manajemen keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan
lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk
memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah
manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya
lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu
dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin
dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah
yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang
diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to
abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order
to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas.
Terciptanya keselarasan kerja dalam berjalannya roda kegiatan organisasi
bisa terwujud jika individu dan kelompok yang ada dalam organisasi tersebut
menciptakan suatu kerjasama yang saling mendukung satu sama lain, menuju
pencapaian tujuan organisasi. Konflik adalah pergesekan atau friksi yang
terekspresikan di antara dua pihakatau lebih, di mana masing-masing mempersepsi
adanya interferensi dari pihak lain, yang dianggap menghalangi jalan untuk
mencapai sasaran. Konflik hanya terjadi bila semua pihak yang terlibat, mencium
adanya ketidaksepakatan.
Konflik dapat menjadi masalah serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli
apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut. Konflik tersebut
mungkin tidak membawa kematian bagi organisasi, tetapi pasti dapat menurunkan
kinerja oerganisasi terebut, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa
penyelesaian (Hakim, 2007). Dalam hal inilah peran pemimpin sangat menentukan,
bagaimana pemimpin itu dpat mengelola konflik dengan baik, bahkan bias
menjadikannya sebagai hal sesuatu yang dapat memacu motivasi dan bukan
menurunkan tingkat kinerja bawahan. Oleh karena itu keahlian pemimpin dalam
mengeloal konflik sangat diperlukan dalam sebuah organisasi.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan seminar diharapkan seluruh Mahasiswa STIKes Santa
Elisabeth Semester VIII, mampu memahami materi mengenai Pimpinan dalam
Manajemen dan Konflik dalam Organisasi dengan baik dan benar.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan seminar diharapkan seluruh mahasiswa STIKes Santa
Elisabeth semester VIII, mampu untuk :
a. Mengetahui defenisi dari kepemimpinan
b. Mengetahui dan memahami peran dan fungsi Pemimpin
c. Mengetahui defenisi konflik dalam Organisasi
d. Mengetahui jenis-jenis konflik
e. Mengetahui sebab –sebab terjadinya konflik
f. Mengetahui strategi penyelesaian konflik
C. METODE PENULISAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.DEFENISI KEPEMIMPINAN
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang
dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para
bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi
demi mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang
mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para
bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius,
dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara
kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan
yang berlainan.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki
suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan
memimpin.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwaKepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas.
B. PERAN dan FUNGSI PEMIMPIN
1.PERAN PEMIMPIN
Menurut Gordon,1996 : 314-315) dalam melaksanakan tugasnya seorang pemimpin
memiliki 3 peran utama yaitu:
1. Peran interpersonal
2. Peran pengolah informasi (information processing)
3. Peran pengambilan keputusan (decision making)
1.Peran pertama (Interpersonal) meliputi :
a Peran Figurehead → Sebagai simbol dari organisasi
b Leader → Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya
c. Liaison → Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk
kepentingan organisasi.
2. Peran kedua (Pengolah Informasi) terdiri dari 3 peran juga yakni :
a. Monitior → Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan,
atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.
b. Disseminator → Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada
bawahan.
c. Spokeman → Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar
organisasinya.
3. Peran ketiga (Pengambilan Keputusan) terdiri dari 4 peran yaitu :
a. Enterpreneur → Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.
b. Disturbance Handler → Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi
sedang dalam keadaan menurun.
c. Resources Allocator → Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang
dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan,
dan mengesahkan setiap keputusan.
d. Negotiator → Melakukan perundingan dan tawar – menawar.
Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam peran pemimpin yang disebut
dengan 3A, yakni :
1. Alighting → Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.
2. Aligning → Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga
setiap orang menuju ke arah yang sama.
3. Allowing → Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan
mengubah cara kerja mereka.
2. FUNGSI PEMIMPIN
Fungsi pemimpin dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi
kepemimpinan itu adalah :
a. Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin
sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaanya pada
orang-orang yang dipimpinnya. Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan
tidak iasior artinya tanpa kemampuan mewujudkan atau
menterjemahkannyamenjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah tidak ada
artinya jika tidak dilaksanakan. Oleh karena itu sejalan dengan pengertian
kepemimpinan, intinya adalah kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain agar
melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.
e. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlansung dan bersifat komunikasi dua arah , meliputi
pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pimpinan. Pada tahap pertama
dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan
pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang
dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukan secara terbatas hanya dengan orang-
orang tertentu saja, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan informasi yang
diperlukannya dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari
pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan
ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk
memperoleh masukan berupa impan balik (feed Back) yang dapat dipergunakan
untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan.
Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan
pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya,
sehingga kepemimpinan berlansung efektif. Fungsi konsultatif ini mengharuskan
pimpinan belajar menjadi pendengar yang baik, yang biasanya tidak mudah
melaksanakannya, mengingat pemimpin lebih banyak menjalankan peranan
sebagai pihak yang didengarkan. Untuk itu pemimpin harus meyakinkan dirinya
bahwa dari siapa pun juga selalu mungkin diperoleh gagasan, aspirasi, saran yang
konstruktif bagi pengembangan kepemimpinanya.
f. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga
berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan
ontro orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Fungsi partisipasi hanya akan terwujud jika
pemimpin mengembangkan komunikasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran
pendapat, gagasan dan pandangan dalam memecahkan masalah-masalah, yang
bagi pimpinan akan dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan-
keputusan.sehubungan dengan itu musyawarah menjadi penting, baik yang
dilakukan melalui rapat-rapat mapun saling mengunjungi pada setiap kesempatan
yang ada.musyawarah sebagai kesempatan berpartisipasi, harus dilanjutkan berupa
partisipasi dalam berbagai kegiatan melaksanakan program organisasi.
g. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan limpahan wewenang
membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa
persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah-milah tugas
pokok organisasi dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada
orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti
kepercayaan, pemimpin harus bersedia dapat mempercayai orang-orang lain,
sesuai dengan posisi/jabatannya, apabila diberi pelimpahan wewenang. Sedang
penerima delegasi harus mampu memelihara kepercayaan itu, dengan
melaksanakannya secara bertanggung jawab. Fungsi pendelegasian harus
diwujudkan seorang pemimpin karena kemajuan dan perkembangan kelompoknya
tidak mungkin diwujudkannya sendiri. Pemimpin seorang diri tidak akan dapat
berbuat banyak dan bahkan mungkin tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu
sebagian wewenangnya perlu didelegasikan pada para pembantunya, agar dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
h. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian merupakan fungsi ontrol. Fungsi ini cenderung
bersifat satu arah, meskipun tidak mustahil untuk dilakukan dengan cara komunikasi
secara dua arah. Fungsi pengendalian bermaksud bahwa
kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktivitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan
itu berarti fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam kegiatan tersebut pemimpin harus
aktif, namun tidak mustahil untuk dilakukan dengan mengikutsertakan anggota
kelompok/organisasinya.
C.KONFLIK DALAM ORGANISASI
1. DEFENISI
Konflik merupakan suatu hal yang dilakukan satu pihak yang menimbulkan
ketidaksenangan pihak yang lain. Konflik merupakan ketidaksetujuan antara individu
maupun kelompok dalam organisasi yang terjadi karena adanya kebutuhan dari
sumber daya yang terbatas, adanya perbedaan status, tujuan, kepentingan, atau
budaya (Stoner, 1989).
2. JENIS-JENIS KONFLIK
Konflik dapat dibagi pula menurut keterlibatan individu didalamnya. Menurut
Robbins (2001), konflik dibedakan menjadi enam, yaitu:
1) Konflik dalam Diri Individu (conflict within the individuals).
Konflik yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang
pekerjaan yang dilaksanakannnya atau individu tersebut diharapkan untuk
melakukan tugas diluar kemampuannya.
2) Konflik Antar-Individu (conflict among individuals).
Konflik ini terjadi dalam satu organisasi, yang diakibatkan leh perbedaan-perbedaan
kepribadian. Konflik ini juga terjadi dari adanya konflik antarperanan (misalnya
antara pimpinan dan bawahan).
3) Konflik antara Individu dan Kelompok (conflict among individuals and
group).
4) Konflik yang berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan yang
dipaksakan oleh kelompok kerja mereka (misalnya, individu yang dihukum kelompok
kerja mereka karena melanggar norma-norma kelompok).
5) Konflik antar Kelompok dalam Organisasi yang Sama (conflict among groups
in the same organization).
Konflik ini terjadi karena adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.
6) Konflik antar Organisasi (conflict among organizations).
Konflik ini timbul akibat bentuk persaingan suatu organisasi yang berdampak ontrol
bagi organisasi lain. Misalnya: perubutan sumber daya yang sama. Konflik ini
mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa.
7) Konflik antar Organisasi yang Berbeda (conflict among individuals in
different organizations).
Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi
yang berdampak Control bagi anggota organisasi lain. Misalnya: seorang
manajer public relationyang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir
seorang jurnalis (Hakim, 2007).
Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu
organisasi antara lain adalah :
1. Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas/langka maka perlu
dialokasikan. Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin
menerima kurang dari kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.
2. Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian
yang ias mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai
bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik.
Sebagai contoh: bagian penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan
dengan memberikan persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit
dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang
tidak terlalu ketat dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan
semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam
tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin
tidak dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar.
3.Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling
berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain.
Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh: bagian akademik telah
membuat jadwal ujian beserta pengawasnya, tetapi bagian tata usaha terlambat
menyampaikan surat pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga
mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.
4.Perbedaan dalam nilai atau persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam
sikap, nilai dan persepsi yang ias mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh:
seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas
rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang,
sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut
merupakan bagian dari pelatihan.
5.Sebab-sebab lain
Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin dapat
menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja,
ketidak jelasan organisasi dan masalah masalah komunikasi
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam
penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri
di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini ias sukses dilakukan jika situasi
saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih
utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah
(win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan
dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini ias dilakukan dalam
hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya
(kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik
yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik ias dilakukan
jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan
konflik untuk sementara. Dampak kurang baik ias terjadi jika pada saat yang kurang
tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi iasi
karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri
agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai
self iasiorg iasior. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain
lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang
utama di sini.
d. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua
hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang uatama.
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk
mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi dengan saling bekerja sama.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tn.A dirawat sudah 3 hari di RSE dengan BPH dan hari ini tanggal 6 februari
2011 pkl 11:00 WIB dilaksanakan operasi.Opersi selesai pukul 13:00 WIB.Perawat
di Instruksikan oleh dokter untuk mengganti kateter Tn.A minimal 1x dalam 3
hari.Perawat A dinstruksikan oleh CI untuk mengganti kateter Tn.A pada tanggal 9
Februari.Pada tanggal 9-11 februari 2011 CI mengikuti rapat di Diklat RSE. Pada
tanggal 9 Februari tersebut Perawat A lalai/lupa untuk mengganti kateter Tn.A.Pada
saat dokter visite ,Tn.A di diagnose terkena ISK.Dokter langsung menanyakan
kepada CI mengenai perawatan kateter Tn.A apakah diganti secara rutin setiap 3
hari sekali.Dokter mengatakan bahwa CI tidak becus dalam melakukan perawatan
pada pasien..Pada tanggal 12 Februari 2011 setelah selesai mengikuti rapat, CI
langsung menanyakan kepada Perawat A,apakah sudah melakukan perawatan
kateter sesuai yang di instruksikannya. Perawat A mengatakan bahwa Ia lupa untuk
mengganti kateter tersebut.Hal tersebut menyebabkan timbul konflik antara Perawat
A dengan CI dan antara Dokter dengan CI.
Konflik tidak BISA dihindari tetapi dapat diatasi!!! Untuk dapat mengatasi
konflik maka seorang pemimpin perlu memiliki kreativitas dalam mencari
pemecahaan dari suatu masalah. Berdasarkan kasus di atas masalah/konflik
tersebut tergolong dalam:
Konflik Antar-Individu (conflict among individuals) karena terjadi antara CI dan
perawat A dan juga CI dengan dokter.
Sebagai seorang pemimpin dalam Ruangan tersebut maka,pemimpin perlu
melakukan hal-hal berikut sebelum memberikan sanksi kepada bawahannya.
. Ada beberapa cara untuk menangani konflik antara lain :
1. Introspeksi diri
2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
3. Identifikasi sumber konflik
4. Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih
yang tepat.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang
tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan
suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya
memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan
yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya,
atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh
terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Rahasia utama
kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang
pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk
memperbaiki orang lain.
Konflik dapat menjadi masalah serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli
apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut. Konflik tersebut
mungkin tidak membawa kematian bagi organisasi, tetapi pasti dapat menurunkan
kinerja oerganisasi terebut, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa
penyelesaian (Hakim, 2007). Dalam hal inilah peran pemimpin sangat menentukan,
bagaimana pemimpin itu dpat mengelola konflik dengan baik, bahkan bias
menjadikannya sebagai hal sesuatu yang dapat memacu motivasi dan bukan
menurunkan tingkat kinerja bawahan. Oleh karena itu keahlian pemimpin dalam
mengeloal konflik sangat diperlukan dalam sebuah organisasi.
Strategi penyelesaian konflik antara lain Menghindar:Menghindari konflik
dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau
jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak
yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam
konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil
waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan
diskusi. Mengakomodasi Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur
strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang
lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada
mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik
dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di
tempat yang pertama.Kompetisi Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa
anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang
lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini
mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk
alasan-alasan keamanan.Kompromi atau Negosiasi: Masing-masing memberikan
dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat
menguntungkan semua pihak.Memecahkan Masalah atau Kolaborasi:
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan
kerja yang sama.Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk
saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya
B. SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.
Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri. Oleh sebab itu diharapkan perawat mampu menerapkan jiwa
kepemimpinan ini dalam kahidupan khususnya dalam menangani masalah –
masalah yang terjadi di dalam Rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Kasus_up_load.docx
Kasus
1. a. Untuk kasus yang diatas tenaga medis manakah yang benar dan apa
landasan moralnya?
Tanggapan
1. a. menerima keadaan sakit yang begitu berat bukan hal yang mudah.
kematian adalah keniscayaan bagi setiap makhluk yang bernyawa. hari, jam,
menit, dan detik kematian telah ditentukan bagi setiap orang. Oleh karena itu
yang perlu kita hormati sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT dan
hari akhirat adalah detik-detik kehidupan, nafas, dan waktu yang masih Allah
SWT berikan kepada pasien untuk dapat digunakan sebaik-baiknya dengan
mengucap syahadat, istigfar dan hamdalah. Allah SWT masih memberikan
fasilitas yang luar biasa pada apa yang disebut khusnul khotimah berupa
ampunan bahkan syurga.. semua insan akan mati, tapi bukan atas kehendak
kita (pasien, perawat, ataupun dokter), bukan euthanasia.. Rasa sakit yang
diterima masa hidup, tidak sesakit rasa sakit yang diterima pada saat
sakaratul maut maupun setelahnya, kita harus mengimani hal ini dan bisa
meyakinkan kepada pasien bahwa sisa waktu yang dimiliki harus
dimanfaatkan untuk hal2 baik, menerima dengan ikhlas, dan qonaah
terhadap takdir Illahi.. semua pihak di RS harus bisa mendukung pasien
bahwa euthanasia bukanlah jalan keluar. jalan keluarnya adalah menerima
kondisi sakitnya dengan ikhlas, tetap melakukan ikhtiar pengobatan, dan
berserah diri kepada Allah SWT atas hasil ikhtiarnya.. hal ini juga harus
dipahami oleh pihak keluarga. supaya tidak terjadi penuntutan maka harus
dikomunikasikan oleh pihak RS, sejauh mana tindakan yang akan dilakukan
oleh pihak RS (sesuai kebijakan dan prosedur di RS) dan sejauh mana
keluarga menyetujui tindakan yang akan dilakukan oleh pihak RS, ya karena
pada dasarnya pelayanan yang dilakukan adalah kesepakatan antara pihak
RS dengan pasien/keluarganya.. jadi kesimpulannya saya setuju dengan
perawat B bahwa kita tidak berhak mengakhiri hidup pasien, kita harus
menjalankan prosedur standart yang digunakan di RS baik oleh perawat
maupun oleh dokter. kita memang menghargai apa yg diinginkan oleh
pasien tapi kita harus mampu melihat mana yang baik dan mana yang
tidak, tidak hanya perspektif keduniaan tapi juga perspektif akhirat dan
mengkomunikasikannya dengan pasien/keluarganya..
2.b. konflik internal akan terjadi manakala tidak ada aturan yang jelas
tentang permasalhann ini, blm ada SOP atau prosedur penanganan
kegawatdaruratan sehingga pemberi pelayanan masih bingung dengan apa
yang harus dilakukan dan merujuk kepada siapa.. selain itu konflik batin bisa
saja terjadi. akan tetapi konflik interen dapat diatasi apabila di RS sudah ada
kesamaan persepsi antar petugas, dan manajemen RS sehingga kebijakan
dan prosedur tetap sangat penting untuk diadakan dan disosialisasikan
dengan baik. sedangkan konflik ekstern dengan pasien/keluarganya dapat
diselesaikan dengan musyawarah yang baik dan kesepakatan bersama..
3. c. The conflict is about the euthanasia it self. is it legal or not to be perform
in the hospital.
Ketika tenaga kesehatan dihadapkan pada persoalan benar dan salah dalam
memberikan pelayanan kepada pasien, secara legal harus melihat 3 hal,
yaitu masalah etika, standar pelayanan dan peraturan/hukum, termasuk
ketika dihadapkan pada masalah euthanasia. Ketiga hal tersebut harus
menjadi pegangan dan tidak boleh dilanggar. Adanya pelanggaran dari ketia
hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu malpraktek.
1. Dalam masalah ini menurut saya tidak satupun dari paramedis tersebut
yang bisa dinyatakan benar dan salah dalam hal ini. Pada hakikatnya bahwa
setiap orang dimuka bumi ini mempunyai hak untuk memperoleh kehidupan
yang selayaknya. Dari kasus ini menurut saya bahwa tindakan euthanasia itu
bukanlah pilihan yang harus kita pilih. Ketika paramedis dihadapkan dengan
sebuah masalah, semuanya harus kita pertimbangkan baik dan buruk
mengenai keputusan yang akan kita ambil sehingga bisa kita
pertanggungjawabkan.
2. Dalam mengambil suatu keputusan di Rumah sakit semuanya harus
melewati komite medic di Rumah sakit. Selain melalui komite medic menurut
saya dari berbagai pihak (komite medic, dokter, beserta keluarga pasien)
harus duduk bersama membahas masalah euthanasia. Dari pihak Rumah
sakit harus kita paparkan bahwa mempertahankan kehidupan seseorang
adalah mutlak adanya dan euthanasia itu bukanlah pilihan.
3. Konflik yang muncul disini adalah bagimana kita memandang kasus
euthanasia tersebut dari berbagai sudut pandang seperti dari segi moral,
segi hukum, dan dari segi agama itu sendiri
Naluri yang terkuat pada setiap makhluk bernyawa termasuk manusia adalah
mempertahankan hidupnya. Untuk itu manusia dikaruniai akal, kemampuan berpikir
dan mengumpulkan pengalamannya sehingga dapat mengembangkan ilmu
pengetahuannya dan usaha untuk menghindarkan diri dari bahaya maut. Semua
usaha tersebut meupakan tugas seorang dokter, jelas bahwa dokter harus selalu
berusaha untuk memelihara setiap kehidupan.
Menurut saya, dalam perspektif Islam Allah SWT berkuasa dan berkehendak atas
segala sesuatu tanpa terkecuali. Kita sebagai manusia, porsi kita hanya untuk
mengupayakan kesembuhan, kesehatan atau kehidupan pasien.Bilamana Allah SWT
berkehendak si pasien berada dalam kondisi yang tidak ada harapan kesembuhan
secara medis namun belum meninggal juga kita sebagai dokter tidak berhak
memberikan upaya untuk mengakhiri kehidupannya (euthanasia aktif) sampai Allah
SWT menentukan saat hidupnya memang harus berakhir karena Allah lah yang
memiliki hak atas kehidupan ciptaanNYA .
Dari uraian diatas ,menurut pandangan saya secara agama (Islam) dan menurut Kode
Etik Kedokteran Indonesia : tidak diperbolehkan seorang dokter mengakhiri hidup
seorang pasien yang menurut ilmu dan pengetahuan tidak akan sembuh lagi / tidak
memiliki harapan hidup lagi. Namun demikian belum ada landasan hukum/ UU yang
kuat mengenai euthanasia ini. Kode Etik dan Sumpah Dokter sebaiknya
diimplementasikan dalam peraturan-peraturan internal dan standard prosedur
tindakan di rumah sakit.
Jawaban Pertanyaan:
3. The conflict is :
1.Kelahiran dan kematian merupan hak dari Allah SWT sehingga tidak ada
seorangpun didunia ini yang mempunyai hak untuk memperpanjang atau
memperpendek umurnya sendiri.
Jiwa merupakan kehidupan yang tidak didapat dengan mudah sehingga
harus dipertahankan berdasarkan norma hukum yang berlaku.
Eutanasia esensinya adalah pembunuhan. Dan tidak ada agama yang
melegalkan penghilangan nyawa manusia.
Menurut saya perawat A,B maupun C tidak ada yang benar. Karena di
Indonesia dasar hukum tentang eutanasia belum ada.Maka,selayaknya
eutanasia menjadi porsi negara untuk mengijinkan atau melarang.
Karena semua pasien yang dirawat di RS wajib mendapatkan haknya untuk
memperoleh pengobatan yang seharusnya didapatkan.Semuanya kembali
pada peraturan RS tersebut.RS perlu ada SOP yang kuat untuk eutanasia.
2.
-Konflik internal : pihak RS mengadakan pertemuan dengan semua staf
tenaga medis untuk menyatukan pendapat dan tujuan terhadap pelayanan
yang akan diberikan. Sehingga, perbedaan pendapat antar staf yang dapat
menimbulkan konflik terhindari.
-Konflik eksternal : RS melakukan perundingan/musyawarah dengan
keluarga pasien sehingga mendapatkan kesepakatan bersama.
Secara eksternal, komunikasi rumah sakit dengan pasien juga harus terjaga dengan
baik, baik antara pasien dengan dokter dan perawat maupun pasien dengan
manajemen rumah sakit. Rumah sakit harus terbuka bagi pasien untuk
menyampaikan permasalahan maupun masukan dan jangan segan untuk berdiskusi
dengan pasien/keluarga apabila ada permasalahan yang memang perlu didiskusikan.
3. The conflict about this issue is : death is not a choise, but life is destiny
jawaban saya :
JAWAB_MMR_UMY.docx
Dengan landasan :
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk
dalam hubungan dengan orang lain.
Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta
ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara
hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku professional. Cara hidup moral perawat telah
dideskripsikan sebagai etik perawat, untuk dokter sebagai etik medis.
3. Konflik
Dengan landasan :
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk
dalam hubungan dengan orang lain.
Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta
ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara
hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku professional. Cara hidup moral perawat telah
dideskripsikan sebagai etik perawat, untuk dokter sebagai etik medis.
2.
3. Konflik
ini saya menyampaikan dari Pak Sujatmiko karena beliau masih belum dapat
password els.
1. Pada dasarnya tidak ada yang berhak memutuskan, namun kode etik
sebagai tenaga kesehatan harus menghormati hak hidup setiap manusia
sehingga tujuan dari setiap tenaga kesehatan adalah mengupayakan
semaksimalnya untuk kesembuhan pasiennya, dan sampai saat ini belum
ada kode etik tenaga kesehatan yang isinya membahas tentang hak mati
seseorang. Di negara kita juga belum ada undang-undang yang mengatur
tentang masalah euthanasia. Norma agama mengharuskan kita untuk
menghormati kehidupan setiap manusia dan dilarang untuk mengakhiri hidup
seseorang. Jadi lebih condong mendukung pendapat perawat B.
2. Harus diberikan pengertian pada semua staf tentang masalah euthanasia,
harus dilakukan sosialisasi tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan masalah tersebut termasuk sikap rumah sakit. Rumah sakit juga
harus mempunyai aturan yang jelas tentang berbagai hal yang menyangkut
masalah euthanasia, baik tertuang dalam bentuk kebijakan maupun Standar
Prosedur Operasional sehingga konflik internal bisa dimanaj dengan baik.
Pasien dan keluarganya juga harus diberikan penjelasan dan
dikomunikasikan dengan sejelas-jelasnya tentang masalah euthanasia
tersebut dalam berbagai hal termasuk aturan-aturan yang ada di negara
kita.
3. Konfliknya adalah euthanasia itu sendiri, karena di negara kita sendiri
belum ada undang-undang yang jelas-jelas mengaturnya, sedangkan di
norma agama dan kode etik kesehatan sendiri melarang hal tersebut.
1a. Pada kasus diatas tidak ada pendapat yang benar , karena belum
adanya peraturan di rumah sakit tentang uathanasia.
1b. Rumah sakit segera membuat peraturan yang diketahui oleh semua
karyawan tentang Euthanasia, Untuk Konflik External Rumah sakit
melakukan pendekatan terhadap keluarga bahwa Euthanasia secara etika
dan moral tidak diperbolehkan.
1c.Konflik antara pasien & keluarga pasien dengan rumah sakit , dimana
keluarga menginginkan dilakukan euthanasia dan rumah sakit belum ada
aturannya.
Pengkajian :
1. Analisa situasi
Kasus ini masuk dalam konflik laten karena terjadi terus menerus dimana terjadi
ketrebatasan staff yang memicu ketidakstabilan didalam manajemen organisasi RS. Dalam
hal ini ada keurangan tenaga kerja yang ada di ruangan dan Mrs.K bekerja sendiri di
ruangan dengan jumlah pasien 26 orang, hal ini tentu saja merupakan suatu beban kerja
yang berat.
1. Menyusun tujuan
Identifikasi
1. Mengelola perasaan
Hindari respon emosional karena setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap
kata-kata, ekspresi dan tindakan.
Intervensi
1. Membuka penerimaan anggota baru untuk bekerja pada ruangan yang Mrs.K kerja
2. Metode yang di gunakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi yaitu metode kompromi
atau negosiasi
Yaitu suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling menyadari dan
sepakat tentang keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini sering dirtikan sebagai “lose-
lose situation” kedua unsur yang terlibat dan menyerah dan menyepakati hal yang telah
diuat.didalam manajemen keperawatan strategi ini sering digunakan oleh middle- dan top
manajer keperawatan.
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi dan pada organisasi, negosiasi juga
diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquise dan Huston, 1998).
Negosiasi sering dirancang sebagai suatu pendekatan kompromi jika digunakan sebagai
strategi menyelesaikan konflik. Selama negosiasi berlangsung, masing-masing yang terlibat
menyerah dan lebih menekankan pada mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara
keduanya.
Buat tujuan, strategi dan ketrampilan khusus untuk menyelesaikan konflik
Tujuan
Strategi
Keterampilan Khusus
Kasus 2
Seorang ahli bedah dan seorang perawat asisten terlibat dalam debat sewaktu operasi. Ahli
bedah berkata bahwa ia tolol dan tidak ingin bekerja bersamanya lagi. Perawat asisten
berkata bahwa ia mampu spenuhnya, namun ia mengharapkan ahli bedah mampu
membaca hatinya. Ia berkata bahwa” Bila anda tidak berhenti mendesak saya. Saya akan
menguasai anda dan rumah sakit ini!” ucapan ini menimbulkan peningkatan dialog kedalam
pertikaian yang hebat.
Tugas :
1. Apa penyebab Konflik
2. Buat tujuan, strategi dan keterampilan khusus untuk menyelesaikan konflik.
Memuat...
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang bagaimana
peran dan fungsi pemimpin dalam mengatur hal-hal yang berkaitan dalam manajemen
keperawatan dan memberikan gambaran tentang strategi-strategi dalam menyelesaikan konflik-
konflik yang mungkin timbul dalam proses manajemen keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Peran Pemimpin dalam Memanajemen Konflik dan Organisasi Keperawatan
A. Pengertian Kepemiminan
B. Teori kepemimpinan
1. Teori “Trait” (Bakat)
Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin dibawa sejak lahir
bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih
baik dari orang lain (Marquis dan Huston, 1998).
Tetapi menurut teori kontenporer, kepemimpinan seorang dapat di kembangkan bukan hanya
pembawaan sejak lahir, di mana teori treit mengabaikan dampak atau pengaruh dari siapa yang
mengasuh, situasi, dan lingkungan lainnya.
2. Teori perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang di lakukan pemimpin dan bagai mana
seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering sering dilihat sebagai suatu rentang dari
suatu perilaku otoriter ke demokratis atau daru focus suatu prodiksi ke focus pegawai.
C. Gaya kepemimpinan
Gaya diartikan sebagai cara penampilan karakteristik atau tersendiri. Menurut Follet (1940),
gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri dari ahli dengan haisl akhir yang dicapai
tanpa meninmbulkan isu sampingan.
Gaya kepemimpinan menurut Tennenbau dan Warrant H. schmitdt adalah gaya
kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada
bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, faktor karyawan, dan faktor situasi.
Jika pemimpin mamandang bahwa kepetingan organisasi harus harus didahulukan jika
disbanding dengan kepentingan individu, maka pemimpin akan lebih otoriter, akantetapi jika
bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan menginginkan partisipasi, maka
pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya. Nirsalam edisi 2
D. Peran dan tugas pemimpinan
Untuk menjadi seorang pemimpin maka sngat di butuhkan kemampuan dalam berhubungan
dengan orang lain. dalam manajemen dikenal adanya kompetensi manajemen dalam hubungan
atar manusi.
Hubungan antar manusia (HAM) ada dua jenis:
1. Human relations
Adalah hubungan antar manusia intern dalam organisasi guna membina lancarx tim kerja.
human relations dalam kaitannx menurut pandangan agama sendiri sesuai dengan anjuran
menjaga hablum mina allah wa hablum hablum mina naasi wa hablum minal alam dan ini sesuai
prinsipil human relation.
2. Publik relations
Adalah hubungan antar manusia ekstern keluar organisasi.
Tugas tugas pemimpin :
a. Sebagai pengambilan keputusan
b. Sebagai pemikul tanggung jawab
c. Mangarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir konseptual
d. bekerja dangan atau melalui orang lain
e. sebagai mediaator, politikus, dan diplomat.
Peranan pemimpin terhadap kelompok:
a. Sebagai penghubung interpersonal, yaitu merupakan simbol suatu kelompok dalam melakukan
tugas secara hukum dan sosial, mempunyai tanggung jawab dan motivasi, mengatur tenaga dan
mengadakan pengembangan serta merupakan penghubung jaringan kerja di luar kelompok.
b. Sebagai inovator atau pembaharu
c. Sebagai pemberi informasi, yaitu memonitor informasi yang ada di lingkungan organisasi,
menyebarluaskan informasi dari luar kepada bawahan dan mewakili kelompok sebagai
pembicara.
d. Menghimpun kekuatan
e. Merangsan perdebatan masyarakat
f. Membuat kedudukan perawat du media massa
g. Memilih suatu strategi utama yang paling efektif, bertindak di saat yang tepat
h. Mempertahankan kegiatan
i. Memelihara format desentralisasi organisasi
j. Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik
k. Mempelajari pengalaman
l. Jangan menyerah tanpa mencoba
Menurut james A.f stinen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
a. Pemimpin bekerja dengan orang lain. seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja
dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman kerja atau atasan lain dalam
organisasi senaik orang di luar organisasi.
b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan (akuntabilita).
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas, mengadakan ebaluasi, untuk
mencapai autcome yang terbaik. pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tampa
kegagalan.
c. Pemimpin menyeimbangkan pancapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpanan harus dapat menyusun tugas denganendahulukan prioritas. dalam upaya
penvapaian tujuan pemimpin harus mendelekasikan tugas-tugasnya kepada staf.
d. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analistis dan konseptual.selanjutnya
dapat menidentifikasi masalah dengan akurat.
e. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasinya. oleh karena itu, pemimpin harus dapat
maenjadi mediator (penengah).
f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. sebagai seorang
diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mentzberg, peran pemimpin adalah:
a. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang di contoh,
pembangun tim, pelatih, direktur, mentor kunsultasi.
b. Fungsi peran informl sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
c. peran pembuat keputusan pengusaha, penanganan gangguan, sumbel alokasi, dan negosiator.
Mengembangkan kekuatan peribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada
kekuatan dari luar. kekuatan dan kemenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan
seharusnya tidak untuk menciptakan kekutan. peningkatan diri dalam pengetahuan untuk
menciptakan seorang pemimpin yang berperinsip karena seorang pemimpin yang berperinsip
karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secata intelektual, tetapi juga
emosional. nurhidayah. 2012. manajemen keperawatan. makassar. alauddin university press.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang
lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang memuaskan bagi terjadinya perubahan
yang bermanfaat. ada beberapa kepemimpinan yamg efektif antara lain menurut Ruth M. Trapper
membagi menjadi 6 komponen:
1. Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok.
2. Memilih pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinan dan dalam bidang profesinya.
3. Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan sendiri serta
kebutuhan orang lain.
4. Berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
5. Mangarahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan
6. Mengambil tindakan
Bennis, mengidentifikasi empat kemampuan penting bagi seorang pemimpin, yaitu:
1. Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia (hubumgan antar
manusia)
2. Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
3. Mempunyai kemampuan hubungan antar manusia, terutama dalam mempemgaruhi orang lain.
4. Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan seseorang mengenal orang
lain dengan baik.
Menurut gibson, seseirang pemimpin harus mempertimbangkan:
1. Kewaspadaan diri (self awarness)
kewaspadaan diri berarti menyadari bagai mana seorang pemimpin mempengaruhi orang
lain. kadang seorang pemimpin merasa ia sudah membantu orang lain, tetapi sebenarnya justru
telah menghambatnya.
2. Karakteristik kelompok
Seorang pemimpin harus memahami karakteristik kelompok meliputi : norma, nilai-nilai
kemampuannya, pola komunikasi, tujuan, ekspresi, dan keakraban kelompok.
3. Karakteristik individu
Pemahaman tentang karakteristik individu juga sangat penting karena setiap individu
unik dan masing- masing mempunyai kontribusi yang berbeda. nurhidayah. 2012. manajemen
keperawatan. makassar. alauddin university press
konflik laten
konflik yang
konflik yang dialami
dirasakan
konflik aftermath
2. Harus dihindari
a. Sikap yang tidak baik : sinis, kasar dan menyepelekan.
b. Trik yang tidak baik : manipulasi.
c. Ditorsi
d. Tergesa-gesa dalam proses negosiasi.
e. Tidak berurutan.
f. Membuat hanya satu pilihan.
g. Memaksakan kehendak.
h. Berusaha menekankan pada suatu pendapat.(Nursalam, 2012:122-124)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Henry Mentzberg, peran pemimpin adalah:
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang di contoh,
pembangun tim, pelatih, direktur, mentor kunsultasi.
2. Fungsi peran informl sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. peran pembuat keputusan pengusaha, penanganan gangguan, sumbel alokasi, dan negosiator.
Menurut james A.f stinen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan (akuntabilita).
3. Pemimpin menyeimbangkan pancapaian tujuan dan prioritas
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
5. Manajer adalah seorang mediator
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi 6, yakni:
1. Kompromi atau negosiasi, Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling
menyadari dan sepakat pada keinginan bersama.
2. Kompetensi, Strategi ini dapat diartikan sebagai “win/lose” penyelesaian konflik.
3. Akomodasi, Ketika salah satu pihak berusaha menyenangkan hati lawannya, pihak tersebut
kiranya akan bersedia menempatkan kepentingan lawan diatas kepentingannya sendiri.
4. Smootting, Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi komponen
emosional dalam konflik.
5. Menghindar, Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang masalah
yang dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah.
6. Kolaborasi, Strategi ini merupakan strategi “win-win solution”.
B. SARAN
Mengembangkan kekuatan pribadi, peningkatan diri dalam pengetahuan, keterampilan dan
sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berprinsip karena seorang
pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga emosional dan spiritual (IQ, EQ,
dan SQ).
Penyelesaian konflik dengan menggunakan strategi negosiasi/ kompromi lebih baik
digunakan dalam penyelesaian konflik.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah nur. 2012. Manajemen keperawatan. Makassar. Alauddin University Press.
Nursalam, M. Nurs, (Hons). 2009. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan profesional
Edisi kedua, Jakarta: Salemba medika.
Nursalam, M. Nurs, (Hons). 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan profesional
Edisi ketiga, Jakarta: Salemba medika.
Robbins, S, 2008. Perilaku Organisasi jilid 12. Jakarta: Salemba empat.
Swansburg, Russel C. 2000, Pengantar Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jakarta: EGC
PENDAHULUAN
Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satu
dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Dalam institusi layanan kesehatan
terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok staf dengan staf, staf dengan pasen, staf dengan
keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan lainnya yang mana situasi tersebut
seringkali dapat memicu terjadinya konflik. Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan
manusia, termasuk perasaan diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga
perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja. Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat
memicu timbulnya kemarahan. Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam
melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi
secara tidak langsung dengan melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak
disengaja. Dalam suatu organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh
suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat,
perbedaan kebudayaan dan sistem nilai, serta berbagai macam kepribadian individu.
DEFINISI KONFLIK
Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara
beberapa orang, kelompok atau organisasi.
Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki
tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga
mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
ASPEK POSITIF DALAM KONFLIK
Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik.
Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan :
Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung
jawab mereka.
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada
penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok,
berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin
muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.
PENYEBAB KONFLIK
2. Hambatan komunikasi
3. Tekanan waktu
6. Perbedaan status
PENGELOLAAN KONFLIK
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:
3. Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan
kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan
menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan
sebagai satu cara hidup.
4. Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk
mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki
pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai
sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
STRATEGI :
Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu
penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya.Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat
menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan
hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya
kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat
yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan
kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan
nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode
yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling
memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat
menguntungkan semua pihak.
- Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang
sama.
- Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung
dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
Merencanakan pelaksanaannya
KASUS
Pada pukul 1 siang, Astuti, seorang kepala ruang bedah menghubungi Apoteker untuk
menanyakan mengapa Tn Rahmat tidak diberikan obat untuk persiapan pulang. Dengan
meletakan telpon, ia berkata, “saya kecewa dengan kerja mereka, apakah Ia pikir hanya Ia
sendiri yang dapat bekerja dan tidak ada staf lain yang mampu mengerjakannya”. Kemudian
Asuti melanjutkan kalimatnya, “Saya akan membicarakan hal ini pada seseorang”.
PERTANYAAN:
2. Jika Anda sebagai kepala ruang/koordinator, yang bertanggung jawab atas situasi yang terjadi,
darimana Anda akan memulai mencari pemecahan masalah ini ?
3. Anda dapat memilih satu cara penanggulangan konflik, dan uraikan pendapat anda.
EVALUASI
RINGKASAN
Hubungan interpersonal antara perawat dengan, kolega, kelompok, keluarga pasen
maupun orang lain dapat merupakan sumber terjadinya konflik, oleh sebab itu perawat
harus mengetahui dan memahami manajemen konflik. Penyebab konflik meliputi:
ketidakjelasan uraian tugas, gangguan komunikasi, tekanan waktu, standar, kebijakan yang
tidak jelas, perbedaan status, dan harapan yang tidak tercapai. Konflik dapat dicegah atau
diatur dengan menerapkan disiplin, komunikasi efektif, dan saling pengertian antara
sesama rekan kerja.
Untuk mengembangkan alternatif solusi agar dapat mencapai satu kesepakatan dalam
pemecahan konflik ,diperlukkan komitmen yang sungguh sungguh . Ada beberapa stragtegi
yang dapat digunakan, antara lain ; akomodasi, kompetisi, kolaborasi, negosiasi, dan
kompromi. Diharapkan Manajer Perawat dapat memahami dan menggunakan keahliannya
secara khusus untuk mencegah dan mengatur konflik.
KEPUSTAKAAN
Ann Marriner –Tomey ( 1996 ) . Guide To Nursing Management and Leadership. Mosby –
Year Book, Inc St Louis USA.
Posted in: KEPERAWATAN Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
Newer PostOlder PostHome
0 comments:
Post a Comment
Create a Link
DEFINISI KONFLIK
Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang
diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi.
Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang
memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga
mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik.
Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan :
Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan
tanggung jawab mereka.
Memberikan saluran baru untuk komunikasi.
Menumbuhkan semangat baru pada staf.
Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi.
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada
penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan maupun
kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh,
bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.
PENYEBAB KONFLIK
Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:
1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2. Hambatan komunikasi
3. Tekanan waktu
4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5. Pertikaian antar pribadi
6. Perbedaan status
7. Harapan yang tidak terwujud
PENGELOLAAN KONFLIK
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan
timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat
keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan
pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa
jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
Kompromi atau Negosiasi
RINGKASAN
Ann Marriner –Tomey ( 1996 ) . Guide To Nursing Management and Leadership. Mosby –
Year Book, Inc St Louis USA.
Swansburg, R.C. ( 1996 ) Management and Leadership for Nurse Managers ( 2 th ed
)
Jones and Bartlett Publishers Inc, London England.