PENDAHULUAN
pemerintah pusat tidak berhak untuk turut campur serta dalam membuat kebijakan
dan peraturan daerah di suatu kota yang tentunya berkaitan dengan meningkatkan
jawab. Disebut nyata berarti pemerintah daerah harus menjalankan segala macam
sejalan dengan maksud dan tujuan dari semangat otonomi daerah dalam rangka
masyarakat desa.
Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan salah satu perwujudan otonomi desa
yang bersumber dari hasil bagi pajak daeerah dan anggaran keuangan dari
pemerintah pusat yang diterima oleh perangkat kabupaten dan kota guna
disalurkan ke desa – desa yang dibagikan secara proporsional. Alokasi Dana Desa
masyarakat terhadap berbagai macam aspek di segala bidang (Eko, 2002). Arah
pemberdayaan masyarakat desa yang paling efektif dan lebih cepat untuk
masing-masing.
masyarakat desa sehingga memiliki sifat yang mendesak untuk dilaksanakan dan
mencakup kebutuhan hidup masyarakat desa. Oleh karena itu, berbagai macam
kegiatan yang dibiayai oleh dana desa harus memberikan manfaat, antara lain :
Pemberian dana desa merupakan alokasi dana yang berasal dari pemerintah
pemerintah pusat dan daerah yang akan diterima oleh pemerintah kabupaten
Pengelolaan Alokasi Dana Desa). Pembagian dana desa berasal dari APBD
dan stimulus bagi masyarakat desa untuk lebih mandiri dalam membangun
desa berasal dari dana perimbangan yang akan diterima oleh kabupaten yang
setelah dikurangi oleh dana alokasi khusus (Permendagri No. 113 Tahun 2014).
tata cara pembagian dan penetapan alokasi dana desa Kabupaten Lamandau
menyatakan bahwa pada tahun anggaran 2017 jumlah anggaran dana desa di
Kabupaten Lamandau adalah sebesar Rp. 52.100.834.700,- (lima puluh dua miliar
seratus juta delapan ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus rupiah) dengan
1) Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM) ditetapkan sebesar 60% dari total
anggaran dana desa yang dibagi secara merata bagi seluruh desa di
Kabupaten Lamandau
2) Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP) ditetapkan sebesar 40% dari dana
tata cara pembagian dan penetapan alokasi dana desa Kabupaten Lamandau tahun
2) Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP) ditetapkan sebesar 40% dari dana
bagian hasil pajak dan retribusi daerah yang dibagi secara proporsional
Tabel 1.1
Alokasi Dana Desa Kabupaten Lamandau Tahun 2017
3 Cuhai 537.931.726
4 Kawa 618.020.816
6 Penopa 609.506.409
7 Suja 586.554.413
8 Sekoban 614.772.050
9 Bekonsu 707.401.904
12 Sepoyu 769.564.651
dijalankan dengan baik dan tepat sasaran kepada masyarakat akan memberikan
kesenian terhadap masyarakat desa, penggajian kepala desa dan perangkat desa,
Di Kabupaten Lamandau”.
1.2 Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah apakah alokasi dana desa berpengaruh terhadap
keputusan.
ini akan mengetahui seberapa besar pengaruh alokasi dana desa terhadap
dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, antara lain alokasi dana desa
dependen. Sampel yang digunakan dan menjadi responden dalam penelitian ini
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014
2) Akuntabel
3) Partisipatif.
1) Kemampuan
2) Kepercayaan
3) Wewenang
4) Tanggung Jawab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memiliki sebaran warganya sebesar kurang dari 2.500 jiwa dan masih memegang
budaya keakraban yang sangat kental, antara lain masih saling mengenal antara
sesama warga desa, pertalian persaudaraan yang masih sama kental, kegiatan
ekonomi didominasi oleh bercocok tanam dan berdagang yang masih dipengaruhi
oleh keadaan alam, iklim dan cuaca sekitar, serta masih mengandalkan kekayaan
dalam satu lingkup hukum dalam suatu wilayah masyarakat dan memiliki kuasa
masyarakat sekitarnya.
dari desa adalah suatu kesatuan masyarakat yang memiliki batas wilayah dan
Republik Indonesia.
dana yang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang difungsikan
dan belanja daerah kabupaten atau kota dan digunakan dalam membiayai
Dalam Ayat (1) Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 alokasi anggaran
dana desa di dalam anggaran pendapatan dan belanja desa wajib memperhatikan
2) Pemberian insentif dan modal usaha melalui Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes)
1) Pemberian bagi hasil pajak daerah dibutuhkan minimal 10% seperti yang
khusus desa
Adapun tujuan dari alokasi dana desa menurut Syachbrani (2012), antara
Selain itu menurut Nurcholis (2011) tujuan dari adanya alokasi dana desa
Desa (BUMDes)
Tahun 2014, dalam kegiatan mengelola anggaran dana desa diharuskan untuk
Definsi transparansi dalam hal ini berarti setiap masyarakat diberikan hak
dan akses yang sama dalam melihat bagaimana proses anggaran dana desa.
Hal ini sangatlah penting karena menyangkut hajat hidup masyarakat desa
2) Prinsip Akuntabilitas
kepada DPRD dan masyarakat luas. Dalam hal ini masyarakat memiliki
sumber daya dalam intensitas dan kualitas tertentu dengan harga yang
desa. Definisi efektif berarti pemakaian anggaran harus sesuai dengan target
lebih berdaya dari sebelumnya, baik dalam hal wewenang, tanggung jawab,
untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari
khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau
kemampuan dalam:
1) Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan
(freedom)
yang dilakukan dalam masyarakat luas baik lingkup rakyat, organisasi, dan
yang mengacu kepada pengamanan akses sumber daya alam secara berkelanjutan.
ini pada awalnya merupakan gagasan yang ingin menempatkan manusia sebagai
subjek dari dunianya sendiri. Oleh karena itu menurut Sedarmayamti (2014)
sangatlah wajar apabila konsep ini menampakan dua kecenderungan, antara lain:
itu proses ini sering disebut sebagai kecenderungan primer dari makna
pemberdayaan.
hidupnya
2.2.3 Proses Pemberdayaan Masyarakat
sebagai berikut:
bidang ekonomi
dan kamu masyarakat kecil dengan melihat keadaan sosio dan ekonomi sehingga
etnis
2) Kelompok masyarakat yang berkebutuhan khusus dan penyandang
disabilitas
keluarga
manusia yang mandiri. Dalam rangka mencapai manusia yang mandiri dibutuhkan
dan berkelanjutan supaya tidak mencapai tahap kemunduran. Tahap – tahap yang
Penelitian yang dilakukan oleh Faizatul Karimah, Choriul Saleh, dan Ike
Kabupaten Lamongan. Hasil dari penelitian ini adalah secara secara normatif dan
administratif pengelolaan alokasi dana desa dilakukan dengan baik, namun secara
maksimal hanya kepala desa selaku tim pelaksana yang mendominasi pengelolaan
alokasi dana desa tersebut. Persamaan penelitian ini terhadap penelitian yang akan
diteliti oleh penulis adalah membahas mengenai alokasi dana desa dan
objek penelitian yang akan digunakan dan metode penelitiannya, dimana peneliti
Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD) (Studi Kasus Pada Desa Bukumatiti
belum sesuai dengan asas pengelolaan keuangan desa salah satunya asas
Alokasi Dana Desa (ADD) pemerintah desa tidak secara terbuka kepada
akan diteliti oleh penulis adalah membahas mengenai alokasi dana desa dan
objek penelitian yang akan digunakan dan metode penelitiannya, dimana peneliti
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Kusuma Putra, Nur Pratiwi, dan
Suwondo (2018) dengan judul penelitian “Pengeloalan Alokasi Dana Desa Dalam
pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Bukumatiti belum sesuai dengan
asas pengelolaan keuangan desa salah satunya asas transpransi. Dimana dalam
Persamaan penelitian ini terhadap penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah
Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah objek penelitian yang akan
penelitian kuantitatif.
menggunakan dua variabel, antara lain variabel alokasi dana desa sebagai variabel
Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa
lain:
1) Transparan, meliputi:
2) Akuntabilitas, meliputi:
3) Partisipatif, meliputi:
Kerangka Berpikir
Variabel X Variabel Y
Kemampuan
Transparansi
Kepercayaan
Akuntabilitas
Wewenang
Partisipatif
Tanggung jawab
2.5 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijabarkan diatas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Alokasi Dana Desa memiliki pengaruh
Lamandau.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
tujuan dan kegunaan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah proses untuk mendapatkan data yang memiliki tujuan dan kegunaan
suatu cara memperoleh pengetahuan yang baru atau suatu cara untuk menjawab
pertanyaan yang dilakukan secara ilmiah Suatu pendekatan untuk mencari tahu
pemberdayaan masyarakat
research). Penelitian ini menjelaskan tentang adanya hubungan sebab akibat dari
variabel-variabel penelitian sebagai upaya melihat pengaruh alokasi dana desa
Nomor 113 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa dalam anggaran keuangan desa
Tabel 3.1
Dimensi Alokasi Dana Desa
Dimensi Indikator
Transparansi Tersedianya sarana informasi yang detail mengenai
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
Variabel dependen atau sering juga disebut dengan variabel output, kriteria,
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Adapun variabel dependen
Tabel 3.2
Dimensi Pemberdayaan Masyarakat
Dimensi Indikator
Kemampuan Peningkatan kemampuan dan pengetahuan
masyarakat
Pelatihan langsung kepada masyarakat
Kepercayaan Respons dari masyarakat mengenai informasi
tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala
yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian,
atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah populasi terbatas. Populasi terbatas adalah populasi yang
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian kecil dari jumlah pouplasi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan
n = N
1 + N.e2
Dimana :
N : Jumlah populasi
n : Jumlah sampel
Statistika pada tahun 2014 sebanyak 67.672, maka sampel dalam penelitian ini
1 + (67.672) (5%)2
= 67.672
16.919
= 4 sampel.
Kabupaten Lamandau
dengan menggunakan kuesioner yang digunakan sebagai data primer. Data primer
adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama
(Umar, 2012).
3.6. Uji Validitas Dan Realibitas
kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Kuesioner dalam penelitian ini terdapat dua variabel dimana variabel alokasi dana
yang dibuat mengukur konsep tertentu yang ingin diukur. Uji validitas ini dapat
skor total memakai rumus korelasi Pearson. Kriteria yang digunakan untuk
menyatakan valid atau tidak valid adalah bila koefisien korelasi r hitung > r tabel
Dimana :
r hitung = Koefisien korelasi
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item)
n = Jumlah responden
memberikan penelitian atas apa yang diukur. Suatu kuesioner akan dikatakan
reabilitas jika hasil penelitian yang diberikan oleh instrument itu adalah konsisten.
Dalam hal ini, penulis menggunakan Scale Alpha Cronbach dengan rumus
sebagai berikut:
Dimana :
σ 12 = Varian total
Data yang diperoleh dari lapangan harus melalui proses analisis data. Di
dalam analisis data dapat diketahui apakah data tersebut dapat dimengerti. Hasil
dari data yang diperoleh dari lapangan bergantung pada analisis data yang
dampak pada hasil akhir dari penelitian. Dengan kata lain, analisis data adalah
proses penyederhanaan dalam mengolah data yang diperoleh di lapangan sehingga
dapat dapat memberikan jawaban yang dapat dimengerti dan dianalisis sehingga
variabel bebas bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel bebas tertentu.
plotting (tebaran titik) terhadap pasangan nilai-nilai X dan Y. Hasil plot ini disebut
dengan diagram pencar (scatter diagram)”. Uji linieritas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS V.20.0 for windows. Dan
letak titik-titik data itu menyebar disekitar garis lurus maka antara kedua
Sebaliknya jika titik-titik data itu tidak berada disekitar garis lurus, maka
antara kedua variabel tersebut tidak terdapat hubungan linier, maka uji
Pada hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel ANOVA, yaitu pada kolom
Baura, J., Mandey, J., & Tulusan, F.(2018). Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD) (Studi Kasus Pada Desa
Bukumatiti Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat). Jurnal
Administarsi Publik.
Karimah, F., Saleh, C., & Wanusmawatie, I (2018). Pengelolaan Alokasi Dana
Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pada Desa Deket
Kulon Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan). Jurnal Administrasi
Publik. Vol. 2(4). pp. 597 – 602
Kountur, R. (2010). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:
PPM
Nugroho, A. & Cahyani, A. (2015). Multikulturalisme dalam Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana
Peraturan Bupati Lamandau Nomor 25 Tahun 2017, Tentang Tata Cara Pembagian
dan Penetapan Alokasi Dana Desa Kabupaten Lamandau
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 113 Tahun 2014, Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa
Putra, C. K., Pratiwi, N., & Suwondo (2018). Pengeloalan Alokasi Dana Desa
Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa (Studi Pada Desa Wonorejo,
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Publik
(JAP). Vol. 1(6). pp. 1203 – 1212
Umar, H. (2012). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.