Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang besar dan memiliki jumlah penduduk yang
cukup besar pula. Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan
terletak pada kondisi geografis yang cukup strategis dimana daerah Indonesia
menjadi kawasan lalu lintas perdagangan dunia. Keadaan seperti ini sangat menarik
infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum lainnya. Dari perspektif sosial,
pembayaran pajak digunakan untuk membiayai fasilitas atau aset public (Lanis &
Salah satu wajib pajak di Indonesia adalah perusahaan. Pajak yang dibayar
oleh perusahaan didasari dari perolehan laba perusahaan itu sendiri. Hal ini menjadi
sebuah dilema bagi manajemen dan pemilik perusahaan, karena pajak secara
langsung mengurangi pendapatan perusahaan (Dharma & Noviari, 2017). (Lanis &
berarti semakin besar beban pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
Penghindaran pajak merupakan segala jenis aktivitas dan transaksi yang dapat
Pada dasarnya tax avoidance bukan merupakan suatu hal yang melanggar
hukum namun keberadaan tax avoidance tidak diinginkan karena dengan adanya tax
merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih dan sudah jadi rahasia umum
Avoidance adalah cara untuk menghindari pembayaran pajak secara legal yang
dilakukan oleh Wajib Pajak dengan cara mengurangi jumlah pajak terutangnya tanpa
legitimasinya di mata stakeholder. Pajak dan CSR memiliki kemiripan dalam hal
umum dan tata cara perpajakan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
demikian, seluruh warga negara memiliki peran penting dalam tugasnya membayar
4
perilaku penggelapan pajak dan penghindaran pajak mestinya tidak menjadi karakter
dari warga Negara. Perusahaan juga merupakan warga negara yang memiliki
tanggung jawab dalam membayar pajak dengan benar. Salah satu sebab masih
rendahnya angka tax ratio Indonesia mungkin disebabkan salah satunya oleh perilaku
Karakteristik sebuah perusahaan juga merupakan salah satu faktor yang dapat
karakteristik perusahaan yaitu capital intensity ratio atau rasio intensitas modal.
pada aset tetap. Aset tetap yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan
memotong pajak akibat dari penyusutan aset tetap perusahaan setiap tahunnya.
Hampir seluruh aset tetap akan mengalami penyusutan yang akan menjadi biaya
adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan dalam perhitungan pajak
perusahaan. Artinya semakin besar biaya penyusutan akan semakin kecil tingkat
pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Hal tersebut berdampak pada perusahaan
dengan tingkat rasio intensitas modal yang besar menunjukan tingkat pajak efektif
yang rendah, dengan tingkat pajak efektif yang rendah mengindikasikan perusahaan
mempengaruhi Tax Avoidance pada suatu perusahaan. Dalam penelitian ini penulis
(Sari & Adiwibowo, 2017) dan (Khairunisa, Hapsari, & Aminah, 2017) yang
responsibility aspek social. Hasil ini mejelaskan bahwa semakin tinggi perusahaan
melakukan aktivitas Corporate social responsibility, maka akan semakin tinggi sikap
tanggung jawab yang dimiliki perusahaan dicerminkan dalam sikap patuhnya dalam
membayar jumlah beban pajak yang telah ditetapkan atau dapat disimpulkan
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Nugraha & Meiranto, 2015) dan
(Muzakki & Darsono, 2015) yang menyatakan capital intensity berpengaruh terhadap
penghindaran pajak perusahaan karna semakin besar asset tetap perusahaan yang
dimiliki, maka semakin besar kapasitas produksinya. Hal ini akan mengakibatkan
pajak yang harus dibayar perusahaan. Namun berbeda dengan penelitian yang
6
dilakukan oleh (Wiguna & Jati, 2017) menyatan capital intensity tidak berpengaruh
Capital intensity yang diproksikan dengan jumlah aset tetap tidak mempengaruhi
tindakan penghindaran pajak perusahaan. Perusahaan yang memiliki aset tetap yang
besar bukan digunakan perusahaan sebagai pengurang pajak karena biaya penyusutan
yang melekat pada aset tetap, melainkan untuk menunjang kegiatan operasional
perusahaan.
Selanjutnya yang terakhir yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Nugraha &
Meiranto, 2015) dan (Nursari, Diamonalisa, & Sukarmanto, 2016) yang menyatakan
yang berasal dari sumber dana eksternal berakibat pada munculnya beban bunga oleh
perusahaan. Beban bunga yang muncul digunakan perusahaan sebagai insentif pajak
yang akan mengurangi laba kena pajak perusahaan. Semakin tinggi penggunaan utang
dari pihak eksternal perusahaan maka semakin besar beban bunga yang harus
tindakan penghindaran pajak (tax avoidance). Namun berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Faizah & Adhivinna, 2017) menyatakan leverage tidak berpengaruh
kesimpulan yang berbeda, (Muzakki & Darsono, 2015) dan (Nugraha & Meiranto,
terhadap penghindaran pajak, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Wiguna & Jati, 2017) yang menjelaskan bahwa capital intensity tidak
oleh (Nursari et al., 2016) dan (Nugraha & Meiranto, 2015) menunjukan hasil bahwa
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Faizah & Adhivinna, 2017) bahwa variabel
Selain itu alasan peneliti melakukan replikasi penelitian ini karena terdapat
menuturkan, berdasarkan data 2011 lalu, dari 3.037 wajib pajak sektor pertambangan
mineral batubara dan migas, ada 2.900 wajib pajak yang tidak lapor SPT. Sementara
pada 2015, wajib pajak sektor pertambangan mineral batubara dan migas yang
melapor SPT hanya 2.500. Sedangkan 3.600 wajib pajak lainnya tidak lapor SPT.
"Anda bayangkan saja perusahaan skala minerba dan migas masih banyak yang
tingkat kepatuhanya belum memuaskan," kata Ken. Pemerintah ucap ia, telah
menambahkan variabel ini karena sesuai dengan saran penelitian terdahulu untuk
Penggunaan utang yang berasal dari sumber dana eksternal berakibat pada munculnya
beban bunga oleh perusahaan. Beban bunga yang muncul digunakan perusahaan
sebagai insentif pajak yang akan mengurangi laba kena pajak perusahaan.
9
Semakin tinggi penggunaan utang dari pihak eksternal perusahaan maka semakin
besar beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan sehingga mengindikasikan
Perbedaan yang kedua yaitu terletak pada tahun pengambilan sampel. Pada
sesungguhnya terjadi.
Perbedaaan yang ketiga pada objek perusahaan yang akan diteliti. Penelitian
Dan perbedaan yang keempat yaitu alat statistik. Pada penelitian sebelumnya
tidak disebutkan menggunakan alat statistik apa, sedangkan penelitian yang akan
menyediakan beragam jenis grafik statistik yang bisa mengakomodirdata numerik dan
memiliki keunggulan yang kompetitif dipasar global, sebab Indonesia masuk kedalam
jajaran produsen terbesar dunia untuk beberapa komoditas tambang. Selain itu banyak
kepatuhan dari para Wajib Pajak Badan di sektor pertambangan masih jauh dari
banyak yang belum memuaskan," ungkap Ken dalam konferensi pers di kantor
Pajak, sampai saat ini masih ada WP Badan sektor pertambangan mineral dan
batubara yang masih memiliki Pajak Penghasilan (PPh) terutang di atas Rp500 juta
mencapai tiga WP Badan. "Untuk yang Rp100-Rp500 juta, itu ada sembilan WP
Badan, dan di bawah Rp100 juta itu masih ada 2.565 WP Badan," ungkapnya.
Sedangkan dari total jumlah WP pertambangan mineral dan batu bara, baru 987 WP
yang mengikuti program kebijakan pengampunan pajak, dengan total nilai tebusan
gas bumi, dari total 1.114 WP pertambangan minyak dan gas bumi, baru 68 WP yang
mengikuti program tax amnesty, dengan total nilai tebusan mencapai Rp40 miliar.
(Yoga, 2016a).
pertambangan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-
2017?
tahun 2013-2017 ?
berikut :
1. Bagi Peneliti
ilmu akuntansi dan sebagai bahan untuk menambah wawasan serta pemahaman
2. Bagi Perusahaan
mengambil keputusan untuk setiap tindakan tax avoidance yang akan dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori legitimasi merupakan salah satu teori yang banyak disebutkan dalam
individu dan kelompok masyarakat. Hal ini mengindikasi adanya kontrak sosial
Perusahaan menjalankan kontrak sosial harus menyesuaikan dengan nilai dan norma
yang berlaku agar berjalan dengan selaras (Nugraha & Meiranto, 2015).
perusahaan. Hal ini sejalan dengan legitimacy theory yang menyatakan bahwa
meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-
norma masyarakat. Teori legitimasi juga menjelaskan bahwa nilai-nilai sosial dan
reaksi terhadap batasan dan norma mendorong pentingnya perilaku organisasi dengan
pada kegiatan organisasi dengan norma- norma yang ada pada lingkungan sosial
Dasar teori legitimasi adalah “kontrak sosial” yang terjadi antara perusahaan dengan
kedua sistem tersebut, maka akan muncul ancaman terhadap legitimasi perusahaan.
cara melakukan aktivitas tanggung jawab sosial atau yang sering disebut sebagai
Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satu bentuk tanggung jawab sosial
kepada masyarakat melalui pemerintah dengan cara membayar beban pajak sesuai
dengan ketentuan, dan juga tidak melakukan penghindaran pajak. Karena dana pajak
akan digunakan oleh pemerintah untuk melaksanakan tugas Negara di berbagai sektor
Legitimasi merupakan hal yang sangat diinginkan oleh perusahaan. (Jessica & Toly,
2014) menjelaskan bahwa perbedaan antara organisasi dan nilai-nilai sosial dapat
Legitimasi penting untuk menjamin arus modal masuk, tenaga kerja, dan kebutuhan
tindakan agresivitas pajak dan CSR. (Hidayat, Ompusunggu, & Suratno, 2016) dalam
semua stakeholder organisasi, oleh karena itu merupakan tanggung jawab manajerial
pemerintah. Salah satunya adalah dengan cara mengikuti semua peraturan yang
dibuat oleh pemerintah, ketaatan membayar pajak, dan tidak melakukan penghindaran
pajak.
sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan (Jessica & Toly, 2014). Teori
terkena dampak tindakan mereka. Agar perusahaan mampu berkembang dan bertahan
tetapi juga semua pihak yang dipengaruhi oleh keputusan bisnis. Menurut teori
Oleh karena itu CSR harus dilakukan oleh semua perusahaan (Nugraha & Meiranto,
2015).
wajib melakukan imbal balik kepada pemerintah dengan cara pembayaran pajak
lingkungan sekitar juga harus terjalin dengan baik agar perusahaan dapat
hubungan dengan masyarakat dapat dilakukan dengan kegiatan CSR, baik berupa
bantuan fisik maupun materi yang kiranya dapat digunakan masyarakat untuk
kepada masyarakat dan lingkungan sosial dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut
peduli terhadap keadaan sekitar dan bertanggung jawab pada masyarakat dan
publik maka perusahaan tersebut dapat disebut sebagai perusahaan yang peduli pada
melakukan tindakan agresivitas pajak sehingga dana yang terkumpul dari pajak dapat
sebagai kontrak antara satu atau beberapa orang (pemberi kerja atau principal) yang
memperkerjakan orang lain (agen) untuk melakukan sejumlah jasa dan memberikan
informasi antara manajer (agen) dan pemegang saham (principal) karena manajer
lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan
kewenangan (principal) dengan pihak yang diberi kewenangan (agen). dalam teori
19
agensi atau keagenan terdapat kontrak atau kesepakatan antara pemilik sumber daya
dengan manajer untuk mengelola perusahaan dan mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu memaksimalkan laba yang akan diperoleh, sehingga kadang kala manajer
melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut baik cara yang baik ataupun
Teori agensi muncul ketika ada sebuah perjanjian hubungan kerja antara
principle yang memiliki wewenang dengan agent atau pihak yang diberi kewenangan
karena manajer dianggap lebih memahami dan mengetahui keadaan perusahaan yang
apa yang sebenarnya. Hal ini bisa saja dilakukan untuk menguntungkan manajer dan
menutupi kelemahan kinerja manajer. Tindakan manajer yang seperti ini biasanya
berbagai hal yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, salah satunya dalah kebijkan
untuk menghitung dan melaporkan pajaknya sendiri. Penggunaan sistem ini dapat
menjadi lebih rendah sehingga beban pajak yang ditanggung perusahaan semakin
kecil. Hal ini dilakukan pihak agent karena adanya asimetris informasi dengan pihak
kerjasama dengan principle karena adanya manajemen pajak yang dilakukan agent
masing-masing. Pada penelitian ini, konflik tersebut terjadi terhadap kepentingan laba
menghasilkan laba yang cukup signifikan dengan beban pajak yang rendah. Dua
sudut pandang berbeda inilah menyebabkan konflik antar fiskus sebagai pemungut
pajak dengan pihak manajemen perusahaan sebagai pembayar pajak (Nursari et al.,
2016).
hukum. (Nugraha & Meiranto, 2015) menyatakan bahwa konsep CSR dikenal sejak
awal 1970, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik
kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan
kemitraan. CSR dapat dikatakan sebagai hubungan timbal balik dari aktifitaas operasi
peningkatan kualitas kehidupan (Nugraha & Meiranto, 2015). (Lanis & Richardson,
Ada banyak penafsiran mengenai definisi CSR. Secara umum, CSR dapat
nilai jangka panjang. Menurut (Sari & Adiwibowo, 2017) CSR merupakan suatu
bertindak etis, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerja serta keluarganya.
Kemudian menurut (Dharma & Noviari, 2017) CSR adalah bagaimana perusahaan
22
mengelola proses bisnis untuk menghasilkan dampak positif secara keseluruhan pada
komitmen terhadap aktivitas bisnis untuk bertindak secara etis, berkontribusi dalam
peneliti untuk lebih dalam mempelajari keadaaan ini. Pengungkapan CSR merupakan
40 tahun 2007, yang menyatakan bahwa semua perseroan wajib untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan. Dalam
pandangan bisnis bahwa pembayaran CSR dan pajak adalah cost of doing business
yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat
melalui penyediaan barang dan jasa untuk masyarakat (public goods and services),
maka perusahaan akan merencanakan CSR dan pajak seefisien mungkin dan
dimungkinkan untuk memilih salah satu dari keduanya. (Hidayat et al., 2016)
yang tidak bertanggung jawab secara sosial. Perusahaan yang mengungkap CSR
rendah mampu melakukan strategi pajak yang lebih agresif dibanding perusahaan
dengan tingkat CSR yang tinggi. Sementara itu, perusahaan yang melakukan
23
masyarakat. Teori legitimasi menunjukkan bahwa ketika ada perbedaan antara aksi
mempertahankan hubungan dalam lingkungan sosial dan politik yang lebih luas di
tempat mereka beroperasi dan tanpa legitimasi mereka tidak akan bertahan. Sejumlah
pengungkapan CSR dan perhatian publik yang timbul dari perilaku perusahaan yang
mengamati bahwa tingkat yang lebih tinggi dari perhatian media (sebagai indikator
yang menjadi perhatian publik) yang signifikan adalah terkait dengan pengungkapan
menginvestasikan asetnya dalam bentuk aset tetap dan persediaan. Capital Intensity
atau intensitas modal mencerminkan seberapa besar modal yang dibutuhkan untuk
pajak yang dibayarkan perusahaan karena adanya biaya depresiasi yang melekat pada
aset tetap. Biaya depresiasi dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk meminimumkan
pajak yang dibayar perusahaan. Manajemen akan melakukan investasi aset tetap
keuntungan berupa biaya depresiasi yang berguna sebagai pengurang pajak . Kinerja
perusahaan akan meningkat karena adanya pengurangan beban pajak dan kompensasi
kinerja manajer yang diinginkan akan tercapai. Aset tetap perusahaan memungkinkan
perusahaan untuk mengurangi pajaknya akibat dari penyusutan yang muncul dari aset
tetap setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat aset
tetap yang tinggi memiliki beban pajak yang lebih rendah dibandingkan perusahaan
yang mempunyai aset tetap yang rendah. Perusahaan yang lebih menekankan pada
investasi berupa aset tetap akan memiliki tarif pajak efektif yang rendah (Dharma &
Noviari, 2017).
Seperti yang disebutkan oleh (Muzakki & Darsono, 2015) bahwa menurut
teori agensi setiap individu akan bertindak untuk kepentingan diri mereka sendiri.
Dalam teori agensi dijelaskan adanya perbedaan kepentingan antara pemilik saham
perusahaan. Dalam hal ini manajemen dapat memanfaatkan penyusutan aset tetap
meningkat karena adanya pengurangan beban pajak, dan kompensasi kinerja manajer
Karakteristik sebuah perusahaan juga merupakan salah satu faktor yang dapat
karakteristik perusahaan yaitu capital intensity ratio atau rasio intensitas modal
(Wiguna & Jati, 2017). Aset tetap yang dimiliki perusahaan memungkinkan
perusahaan memotong pajak akibat dari penyusutan aset tetap perusahaan setiap
tahunnya. Hampir seluruh aset tetap akan mengalami penyusutan yang akan menjadi
ini adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan dalam perhitungan pajak
perusahaan. Artinya semakin besar biaya penyusutan akan semakin kecil tingkat
pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Hal tersebut berdampak pada perusahaan
dengan tingkat rasio intensitas modal yang besar menunjukan tingkat pajak efektif
yang rendah, dengan tingkat pajak efektif yang rendah mengindikasikan perusahaan
2.1.7 Leverage
menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan
Adhivinna, 2017), leverage adalah penggunaan dana dari pihak eksternal berupa
hutang untuk membiayai investasi atau aset perusahaan. Penambahan hutang akan
bunga akan mengurangi laba sebelum pajak perusahaan, sehingga mengurangi pajak
perusahaan membiayai aset dengan dana pinjaman yang memiliki beban bunga.
merupakan jumlah utang yang dimiliki perusahaan untuk pembiayaan dan dapat
mengukur besarnya aktiva yang dibiayai utang. Perusahaan dengan leverage yang
tinggi mengindikasi perusahaan tersebut bergantung pada pinjaman luar atau utang,
modal sendiri. Besar kecilnya leverage pada perusahaan dapat mempengaruhi besar
kecilnya pajak yang dibayarkan perusahaan. Hal ini dikarenakan biaya bunga dari
utang dapat dikurangkan dalam menghitung pajak sehingga beban pajak menjadi
lebih kecil. Biaya bunga dapat mengurangi besarnya beban pajak, sehingga semakin
27
tinggi tingkat leverage akan menyebabkan Effective Tax Rate (ETR) menjadi lebih
baik itu sumber jangka panjang maupun jangka pendek. Leverage biasanya digunakan
yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik
penghasilan dalam jumlah rendah (menurut GAAP beban pajak akan ditemukan di
laporan laba rugi suatu perusahaan) relatif terhadap pendapatan sebelum pajak
perusahaan. Penghindaran pajak tidak selalu berarti bahwa perusahaan terlibat dalam
sesuatu yang tidak benar. Ada banyak ketentuan dalam pajak yang memungkinkan
mendorong perusahaan untuk mengurangi pajaknya. Selain itu, dalam prakteknya ada
banyak daerah di mana hukum tidak jelas, terutama untuk transaksi yang kompleks,
dan perusahaan dapat mengambil keuntungannya di mana hasil pajak akhir tidak pasti
legal karena banyak memanfaatkan loopholes yang ada dalam peraturan perpajakan
dapat meningkatkan profitabilitas dan arus kas. Namun hal tersebut menjadi dilema
28
etika ketika sebuah perusahaan melakukan penghindaran pajak. Jika suatu perusahaan
effective tax rates (ETR). ETR menggambarkan presentase total beban pajak
penghasilan yang dibayarkan perusahaan dari seluruh total pendapatan sebelum pajak
yang diperoleh perusahaan (Dharma & Noviari, 2017). ETR digunakan sebagai
proksi penghindaran pajak karena beberapa alas an, diantaranya adalah ETR menjadi
proksi yang sering digunakan untuk mengukur penghindaran pajak dalam penelitian-
penelitian terdahulu seperti penelitian yang dilakukan oleh (Sari & Adiwibowo,
2017), (Wiguna & Jati, 2017), (Pradnyadari & Rohman, 2015), (Nugraha &
Meiranto, 2015) dan (Muzakki & Darsono, 2015). Rendahnya ETR juga menjadi
menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang) dengan tulang
menjalankan kewajiban membayar pajak dengan benar. Namun demikian, dari sudut
29
pandang logika bisnis, mereka menganggap bahwa pajak adalah biaya pelaksanaan
usaha (cost of doing business). Model pemikiran ini akan menyebabkan perusahaan
pajak terutang untuk memaksimalkan laba sebelum pajak yang optimal. Strategi
Perusahaan selama ini beranggapan memiliki dua beban yang sama untuk
kepentingan kesejahteraan masyarakat yaitu beban pajak dan beban Corporate Social
Responcibility (CSR). Agar perusahaan tidak memiliki dua beban maka perusahaan
yang dapat mengurangi laba kena pajak. Seharusnya perusahaan tidak melakukan
membayar pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan, yakni dihitung dari besarnya
laba bersih sebelum pajak dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. Berdasarkan UU
No.16 Tahun 2009 tentang perubahan ke-empat atas Undang0undang No.6 Tahun
1983 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 Ayat 1
30
berbunyi pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi
1. Kewajiban untuk memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan apabila
wajib pajak badan melakukan kegiatan penyerahan barang kena pajak dan
atau jasa kena pajak dan ekspor barang kena pajak yang terutang, maka wajib
pajak badan tersebut dapat dikukugkan sebagai pengusahan kena pajak (PKP).
pada pasal 28 ayat 1 UU No. 28 tahun 2007, yaitu wajib pajak orang pribadi
yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan
(PPh Pasal 21/26, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23/26, dan PPh Final)
31
Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPn BM) yang khusus bagi PKP
hubungan dengan faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.
Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara
variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar
adalah penghindaran pajak perusahaan yang diukur dengan proksi effective tax rate
(ETR), sedangkan variable independen yang digunakan adalah CSR, capital intensity
dan leverage.
Penghindaran Pajak
Perusahaan merupakan salah satu wajib pajak yang memiliki kewajiban untuk
kepada masyarakat sebagai imbal jasa penggunaan sumber daya yang ada. Oleh
tidak melanggar hukum, tindakan tersebut dirasa tidak adil bagi masyarakat dan
beroperasi dan seharusnya dikenakan sanksi atau hukuman. Sesuai dengan teori
dilakukan sesuai dengan norma dan nilai masyarakat sehingga kegiatan yang
dilakukan dapat diterima oleh masyarakat. Salah satunya dapat ditunjukkan dengan
ketaatan membayar pajak sesuai dengan ketentuan dan tariff yang berlaku tanpa
melakukan tindakan agresivitas pajak yang dapat merugikan banyak pihak. Dengan
membayar pajak sesuai dengan ketentuan dan tariff yang berlaku, berarti perusahaan
telah berusaha membina hubungan yang baik dengan pemerintah sebagai pengumpul
bertanggung jawab sosial (Dharma & Noviari, 2017). Keputusan perusahaan untuk
sikapnya terhadap CSR. Penelitian yang dilakukan (Lanis & Richardson, 2012),
(Khairunisa et al., 2017), (Pradnyadari & Rohman, 2015) menemukan bahwa CSR
33
Disini juga (Muzakki & Darsono, 2015) menyatakan bahwa dalam teori
perusahaan merupakan bagian dari lingkungan sosial tersebut. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Salah satu usaha untuk mendapatkan
legitimasi dari masyarakat adalah dengan membayar pajak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku tanpa melakukan aktivitas penghindaran pajak yang bisa merugikan
banyak pihak.
Dengan membayar pajak dengan penuh kesadaran dan sesuai dengan nominal
yang ditetapkan, perusahaan juga telah membina hubungan yang baik dengan
pemerintah. Hal ini sejalan dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa
untuk kepentingan semua pihak atau stakeholder yang terkena dampak atas kegiatan
konsumen, dan pihak-pihak lain yang terkena dampak kegiatan perusahaaan. Salah
membina hubungan baik dengan pemerintah. Hal ini bisa dilakukan melalui ketaatan
perusahaan dalam membayar pajak dan tidak melakukan aktivitas penghindaran pajak
dalam bentuk aset tetap dan persediaan. Dalam penelitian ini capital intensity akan
diproksikan dengan intensitas aset tetap. Intensitas aset tetap adalah jumlah aset tetap
yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total aset perusahaan. Seperti yang
dijelaskan (Muzakki & Darsono, 2015) bahwa aset tetap perusahaan memungkinkan
perusahaan untuk mengurangi pajaknya akibat dari penyusutan yang muncul dari aset
beban pajak.
Seperti yang disebutkan oleh (Muzakki & Darsono, 2015) bahwa menurut
teori agensi setiap individu akan bertindak untuk kepentingan diri mereka sendiri.
Dalam teori agensi dijelaskan adanya perbedaan kepentingan antara pemilik saham
perusahaan. Dalam hal ini manajemen dapat memanfaatkan penyusutan aset tetap
meningkat karena adanya pengurangan beban pajak, dan kompensasi kinerja manajer
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan (Muzakki & Darsono, 2015) dan
(Nugraha & Meiranto, 2015) menemukan bahwa intensitas aset tetap berpengaruh
negatif terhadap effective tax rates (ETR). Hal ini berarti Capital intensity memiliki
pengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Yang artinya semakin tinggi capital
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wiguna & Jati, 2017) menyatakan
perusahaan dengan jumlah utang yang lebih banyak akan memiliki ETR yang lebih
rendah. Hal ini dikarenakan biaya bunga dapat mengurangi pendapatan perusahaan
sebelum pajak, dan tentunya akan mengurangi besarnya pajak yang harus dibayar.
(Nugraha & Meiranto, 2015) juga menyebutkan hubungan yang negative antara
leverage dan ETR. Namun keadaan ini dapat dimanfaatkan perusahaan untuk
memanipulasi besarnya biaya bunga agar laba yang diperoleh semakin kecil dan
beban pajak yang ditanggung semakin kecil pula. Penelitian yang dilakukan oleh
(Nugraha & Meiranto, 2015) dan (Nursari et al., 2016) menyatakan leverage
penelitian yang dilakukan oleh (Faizah & Adhivinna, 2017) menyatakan bahwa
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat secara ringkas pada gambar
Laporan Tahunan
Metode Analisis:
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Statistik Deskriptif
Uji Hipotesis
1. Uji F (Simultan)
2. Uji t (Parsial)
3. Koefisien Determinasi
Hasil Penelitian
Kesimpulan
37
Gambar 2.3
Model Penelitian
X1 e
H2
CSR
X2 H3 Penghindaran Pajak
Capital Intensity Y
X3
Leverage H4
H1
Keterangan :
2.4. Hipotesis
pajak perusahaan
pajak telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun masih jarang yang
mengaitkan antara CSR, capital intensity, leverage dengan penghindaran pajak yang
Beberapa peneliti telah diilakukan oleh peneliti, seperti (Dharma & Noviari,
2017) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa corporate social responsibility dan
tanggung jawab membayar jumlah pajaknya jauh lebih rendah maka hal tersebut
Penelitian juga dilakukan oleh (Wiguna & Jati, 2017). Yang menunjukan
penghindaran pajak, perusahaan yang memiliki aset tetap yang besar bukan
perusahaan.
penelitian ini menunjukan bahwa kualitas audit dan corporate social responsibility
Penelitian juga dilakukan oleh (Novitasari et al., 2016). Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa return on asset (ROA) dan kompetensi komite audit berpengaruh
terhadap tax avoidance, sedangkan variable leverage, dan komite audit tidak
Berikutnya penelitian juga dilakukan oleh (Nugraha & Meiranto, 2015). Hasil
perusahaan yang besar akan menjaga nama baik perusahaan di mata publik.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa corporate social responsibility (CSR) dan
Arias, 2014). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Secara keseluruhan, hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini menyoroti sensitivitas faktor penentu tarif pajak efektif
perusahaan ke tingkat tarif pajak tertentu. Lebih konkret, untuk perusahaan dengan
ETR yang lebih rendah, variabel yang paling berpengaruh adalah ukuran, intensitas
2012). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bersama dengan agresivitas pajak
41
menjadi variabel yang signifikan dalam banyak bidang penelitian akuntansi, studi
Secara keseluruhan, hasil kami secara konsisten menunjukkan positif dan hubungan
yang signifikan secara statistik antara agresivitas pajak dan pengungkapan TSP,
perusahaan.
42
Tabel 2.5
Tabel Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
No Tahun Judul Hasil
dan Sumber
1 2017 Nyoman Budhi Setya Pengaruh Corporate Menjelaskan bahwa
Dharma & Naniek Noviari Social Responsibility corporate social
E-Jurnal Akuntansi dan Capital Intensity responsibility dan capital
Universitas Udayana Terhadap Tax intensity berpengaruh
Vo.18.1. Januari (2017) : Avoidance terhadap tax avoidance.
529-556 ISSN: 2302-8556 (Dharma & Noviari, 2017)
2 2017 Lie Liana Permata Sari & Pengaruh Corporate Corporate Social
Agustinus Santosa Social responsibility responsibility (CSR)
Adiwibowo Terhadap berpengaruh terhadap
Diponegoro journal of Penghindaran Pajak penghindaran pajak pada
accounting Volume 6, Perusahaan perusahaan manufaktur
Nomor 4, Tahun 2017, sub sektor industri yang
Halaman 1-13 ISSN terdaftar di BEI. (Sari &
(Online): 2337-3806 Adiwibowo, 2017).
3 2017 I Putu Putra Wiguna & I Pengaruh Corporate Variabel CSR dan
Krtut Jati Social Responsibility, Preferensi resiko eksekutif
E-Jurnal Akuntansi Preferensi Risiko berpengaruh positif
Universitas Udayana Eksekutif Dan terhadap penghindaran
Vol.21.1 Oktober (2017): Capital Intensity Pada pajak , sedangkan Capital
418-446 ISSN: 2302-8556 Penghindaran Pajak Intensity tidak
berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
(Wiguna & Jati, 2017)
4 2017 Kartika Khairunisa, Dini Pengaruh Kualitas Variabel kualitas audit dan
wahjoe Hapsari & Wiwin Audit, Corporate corporate social
Aminah Social Responsibility responsibility memiliki
Jurnal Riset Akuntansi dan Ukuran pengaruh terhadap tax
Kontemporer (JRAK) Perusahaan terhadap avoidance, sedangkan
Volume 9, No1, April Tax Avoidance ukuran perusahaan tidak
2017, Hal. 36-43 ISSN: memiliki pengaruh
2088-5092 (print) terhadap tax avidance.
(Khairunisa et al., 2017)
BAB III
METODE PENELITIAN
Obyek penelitian adalah suatu sifat dari obyek yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemjudian memperoleh kesimpulan (Dharma & Noviari, 2017).
(CSR), capital intensity dan leverage terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
hasil pada satu jenis perusahaan dan untuk menghindari adanya bias jika digabungkan
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya (Dharma & Noviari, 2017). Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
ada akan diambil sejumlah tertentu yang akan digunakan sebagai sampel penelitian.
46
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sekaran & Bougie, 2016). Metode yang digunakan dalam pengambilan
adalah metode pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria tertentu agar
periode penelitian.
sampling ditunjukkan dalam Tabel 3.2. berikut menyajikan hasil seleksi sampel
Tabel 3.2
Seleksi Sampel
Kriteria Jumlah
Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2017 41
Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan
yang lengkap selama periode 2013-2017 18
Perusahaan tidak mengungkapkan CSR disclosure dalam laporan tahunan (-)
Perusahaan menggunakan mata uang asing dalam laporan keuangan
selama periode penelitian 23
Jumlah Sampel Perusahaan 41
Jumlah Observasi 2013-2017 23
Sumber : data diolah peneliti
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 PT Adaro Energy Tbk ADRO
2 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM
3 PT Bumi Resources Tbk BUMI
4 PT Bayan Resources Tbk BYAN
5 PT Cita Mineral Investindo Tbk CITA
6 PT Cakra Mineral Tbk CKRA
7 PT Citatah Industri Marmer Tbk CTTH
8 PT Darma Henwa Tbk DEWA
9 PT Central Omega Resources Tbk DKFT
10 PT Delta Dunia Makmur Tbk DOID
11 PT Elnusa Tbk ELSA
12 PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA
13 PT Golden Energy Mines Tbk GEMS
14 PT Garda Tujuh Buana Tbk GTBO
15 PT Harum Energy Tbk HRUM
16 PT International Nikel Indonesia Tbk INCO
17 PT Resources Alam Indonesia Tbk KKGI
18 PT Medco Energi Internasional Tbk MEDC
19 PT Mitra Investindo Tbk MITI
20 PT Samindo Resources Tbk MYOH
21 PT Bukit Asam Tbk PTBA
22 PT Petrosea Tbk PTRO
23 PT Golden Eagle Energy Tbk SMMT
Sumber : www.idx.co.id
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
data yang diukur dalam suatu skala numerik. Data deskriptif digunakan untuk
bentuk grafik dalam laporan tahunan untuk kurun waktu tahun 2013 sampai tahun
Sementara sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, data
skunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumter) yang
Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan tahunan
yang diperoleh dari perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (Dharma &
Noviari, 2017). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yang berhubungan dengan penelitian. Data yang dicatat adalah data yang relevan
dengan variabel penelitian. Penelitian ini juga menggunakan metode studi pustaka.
Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji dan menelaah berbagai literatur seperti
50
buku, jurnal, dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian (Dharma & Noviari,
2017).
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia atau dari website milik Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id, serta sumber lain yang relevan seperti dari website perusahaan dan
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
segala sesuatu yang dapat mengambil nilai yang berbeda. Dalam penelitian ini
Pajak.
Variabel dependen atau variable terikat adalah variabel yang dijelaskan oleh
dependen atau terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti.
51
penelitian ini adalah Penghindaran pajak, yaitu upaya tindakan perusahaan untuk
mengurangi atau meminimalisir beban pajak perusahaan (Sari & Adiwibowo, 2017).
menggunakan rasio Effective tax rates (ETR). Rasio ETR diukur dengan perhitungan
sebagai berikut :
Beban Pajak
ETR =
Laba Sebelum Pajak
Tarif pajak efektif (ETR) dihitung dari beban pajak total dibagi dengan laba
sebelum pajak. Oleh karena itu ETR mengukur kemampuan perusahaan untuk
Tingkat penghindaran pajak diukur dengan effective tax rate. Dan tingkat
penghindaran pajak dapat dilihat pula dari semakin tinggi kegiatan pengungkapan
CSR perusahaan maka hal tersebut berkaitan dengan tingkat yang lebih rendah dari
baik secara positif atau negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
digunakan yaitu ekonomi dan sosial mencakup praktik ketenagakerjaan, hak asasi
sosial disebutkan menggunakan tingkat yaitu tinggi atau rendah dan dinilai dengan
model dummy, yaitu apabila criteria yang diperlukan dalam pengungkapan indicator
tersedia dalam laporan keuangan perusahaan yang digunakan maka diberi 1, dan 0
bila criteria yang diperlukan tidak ada dalam pengungkapan tersebut (Sari &
Adiwibowo, 2017). Setelah itu dijumlahkan semua yang bernilai 1, kemudian dibagi
asetnya dalam bentuk aset tetap dan persediaan. Dalam penelitian ini capital intensity
akan diproksikan dengan intensitas aset tetap. Intensitas aset tetap adalah jumlah aset
tetap yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total aset perusahaan. Seperti
yang dijelaskan (Muzakki & Darsono, 2015) bahwa aset tetap perusahaan
muncul dari aset tetap setiap tahunnya. Karena beban penyusutan berpengaruh
3.5.2.3 Leverage
pendek dari kreditor untuk membiayai operasional dan aktiva perusahaan yang diukur
menggunakan debt to equity ratio (DER) (Faizah & Adhivinna, 2017). Leverage
Total Liability
DER =
Total Equity
untuk pengujian atau pengukuran. Istilah-istilah ini harus mengacu pada standar
Tabel 3.5
Definisi Operasional
(MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan
variabel dependen dengan skala pengukuran atau rasio dalam suatu persamaan linier,
dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda yang diolah dengan
Keterangan :
α : Konstanta
β1 - β2 - β3 : Koefisien Regresi
56
X1 : CSR Disclosure
X2 : Capital Intensity
X3 : Leverage
e : Error
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum
(Dharma & Noviari, 2017). Statistik dalam penelitian pada dasarnya merupakan
proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami
data dalam bentuk table numeric dan grafik. Statistik deskriptif umumnya digunakan
yang utama dan data demografi responden (jika ada) (Sujarweni, 2015).
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang
dipakai baik atau tidak. Menurut (Wiguna & Jati, 2017) terdapat 4 cara untuk
melakukan uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji autokorelasi, uji
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji
57
normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov satu
distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai nilai signifikannya. Jika signifikan
> 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka
tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
sebelumnya. Untuk data time series autokorelasi sering terjadi. Tapi untuk data yang
yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lainnya dalam satu model (Dharma
& Noviari, 2017). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen (Wiguna & Jati, 2017). Metode untuk menguji adanya
58
multikolinearitas ini dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor
(VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan
lain. Jika variance tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model regresi yang baik
apabila hasil uji diatas level signifikan (r > 0,05) berarti tidak terjadi
menjelaskan varibel dependen (Dharma & Noviari, 2017). Nilai R² berada antara 0
dan 1 semakin mendekati nilai 1 atau 100 maka akan semakin besar pengaruh
bebas dalam mempengaruhi variabel terikat dapat diketahui melalui nilai koefisien
Square agar tidak bias terhadap jumlah variabel independen yang dimaksudkan
kedalam model, karena tidak seperti R² nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun
tambahan satu variabel independen, maka R Square pasti meningkat tidak peduli
Tabel 3.4
Koefisien Determinasi
No. Indeks Korelasi Keeratan
1 0,00 - 0,20 Sangat lemah
2 0,21 - 0,40 Lemah
3 0,41 - 0,70 Kuat
4 0,71 - 0,90 Sangat kuat
5 0,91 - 0,99 Sangat kuat sekali
6 1 sempurna
Sumber : (Sujarweni, 2015)
berganda. Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
Model penelitian ini dapat dikatakan fit Uji Probabilitas Signifikansi < 0,05.
Signifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat nilai signifikansi
(sig) dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen berpengaruh
b. Tingkat signifikansi (a) 0,05 atau 5% untuk menguji apakah hipotesis yang
c. Kriteria pengujian
Untuk menjawab rumusan masalah kedua, ketiga dan keempat maka akan
probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel
jika taraf signifikan (a) < 0,05 dan hipotesis ditolak jika taraf signifikan (a) > 0,05.
Kriteria
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2014). Business Research Methods. (C. Kouvelis
& J. Ducham, Eds.), McGraw-Hill / Irwin, unit bisnis The McGraw-Hill
Companies, Inc. (12th ed.). Amerika: McGraw-Hill / Irwin, unit bisnis The
McGraw-Hill Companies, Inc., 1221 Avenue of Americas, New York, NY,
10020.
Hidayat, K., Ompusunggu, A. P., & Suratno, H. (2016). Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak dengan Insetif Pajak Sebagai
Pemodera (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI).
Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi, 2(2), 39–58.
Khairunisa, K., Hapsari, D. W., & Aminah, W. (2017). Pengaruh Kualitas Audit,
Corporate Social Responsibility, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax
Avoidance. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer (JRAK), 9(1), 36–43.
Lanis, R., & Richardson, G. (2012). Corporate social responsibility and tax
aggressiveness : a test of legitimacy theory. Accounting, Auditing &
Accountability Journal, 26(1), 75–100. https://doi.org/10.1108/0951357
1311285621
Muzakki, M. R., & Darsono. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan
Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak. Journal, Diponegoro
Accounting, O F, 4(3), 1–8.
64
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods For Busines. A Skill Building
Approach. Research Methods For Busines. A Skill Building Approach (7th ed.).
Inggris: wiley.
Yoga, S. (2016a). BERITA PAJAK - Ini Bukti Banyak Perusahaan Tambang Tak
Patuh. Retrieved from http://www.klinikpajak.co.id/berita+detail/?id=
berita+pajak+-+ini+bukti+banyak+perusahaan+tambang+tak+patuh+pajak