi, menantang (challenging), dan aktiva. Artinya materi IPS harus
berlandaskan nilai, mengungkapkan fakta, dan materi secara keseluruhan yang esensial,
terpadu (sebagaimana aspek-aspek dalam kehidupan manusia dan melibatkan segenap potensi
aktif siswa). Dengan demikian, IPS berkontribusi kepada pengembangan keterampilan siswa
(intelektual, personal, dan sosial) adalah tanggung jawab guru sebagai pengembang
kurikulum untuk mengolah materi IPS ini agar memenuhi harapan seperti dikemukakan di
atas.
Untuk itu diperlukan perencanaan terperinci yang memberikan gambaran kepada kita bahwa
semua aspek seperti disebut dalam judul Kegiatan Belajar 3 ini dapat terungkapkan.
Dalam rangka mencapai harapan seperti itulah dalam kegiatan belajar ini dikemukakan salah
satu alternatif dari segi perencanaan, yaitu dengan menampilkan contoh-contoh yang
menunjukkan adanya keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan
keterampilan intelektual, personal dan sosial dalam kurikulum IPS SD 1994 khususnya untuk
kelas 3 dan 4.
Contoh-contoh tersebut dikaitkan dengan langkah-langkah pembelajaran agar dapat dipahami
bahwa muatan nilai, sikap dan keterampilan tidak akan terungkap jika tidak ditunjukkan
dalam aktivitas belajar mengajar secara nyata.

Anda mungkin juga menyukai