Anda di halaman 1dari 32

Cara Penulisan Kutipan yang Benar di Penulisan Ilmiah

Penulisan tulis ilmiah memerlukan perujukan, penegasan, dan penguatan


dari peneliti sebelumnya atau sumber-sumber yang memperkuat dan
memperkaya penelitian. Untuk itu, perlu dilakukan pengutipan terhadap
hasil penelitian sebelumnya dan sumber-sumber lain untuk mendukung
penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengobjektifkan dan memperkaya
materi penelitian di samping mencegah terjadinya plagiarisme. Ketika
menetapkan penegutipan dengan sistem atau gaya tertentu, peneliti harus
konsisten dengan sistem atau gaya tersebut.

Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “Kutipan merupakan bagian


dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau
penelitian dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut
penulis kata telah harus dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip untuk
dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan”.

Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas


penulis. Oleh karena itu, mengutip harus dilakukan secara teliti, cermat,
dan bertanggung jawab.

Hariwijaya dan Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika mengutip


perlu dipelajari bagaimana teknik pengutipan sesuai dengan standar
ilmiah (penambahan kata dengan oleh penulis). Untuk itu, perlu
diperhatikan hal berikut: (1) mengutip sehemat-hematnya, (2) mengutip
jika dirasa sangat perlu semata-mata, dan (3) terlalu banyak mengutip
mengganggu kelancaran bahasa.

Cara Mengutip

Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip
tidak langsung.

1. Kutipan Langsung.
Merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa
penambahan (Widjono, 2005: 63).
Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
– Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa).
– Mencamtumkan sumber (nama penulis, tahun, dan
halaman).Contoh:

Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan


kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan
Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota
emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan
Ulun. Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa
Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda
(Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).

2. Kutipan Tidak Langsung.


Mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri
dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).Cara
menggunakannya adalah sebagai berikut:
– Dikutip apa adanya.
– Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis.
– Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan).
– Dibubuhi tanda kutip (“….”).
– Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni
nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author,
Date, Page (ADP), misalnya (Penulis, 2012:100).
– Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis
dimiringkan (kursif).
– Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam
kurung (sic) di kanan kata yang salah tadi.
– Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu
dengan tanda titik sebanyak tiga biah jika yang dihilangakan itu
ada di awal atau di tengah kutipan, dan empat titik jika di bagian
akhir kalimat.
– Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara
tandakurung, nislnya, (penggarisbawahan oleh penulis).Contoh:
Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat
(1983: 20—21 dan 30) mengatakan, “Menurut salah satu
historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan
Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung
melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda
Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota
secara simbolis berarti bahwa Sumedanglarang menjadi
penerus Kerajaan Sunda.”

Diakui Secara Internasional

Berikut akan dibahas bagaimana cara menulis kutipan, mengacu pada


APA Style (American Psychological Association) yang sudah diakui
secara internasional.

Gaya kutipan APA mengacu pada aturan yang telah disetujui dalam
konvensi American Psychological Association untuk menulis sumber
yang digunakan dalam makalah penelitian . Gaya APA ini digunakan
baik dalam teks kutipan maupun dalam daftar referensi . Karena untuk
setiap kutipan dalam teks, harus ada di dalam daftar referensi dan begitu
juga sebaliknya. Di bawah ini adalah cara – cara menulis kutipan dan
contohnya.

1. Memasukkan nama penulis di dalam tanda kurung.


Contoh :
Fotosintesis adalah proses yang terjadi pada daun untuk
menghasilkan makanan hasil dari proses kimiawi yang terjadi di
dalamnya (Nugraha, 1995, p. 17).
2. Memasukkan nama penulis di dalam pembahasan.
Contoh :
Menurut Nugraha (1995), Fotosintesis adalah proses kimiawi yang
terjadi di dalam daun untuk menghasilkan makanan (p. 17).
3. Kutipan dengan dua penulis berbeda
Contoh :
Fakta membuktikan bahwa pria yang sudah menikah
berpenghasilan lebih tinggi daripada pria yang belum menikah
(Chun & Lee, 2001).
4. Kutipan dengan tiga hingga lima penulis
Contoh :
Al baironi, Munandar, Nyoman, dan Susanto (1889) berpendapat
bahwa kesusksesan seseorang ditentukan oleh kemauan kuat yang
ada pada dirinya.Bisa juga dengan menggunakan : et al yang
berarti dan lainnya.
Contoh:
Menurut Al baironi et al. (1889), kesuksesan bergantung pada
kemauan yang ada pada diri pribadi.
5. Kutipan dengan 6 atau lebih penulis
Contoh :
Gracia et al. (2003) berpendapat, “Pendidikan karakter di masa
kanak – kanak akan mencetak remaja – remaja yang memiliki
karakter.”
6. Kutipan tanpa adanya nama penulis
Contoh :
Penyakit banyak sekali tumbuh di masa pencaroba ini (“Dampak
Perubahan Musim,” 2015).
7. Penulis dengan nama yang sama
Contoh:
Menahan diri untuk tidak makan atau diet bisa mencegah obesitas
(A. Nugraha, 1997). Namun, faktanya diet bisa menimbulkan
penyakit lain seperti mag, dan mal nutrisi (B. Nugraha, 2000).
8. Karya yang sama dikutip lebih dari sekali
Contoh :
Ekonomi mikro adalah penunjang pertumbuhan ekonomi suatu
Negara (Afriando, 2012, p.3). Namun, Afriando mengatakan
“jumlah ekonomi mikro di Indonesia masih sangat jauh dari
cukup” (p. 4).
9. Dua atau lebih sumber di dalam kutipan
Contoh :
Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa kekuasaan
dengan pekerjaan yang didapatkan berhubungan dengan performa
di tempat kerja (Faire 2002; Hall, 1996, 1999).
10. Dua atau lebih informasi yang dikutip dari sumber dan
tahun yang sama
Contoh :
Schmidt (1997a, p. 23) menyatakan, “kesuksesan dapat dicapai
dengan usaha yang tekun.”
11. Mengutip informasi dari sumber lain
Contoh :
Menurut Pablo (1976), Olahraga dapat menyegarkan pikiran (as
cited in Wayan, 2013).
12. Kutipan yang diambil dari organisasi atau kelompok
Contoh :
Kutipan pertama :Hewan – hewan yang dilindungi oleh pemerintah
masih terancam keberadaannya. Bahkan sebagian telah punah
(Kelompok Pemerhati Satwa [KPS], 2014).

Kutipan kedua :
Penyebab punahnya hewan – hewan itu tidak lain dan tidak bukan
adalah faktor pemburu dan perdagangan gelap (KPS, 2014).

13. Kutipan yang berasal dari wawancara langsung, e-mail,


surat, atau memoContoh :
Menurut Sudirman berpuasa bisa melatih diri dari rasa marah
(personal communication, 12 May 2015).

CATATAN PUSTAKA DAN DAFTAR PUSTAKA

Menuliskan Catatan Pustaka dan Daftar Pustaka – Penulisan karya


tulis ilmiah tentulah harus berdasarkan beberapa sumber rujukan sebagai
data yang nanti akan kita analisis, dan karya ilmiah yang baik dan benar
adalah yang mencantumkan sumber tersebut agar karya tulis yang kita
buat terjamin keorisinalannya dan terhindar dari plagiarisme. Sumber-
sumber yang dapat digunakan pun terdiri atas beberapa jenis, seperti
buku dan internet.

Pencantuman sumber dalam karya ilmiah ada yang ditulis di dalam


pembahasan secara langsung atau pada tiap lembar yang bersangkutan
yang biasa kita sebut catatan pustaka atau disebut juga catatan kaki
(footnote). Ada juga yang ditulis pada halaman khusus di akhir penulisan
karya ilmiah yang biasa kita sebut daftar pustaka (bibliografi). Namun,
keberadaan catatan kaki dalam karya tulis tidak harus selalu ada,
sedangkan keberadaan daftar pustaka harus selalu ada sebab dari daftar
pustakalah kita akan mengetahui sumber rujukan dalam karya tulis yang
kita buat.

Sistematika penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut.

1. Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik, dan tanpa gelar


akademik.
2. Judul buku ditulis miring (italic).
3. Nama penerbit
4. Kota penerbit
5. Tahun terbit
6. Nomor halaman

Istilah-istilah yang sering digunakan dalam catatan kaki yaitu sebagai


berikut.

1. Ibid, singkatan dari ibidan (sama dengan di atas). Maksudnya


sumber sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis
dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti tanda koma, lalu
halaman.
2. op.cit., singkatan dari opere citato (dalam karya yang telah
dikutip). Digunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah
dikutip tetapi sudah disisipi catatan kaki lain dari sumber yang
lain. Urutan penulisannyanya yaitu nama pengarang, op.cit,
halaman.
3. loc. cit., singkatan dari loco citato (tempat yang telah dikuti).
Maksudnya seperti di atas tetapi dari halaman yang sama. Urutan
penulisannya yaitu nama pengarang, loc.cit.

Perhatikan Contoh

Sementara itu, sistematika penulisan daftar pustaka berupa buku


adalah sebagai berikut.

1. Menuliskan nama secara terbalik, yakni nama paling belakang


penulis diikuti nama depan. Jika nama paling belakangnya
disingkat, tulislah nama lengkapnya tanpa harus dibalik.
2. Tahun terbit.
3. Judul ditulis miring (italic).
4. Kota penerbit.
5. Nama penerbit.
Selain sistematika, daftar pustaka pun memiliki teknik penulisan yaitu
sebagai berikut.

1. Daftar pustaka harus disusun secara alfabetis.


2. Spasi dalam penulisan antarbaris adalah 1 spasi, sedangkan spasi
antarbuku adalah 2 spasi.
3. Jika penulisan sebuah buku terdiri atas dua baris, baris kedua
harus ditulis agak menjorok ke dalam dengan hitungan lima
ketukan.
4. Jika nama penulis terdiri atas dua orang, nama penulis pertama
tetap sesuai aturan tadi sementara nama penulis kedua ditulis
dengan nama asli tanpa perlu dibalik.
5. Jika penulis terdiri atas tiga orang atau lebih, tambahkan kata dkk.
atau et al. setelah nama penulis pertama.

Perhatikan Contoh

Telah kita bahas penulisan daftar pustaka jika sumbernya dari buku.
Sekarang, kita akan membahas sistematika penulisan daftar pustaka
dengan mengambil sumber dari internet. Sistematikanya sebagai berikut.

1. Nama penulis ditulis seperti yang telah disampaikan sebelumnya.


2. Tahun dipublikasikan.
3. Judul ditulis miring (italic).
4. Jenis medium.
5. Alamat situs internet dengan menuliskan terlebih dahulu kata
tersedia.
6. Tanggal diakses.

Perhatikan Contoh

Poin Penting

 Catatan kaki dalam sebuah karya tulis ilmiah boleh ada,


sedangkan daftar pustaka wajib ada.
 Sistematika penulisan catatan kaki yaitu:

1. Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik, dan tanpa gelar


akademik.
2. Judul buku ditulis miring (italic).
3. Nama penerbit
4. Kota penerbit
5. Tahun terbit
6. Nomor halaman

 Sistematika penulisan daftar pustaka buku yaitu:

1. Menuliskan nama secara terbalik, yakni nama paling belakang


penulis diikuti nama depan. Jika nama paling belakangnya
disingkat, tulislah nama lengkapnya tanpa harus dibalik.
2. Tahun terbit buku.
3. Judul buku ditulis miring (italic).
4. Kota penerbit.
5. Nama penerbit.

 Sistematika penulisan daftar pustaka internet yaitu:

1. Nama penulis ditulis terbalik seperti yang telah disampaikan


sebelumnya.
2. Tahun terbit.
3. Judul buku ditulis miring (italic).
4. Jenis medium.
5. Alamat situs internet dengan menuliskan terlebih dahulu kata
tersedia.
6. Tanggal diakses.

Jenis-Jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia (Deskripsi, Narasi,


Eksposisi, Argumentasi, Persuasi) - Karangan adalah suatu bentuk
karya tulis yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan kepada
para pembaca. Berdasarkan tujuannya, karangan terbagi ke dalam 5
jenis karangan, diantaranya adalah karangan deskripsi, narasi,
eksposisi, argumentasi dan peruasi. Di bawah ini adalah jenis-jenis
karangan yang biasa kita temukan sehari-hari.
1. Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karya tulis yang


menggambarkan atau melukiskan suatu objek atau benda kepada
para pembaca seolah-olah pembaca merasakan, melihat atau
mengalami sendiri topik di dalam tulisan.

Ciri-ciri karangan deskripsi

1. Melukiskan suatu objek dengan sejelas-jelasnya kepada para


pembaca.
2. Melibatkan observasi panca indera.
3. Metode penulisan menggunakan cara objektif, subjektif, atau kesan
pribadi penulis terhadap suatu objek.

Contoh karangan deskripsi

Kucingku

Aku memiliki sebuah kucing yang bernama meow di rumah. Meow


adalah jenis kucing Persia yang dihadiahkan keapadaku setahun yang
lalu. Seperti kebanyakan kucing Persia lainnya, Meow sangat gemuk
dengan bulu-bulu yang sangat halus menutupi seluruh tubuhnya.
Meow memiliki bulu berwarna putih seperti salju, hidung yang sangat
pesek, dan ekor yang panjang.

Meow sangatlah lucu, dia selalu mengikutiku kemanpun aku pergi.


Dia juga sangat manja terhadapku, setiap kali dia lapar, meow akan
menjilati kakiku. Meow sangatlah rakus, dia gemar menghabisi
makanannya dan meminum susu dengan sangat cepat. Tak hanya
rakus, Meow juga pemalas, dia selalu menghabiskan harinya dengan
tidur di sofa rumahku.

2. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah suatu bentuk karya tulis yang berupa


serangkaian peristiwa baik fiksi maupun non fiksi yang disampaikan
sesuai dengan urutan waktu yang sistematis dan logis. Pada karangan
narasi terdapat tahapan-tahapan peristiwa yang jelas, dimulai dari
perkenalan, timbul masalah, konflik, penyelesaian dan ending.

Ciri-ciri karangan narasi

1. Menyajikan suatu cerita yang berupa berita, peristiwa, pengalaman


yang menarik kepada pembaca.
2. Cerita-cerita tersebut disajikan dengan urutan kronologis yang
jelas.
3. Ada konflik dan tokoh yang menjadi inti dari sebuah karangan.
4. Memiliki setting yang disampaikan dengan jelas.
5. Betujuan untuk menghibur pembaca dengan cerita-cerita yang
disampaikan.

Contoh karangan narasi

Pertemuan yang Terindah


Pagi hari itu aku duduk termenung di sebuah taman. Ku pandangi
semua bunga-bunga indah yang sedang bermekaran dengan
indahnya. Ketika aku sedang menikmati pemandangan dalam
kesunyian, tiba-tiba aku mendengar jeritan seorang wanita dari arah
belakangku. Aku pun terdiam dan heran, lalu dengan penasaran aku
segera menuju sumber suara tersebut.

Betapa terkejutnya diriku ketika mengetahui bahwa jeritan tersebut


berasal dari seorang wanita manis berbaju biru. Lalu aku dekati
wanita itu, “Kamu baik-baik saja?” tanyaku. “Kamu siapa?” jawab
wanita itu. Suaranya sangat lembut dan wajahnya yang manis
membuat aku terpana oleh pendangan sesat itu. Tanpa sadar bibirku
mengeluarkan kata, “Aku mendengar suara teriakan, jadi ku kira Anda
sedang dalam masalah,” “oh, aku tidak apa-apa, hanya terkena duri
yang ada di tumbuhan ini” jawabnya. Lalu terjadi hening yang panjang
dan terjadi pergolakan di dalam hatiku, ingin rasanya berkenalan
dengan dirinya, tetapi aku takut.

Tak berapa lama, wanita itu pergi meninggalkanku yang berdiri bodoh
tanpa berani berkenalan dengannya. Aku pun menyesal, hingga saat
ini aku selalu pergi ke taman itu dan berharap bisa bertemu, “gadis
manis berbaju biru” itu sekali lagi.

Advertisement

3. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah sebuah karangan yang berisi tentang
penjelasan-penjelasan atau pemaparan mengenai suatu informasi
kepada pembaca. Tujuan karangan ini adalah untuk memberikan
informasi yang sejelas-jelasnya kepada pembaca.

Ciri-ciri karangan eksposisi

1. Menyajikan atau menyampaikan sebuah informasi kepada


pembacanya.
2. Informasi yang disajikan bersifat fakta atu benar-benar terjadi.
3. Tidak berusaha mempengaruhi pemabaca
4. Menjelaskan sebuah proses atau analisa suatu topik.

Contoh karangan eksposisi

Cara menanam singkong

Singkong adalah tumbuhan umbi akar yang kaya akan karbohidrat.


Singkong sangat mudah untuk ditanam dengan hanya meletakan
batang singkong di tanah singkong akan tumbuh. Tak hanya itu
singkong juga dapat tumbuh di semua jenis tanah. Meskipun proses
penanamannya sangat mudah, proses penanaman singkong
memerlukan perhatian khsusus untuk hasil yang maksimal sebagi
berikut:

Pilihlah batang singkong yang paling bawah, potong kira-kira sekitar


15 cm dan tajamkan ujungnya. Kemudian letakan pada tempat yang
lembab selama 2 minggu hingga tumbuh tunas kecil.

Setelah 2 mingggu, tanam singkong pada tanah yang sudah


digemburkan sebelumnya. Usahakan jangan menanam singkong
saling berdekatan karena akan mengganggu umbi yang akan
dihasilkan. Tancapkan ujung singkong pada tanah jangan terlalu
dalam agar singkong mudah di cabut saat panen.

Demikianlah cara menanam singkong yang baik untuk mendapatkan


hasil panen yang maksimal dan menguntungkan.

4. Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat atau


argument penulis tentang suatu hal. Karangan ini bertujuan untuk
meyakinkan penulis agar memiliki pandangan yang sama akan suatu
hal dengan pandangan penulis.

Ciri-ciri karangan argumentasi

1. Terdapat pendapat-pendapat penulis mengenai suatu topik yang


sedang di bahas.
2. Pendapat-pendapat tersebut di lengkapi dengan pembuktian-
pembuktian yang berupa fakta, data, contoh, maupun grafik.
3. Bertujuan untuk menyakinkan pembaca.
4. Pengarang menghindari keterlibatan emosi dalam menyampaikan
pendapatnya.
Contoh karangan argumentasi

Smart Phone Stupid People

Saat ini kita telah mamasuki zaman tekhnologi yang luar biasa
perkembangannya. Semua urusan manusia sekarang sudah
dimudahkan oleh hadirnya tekhnologi ini. Salah satu tekhnologi yang
sangat berkembang saat ini adalah alat komunikasi atau telephone
pintar. Namun, tanpa kita sadari telephone pintar selama ini
membuat manusia menjadi bodoh dan malas.

Kenapa bisa seperti itu? Hal ini bisa terjadi karena kita telah
dimanjakan dengan fitur-fitur yang ada. Kemudahan informasi yang
bisa didapatkan manusia tersebut membuat manusia semakin malas
untuk mencari atau mempelajari suatu informasi sehingga mereka
akan terbiasa untuk mengandlkan smart phone.

Tak hanya itu, smart phone juga membuat manusia menjadi pasif dan
acuh tak acuh dengan lingkungannya. Ada banyak fitur-fitur yang
dapat mengalihkan manusia dari dunianya seperti game, social media,
video, dan musik, fitur-fitur tersebut membuat manusia sibuk
terhadap smart phone bahkan saat kumpul bersama teman pun
mereka saling sibuk dengan smart phonenya masing-maing.

Yang terakhir adalah smart phone menghilangkan budaya-budaya


yang ada di dalam masyarakat. Saat ini ada fitur peta atau GPS yang
memudahkan manusia mencari tempat, kemudahan itu membuat
nilai menyapa seseorang di jalan untuk bertanya menjadi hilang.
Padahal dengan bertanya mereka bisa saja menjadi teman yang baik.

Demikianlah pengaruh buruk smart phone yang tidak kita sadari telah
membuat mansia, malas, bodoh, dan pasif. Padahal manusia adalah
makhluk sosial yang harus bersosialisasi dan berinteraksi dengan
manusia lainnya.

5. Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah salah satu bentuk karya tulis yang berisi
ajakan-ajakan kepada para pembacanya untuk melakukan atau
mempercayai suatu hal. Sama halnya dengan karangan argumentasi,
karangan persuasi juga dilengkapi dengan pendapat-pendapat penulis
yang disertai dengan pembuktian agar pembaca yakin dan mau
mengikuti apa yang disampaikan oleh penulis. Karena sifatnya yang
berupa ajakan, karangan ini bertujuan untuk meyakini pembaca yang
disampaikan oleh penulis untuk melakukan atau mempercayai
sesuatu.

Ciri-ciri karangan persuasi

1. Karangan ini bersifat mengajak para pembacanya


2. Memiliki alasan-alasan yang kuat berupa data, fakta, dan lain-lain
untuk meyakinkan pembaca.
3. Karangan ini berusaha menghindari konflik agar pembaca tidak
kehilangan kepercayaan.
4. Karangan ini berusaha mendapatkan kesepakatan atau
kepercayaaan antara penulis dan pembaca.

Contoh karangan persuasi

Ayo Hidup Bersih

Hidup bersih merupkan dambaan bagi semua orang, Dengan perilaku


hidup bersih, akan menciptakan lingkungan yang sehat sehingga akan
berdampak baik pula bagi penghuninya. Seperti yang ada pada
pepatah latin, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat,
oleh karena itu, marilah jaga lingkungan kita agar menjadi bersih.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk berperilaku hidup bersih
yaitu, bersihkanlah lingkungan terdekat seperti rumah, halaman, dan
lingkungan sekitar rumah. Dengan lingkungan yang bersih, semua
bibit penyakit tidak akan tumbuh dan berkembang. Kemudian jaga
pula kebersihan diri sendiri seperti, mandi yang teratur, menyikat gigi,
dan memotong kuku. Menjaga kebersihan tubuh dengan teratur
membuat kita terhindar dari berbagai macam penyakit. Dan yang
terakhir konsumsilah makanan sehat dan bergizi agar tubuh menjadi
sehat dan kuat.

Perilaku hidup bersih di atas sangat penting untuk dilaksanakan agar


kita sehat dan terhindar dari penyakit. Oleh karena itu, mulai dari
sekarang marilah kita semua menjaga kebersihan lingkungan,
kebersihan diri dan kebersihan makanan kita.
. Keterampilan Menulis

A. Pengertian Menulis

Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi


memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan
cara mengkomunikasikan dan mengatur (Donn Byrne. 1988: 1). Sejalan
dengan itu, menurut Lado (1964: 14) menulis adalah meletakkan simbol
grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain
dapat membaca simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi
bagian dari ekspresi bahasa. Semi (1990: 8) jugamengatakan bahwa
menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke
dalam bentuk lambang bahasa.

Menurut Gere (1985: 4), menulis dalam arti komunikasi ialah


menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang subjek. Menulis berarti
mendukung ide. Byrne (1988: 1), mengatakan bahwa menulis tidak hanya
membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal yang tidak berhubungan,
tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu
dengan yang lain, dan dalam gaya tertentu. Rangkaian kalimat itu bisa
pendek, mungkin hanya dua atau tiga kalimat, tetapi kalimat itu diletakkan
secara teratur dan berhubungan satu dengan yang lain, dan berbentuk
kesatuan yang masuk akal. Crimmon (1984: 191), berpendapat bahwa
menulis adalah kerja keras, tetapi juga merupakan kesempatan untuk
menyampaikan sesuatu tentang diri sendiri mengkomunikasikan gagasan
kepada orang lain, bahkan dapat mempelajari sesuatu yang belum
diketahui.

Lebih lanjut Rusyana(1984: 191), memberikan batasan bahwa


kemampuan menulis atau mengarang adalah kemampuan menggunakan
pola-pola bahasa dalam tampilan tertulis untuk mengungkapkan gagasan
atau pesan. Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti
kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan
menggunaka unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan gaya, dan
kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca.

Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis


merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran
atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan
kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca
seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.

Mengkombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan


dalam sebuah karangan merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari
sinilah akan terlihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam
menciptakan sebuah karangan yang efektif. Kosakata dan kalimat yang
digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas agar mudah dipahami oleh
pembaca. Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan penulis sangat
menentukan arah penulisan sebuah karya tulis atau karangan yang
berkualitas. Dengan kata lain hasil sebuah karangan yang berkualitas
umumnya ditunjang oleh keterampilan kebahasaan yang dimiliki seorang
penulis.

terampilan Menulis

Setiap guru menulis harus sudah memahami karakteristik


keterampilan menulis karena sangat menentukan dalam ketepatan
penyusunan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian keterampilan
menulis. Sudah dapat dipastikan tanpa memahami karakteristik
keterampilan menulis guru yang bersangkutan tak mungkin menyusun
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis yang
akurat, bervariasi, dan menarik. Ada empat karakteristik keterampilan
menulis yang sangat menonjol, yakni;
1. keterampilan menulis merupakan kemampuan yang kompleks;

2. keterampilan menulis condong ke arah skill atau praktik;

3. keterampilan menulis bersifat mekanistik;

4. penguasaan keterampilan menulis harus melalui kegiatan yang bertahap


atau akumulatif.

Keterampilan menulis menuntut kemampuan yang kompleks.


Penulisan sebuah karangan yang sederhana sekalipun menuntut kepada
penulisnya kemampuan memahami apa yang hendak ditulis dan
bagaimana cara menulisnya. Persoalan pertama menyangkut isi karangan
dan persoalan kedua menyangkut pemakaian bahasa serta bentuk atau
struktur karangan. Pembelajaran keterampilan menulis yang tidak
memperhatikan kedua hal tersebut di atas pasti akan mengalami
ketidakberesan atau kegagalan.
Keterampilan menulis lebih condong ke arah praktik ketimbang
teori. Ini tidak berarti pembahasan teori menulis ditabukan dalam
pengajaran menulis. Pertimbangan antar praktek dan teori sebaiknya lebih
banyak praktek dari teori.

Keterampilan menulis bersifat mekanistik. Ini berarti bahwa


penguasaan keterampilan menulis tersebut harus melalui latihan atau
praktik. Dengan perkataan lain semakin banyak seseorang melakukan
kegiatan menulis semakin terampil menulis yang bersangkutan.
Karakteristik keterampilan menulis seperti ini menuntut pembelajaran
menulis yang memungkinkan siswa banyak latihan, praktek, atau
mengalami berbagai pengalaman kegiatan menulis.

Di samping harus bervariasi, menulis juga perlu sistematis, bertahap,


dan akumulatif. Berlatih menulis yang tidak terarah apalagi kurang diawasi
guru membuat kegiatan siswa tidak terarah bahkan sering membingungkan
siswa. Mereka tidak tahu apakah mereka sudah bekerja benar, atau
mereka tidak tahu membuat kesalahan yang berulang. Latihan mengarang
terkendali disertai diskusi di mana sangat diperlukan dalam memahami dan
menguasai keterampilan menulis.

C.Jenis-jenis Tulisan

Secara umum, tulisan terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi,


eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi. Di berikut ini akan
dijelaskan satu per satu.

1. Eksposisi

Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk


karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis
suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan
seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara
analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang
dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi
yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering
digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi,
tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.

Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja
pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan
eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan
atau menerangkan.

Parera (1993: 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi


akan mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian
dan peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan


eksposisi, penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek
yang akan digarapnya. Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas
pengetahuan dengan berbagai cara seperti membaca referensi yang
berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian, misalnya
wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan angket,
melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya.

Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik maka pikiran utama


dan pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan
yang pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka
(pendahuluan) bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup yang
merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus
diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam karangan
seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-
sub bab.

Contoh eksposisi :

Masa remaja adalah saat yang penuh kesenangan dan kegembiraan.


Namun, masa itu juga merupakan saat mulai timbulnya jerawat. Suatu
pertanda bahwa Anda telah memasuki masa dewasa, namun merupakan
suatu hal yang Anda harapkan tidak begitu tampak. Cobalah Clearasil
krem pengobatan jerawat. Clearasil memiliki tiga daya ampuh yang khas
untuk membantu mempercepat proses penyembuhan jerawat serta
membantu menghindari timbulnya jerawat baru. Jadikanlah dirimu salah
satu dari berjuta-juta pemakai Clearasil di dunia dan tampilkan
wajah Anda dengan banggga !

2. Deskripsi

Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata


suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘ melihat’ apa yang
dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa
yang dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama
dengannnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil
dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata
(Marahimin. 1993: 46)

Contoh deskripsi

Pasar Blaura merupakan pasar perbelanjaan yang sempurna. Semua


barang ada di sana. Di bagian terdepan berderet toko sepatu dalam dan
luar negeri. Di lantai satu terdapat toko pakaian yang lengkap berderet-
deret. Di sampaing kanan pasar terdapat stan-stan kecil penjual perkakas
dapur. Di samping kiri ada pula jenis buah-buahan. Pada bagian belakang
kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang kecil yang berjualan
makanan dan minuman. Belum lagi kalau kita melihat lantai di atasnya

( Adisampurno. 2003: 11)

3. Narasi (kisahan)

Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan


menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia (tokoh)
berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Paragraf narasi itu
dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang
sesuatu yang telah diketahui atau sesuatu yang dialami oleh penulisnya.
Narasi lebih menekankan pada dimensi latar dan adanya alur atau konflik.

Contoh.

Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan mobil.
Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian, kami
sampai di sebuah rumah yangh sederhana seperti rumah-rumah di
sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah rumah-rumah gedung
yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang sederhana itu terbuka
pelan. Seorang gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba pinsan dan
terkulai lemas dalam pelukanku ( Pusat Bahasa .2003: 47).

4. Argumentasi

Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan


pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar
amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca.
Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan
data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001: 45).

Contoh.
Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal ini
terbukti pada bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang tercatat di
kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan
pun juga semakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran mesyarakat
tentang kedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan (Pusat Bahasa. 2003:
45).

5. Persuasi

Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk,


ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca
untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang
dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan
masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.

Contoh:

Generasi 1945 telah berjuang dengan jiwa dan raga untuk merebut
dan menegakkan kemerdekaan. Apa yang mereka lakukan bukan semata-
mata untuk diri sendiri, tetapi juga untuk generasi penerus.

Setiap generasi memikul beban berupa warisan yang harus


dipelihara sebaik-baiknya. Warisan adalah amanat. Melecehkan amanat
sama maknanya dengan memalsukan sumpah. Hal ini yang tidak boleh
dilakukan oleh generasi mana pun.

D. Tahap-tahap Menulis

1. Memilih topik

Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika menulis suatu karangan


menentukan topik. Hal ini untuk menentukan apa yang akan dibahas dalam
tulisan. Ada beberapa yang harus dipertimbangkan dalam memilih topik
yaitu;
1) topik itu ada menfaatnya dan layak dibahas. Ada manfaatnya
mengandung pengertiam bahwah bahasan tentang topik itu akan
memberikan sumbangan kepada ilmu atau propesi yang ditekuni, atau
berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Layak dibahas berarti
topik itu memang memerlukan pembahasan dan sesuai dengan bidang
yang ditekuni.

a) topik itu cukup menarik terutama bagi penulis;

b) topik itu dikenal baik oleh penulis;

c) bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai;

d) topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit;

Setelah berhasil memilih topik sesuai dengan syarat-syarat pemilihan di


atas maka yang akan dilakukan selanjutnya membatasi topik tersebut.
Proses pembatasan topik dapat dipermudah dengan membuat diagram
pohon atau diagram jam.

Ide induk yang menjadi benih atau pangkal awal sesuatu karangan
yang akan ditulis hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk
dikembangbiakkan sampai cukup tuntas, langkah berikutnya ialah memilih
salah satu saja di antara rincian ide-ide yang muncul itu untuk dijadikan
topik karangan. Topik inilah yang kemudian perlu diolah lebih lanjut dengan
membatasi topik dengan sebuah tema tertentu. Jadi, pada topik ini
ditentukan salah satu segi, unsur, atau faktornya yang dijadikan
pembicaraan.
Agar tulisan atau karangan itu lebih terkuasai dan lebih kaya, penulis
memerlukan langkah berikutnya, yakni mengumpulkan bahan. Sumbernya
bisa berupa buku, internet, surat kabar, hasil observasi lapangan,
pengalaman sendiri, wawancara, dan yang lainnya. Hal ini penting
terutama di dalam menulis karangan ilmiah.

Langkah yang terakhir yang perlu dilakukan pengarang ialah


menguraikan atau mengudar rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah
garis besar karangan. Garis besar, rangka atau disebut juga outline adalah
suatu rencana kerangka yang menunjukkan ide-ide yang berhubungan
satu sama lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi
sebuah karangan yang lengkap dan utuh.

Di bawah ini secara ringkas proses ide induk menjadi garis besar
karangan menempuh enam langkah sebagai berikut

Langkah Aktivitas Pengarang Hasil

1 Menemukan ide yang akan Ide pokok


diungkapkan menjadi
karangan

2 Mengembangkan ide Rincian ide


induk

3 Memilih salah satu ide menjadi Topik


pokok soal yang

4 Membatasi topik dengan Tema


sesuatu
segi/unsur/faktor

5 Merumuskan topik berikut Kalimat ide


temanya dalam sebuah pokok
pernyataan

6 Menguraikan rumusan ide Garis besar


pokok menjadi rangka karangan

2. Proses penulisan

Setelah mengetahui cara-cara memulai dan teknik memberikan napas ke


dalam tulisan. Sekarang kita melangkah ke proses penulisan. Pada tahap
ini, kita hanya membangun suatu fondasi untuk topik yang berdasarkan
pada pengetahuan, gagasan, dan pengalaman. Adapun proses penulisan
tersebut sebagai berikut.

a. Darf kasar dimulai menelusuri dan mengembangkan gagasan-gagasan.


Pusatkan pada isi daripada tanda baca, tata bahasa, atau ejaan. Ingat
untuk menunjukkan bukan memberitahukan saat menulis.

b. Berbagi; sebagi penulis kita sangat dekat tulisan kita sehingga sulit bagi
kita untuk menulai secara objektif. Untuk mengambil jarak dengan tulisan.
Oleh sebab itu perlu meminta orang lain untuk membaca dan memberikan
umpan balik. Mintalah seorang teman membacanya dan mengatakan
bagian manayang benar –benar kuat dan menunjukkan
ketidakkonsistenan, kalimat yany tidak jelas, atau transisi yang lemah.
Inilah beberapa petunjuk untuk berbagi.

c. Perbaikan (revisi); setelah mendapat umpan balik dari teman tentang


mana yang baik dan mana yang perlu digarap lagi, ulangi dan perbaikilah.
Ingat bahwa penulis adalah tauan dari tulisan Anda jadi Andalah yang
membuat umpan balik itu. Manfaatkanlah umpan balik yang dianggap
membantu. Ingat tujuan menulis membuat sebaik mungkin.

d. Menyunting (editing); inilah saatnya untuk membiarkan “editor” otak kini


melangkah masuk. Pada tahap ini, perbaikilah semua kesalahan ejaan,
tata bahasa, dan tanda baca. Pastikanlah semua transisi berjalan mulus,
penggunaan kata kerja tepat, dan kalimat-kalimat lengkap.

e. Penulisan kembali ; tulis kembali tulisan Anda, masukkan isi yang baru
dan perubahan –perubahan penyuntingkan.

f. Evaluasi; periksalah kembali untuk memastikan bahwa Anda telah


menyelesaikan apa yang Anda rencanakan dan apa yang ingin Anda
sampaikan. Walaupun ini merupakan proses yang terus berlangsung tahap
ini menandai akhir

Kegiatan menulis dibaratkan seperti seorang arsitektur akan


membangun sebuah gedung, biasanya ia membuat rancangan terlebih
dahulu dalam bentuk gambar di atas kertas. Demikian pula seorang
penulis, membuat kerangka tulisan atau outline merupakan kebiasaan
yang perlu dipupuk terus untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang
baik. Penulis dalam hal ini dibaratkan sebagai seorang arsitek bahasa,
yang selain mengetahui bagaimana membangun sebuah tulisan secara
utuh, ia tidak boleh mengabaikan dasar-dasar penulisan. Dasar-dasar
penulisan ini menjadi fondasi utama dalam penulisan adalah pemahaman
kita tentang paragraf. Dengan memahami makna dan ciri-ciri paragraf yang
baik, kita akan lebih mampu menuangkan gagasan dan pikiran kita secara
lebih runtut, sistematis, dan teratur. Pada dasarnya sebuah tulisan
mencerminkan cara berpikir seseorang dan bagaimana ia memandang
suatu persoalan.

Agar hasil karangan baik maka Halim (1982: 114) mengemukakan


ada lima unsur dalam karangan, yaitu.

a. isi karangan: hal atau gagasan yang dikemukakan;

b. bentuk karangan: susunan atau cara menyajikan isi ke dalam pola kalimat;

c. tata bahasa: penggunaan tata bahasa dan pola kalimat yang tepat;

d. gaya: pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna
terhadap karangan;

e. penggunaan ejaan dan tanda baca

Hairston (1982.114),. Ada lima komponen menulis prosa yang baik


yaitu ;

a. penggunaan bahasa, yaitu kemampuan menulis kalimat yang tepat dan


baik;

b. kemampuan mekanis; yaitu kemampuan menggunakan tanda baca


dengan tepat;

c. kemampuan menjaga isi kalimat; yaitu kemampuan berpikir kreatif,


mengembangkan ide, dan membuang informasi yang tidak relevan;

d. gaya menulis; yaitu kemampuan memanipulasi kalimat dan paragraf, serta


kemampuan menggunakan bahasa secara efektif;
e. kemampuan mengambil keputusan; yaitu kemampuan menulis
dengan gaya yang tepat untuk tujuan dan untuk pembaca tertentu, serta
kemampuan memilih, mengorganisasi, dan menyusun informasi yang
relevan.

Anda mungkin juga menyukai