BAB II Isi Jurnal
BAB II Isi Jurnal
BAB II
ISI JURNAL
(Cerebral Perfusion Pressure / CPP) dan menyebabkan iskemia. Selain itu, edema
dan massa menginduksi tekanan di seluruh kompartemen intrakranial yang
menyebabkan pergeseran jaringan dan menimbulkan herniasi. Pilihan pengobatan
non-bedah sangat terbatas dan penggunaan manitol secara tradisional menjadi
pilihan terapi medis untuk hipertensi intrakranial pada pasien dengan cedera
kepala.
Manitol digunakan secara luas dan terbukti efektif dalam menurunkan ICP,
meskipun mekanismenya sampai saat ini belum diketahui. Ada dua teori
penjelasan yang telah diajukan. Teori pertama berpendapat bahwa manitol
menurunkan ICP dengan mengurangi volume darah otak (Cerebral Blood Volume
/ CBV) baik dengan meningkatkan tekanan darah1 atau dengan mengurangi
kekentalan darah yang menginduksi vasokonstriksi2. Teori kedua menyatakan
bahwa manitol secara langsung mengurangi air otak. Efek penggunaan agen
osmotik pada CBV tidak pernah dinilai pada manusia.
Pemberian 1 g/Kg 20% manitol untuk pasien iskemik, edema serebral dan
pergeseran pada garis tengah hemisfer sebelumnya menunjukkan penurunan
volume hemisferik satu jam setelah pemberian3,4. Teknik yang digunakan dalam
penelitian tersebut tidak dapat membedakan apakah respon yang terjadi karena
berkurangnya air otak atau CBV. Sehingga peneliti memilih untuk mengukur
CBV secara langsung menggunakan pencitraan PET15O. Sampel pada orang
dengan cedera kepala yang digunakan sudah mendapatkan terapi osmotik untuk
mengobati hipertensi intrakranial. Peneliti mengukur aliran darah serebral (CBF),
CBV dan metabolisme oksigen (CMRO2) sebelum dan sesudah bolus 1 g/Kg
manitol. Tujuan utama peneliti adalah untuk menguji apakah manitol dapat
menurunkan CBV seiring dengan penurunan volume hemisfer.
b. Metode
- Pasien yang memenuhi syarat
Pasien cedera otak traumatis (Traumatic Brain Injury / TBI) memenuhi
syarat jika skor GCS nya ≤ 11 dan mendapatkan terapi osmotik untuk hipertensi
intrakranial. Kriteria eksklusi termasuk gagal ginjal (kreatinin serum >1,5
mg/dl), gagal jantung kongestif, iskemia jantung, dan kehamilan. Semua pasien
5
d. Hasil
Enam pasien dengan TBI dipelajari dan karakteristik klinis nya dirangkum
dalam sebuah tabel. Penerimaan rata-rata GCS adalah 6, CT scan yang diterima
diklasifikasikan sesuai Marshall Grade 2 (cedera difus, ada cisterns, pergeseran
garis tengah <5 mm, ada atau tidak ada lesi kepadatan tinggi atau campuran> 25
cc) dalam dua kasus, lesi massa yang dievakuasi pada grade 5 ada 3 pasien, dan
lesi massa yang tidak dievakuasi pada grade 6> 25 cc ada 1 pasien. Semua pasien
diintubasi dan diberikan terapi osmotik dengan manitol untuk mengobati
tekanan intrakranial yang tinggi.
Hasil CBV yang didapat adalah 4,1 ± 0,4 dan 4,2 ± 0,2 ml / 100g sebelum
dan sesudah pemberian manitol. Pada saat yang sama, ICP turun dari 21,5 ± 4,9
hingga 13,7 ± 5,1 mmHg (p <0,028). Penurunan ICP diamati pada setiap pasien.
CPP dan CBF cenderung meningkat setelah pemberian manitol, meskipun
tekanan darah tidak berubah. OEF dan CMRO2 tidak berubah secara signifikan.
e. Diskusi
Kemampuan agen osmotik untuk mengurangi ICP tidak terbantahkan.
Besarnya respon ditentukan oleh dosis,13 tingkat dasar ICP 14 dan tingkat infus.15
Menurut doktrin Monro-Kellie, agar ICP turun, harus ada pengurangan volume
intrakranial.16 Penurunan volume otak dapat terjadi melalui penurunan CSF,
volume jaringan otak (air), atau volume darah otak (CBV).
Dua teori telah diajukan untuk menjelaskan bagaimana manitol dapat
menurunkan CBV. Pertama, berpendapat bahwa bolus manitol menghasilkan
ekspansi volume intravaskular akut dan peningkatan tekanan darah, yang
menyebabkan vasokonstriksi autoregulasi, mengurangi CBV.17-19 Namun, data
peneliti menunjukkan bahwa bolus manitol tidak secara konsisten meningkatkan
tekanan darah. Kedua, menyatakan bahwa manitol bekerja melalui perubahan
reologi darah. Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa manitol menghasilkan
penyempitan cepat baik arteriol dan venula pada permukaan otak.20 Teori ini
menyatakan bahwa manitol mengurangi kekentalan darah, sebagian dengan
meningkatkan deformabilitas sel darah merah, yang kemudian meningkatkan
CBF dan meningkatkan pengiriman oksigen. Sehingga keadaan ini
7
kerapatan otak CT (digunakan untuk mengukur kadar air otak) meningkat secara
progresif setelah dosis 1-2 g / kg manitol.27
Pada data ini membahas mengenai mekanisme bagaimana manitol
mengurangi volume otak, dan tidak terjawab. Data ini tidak membahas apa yang
terjadi pada pasien yang tidak diberi manitol, karena subjek dipelajari setelah
mereka mendapatkan manitol, juga tidak membahas efek dari beberapa dosis
manitol. Data ini menunjukkan bahwa bolus manitol tidak mengurangi volume
darah otak dan menunjukkan bahwa efek manitol pada ICP dimediasi oleh
mekanisme lain seperti penurunan air otak. Penelitian lebih lanjut dari terapi
osmotik diperlukan untuk membandingkan agen, dosis, dan kinetika dengan
lebih baik dan menentukan hubungan mereka dengan perubahan air dan volume
dalam otak.
f. Kesimpulan
peneliti berusaha menguji hipotesis bahwa manitol mengurangi ICP pada
pasien dengan cedera otak traumatis dan hipertensi intrakranial dengan
menurunkan volume darah otak (CBV). Dengan menggunakan 15OPET peneliti
menemukan bahwa pemberian bolus 1 g/Kg 20% manitol tidak menurunkan
CBV, hanya menunjukkan penurunan ICP dengan mekanisme lain, yaitu
mengurangi air otak.