Cara Mengutip
Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip
tidak langsung.
1. Kutipan Langsung.
Merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa
penambahan (Widjono, 2005: 63).
Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
– Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa).
– Mencamtumkan sumber (nama penulis, tahun, dan
halaman).Contoh:
Gaya kutipan APA mengacu pada aturan yang telah disetujui dalam
konvensi American Psychological Association untuk menulis sumber
yang digunakan dalam makalah penelitian . Gaya APA ini digunakan
baik dalam teks kutipan maupun dalam daftar referensi . Karena untuk
setiap kutipan dalam teks, harus ada di dalam daftar referensi dan begitu
juga sebaliknya. Di bawah ini adalah cara – cara menulis kutipan dan
contohnya.
Kutipan kedua :
Penyebab punahnya hewan – hewan itu tidak lain dan tidak bukan
adalah faktor pemburu dan perdagangan gelap (KPS, 2014).
Perhatikan Contoh
Perhatikan Contoh
Telah kita bahas penulisan daftar pustaka jika sumbernya dari buku.
Sekarang, kita akan membahas sistematika penulisan daftar pustaka
dengan mengambil sumber dari internet. Sistematikanya sebagai berikut.
Perhatikan Contoh
Poin Penting
Kucingku
2. Karangan Narasi
Tak berapa lama, wanita itu pergi meninggalkanku yang berdiri bodoh
tanpa berani berkenalan dengannya. Aku pun menyesal, hingga saat
ini aku selalu pergi ke taman itu dan berharap bisa bertemu, “gadis
manis berbaju biru” itu sekali lagi.
Advertisement
3. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah sebuah karangan yang berisi tentang
penjelasan-penjelasan atau pemaparan mengenai suatu informasi
kepada pembaca. Tujuan karangan ini adalah untuk memberikan
informasi yang sejelas-jelasnya kepada pembaca.
4. Karangan Argumentasi
Saat ini kita telah mamasuki zaman tekhnologi yang luar biasa
perkembangannya. Semua urusan manusia sekarang sudah
dimudahkan oleh hadirnya tekhnologi ini. Salah satu tekhnologi yang
sangat berkembang saat ini adalah alat komunikasi atau telephone
pintar. Namun, tanpa kita sadari telephone pintar selama ini
membuat manusia menjadi bodoh dan malas.
Kenapa bisa seperti itu? Hal ini bisa terjadi karena kita telah
dimanjakan dengan fitur-fitur yang ada. Kemudahan informasi yang
bisa didapatkan manusia tersebut membuat manusia semakin malas
untuk mencari atau mempelajari suatu informasi sehingga mereka
akan terbiasa untuk mengandlkan smart phone.
Tak hanya itu, smart phone juga membuat manusia menjadi pasif dan
acuh tak acuh dengan lingkungannya. Ada banyak fitur-fitur yang
dapat mengalihkan manusia dari dunianya seperti game, social media,
video, dan musik, fitur-fitur tersebut membuat manusia sibuk
terhadap smart phone bahkan saat kumpul bersama teman pun
mereka saling sibuk dengan smart phonenya masing-maing.
Demikianlah pengaruh buruk smart phone yang tidak kita sadari telah
membuat mansia, malas, bodoh, dan pasif. Padahal manusia adalah
makhluk sosial yang harus bersosialisasi dan berinteraksi dengan
manusia lainnya.
5. Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah salah satu bentuk karya tulis yang berisi
ajakan-ajakan kepada para pembacanya untuk melakukan atau
mempercayai suatu hal. Sama halnya dengan karangan argumentasi,
karangan persuasi juga dilengkapi dengan pendapat-pendapat penulis
yang disertai dengan pembuktian agar pembaca yakin dan mau
mengikuti apa yang disampaikan oleh penulis. Karena sifatnya yang
berupa ajakan, karangan ini bertujuan untuk meyakini pembaca yang
disampaikan oleh penulis untuk melakukan atau mempercayai
sesuatu.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk berperilaku hidup bersih
yaitu, bersihkanlah lingkungan terdekat seperti rumah, halaman, dan
lingkungan sekitar rumah. Dengan lingkungan yang bersih, semua
bibit penyakit tidak akan tumbuh dan berkembang. Kemudian jaga
pula kebersihan diri sendiri seperti, mandi yang teratur, menyikat gigi,
dan memotong kuku. Menjaga kebersihan tubuh dengan teratur
membuat kita terhindar dari berbagai macam penyakit. Dan yang
terakhir konsumsilah makanan sehat dan bergizi agar tubuh menjadi
sehat dan kuat.
A. Pengertian Menulis
terampilan Menulis
C.Jenis-jenis Tulisan
1. Eksposisi
Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja
pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan
eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan
atau menerangkan.
Contoh eksposisi :
2. Deskripsi
Contoh deskripsi
3. Narasi (kisahan)
Contoh.
Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan mobil.
Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian, kami
sampai di sebuah rumah yangh sederhana seperti rumah-rumah di
sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah rumah-rumah gedung
yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang sederhana itu terbuka
pelan. Seorang gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba pinsan dan
terkulai lemas dalam pelukanku ( Pusat Bahasa .2003: 47).
4. Argumentasi
Contoh.
Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal ini
terbukti pada bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang tercatat di
kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan
pun juga semakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran mesyarakat
tentang kedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan (Pusat Bahasa. 2003:
45).
5. Persuasi
Contoh:
Generasi 1945 telah berjuang dengan jiwa dan raga untuk merebut
dan menegakkan kemerdekaan. Apa yang mereka lakukan bukan semata-
mata untuk diri sendiri, tetapi juga untuk generasi penerus.
D. Tahap-tahap Menulis
1. Memilih topik
Ide induk yang menjadi benih atau pangkal awal sesuatu karangan
yang akan ditulis hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk
dikembangbiakkan sampai cukup tuntas, langkah berikutnya ialah memilih
salah satu saja di antara rincian ide-ide yang muncul itu untuk dijadikan
topik karangan. Topik inilah yang kemudian perlu diolah lebih lanjut dengan
membatasi topik dengan sebuah tema tertentu. Jadi, pada topik ini
ditentukan salah satu segi, unsur, atau faktornya yang dijadikan
pembicaraan.
Agar tulisan atau karangan itu lebih terkuasai dan lebih kaya, penulis
memerlukan langkah berikutnya, yakni mengumpulkan bahan. Sumbernya
bisa berupa buku, internet, surat kabar, hasil observasi lapangan,
pengalaman sendiri, wawancara, dan yang lainnya. Hal ini penting
terutama di dalam menulis karangan ilmiah.
Di bawah ini secara ringkas proses ide induk menjadi garis besar
karangan menempuh enam langkah sebagai berikut
2. Proses penulisan
b. Berbagi; sebagi penulis kita sangat dekat tulisan kita sehingga sulit bagi
kita untuk menulai secara objektif. Untuk mengambil jarak dengan tulisan.
Oleh sebab itu perlu meminta orang lain untuk membaca dan memberikan
umpan balik. Mintalah seorang teman membacanya dan mengatakan
bagian manayang benar –benar kuat dan menunjukkan
ketidakkonsistenan, kalimat yany tidak jelas, atau transisi yang lemah.
Inilah beberapa petunjuk untuk berbagi.
e. Penulisan kembali ; tulis kembali tulisan Anda, masukkan isi yang baru
dan perubahan –perubahan penyuntingkan.
b. bentuk karangan: susunan atau cara menyajikan isi ke dalam pola kalimat;
c. tata bahasa: penggunaan tata bahasa dan pola kalimat yang tepat;
d. gaya: pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna
terhadap karangan;