PENDAHULUAN
1
berkembangnya penyakit tertentu) dan berkaitan dengan datangnya musim
penghujan. Di Indonesia penyakit ini mulai menyerang beberapa minggu
setelah datangnya musim penghujan. Endemi mencapai angka tertinggi pada
sebulan setelah curah hujan mencapai puncak tertinggi untuk kemudian
menurun sejalan dengan menurunnya curah hujan. KLB di Indonesia
umumnya terjadi mulai Oktober-April. Ketika DBD mulai mewabah di
suatu wilayah, kerapkali menimbulkan kepanikan dalam masyarakat.
Instansi kesehatan seperti Rumah Sakit, puskesmas dan klinik kewalahan
menangani pasien.2,3
Jumlah Kabupaten/Kota yang terjangkit Demam Berdarah Dengue
Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2008-2011 ada 24 kab/kota. Pada
tahun 2014, jumlah penderita DBD di seluruh wilayah di Kota Makassar ada
273 kasus dengan angka kesakitan/IR= 19,6 per 100.000 penduduk di
antaraya terdapat 11 kasus kematian karena DBD, jumlah tersebut
meningkat di Bandung tahun 2013 dan 2014 sebanyak 75 dan 86 kasus
dengan angka kesakitan 6,3 per 100.000 penduduk dan terdapat 4 kematian.5
Penyakit DBD mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering
terjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibata penanganannya
yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengan
dengue hemoragic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue (DD)
dan dengue shock syndrome (DSS).2
Penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah
pasien dan semakin luas penyebarannya. Hal ini karena masih tersebarnya
nyamuk Aedes aegypthi di seluruh pelosok tanah air.1,3
2
3. Bagaimana tingkat pengetahuan keluarga dalam menyikapi penyakit
demam berdarah dengue?
4. Bagaimana hasil dari terapi yang diberikan kepada penderita demam
berdarah dengue?
5. Bagaimana upaya pencegahan yang dilakukan pada penderita demam
berdarah dengue?
3
1.3.3 Komunikasi efektif (Kompetensi 3) : Mahasiswa mampu melakukan
komunikasi, pemberian informasi dan edukasi pada individu,
keluarga, masyarakat dan mitra kerja dalam pengendalian Demam
Berdarah Dengue.
1.3.4 Pengelolaan Informasi (Kompetensi 4) : Mahasiswa mampu
memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi
kesehatan dalam praktik kedokteran.
1.3.5 Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran (Kompetensi 5) : Mahasiswa
mampu menyelesaikan masalah pengendalian Demam Berdarah
Dengue secara holistik dan komprehensif baik secara individu,
keluarga maupun komunitas berdasarkan landasan ilmiah yang
mutakhir untuk mendapatkan hasil yang optimum.
1.3.6 Keterampilan Klinis (Kompetensi 6) : Mahasiswa mampu melakukan
prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah Demam Berdarah
Dengue dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan
diri sendiri, dan keselamatan orang lain.
1.3.7 Pengelolaan Masalah Kesehatan (Kompetensi 7) : Mahasiswa mampu
mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat
secara komprehensif, holistik, koordinatif, kolaboratif dan
berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
4
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan laporan Studi Kasus ini adalah dapat
menerapkan penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan
pendekatan kedokteran keluarga secara komprehensif dan holistik, sesuai
dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, berbasis evidence based
medicine (EBM) pada pasien dengan mengidentifikasi faktor risiko dan
masalah klinis serta prinsip penatalaksanaan pasien DBD dengan
pendekatan diagnostik holistik di Puskesmas Pertiwi.
5
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah
daerah dan instansi kesehatan beserta paramedis yang terlibat di
dalamnya mengenai pendekatan diagnosis holistik penderita DBD.
4. Bagi Pembelajar Studi Kasus (Mahasiswa)
Sebagai pengalaman berharga bagi penulis sendiri dalam rangka
memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai Evidence Based
Medicine dan pendekatan diagnosis holistik DBD serta dalam hal
penulisan studi kasus.