Anda di halaman 1dari 4

Nama : Leonita Yuliana

NIM : 161411015
Kelas : 3A-D3 Teknik Kimia
Mata Kuliah : Produksi Bersih
INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
Proses penyamakan kulit adalah proses pengawetan terhadap kulit binatang dengan
menggunakan berbagai bahan kimia pembantu proses. Pada proses penyamakan kulit banyak
menggunakan air sebagai pelarut maupun pembersih. Kandungan limbah yang dihasilkan
antara lain bahan kimia pembantu proses, lemak, protein dan bahan organik lainnya dari kulit
dan daging dan padatan (kotoran di tempat kerja, bulu, serpihan kulit dan daging).
Tabel 1. Baku Mutu Limbah Industri Penyamakan Kulit

Sumber : Kep. Men. Neg. L.H. No: KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Industri
Suatu industri penyamakan kulit umumnya menghasilkan limbah cair yang memiliki 9
kelompok pencemar yaitu : patogen, organik terurai, organik sulit terurai, sedimen, koloid,
senyawa terapung, logam berat, anorganik terlarut, dan asam-basa. Ciri-ciri limbah
penyamakan kulit adalah sebagai berikut.
 Debit efluen buangan limbah tidak teratur
 Warna biru kehijauan dan bahan pengawet krom
 Terkadang berbusa
 Kandungan sulfida yang tinggi
 Kandungan padatan tersuspensi yang tinggi
 Kandungan bahan organik yang tinggi
 pH sangat bervariasi antara 3-12
 Mudah busuk atau septik
Diagram Proses Industri Penyamakan Kulit

Gambar 1. Diagram Alir Proses Industri Penyamakan Kulit


Keterangan :
No. Nama Limbah Penjelasan
1 Limbah Cair (1) Garam, kotoran
2 Limbah Padat (2) NaOCl
3 Limbah Cair (3) Air kapur
4 Gas Hidrogen Sulfida (4) H2S
5 Gas Amonia (5) Gas amonia
6 Limbah Cair (6) Asam, amonium
7 Limbah Cair (7) H2SO4 dan NaCl
8 Limbah Cair Gas Krom (8) Mengandung Cr3+, garam syntan, bakterisit,Na format
9 Air Cucian (9) Air bekas cucian
10 Limbah Cair (10) Air bekas pemucatan dan pencelupan

Proses Recovery Krom dan Pengolahan Limbah

Gambar 2. Proses Recovery Krom dan Pengolahan Limbah


Reaksi – reaksi yang terjadi diantaranya sebagai berikut.
 Pada hipoklorit
H2O2(aq) + NaClO(aq)  NaCl(aq) + H2O(l) + O2(g)
 Pada natrium sulfit
2 Na2S + 3 O2 + 2 CO2  2 Na2CO3 + 2 SO2
 Setelah reaksi natrium sulfit
SO2 + 2 H2S  3 S + 2 H2O

Reaksi Recovery Chrom


 Reaksi dengan basa NaOH
Cr 3+ + NaOH  Cr(OH)3
 Pemanasan
Pemanasan
2Cr(OH)3  Cr2O3 + 3H2O
Tabel 2. Keterangan Proses Recovery Krom dan Pengolahan Limbah
No Proses Penjelasan
1 Screen I Agar beban pengolahan di IPAL Terpadu tidak terlalu padat
Penghilangan sebagian krom, padatan, lemak dan minyak
2 Tangki Pengendapan Pengendapan krom sehingga membentuk Cr(OH)3
3 Pemanasan Penghilangan air sehingga membentuk Cr2O3 yang dapat
digunakan kembali pada proses produksi
4 Screen II Penghilangan kembali sebagian padatan, lemak dan minyak
5 Tangki Pemisahan Pemisahan lemak dan minyak lebih lanjut agar benar-benar
Minyak terpisahkan
6 Tangki Netralisasi Penambahan asam atau basa agar pH nya netral sesuai jenis
limbahnya
7 Tangki Ekualisasi Menstabilkan karakteristik limbah yang akan diproses
Penampungan sementara yang mana limbah dari tangki
ekualisasi di pompa ke unit-unit selanjutnya agar aliran
stabil
8 Tangki Koagulasi dan Proses pembentukan flok-flok agar mudah terjadi proses
Flokulasi pengendapan di tahap selanjutnya
9 Clarifier I Pengendapan hasil koagulasi-flokulasi lebih lanjut
10 Tangki Aerasi Penambahan mikroba dan juga oksigen untuk menurunkan
kandungan BOD dan COD
11 Clarifier II Pengendapan hasil dari tangki aerasi lebih lanjut
12 Pressure Filter Penyaringan hasil pengolahan air limbah sehingga akan
didapatkan air jernih

Referensi :
Muliartha, I Ketut dkk. 2004. Pedoman Teknis Pengolahan Limbah Industri Kecil.
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dengan PT. Envirotekno Karya Mandiri.
Setiyono dan Satmoko Yudo. 2014. Daur Ulang Air Limbah Industri Penyamakan
Kulit (Studi Kasus di Lingkungan Industri Penyamakan Kulit, Magetan, Jawa Timur).Jakarta
Pusat: BPPT Press Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai