Anda di halaman 1dari 70

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE DEMONSTRASI


DI KELAS V SD NEGERI 1 BITING

Disusun dan Digunakan Untuk memenuhi Tugas Akhir


Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional ( PDGK 4501 )
Program S1 Universitas Terbuka

Oleh
ARI KRISTANTO
NIM. 822260113

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PURWOKERTO
2017

1
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE DEMONSTRASI
DI KELAS V SD NEGERI 1 BITING

Disusun dan Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Tugas Akhir


dalam Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
(PDGK 4501) Program S1 PGSD FKIP
Universitas Terbuka

Oleh
ARI KRISTANTO
NIM. 822260113

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH PURWOKERTO
2017

2
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN IPA
Nama : Ari Kristanto
NIM : 822260113
Tempat Mengajar : SD Negri 1 Biting, Kecamatan Pejawaran,
Kabupaten Banjarnegara.
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : V/2
Waktu Pelaksanaan :
Siklus ke- 1 : Senin , 20 Februari 2017
Senin, 27 Februari 2017
Siklus ke- 2 : Rabu , 06 Maret 2017
Selasa, 13 Maret 2017
Masalah yang menjadi fokus perbaikan :
a. Rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
pesawat sederhana di kelas V SD Negeri 1 Biting.
b. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi
pesawat sederhana di kelas V SD Negeri 1 Biting
Pejawaran, 3 April 2017
Menyetujui Mahasiswa
Supervisor

Drs. Sutaryo, M.Pd Ari Kristanto


NIP. 19600120 198304 1 001 NIM. 822260113

3
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya sususn sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun Bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah ditulis dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma ,kaidah,dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
karya saya senndiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu ,saya
bersedia menerima sanksi ,termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Pejawaran, 03 April 2017


Yang membuat pertanyaan

Ari Kristanto
NIM : 822260113

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
laporan perbaikan pembelajaran di SD Negri 1 Biting, Kecamatan Pejawaran,
Kabupaten Banjarnegara.
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional yang merupakan mata kuliah wajib bagi
mahasiswa S1 PGSD.
Profesi guru memang profesi yang memerlukan Inovasi dalam
Implementasinya. Di era globalisasi, profesionalisme seorang guru perlu
ditingkatkan agar dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum. Jika peserta didik mengalami permasalahan dalam pembelajaran
bukan berarti peserta didik yang salah. Seorang guru yang professional hendaklah
meninjau kembali pembelajaran yang salah dilaksanakan dengan cara merefleksi
diri.
PKP merupakan salah satu mata kuliah yang wajib di ikuti oleh
mahasiswa S1 PGSD. Pada mata kuliah PKP inilah mahasiswa mendapat
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mengajar secara professional
melalui berbagai kegiatan dalam menemukan dan mengatasi masalah yang
dihadapi dalam pembelajaran si sekolah dasar.
Peneliti berharap laporan ini dapat membantu mengatasi masalah-
masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar khususnya di
SD Negri 1 Biting, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara. Selain itu
dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Peneliti sangat menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini tidak
dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan pihak lain. Untuk itu peneliti
menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya dan dan mengucapkan beribu-ribu
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Rektor Universitas Terbuka;
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka;

5
3. Ketua jurusan Pendidikan Universitas Terbuka;
4. Samsul Islam, S. Pd, M. Pd Selaku Kepala UPBJJ Universitas
Terbuka Purwokerto;
5. Drs. Sutaryo M.Pd Selaku Dosen Pembimbing;
6. Semua Staf Dosen Universitas Terbuka;
7. Semua staf Dosen UPBJJ Universitas Terbuka Purwokerto;
8. Kepala UPT Dindikpora Kabupaten Banjarnegara;
9. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran beserta Staf;
10. Chayatuti, S.Pd.SD Selaku Kepala SD Negri 1 Biting;
11. Semua Guru SD Negri 1 Biting;
12. Semua Siswa SD Negri 1 Biting;
13. Semua pihak yang membantu proses penyusunan laporan ini;
Peneliti menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Hal
tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti. Untuk
itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Akhirnya peneliti berharap semoga perbaikan pembelajaran ini dapat
bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.

Pejawaran, 03 April 2017

Penulis

6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………….………….……… i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………........................... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT……………….…..……. iii
KATA PENGANTAR ….……………………………………….……….. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………….……. vi
DAFTAR TABEL …..……………………………………………..……... vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………...…... viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………...…… ix
ABSTRAK ……………………………………………………….…..…... x
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………….…….... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………... 5
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 5
D. Manfaat Penelitian ………………………………………….……. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………... 7
A. Kerangka Teori…………………………………………..……… 7
B. Kerangka Berpikir …………………………………………..….. 19
C. Hipotesis Penelitian …………………………………………….... 20
D. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan………………….….. 21
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN …………………………….…... 22
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu 22
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ………….…………… 25
C. Teknis Analisis Data ..…………………………………………… 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………….………..………………… 40
A. Deskripsi Hasil Penelitian…..………………………………..…....40
B. Pembahasan Hasil Penelitian ….……………………………….… 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ……………..… 58
A. Simpulan …………………………………………………...... 58
B. Saran dan Tindak Lanjut ……………………………………...... 58
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………........37
60

7
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal kegiatan penelitian………………………………………... 23


4.1 Hasil ulangan harian siswa studi awal……………………………. 40
4.2 Hasil ulangan harian siswa Siklus I………………………….…… 42
4.3 Hasil pengamatan motivasi belajar siswa Siklus I…….. …..….... 44
4.4 Hasil pengamatan kegiatan guru Siklus I…………………………. 45
4.5 Hasil ulangan harian siswa Siklus II……….................................... 48
4.6 Hasil pengamatan motivasi belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran ipa konsep gerak benda Siklus I ……...…………... 50
4.7 Hasil pengamatan kegiatan guru Siklus II…………....................... 51
4.8 Perbandingan hasil pengamatan motivasi belajar siswa…………. 53
4.9 Perbandingan hasil ulangan harian belajar siswa.…….................. 55

8
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Prosedur penelitian secara umum……………………………… 27


3.2 Prosedur penelitian tindakan kelas…………………………….. 29
4.1 Diagram batang hasil ulangan harian siswa siswa studi awal ... 41
4.2 Diagram batang hasil ulangan harian siswa Siklus I………….. 43
4.3 Diagram batang motivasi belajar siswa Siklus I ....................... 45
4.5 Diagram batang nilai ulangan harian siswa Siklus II………….. 49
4.6 Diagram batang peningkatan motivasi siswa Siklus II ............. 50
4.8 Diagram batang perbandingan motivasi siswa ……………….. 54
4.9 Diagram batang perbandingan hasil ulangan harian siswa ….... 56

9
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat kesedian supervisor 2 dalam penyelenggaraan PKP.… 61


2 Perencana Perbaikan Pembelajaran IPA….……………….. 62
3 Rencana perbaikan pembelajran (RPP)…………………….. 64
4 Lembar Observasi/Pengamatan kinerja guru …………….... 86
5 Jurnal bimbingan dengan supervisor 2 ……………............ 94
6 Rekapitulasi nilai hasil ulangan harian ....….……..…….….. 96
7 Hasil pekerjaan siswa terbaik dan terburuk per siklus…….... 97

10
ABSTRAK
Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan
Kelas pada siswa kelas V (lima) Di SD Negeri 1 Biting.Kecamatan Pejawaran,
Kabupaten Banjarnegara semester II (dua) tahun pelajaran 2013/2017 dengan jumlah
30 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian
dilaksanakan mulau bulan Januari sampai dengan Maret sebanyak II (dua) siklus,
dimana setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pada setiap siklus dilaksanakan 4
kegiatan yaitu : Perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi. Pada penelitian ini
dibantu oleh teman sejawat yang bertugas sebagai pengamat/observer.
Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)disebabkan oleh Guru belum menggunakan alat peraga yang
menarik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan Guru dalam memberikan
pembelajaran belum menggunakan metode yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Dari analisis maslah diatas sehingga perlu adanya Alternatif dan Prioritas
Pemecahan Masalah dan pada penelitian ini Prioritas Pemecahan Masalah metode
demonstrasi.
Penelitian bertujuan untuk 1) meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Biting dalam konsep IPA,2) meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Biting dengan penggunaan metode demonstrasi pada materi gerak benda
Dari hasil analisis, memberikan kesimpulan bahwa : (1) Penggunaan metode
demonstrasi pada pembelajaran konsep gerak benda terbukti dapat meningkatkan
Motivasi belajar siswa sebesar 80 % yaitu pada kondisi awal 20 % menjadi 100 % pada
siklus ke II.(2) Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran konsep gerak benda
mampu meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 80 % yaitu dari kondisi awal 10 %
menjadi 90 % pada siklus ke II
Dari hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
Demonstrasi dapat meningkatkan Motivasi belajar siswa Selain itu juga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa .Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada guru lain dalam pembelajaran bahwa metode Demonstrasi dan alat-
alat bantu yang tepat dapat digunakan sebagai bahan kajian dan penelitian berikutnya.

Kata kunci : Motivasi Belajar,Hasil Belajar,Metode Demonstrasi

11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam pembelajaran Ilmu Pendidikan Alam (IPA), guru mempunyai
kewajiban membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut guru harus berusaha
mengunakan berbagai cara dan setrategi dalam menyajikan materi ajar agar
dapat dikemas secara menarik dan menantang untuk membangkitkan minat
belajar siswa. Hal yang tak kalah penting adalah menyiapkan alat peraga atau
alat bantu pelajaran untuk memperlancar pencapaian tujuan belajar.
Namun kenyataannya di lapangan sungguh sangat memprihatinkan.
Pembelajaran yang berlangsung dalam kelas masih jauh dari harapan. Jika di
identifikasi ada beberapa masalah dalam pembelajaran IPA di SD Negri 1
Biting .
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut guru akan berusaha melakukan
intropeksi untuk mengetahui letak kekurangan-kekurangan. Hal tersebut
dimaksudkan agar dapat mengembangkan kemampuannya sehingga dapat
menarik siswa untuk merasa nyaman dan tertarik dengan pelajaran yang
sedang diberikan.Dari hasil diskusi terungkap masalah-masalah yang terjadi
pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana yang telah dilakukan yaitu:
1) Siswa kurang aktif dalam diskusi kelas.
2) Motifasi siswa yang berkaitan dengan pelajaran IPA khususnya yang
berkaitan dengan pembelajaran tentang pesawat sederhana masih sangat
rendah,
3) Banyak siswa melakukan aktifitas sendiri pada saat diajar,
4) Siswa kurang terlibat dalam pembelajaran,
5) Siswa apabila ditanya tentang materi pembelajaran bingung.
6) Keaktifan siswa kurang.

12
7) Hasil belajar IPA khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran tentang
Pesawat Sederhana masih rendah.
8) Masih banyak siswa yang bermain sendiri.
2. Analisis Masalah
Dari hasil analisis masalah diketahui sebagai berikut :
a. Keaktifan siswa yang berkaitan dengan pelajaran IPA masih rendah
b. Nilai rata-rata anak masih rendah
c. Hasil belajar siswa masih dibawah KKM..
Dari analisis masalah diatas jika masalah ini dibiarkan akan bedampak
negatif bagi siswa, karena motifasi siswa akan mempengaruhi hasil belajar.Dan
berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, kepala sekolah dan supervisor
penyebab dari beberapa masalah tersebut dari kurangnya motifasi siswa serta
rendahnya hasil belajar disebabkan oleh :
1. Guru kurang bisa menumbuhkan keberanian
bertanya.
2. Metode pembelajaran guru kurang tepat.
Akibat dari proses pembelajaran yang demikian adalah motifasi dan
hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal ini terlihat dari studi pendahuluan. Dari
jumlah 30 siswa yang mengerjakan tes formatif hanya 8 siswa atau 30,77 %
saja yang tuntas dengan KKM 70. sedangkan sisanya 22 siswa atau 69,23 %
belum tuntas.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
a. Alternatif Pemecahan Masalah.
1. Metode Diskusi
2. Alat Peraga IPA
3. Metode demonstrasi
b. Prioritas Pemecahan Masalah.
1. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan
bahan pembelajaran dengan mempertunjukkan secar langsung objeknya
atau caranya melakukan sesuatu untuk menunjukkan proses tertentu.

13
Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam
melaksanakan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa
dapat memperhatikan (mengamati) terhadap objek yang akan
didemonstrasikan.Drs. Udin S. Winataputra M. A dkk dalam bukunya
strategi belajar mengajar mengidentifikasiakn, karakteristik, pengalaman
belajar,keunggulan dan kelemahan metode demonstrasi Memotifasi belajar.
Dengan berbagai pertimbangan di atas dan saran dari teman
sejawat, maka alternatif pemecahan masalah difokuskan pada penggunaan
alat peraga. Dan Dalam hal ini peneliti Memprioritaskan dengan
menggunakan metode demonstrasi sekaligus menggunakan Alat peraga.
Dengan demikian metode demonstrasi yang disertai Alat peraga
diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam
proses belajar.
Peneliti sebagai guru kelas V pada sekolah tersebut beranggapan
bahwa motifasi dan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam perlu ditingkatkan. Untuk mengatasi masalah itu diperlukan
kreatifitas peneliti yang dapat membuat pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
menjadi lebih menarik, disukai dan menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan motifasi dan hasil belajar siswa. Atas saran supevaisor
diputuskan bahwa alternatif perbaikan pembelajaran difokuskan pada
penggunaan metode yang sesuai yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar yaitu dengan metode demonstrasi.
Sebagai metode penyajian, metode demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru, oleh karena itu siswa bukan hanya
sekedar memperhatikan, tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan
pelajaran dengan lebih kongkrit. Metode ini digunakan juga untuk
mendukung keberhasilan strategi pembelajara ekspositori dan inkuiri.
Proses pembelajaran menggunakan demonstrasi akan lebih menarik, sebab
siswa tak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

14
a. Keuntungan metode demonstrasi antara lain :
1. Perhatian siswa dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap
penting. Lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak
tertuju pada hal-hal yang tidak relevan.
2. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan, dibandingkan dengan
metode ceramah, karena peserta didik memperoleh gambaran
yang jelas dari pengamatannya.
3. Bila peserta didik aktif, maka akan diperoleh pengalaman-
pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapannya.
4. Beberapa masalah yang tidak jelas dapat dijawab dengan teliti
waktu proses demonstrasi.
b. Yang perlu diperhatikan selama proses mengajar dengan metode
demonstrasi antara lain:
1. Keterangan guru dapat didengar jelas oleh peserta didik.
2. Alat peraga telah disiapkan dengan lengkap dan ditempatkan
pada posisi yang baik, sehingga peserta didik dapat melihat
dengan jelas.
3. Menyarankan kepada peserta didik untuk membuat catatan yang
diperlukan.
c. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah :
1. Meneliti apakah alat-alat atau bahan yang akan digunakan
tersedia (jumlah, kondisi alat, tempat ).
2. Meneliti apakah jumlah siswa memungkinkan suatu
demonstrasi dilakukan dengan jelas.
3. Melaksanakan demonstrasi.
4. Memberi keterangan tentang proses yang diperlihatkan.
5. Menarik perhatian siswa untuk mengadakan observasi atau
hal-hal khusus yang diamati dengan teliti.
6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal
yang belum jelas.

15
7. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
demonstrasi seperti yang dilakukan guru.
d. Langkah-langkah yang dilakukan siswa adalah:
1. Memperlihatkan atau mengamati dengan seksama seluruh
proses demonstrasi.
2. Menirukan atau melakukan sendiri demonstrasi dengan
bimbingan guru.
3. Menanyakan hal-hal yang belum jelas.
4. Mencatat hal-hal penting bila diperlukan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti dapat
merumuskan masalah yang akan diajukan pada penelitian ini antara lain:
1. Apakah penggunaan metode demonstrasi pada materi Pesawat sederhana
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?
2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa ?

C. Tujuan Penelitian.
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitiannya adalah:

1. Tujuan Umum :
a. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan prestasi
belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Biting dalam konsep IPA.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan seberapa besar pengaruh Motifasi siswa dengan
penggunaan metode demonstrasi.
b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan metode
demonstrasi.

16
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Secara Teoristis

a) Dari segi teoritis diharapkan penelitian ini dapat melengkapi teori


pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan pembejalaran IPA
dan penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah.
b) Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan inovasi
pembelajaran Pembejalaran IPA.
c) Sebagai bahan kajian bagi peneliti lebih lanjut yang mengkaji masalah
yang sama.
2. Manfaat Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat bagi:
a. Bagi Guru
1) Memperbaiki kualitas pembelajaran yang sesuai dengan materi
Pesawat Sederhana.
2) Meningkat Profesionalisme guru dan memperbaiki kinerjanya.
b. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan hasil belajarnya,
menumbuhkan sikap mandiri dan kritis terhadap hasil belajar.
2) Membantu siswa meningkatkan prestasi dan
motifasi hasil belajar.
c. Bagi Sekolah
1) Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan
profesional pada diri guru dan pendidikan di sekolah.
d. Pendidikan secara umum
1) Meningkatkan kualitas Pendidikan dan sumber daya manusia
Indonesia.
2) Mencerdaskan anak Bangsa.

BAB II

17
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian motivasi belajar
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas. Masih dalam artikel Siti Sumarni (2005), motivasi secara
harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756).
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama
dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Berdasarkan teori
hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor
maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang
mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang
tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang
diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda
dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang
seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan
"saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa
diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat
belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan
penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan
motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi
sama dengan semangat.
Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi
(sardiman, 2003: 86) yaitu:

18
1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a) Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir.
b) Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena
dipelajari.
2) Motivasi menurut pembagian dari woodworth dan marquis dalam
sardiman:
a) Motif atau kebutuhan organis misalnya kebutuhan minum, makan,
bernafas, seksual, dan lain-lain.
b) Motif-motif darurat misalnya menyelamatkan diri, dorongan untuk
membalas, dan sebagainya.
c) Motif-motif objektif
3) Motivasi jasmani dan rohani
a) Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan
sebagainya.
b) Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat.
4) Motivasi intrisik dan ekstrinsik
a) Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau
berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya peransang dari luar (Sardiman, 2003: 90).
Bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah
memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas,
memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman (Djmarah
dan Zain,2002: 168).
Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman (2006 : 83) motivasi pada diri seseorang itu memiliki
ciri-ciri :
1) Tekun menghadapi tugas
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4) Lebih senang bekerja mandiri

19
5) Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin
6) Dapat mempertahankan pendapatnya
7) Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Adapaun kriteria motivasi Menerut peneliti yang akan di ambil
dalam penelitian ini meliputi :
1) Unjuk kerja siswa dalam kelompok dan keberanian
mengemukakan pendapat
2) Motivasi dalam belajar dan bekerja secara mandiri
3) Respon siswa terhadap penjelasan dan pertanyaan guru
4) Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin
5) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Adapun sekor pengambilan kriteria diatas adalah MR = Motivasi
Rendah ( Jika muncul 0-1 aspek) ,MS = Motivasi Sedang ( Jika muncul
2-3 aspek ) dan MT = Motivasi Tinggi ( Jika muncul 3-4 aspek )
b. Pengertian Belajar
Slameto (1995:2) mengemukakan, “Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Muhibin Syah (2006:65-66) mengutip pendapat seorang ahli
psikolog bernama Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning
mendefinisikan belajar sebagai: “any relatively permanent change in an
organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience,
artinya belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman”.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991:121)
pengertian belajar jika dilihat secara psikologi adalah: Suatu proses
perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan perkataan

20
lain, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.
Sardiman (2006: 20-21) mengemukakan, “Dalam pengertian luas,
belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
seutuhnya”. Dari pemaparan para ahli tentang makna belajar di atas, dapat
dikatakan pengertian dan pemahaman seseorang tentang sesuatu (secara
ilmiah) pastilah didapatkan melalui belajar dengan ulet dan sungguh-
sungguh. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah
”penambahan pengetahuan”. Selanjutnya ada yang mendefinisikan
”belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar
berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa
perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, serta
penyesuaian diri. Terlebih lagi dalam mempelajari matematika yang
struktur ilmunya berjenjang dari yang paling sederhana sampai yang
paling kompleks, dari yang konkret sampai ke abstrak.
2. Pengertian Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang
relatif permanen yang terjadi karena pengalaman.Perubahan tingkah laku
memiliki pengertian yang luas, tidak hanya menyangkut perubahan
pengetahuan saja melainkan menyangkut aspek perilaku dan pribadi anak
secara terintegrasi,Taufik Agus (2011:5.9)
Menurut Slameto (2010:2), belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar tersebut mempunyai beberapa ciri yaitu :
1) Perubahan terjadi secara sadar.

21
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsionaliatas.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
5) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Menurut R. Gagne yang dikutip oleh Slameto (2010:13),
memberikan dua definisi belajar, yaitu :
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivsi pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari instruksi.
Menurut Rakhmat,dkk (2006:48) belajar (learning) merupakan
kegiatan paling pokok dalam mencapai perkembangan individu dan
mempermudah pencapaian tujuan institusional suatu lembaga pendidikan.
Hal ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu
sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa yang terlihat dari
hasil belajarnya.
b. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Peaget (William C. Crain, 198 : 98) bahan belajar tidak
harus berpusat pada guru atau tenaga kependidikan, tetapi anak harus lebih
aktif. Oleh karena itu anak dibimbing agar aktif menemukan sesuatu yang
dipelajarinya. Konsekuensinya perlu menggunakan metode yang dapat
menarik minat belajar siswa dan menantang, sehingga mereka asyik dan
terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa akan terlibat dalam belajar
secara intensif jika ia membangun sesuatu daripada sekedar melakukan
atau meniru yang dibangun orang lain.
Robert J. Havigurt (1995:71) anak usia SD memiliki karakteristik
senang bermain, senang bergerak, senang belajar atau bekerja kelompok
dan senang melakukan atau melaksanakan atau memperagakan sesuatu
secara langsung. Karakter ini membawa implikasi bahwa guru harus
mampu merancang proses pembelajaran yang memungkinkan adanya
unsur permainan, anak berpindah atau bergerak, anak bekerja atau belajar

22
dalam kelompok, dan anak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
dan penemuan informasi. Hal ini senada dengan pendapat yang
disampaikan Epon Ningrum (2003 : 41) “mengajar adalah membina siswa
bagaimana siswa belajar, bagaimana siswa berfikir dan bagaimana mencari
informasi”.
Menurut Peaget (dalam Abin Syamsudin, 2003 : 50)
perkembangan anak SD pada tahap perkembangan operasional konkrit.
Pada anak ini akan lebih mudah dipahami jika menggunakan obyek-obyek
yang konkrit dan anak terlibat langsung didalamnya. Implikasinya guru
harus mampu merancang pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
secara totalitas.
Vormon A. Magnesen juga memperkuat pendapat di atas.
Menurutnya (dalam Cipto Waluyo, 2003 : 13) “siswa belajar 10 % dari apa
yang mereka baca, 20 % dari apa yang mereka dengar, 30 % dari apa yang
mereka lihat, 50 % dari apa yang mereka lihat dan dengar, 70 % dari apa
yang mereka katakan, 90 % dari apa yang mereka katakan dan lakukan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
kegiatan yang terencana dan belajar di kelas merupakan kegiatan untuk
memperkuat pemahaman siswa terhadap materi sebagai hasil kegiatan
belajar. Dapat pula disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
dan atau pengetahuan yang melekat pada seseorang setelah mengalami
proses belajar.

Peruahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah:


a. Perubahan ini terjadi secara sadar
Seseong yang belajar akan menyadari, terjadinya perubahan itu atau
sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam
dirinya. Misalnya menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,
kecakapanya bertambah, kebiasaannya berambah.
b. Perbahan dalam belajar brsifat kontinyu dan fungsional.

23
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan tidak statis. Suatu perubahan
yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalmya jika
seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari
tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung
terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap/
permanen, ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar
akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam
memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja, bahkan
akan terus makin berkembang bila terus dipergunakan dan di latih.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan / terarah.
Perubahan tingkah laku ini terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
Misalnya : Seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya telah
menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik,
atau tingat kecakapan mana yang akan dicapainya.
f. Perubahan mencakup selurun aspek tingkah laku.
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar
meliputi perubahan keseluruan tingkah laku. Jika seseorang belajar
sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku
secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, penyetahuan dan
sebagainya.
Selain pengertian teori belajar diatas terdapat faktor - faktor
yang mempengaruhi belajar. Yaitu faktor intern dan faktor ekstern

24
( Ibid ; 54 ) faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, antara lain faktor jasmaniah, meliputi faktor
kesehatan, cacat tubuh, kelelahan, Faktor pesikologis yang
mempengaruhi belajar yaitu; inteligansi, perhatian, minat, bakat, motif
dan kematangan. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada
diluar individu yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat.
Hasil belajar merupakan sekumpulan hasil yang diperoleh siswa
setelah diajarkan pokok bahasan tertentu oleh guru. Banyak cara untuk
memperoleh hasil belajar yang optimal, misalnya dengan latihan,
menghafal, pengumpulan fakta dan studi. Dari berbagai cara tersebut
dapat diperoleh fakta bahwa hasil belajar merupakan suatu kegiatan
menghafal sejumlah fakta - fakta. Sejalan dengan pendapat ini, maka
seseorang yang telah belajar akan di tandai dengan banyaknya fakta –
fakta yang dapat di hafalkan.
Pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah sama saja
dengan latihan, sehingga hasil belajar akan tampak dalam keterampilan
– keterampilan tertentu sebagai hasil latihan. Untuk banyak
memperoleh kemajuan, seseorang harus dilatih dalam berbagai aspek
tingkah laku sehingga diperoleh suatu pola tingkah laku yang otomatis.
Seperti seorang siswa agar mahir dalam matematika, maka ia harus
banyak dilatih mengerjakan soal – soal latihan.
Merujuk pada pendapat Bloom ( dalam Ngalim Purwanto
1995: 45 ), tentang hasil belajar yang harus diperhatikan oleh seorang
guru dalam setiap proses belajar adalah menentukan ranah atau hasil
belajar yang ingin dicapai dalam prosess belajar yang dilakukan siswa.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: 1.
Bahan ajar, 2. Minat terhadap mata pelajaran, 3. Kesiapan belajar
(Profil Bina Talenta. Kecerdasan Majemuk, 2004). Tersedianya bahan
pelajaran memberikan kemudahan bagi siswa untuk mempelajarinya,
sehingga menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.

25
3. Pembelajaran IPA
a. Pengertian IPA
Menurut Nash dalam Usman (2006:2) dengan alamat situs
(http://tady09.wordpress.com) IPA adalah Suatu cara atau metode untuk
mengamati alam yang bersifat analisi, lengkap cermat serta
menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya
membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang di amati.
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin
Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian
berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan
Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan
dan proses.Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah
kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan
mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses
yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process,
inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11)Sains sebagai proses merupakan
langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan
penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam.
Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari
Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
b. Ruang Lingkup bahan kajian IPA
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun
2006 tentang standar isi,mata pelajaran IPA di SD/MI, Ruang Lingkup
bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut :
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas.

26
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
4. Pengertian Hasil Belajar IPA
Menurut Trueno (2012) di situs http://techonly13.wordpress.com hasil
pendidikan IPA bukan hanya gejala yang melekat pada manusia (gejala yang
universal) dalam perspektif yang luas, melainkan juga sekaligus merupakan
upaya untuk membentuk kepribadian manusia (insan) yang dirancang secara
sadar dan sistematis dalam proses interaksi antara pendidik dengan peserta
didik baik di dalam maupun di luar sekolah.
Menurut Nuryani Rustaman dkk. (2011 : 1.43) literasi sains dapat
dibedakan menjadi 3 tingkatan yaitu funcional literacy, civic literacy, dan
kultural literacy. Dari ketiga literasi sains tersebut dapat disimpulkan bahwa
hasil pembelajaran IPA atau sains mencakup 3 kemampuan.Tingkatan dari
literasi yang pertama merujuk pada kemampuan seseorang untuk
menggunakan konsep dalam kehidupan sehari-harinya terutama yang
berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia. Tingkatan literasi yang kedua
merujuk pada kemampuan seseorang untuk berpartisipasi secara bijak dalam
bidang sosial mengenai isu yang berkenaan dengan sains dan tekhnlogi.
Tingkatan yang ketiga mencakup kesadaran pada usaha ilmiah dan persepsi
bahwa sains merupakan aktifitas intelektual yang utama.
Berdasarkan definisi hasil pembelajaran IPA menurut para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil pembelajaran IPA adalah perubahan tingkah laku
yang dapat diamati setelah mengikuti program belajar mengajar dalam
bentuk peguasaan siswa terhadap pengetahuan dan keterampilan.
5. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode Demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru
menunjukan atau mempergunakan suatu proses secara langsung objeknya
kepada siswa, (Surono, et. Al, 1988;33). Seorang pengajar memperlihatkan
sesuatu proses pada seluruh kelompok peserta didik, mengerjakan dan
memperhatikan hasil percobaan tersebut. Didalam pelaksanaanya, metode

27
demonstrasi digunakan bila peserta didik sebagai pengamat ingin
mengetahui tenteng sesuatu dengan pasti dan teliti melalui pengamatan,
pengumpulan data, percobaan, dan analisa.
Wina Sanjaya mengemukakan bahwa “ metode demonstrasi adalah,
metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau sekedar tiruan” ( Wina Sanjaya, 2007: 150 ).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lain
yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus
didemonstrasikan.
Sebagai metode penyajian, metode demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru, oleh karena itu siswa bukan hanya
sekedar memperhatikan, tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan
pelajaran dengan lebih kongkrit. Metode ini digunakan juga untuk
mendukung keberhasilan strategi pembelajara ekspositori dan inkuiri.
Proses pembelajaran menggunakan demonstrasi akan lebih menarik, sebab
siswa tak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
a. Keuntungan metode demonstrasi antara lain :
5. Perhatian siswa dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap
penting. Lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak
tertuju pada hal-hal yang tidak relevan.
6. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan, dibandingkan dengan
metode ceramah, karena peserta didik memperoleh gambaran
yang jelas dari pengamatannya.
7. Bila peserta didik aktif, maka akan diperoleh pengalaman-
pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapannya.

28
8. Beberapa masalah yang tidak jelas dapat dijawab dengan teliti
waktu proses demonstrasi.
b. Yang perlu diperhatikan selama proses mengajar dengan metode
demonstrasi antara lain:
4. Keterangan guru dapat didengar jelas oleh peserta didik.
5. Alat peraga telah disiapkan dengan lengkap dan ditempatkan
pada posisi yang baik, sehingga peserta didik dapat melihat
dengan jelas.
6. Menyarankan kepada peserta didik untuk membuat catatan yang
diperlukan.
c. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah :
8. Meneliti apakah alat-alat atau bahan yang akan digunakan
tersedia (jumlah, kondisi alat, tempat ).
9. Meneliti apakah jumlah siswa memungkinkan suatu demonstrasi
dilakukan dengan jelas.
10. Melaksanakan demonstrasi.
11. Memberi keterangan tentang proses yang diperlihatkan.
12. Menarik perhatian siswa untuk mengadakan observasi atau
hal-hal khusus yang diamati dengan teliti.
13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal
yang belum jelas.
14. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
demonstrasi seperti yang dilakukan guru.
d. Langkah-langkah yang dilakukan siswa adalah:
5. Memperlihatkan atau mengamati dengan seksama seluruh proses
demonstrasi.
6. Menirukan atau melakukan sendiri demonstrasi denga bimbingan
guru.
7. Menanyakan hal-hal yang belum jelas.
8. Mencatat hal-hal penting bila diperlukan.
B. Kerangka Berpikir

29
Berdasarkan pada landasan teori diatas, dan sebagai dasar untuk
menentukan pengajuan hipotesis, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini
adalah:

Guru belum Siswa:


kondisi
menggunakan Motivasi belajar siswa
Awal
metode demonstrasi dan hasil belajar siswa
dalam kegiatan
pembelajaran rendah

Tindaka Menerapkan metode Siklus I


n demonstrasi Merapkan metode
demonstrasi
menggunakan alat
peraga sederhana

Siklus II
Kondisi
Menerapkan metode
Akhir
demonstrasi Belum Berhasi
menggunakan alat berhasil l
peraga lebih lengkap
(Berhasil)

1. Diduga metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar


IPA materi materi pesawat sederhana.
2. Diduga metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi pesawat sederhana.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Penggunaan metode ceramah pada pembelajaran studi awal


menyebabkan siswa kurang motivasi sehingga hasil belajar siswa rendah.
Metode ceramah menyebabkan pembelajaran sulit dipahami oleh siswa
sekolah dasar terutama kelas lima yang masih dalam tahap berpikir
konkret.Perbaikan pembelajaran siklus I guru menggunakan metode
demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi dan penerapan pembelajaran
kelompok besar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, namun
peningkatan yang terjadi belum seperti yang diharapkan.Perbaikan

30
pembelajaran siklus II guru menggunakan metode demonstrasi dalam
pembelajaran yang berlangsung secara kelompok dan penggunaan media
konkret dengan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa.
Kondisi akhir setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dengan
menerapkan metode demonstrasi di siklus satu dan siklus dua adalah sebagai
berikut, yakni:
1.Diduga melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan
motivasi belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Biting .
2.Diduga melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Biting mata pelajaran IPA materi
pesawat sederhana.
C. Hipotesis Penelitian
Dengan pertimbangan merujuk kerangka berpikir dan kerangka teori
di atas, disusunlah hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode demonstrasi pada materi pesawat sederhana dan
penggunaannya dapat meningkatkan motivasi siswa kelas V SD Negeri 1
Biting.
2. Penggunaan metode demonstrasi pada materi pesawat sederhana dan
penggunaannya dapat meningkatkan hasil belajar belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Biting.

D. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan


1. Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan motivasi
belajar siswa adalah minat siswa dalam belajar yang ditunjukkan dengan
antusias siswa pada penjelasan guru, unjuk kerja dinamis dalam
kelompokdan aktif mencari informasi.
Sedangkan Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan
hasil belajar siswa adalah dengan ketuntasan siswa dalam mempelajari

31
IPA. Dengan kriteria, siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai
tingkat penguasaan materi di atas nilai 70.
2. Kriteria Keberhasilan
Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perbaikan
pembelajaran adalah:
a) Perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 80 persen dari
jumlah siswa di kelas mempunyai motivasi yang kuat dalam mengikuti
pembelajaran dengan cara mampu menunjukkan 2 dari 3 indikator
yang dipersyaratkan.
b) Apabila secara individual nilai hasil pembelajaran yang dicapai oleh
siswa lebih atau sama dengan KKM yaitu 70 atau secara klasikal lebih
dari 80 persen dari jumlah seluruh siswa lulus KKM

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

32
15. Subyek, Tempat, Waktu dan Pihak yang Membantu
1. Subyek Penelitian
Materi perbaikan pembelajaran yang menjadi fokus penelitian adalah
sebagai berikut:
Standar kompetensi : 5. Energi dan Perubahannya
Memahami hubungan antara gaya,
gerak, dan energi, serta fungsinya.
Kompetensi Dasar : 5.2. Menjelaskan Pesawat Sederhana yang
dan membuat pekerjaan lebih mudah
dan lebih cepat Indikator
Indikator : 5.2.1 Mengidentifikasi berbagai alat dalam
kehidupan sehari-hari yang merupakan
pesawat sederhana.
5.2.2 Mengelompokkan alat-alat rumah
tangga yang termasuk pengungkit,
bidang miring, katrol, dan roda poros.
Peneliti adalah guru kelas V SD Negeri 1 Biting Kecamatan
Pejawaran menyampaikan materi pembelajaran, peneliti menggunakan
sarana dan prasarana pendukung :
a. Botol Fanta
b. Pembuka Botol
c. Palu
d. Gunting
e. Potongan Kuku
f. Katrol Pengerek Bendera
g. KIT IPA Lengakap
h. Buku sains untuk Sekolah Dasar Kelas V oleh Haryanto, Penerbit
Erlangga 2004 ,Buku Bimbingan Pembelajaran Sains 5 untuk Sekolah
Dasar.
Sedangkan subyek penelitian dari siswa adalah kelas V (Lima ) SD
Negeri 1 Biting Tahun pelajaran 2017

Salah satu karakteristik adalah penelitian yang dilakukan didalam


kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa

33
prilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. Karena siwa terlibat
situasi penelitian, maka karakteristik siswa perlu dipahami agar PTK
berjalan lancar sesuai tujuan. PTK ini dilaksanakan dikelas V SD Negri 1
Biting UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran, dengan jumlah siswa
sebanyak 30 anak terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Usia mereka rata-rata 12 tahun, walaupun ada 1 anak perempuan yang
yang sudah mencapai usia 15 tahun. semuanya memiliki karakteristik yang
heterogin.
2. Tempat penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negri 1 Biting, UPT Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Pejawaran Kabupaten
Banjarnegara,yang berlokasi dijalan Perdesaan Biting Pejawaran, Rt 08
Rw 03, Desa Biting. Lokasi sekolah di pinggir jalan bersebalahan dengan
Pos Kesehatan Desa (PKD) Desa Biting. Dan bersebelahan dengan Balai
Desa .
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
BULAN DAN MINGGU
SUBYEK Februari Maret April
NO KEGIATAN
PENELITIAN 2017 2017 2017
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Perencanaan Peneliti,
x
Observer
2 Persiapan
a. Menyusun Peneliti
x
RPP
b. Menyusun Peneliti
x
Instrumen
c. Menyusun Peneliti
x
LKS
d. Menyusun Peneliti
soal ulangan
x
harian

34
3 Pelaksanaan
Siklus ke 1
a. Perencanaan Peneliti x
b. Pelaksanaan Peneliti, Siswa,
x x
Observer
c. Pengamatan Peneliti dan
x x
Observer
d. Refleksi Peneliti,
x x
Observer
e. Ulangan Peneliti, Siswa
harian x

4 Pelaksanaan
Siklus ke 2
a. Perencanaan Peneliti x
b. Pelaksanaan Peneliti, Siswa x x
c. Pengamatan Peneliti dan
x x
Observer
d. Refleksi Peneliti x x
e. Ulangan Peneliti, Siswa
harian x

5 Evaluasi Peneliti,
Observer x

6 Penyusunan Peneliti
x x x x
Laporan

Berdasarkan tabel di atas penelitian dilaksanakan pada semester II


tahun pelajaran 2017/2018 dan dilaksanakan dalam dua siklus, dengan
waktu penelitian sebagai berikut :
a. Siklus pertama
Pertemuan 1 : Senin, 20 Februari 2017

Pertemuan 2 : Senin, 27 Februari 2017


Ulangan Harian ke- 1 : Rabu, 2 Maret 2017
b. Siklus kedua
Pertemuan 1 : Senin, 6 Maret 2017
Pertemua 2 : Senin, 13 Maret 2017
Ulangan Harian ke- 2 : Rabu, 22 Maret 2017

35
4. Pihak yang Membantu
Dalam pengumpulan data tersebut peneliti dibantu oleh teman
sejawat dengan identitas dan tugas sebagai berikut:
Nama : Chayatuti, S.Pd.SD
NIP : 19611014 198201 2 007
Jabatan : Kepala Sekolah SD Negeri 1 Biting
Tempat kerja : SD Negeri I Biting Kec. Pejawaran Kab.
Banjarnegara
Tugas : - Mengobservasi pelaksanaan perbaikan
pembelajaran mulai siklus pertama sampai selesai.
- Memberikan masukan tentang kekuatan dan
kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran.
- Ikut merencanakan perbaikan pembelajaran.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Istilah bahasa
Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan
penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 2-3)
didalam penelitian tindakan kelas memiliki tiga pengertian yaitu :
1. Penelitian → menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan → menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan siswa.
Kelas → dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,
tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula.
Sedangkan Carr & Kemmis (dalam Meniff, 1991: p.2)
mendefinisikan action research sebagai berikut :
“Action research is a form of self – reflective inquiry under taken by
participans (teacher, students or principals, for example) in social

36
(including educational) situation in order to improve the rationality
and justice of (1) their own social or educational practices, (2) their
understndingof these practices, and, (3)the situation 9and institution)
in which the practices are carried out”

Tidak berbeda dengan pengertian tersebut, mills (2000)


mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “systematic inquiry” yang
dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk
mengumpulkan informasi tetang berbagai praktik yang dilakukannya.
Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan
“reflective practice” yang berdampak positif pada berbagai praktik
persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.
Dengan berbekal kedua pengertian di atas, selanjutnya Wardani
(2006 : 1.4) mendefinisikan PTK sebagai berikut
“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat”

Lebih lanjut Rusna Ristasa (2007 : 7 – 8) mengatakan penelitian


tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri
dari empat tahap, yaitu perencanaan (plan) pelaksanaan (action), observasi
(observation), dan refleksi (reflection). Penelitian Tindakan Kelas adalah
sebuah proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan yaitu :
1. Perencanaan.
2. Pelaksanaan.
3. Pengamatan.
4. Refleksi.
Tahapan tersebut dapat ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut :

37
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Secara Umum
Kegiatan umum yang dilakukan dalam setiap tahapan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning).
Peneliti dibantu observer menyusun program penelitian tindakan kelas
dimulai dengan menyusun jadwal kegiatan penelitian, menentukan tempat
dan waktu penelitian, menentukan kelas dan mata pelajaran yang diteliti
dan menentukan jumlah siklus.
Setelah itu peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran untuk
dua siklus empat pertemuan lengkap dengan lembar kerja dan lembar
penilaian.
Untuk mengetahui motifasi danhasil belajar siswa peneliti menyusun
instrumen lembar pengamatan motifasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan (Action).
Perbaikan pembelajaran dimulai dari kegiatan awal peneliti memberi
motivasi agar siswa berMotifasi terhadap mata pelajaran IPA , memberi
apersepsi dengan bertanya jawab tentang materi yang telah lalu dan
berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
Dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu peneliti menjelaskan materi,
membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi
mengerjakan lembar kerja siswa dan membimbing siswa membahas materi
pelajaran yang belum dipahami.
Pada kegiatan akhir peneliti membimbing siswa membuat kesimpulan
tentang materi yang diajarkan, menugasi siswa mengerjakan soal tes

38
formatif, melakukan refleksi dan memberikan tugas mandiri, kemudian
mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
3. Observasi (pengamatan).
Dalam penelitian peneliti dibantu teman sejawat selaku observer dari
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Biting bernama Chayatuti, S.Pd.SD yang
bertugas mengamati motifasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dan
mengamati kegiatan perbaikan pembelajaran.
4. Refleksi.
Refleksi dilaksanakan oleh peneliti dan observer setelah
pembelajaran selesai dengan materi menganalisis Motifasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPA untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan
proses kegiatan belajar mengajar lalu menyusun rencana tindak lanjut dan
memeriksa dokumen-dokumen.
Prosedur tindakan kelas dalam penelitian ini dilakukan dalam dua
siklus yang tiap-tiap siklusnya terdiri dari : Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengamatan dan Refleksi. Prosedur ini dapat digambarkan pada gambar
3.2 di bawah ini :

Perencanaan

Refleksi Siklus Pelaksanaan


1

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus Pelaksanaan


392

Pengamatan
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Daur Penelitian Tindakan Kelas diawali dengan kegiatan perencanaan.
Tahap ini merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan dan menjadi
acuan dalam pelaksanaan tindakan.
Tahap pelaksanaan / tindakan sebagai langkah yang kedua dan
merupakan kegiatan proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan.
Kemudian tindakan pembelajaran ini perlu diobservasi agar tindakan yang
dilakukan dapat diketahui kualitasnya.
Berdasarkan pengamatan tersebut maka akan dapat ditentukan apakah
ada hal-hal yang perlu diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang
dirumuskan. Sebuah pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung,
maka hasil pengamatan didiskusikan dengan teman sejawat guna mendapat
refleksi.
Refleksi dilakukan dengan merenungkan kembali proses pembelajaran
baik mengenai kekurangan maupun keberhasilan pembelajaran bagi peserta
didik. Dengan demikian akan dapat diketahui kelemahan tindakan
pembelajaran yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.
1. Kegiatan perencanaan.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti bersama teman sejawat
merumuskan upaya untuk mencari solusi melalui pertimbangan dan
pendapat dari teman sejawat.
Proses selanjutnya peneliti membuat rancangan mengenai proses
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan lebih menarik. Rancangan
tersebut dirumuskan dalam bentuk Rencana Perbaikan Pembelajaran
(RPP). Rancangan ini dibuat untuk memudahkan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran, sehingga tujuannya sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.

40
Secara rinci kegiatan perencanaan meliputi :
a. Menyusun program penelitian
1) Menetapkan jumlah siklus. Kegiatan perbaikan pembelajaran
direncanakan berjalan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi satu
kompetensi dasar yang dilaksanakan dua kali pertemuan tatap muka
pembelajaran.
2) Setiap akhir siklus diadakan ulangan harian.
3) Menyusun panduan kegiatan siswa dan kegiatan guru.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1) Menyiapkan silabus untuk mencari: Mata pelajaran IPA , Standar
kompetensi, Kompetensi dasar, materi dan indikator.
2) Memilih alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran.
3) Menyusun RPP mulai dari identitas, SK, KD, indikator, tujuan
pembelajaran (umum, khusus, karakter, perbaikan), materi
pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran
dan penilaian.

c. Menyusun instrumen
1) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur pencapaian Hasil belajar
siswa.
2) Membuat lembar pengamatan yang berisi daftar pertanyaan atau
pernyataan yang akan diisi oleh siswa maupun observer untuk guru.
3) Membuat lembar pengamatan motifasi siswa terhadap pelajaran
yang berisi daftar pernyataan yang akan diisi oleh siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus 1 (satu) dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Dalam setiap
pertemuan kegiatan pembelajaran lebih dahulu diorientasikan kepada
peran aktif siswa dalam belajar. pelaksanaan tindakan merupakan
penerapan rancangan yang telah diatur dan dibuat dengan mengacu pada
model diskusi kelompok maupun klasikal yang menuntut peserta didik
untuk dapat berperan aktif seperti bertanya, menjawab, menyanggah,
maupun berpendapat.
Sebelum melaksanakan tindakan, observer dan peneliti melakukan
observasi dengan mencatat apa saja yang diamati saat proses pembelajaran

41
berlangsung sesuai dengan poin-poin yang telah termuat dalam lembar
observasi.
Dalam setiap pertemuan, peneliti mencatat berbagai indikasi ataupun
kasus yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Catatan ini
nantinya akan dijadikan data untuk menganalisis hasil penelitian.
Siklus 1 (satu) dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada masing-masing
pertemuan dilakukan perencanaan, refleksi dan observasi untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa dalam menjawab
soal-soal yang diberikan oleh guru.
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 (dua) merupakan lanjutan dari
siklus 1 (satu), setelah pembelajaran pada siklus 2 (dua) dinyatakan
berhasil dapat mencapai standar yang ditetapkan melalui KKM maka
pelaksanaan pembelajaran berakhir.
Proses pelaksanaan tindakan ini dimulai dengan kegiatan belajar
mengajar sebagai berikut :
Siklus ke 1
Pertemuan ke 1
Mata Pelajaran : Ilmu Penetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari /Tanggal : Senin 20 Februari 2017
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Diawali dengan berdoa bersama dan dilanjutkan dengan absensi siswa.
2. Guru bertanya jawab tentang materi yang telah lalu yang berkaitan
dengan materi yang akan disampaikan.
3. Guru menyampaikan judul materi pembelajaran dan tujuan
pembelajaran.
4. Guru memberikan rangsangan kepada siswa agar siswa lebih
bersemangat dalam KBM sehingga dapat mencapai hasil yang
maksimal.
Kegiatan Inti (45 menit)
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang pesawat sederhana.

42
2. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok besar sehingga masing-
masing kelompok anggotanya 10 siswa.
3. Perwakilan dari masing-masing kelompok mengambil lembar kerja
siswa (LKS) yang diberikan guru.
4. Dengan bimbingan guru siswa berdiskusi kelompok mengerjakan
LKS.
5. Setiap kelompok diberi waktu 15 menit untuk menyelesaikan LKS.
6. Perwakilan dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas.
7. Guru dan siswa membahas LKS hasil dari diskusi kelompok.
8. Siswa dengan dibimbing oleh guru membahas materi pelajaran yang
belum dipahami.
9. Siswa dengan guru meluruskan kesalah pahaman.
Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan tentang materi
yang telah diajarkan.
2. Siswa mengerjakan soal tes formatif yang diberikan oleh guru.
3. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
4. Guru memberikan tugas mandiri.
5. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.
Siklus ke 1
Pertemuan ke 2
Mata Pelajaran : Ilmu Penetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari /Tanggal : Senin, 27 Februari 2017

Kegiatan Awal (10 menit)


1. Diawali dengan berdoa bersama dan dilanjutkan dengan absensi siswa.
2. Guru bertanya jawab tentang materi yang telah lalu yang berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan.
3. Guru menyampaikan judul materi pembelajaran dan tujuan
pembelajaran.
4. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih berminat dalam KBM
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

43
Kegiatan Inti (45 menit)
1. Guru menjelaskan materi pelajaran dan beberapa contoh tentang
pesawat sederhana.
2. Siswa memperhatikan dan mengamati penjelasan dan contoh-contoh
pesawat sederhana yang disampaikan guru.

3. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok besar sehingga masing-


masing kelompok anggotanya 10 siswa.
4. Perwakilan dari masing-masing kelompok mengambil lembar kerja
siswa (LKS) yang diberikan guru.
5. Setiap kelompok diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi
menyelesaikan LKS.
6. Dengan bimbingan guru siswa berdiskusi kelompok.
7. Perwakilan dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas.
8. Guru dan siswa membahas LKS hasil dari diskusi kelompok.
9. Siswa dengan bimbingan dari guru membahas materi pelajaran yang
belum dipahami.
10. Siswa dengan guru meluruskan kesalah pahaman materi yang telah
disampaikan.
Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan tentang materi
yang telah diajarkan yaitu tentang pesawat sederhana.
2. Siswa mengerjakan soal tes formatif yang diberikan oleh guru.
3. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
4. Guru memberikan tugas mandiri.
5. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Siklus ke 2
Pertemuan ke 1
Mata Pelajaran : Ilmu Penetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari /Tanggal : Senin 6 Maret 2017
Kegiatan Awal (10 menit)

44
1. Diawali dengan salam, berdoa bersama, dilanjutkan dengan absensi
siswa.
2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang telah lalu yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
3. Guru menyampaikan judul materi pembelajaran dan tujuan
pembelajaran.
4. Guru memotivasi agar siswa lebih berminat dalam KBM sehingga
dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.
Kegiatan Inti (45 menit)
1. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang pesawat sederhana.
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mengamati contoh-contoh
tentang benda yang tergolong dalam pesawat sederhana
3. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok kecil sehingga masing-
masing kelompok anggotanya 5 siswa.
4. Perwakilan dari masing-masing kelompok mengambil lembar kerja
siswa (LKS) yang dibagikan oleh guru.
5. Setiap kelompok diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi
menyelesaikan LKS.
6. Dengan bimbingan guru siswa berdiskusi kelompok.
7. Perwakilan dari masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas.
8. Guru dan siswa membahas LKS hasil dari diskusi kelompok.
9. Siswa dengan bimbingan dari guru membahas materi pelajaran yang
belum dipahami.
10. Siswa dan guru meluruskan kesalah pahaman materi yang telah
disampaikan.

Kegiatan Akhir (15 menit)


1. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan tentang materi
yang telah diajarkan yaitu tentang pesawat sederhana
2. Siswa mengerjakan soal tes formatif yang diberikan oleh guru.

3. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah


dilaksanakan.
4. Guru memberikan tugas mandiri.
5. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

45
Siklus ke 2
Pertemuan ke 2
Mata Pelajaran : Ilmu Penetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari /Tanggal : Senin, 13 Maret 2017
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Diawali dengan salam, berdoa bersama, dilanjutkan dengan absensi
siswa.
2. Guru dan siswa bertanya jawab pelajaran yang telah lalu yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
3. Guru membangkitkan semangat siswa agar lebih berminat dalam KBM
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.
4. Guru menyampaikan materi pelajaran dan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti (45 menit)


1. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang pesawat sederhana dan
beberapa contohnya.
2. Siswa memperhatikan penjelasan lalu menulis contoh-contoh tentang
pesawat sederhana.
3. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok kecil sehingga masing-
masing kelompok anggotanya 5 siswa.
4. Perwakilan dari masing-masing kelompok menerima lembar kerja
siswa (LKS) yang dibagikan oleh guru.
5. Setiap kelompok diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi mengerjakan
LKS.

6. Dengan bimbingan guru siswa melaksanakan diskusi kelompok.


7. Perwakilan dari masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas.
8. Guru dan siswa membahas LKS hasil dari diskusi kelompok.
9. Siswa dengan bimbingan guru membahas materi yang belum
dipahami.
10. Siswa dan guru meluruskan kesalah pahaman materi pembelajaran
yang telah disampaikan.

46
Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan tentang materi
yang telah diajarkan yaitu pesawat sederhana.
2. Siswa mengerjakan soal tes formatif yang diberikan oleh guru.
3. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
4. Guru memberikan tugas mandiri.
5. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan dilaksanakan oleh teman sejawat selaku
observer, dengan menggunakan lembar observasi atau pengamatan,
observer mengamati belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
kegiatan guru dalam memberikan materi pembelajaran.
Setelah proses kegiatan perbaikan pembelajaran selesai, tugas observer
adalah :
a. Bersama peneliti melakukan refleksi tentang proses kegiatan perbaikan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b. Memberikan kritik dan saran membangun untuk proses kegiatan
perbaikan pembelajaran berikutnya.

4. Refleksi
Refleksi dilaksanakan oleh peneliti dan observer setelah pembelajaran
selesai untuk menganalisis minat belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Penetahuan Alam (IPA) tentang pesawat sederhana. Refleksi dilaksanakan
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung sebagai bahan renungan untuk membuat tindak
lanjut pada proses kegiatan belajar mengajar selanjutnya.

C. Teknik Analisa Data


Pengumpulan data-data penelitian didasarkan pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Biting , UPT Dindikpora Kecamatan Pejawaran, Kabupaten
Banjarnegara tahun pelajaran 2017/2017. Peneliti dan observer tidak lepas dari
bimbingan kepala sekolah sebagai supervisor melakukan pengolahan data-data
dokumen nilai dan hasil penelitian. Secara terperinci dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Data yang dikumpulkan adalah data yang terdiri dari :

47
a. Pengamatan/obserfasi selama proses pembelajaran.
b. Hasil ulangan harian setelah siklus ke 1 dan ke 2.
2. Teknik analisa data dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data
berupa :
a. Wawancara langsung antara peneliti dengan siswa, hal ini dilakukan
pada waktu sebelum dan sesudah penelitian.
b. Observasi/pengamatan yang dilakukan peneliti bersama teman sejawat
saat penelitian berlangsung yaitu dengan memperhatikan minat siswa
pada saat pembelajaran. Dalam melakukan pengamatan saat
pembelajaran penulis mencatat siswa yang minat dan tidak berminat
sebagai pengukur tingkat minat belajar siswa.
c. Tes tertulis / ulangan harian dengan menggunakan lembar tes yang
berupa tes individual yang dilakukan pada akhir pembelajaran dan
ulangan harian setelah siklus kesatu dan kedua pertemuan kedua
selesai.
3. Teknik analisis data dengan cara mengumpulkan data lalu dianalisis
dengan metode pre dan post test design dan observasi (deskriptif) di mana
data awal dibandingkan dengan data setelah dilakukan perbaikan.
Untuk pengambilan data prestasi siswa dilakukan dengan menggunakan
teknik test.
a. Tes/ulangan harian disusun berdasarkan standar kompetensi mata
pelajaran Ilmu Penetahuan Alam (IPA).
Tes ini berbentuk obyektif (pilihan ganda sebanyak sepuluh soal)
dengan empat pilihan jawaban, dengan alasan bahwa bentuk tes pilihan
ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, obyektif dan mencakup
materi yang luas. Pemberian skor dilakukan dengan memberi skor satu
jika jawaban benar dan diberi skor nol jika jawaban salah. Aspek yang
diukur dalam tes prestasi belajar adalah meliputi aspek ingatan,
pemahaman dan penerapan. Data yang diperoleh adalah data
kuantitatif.
b. Angket motivasi belajar berisi daftar pertanyaan / pernyataan yang
harus diisi oleh subyek yang akan diukur, disusun dengan
menggunakan pilihan jawaban, sehingga tinggal memberi tanda pada
jawaban yang dipilih. Pertanyaan / pernyataan mengacu pada indikator

48
minat belajar jumlahnya 15 (lima belas) butir dengan tiga pilihan.
Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif.
c. Pengamatan
Pengamatan digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan yang
terdiri dari aspek :
6) Unjuk kerja siswa dalam kelompok dan keberanian
mengemukakan pendapat
7) Motivasi dalam belajar dan bekerja secara mandiri
8) Respon siswa terhadap penjelasan dan pertanyaan guru
9) Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin
10) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
pengamatan dan refleksi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Gambaran kondisi awal secara umum, kondisi siswa baik di kelas
4,5 dan 6 tidak jauh berbeda. Gambaran kondisi awal pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) di SD Negeri 1 Biting terutama di kelas V antara
lain sebagai berikut:
a. 1. Data Keaktifan Belajar
1) Pada saat pembelajaran IPA 50 % siswa bermain sendiri .
2) Di kelas V siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
kurang dari 50 %
3) Hanya 10 dari 30 siswa yang aktif dalam pembelajaran IPA .
b. Data Hasil Belajar

Kondisi awal Hasil Belajar Pada pembelajaran IPA di SD Negeri 1


Biting yang menjadi latar belakang diadakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) Dapat dilihat pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
yang nampak, antara lain Perolehan nilai ulangan harian untuk materi

49
IPA pada studi awal masih cukup rendah, hal ini ditunjukkan oleh nilai
rata-rata yang terlihat dari studi pendahuluan. Dari jumlah 30 siswa yang
mengerjakan tes formatif hanya 8 siswa atau 30,77 % saja yang tuntas
dengan KKM 70. sedangkan sisanya 22 siswa atau 69,23 % belum tuntas
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dan diagram batang
berikut ini
Tabel 4.1 : Data Hasil ulangan harian Belajar Siswa pada Studi awal
No Komponen Nilai
1 Nilai Tertinggi 70
2 Nilai Terendah 40
3 Nilai Rata-rata 56
4 Ketuntasan Belajar 30,77%

Dari tabel diatas dapat ditunjukan denagan diagram batang


sebagai berikut :

Diagram batang nilai ulangan studi awal

Gambar 4.1.Diagram Batang data hasil Belajar Siswa pada studi awal.
Dari Tabel dan Diagram Batang data hasil Belajar Siswa diatas
diperoleh keterangan sebagai berikut :

50
1. Pra siklus diperoleh data sebanyak 8 siswa atau 26,6 yang sudah
tuntas belajar dan masih ada 22 siswa atau sebesar 73,33 %
dikategorikan belum tuntas belajar untuk mengikuti pembelajaran
IPA.
2. Nilai rata-rata baru mencapai 56 dengan nilai tertinggi 70 dan nilai
terendah 40

2. Siklus ke-1
a. Perencanaan (Planing)
Pada tahap perencanaan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Perangkat pembelajaran IPA meliputi Rencana Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran untuk SK dan KD materi pesawat sederhana .
2) Lembar pengamatan terhadap motivasi belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA materi pesawat sederhana.
3) Alat peraga berupa palu atau martil,gunting,pembuka tutup botol,katrol
pengerek bendera,bidang miring, roda berporos.
b. Pelaksanaan (Acting)
Data tentang pelaksanaan pembelajaran diambil setelah
melakukan ulangan harian studi awal, Instrumen data berupa lembar hasil
ulangan harian yang terdiri dari nilai tertinggi ,nilai terendah,dan nilai rata-
rata. Hasil selengkapnya disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut:.
Data-data hasil pengamatan dan penilaian pada siklus I, Materi
Pokok tentang pesawat sederhana disajikan berikut ini.
1) Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 4.2. Hasil Ulangan harian Pembelajaran IPA pada matri pesawat
sederhana Siklus I.
Nilai (N) Frekuen (F) NxF
10 0 0
20 0 0
30 0 0
40 0 0
50 6 300
60 5 300

51
70 12 840
80 6 480
90 0 0
100 0 0
Jumlah 30 1920
Nilai Tertinggi 80
Nilai terendah 50
Nilai Rata-rata 64
Ketuntasan Belajar 60 %

Berdasarkan tabel 4.2. di atas, dapat diperoleh keterangan sebagai berikut:


a) Pada siklus I diperoleh data sebanyak 18 siswa atau sebesar 60 %
yang telah tuntas untuk mengikuti pembelajaran IPA, sedangkan
12 siswa atau sebesar 40 % belum tuntas. dengan nilai tertinggi 80
dan nilai terendah 50
b) Berdasarkan data pada Studi awal dan siklus I terdapat
peningkatan jumlah siswa yang mempunyai ketuntasan belajar
dalam mengikuti pembelajaran IPA dari semula 30,77 % menjadi
60 % atau sebesar 20,33 %.
Untuk lebih jelasnya peningkatan nilai tertinggi ,nilai
terendah,dan nilai rata-rata siswa dapat dilihat pada gambar diagram
batang berikut ini.

Diagram batang nilai ulangan harian Siklus I

52
Gambar 4.2. Diagram batang Nilai Ulangan harian siswa pada
siklus I.
Berdasarkan tabel 4.2. Diagram batang di atas, dapat diperoleh
keterangan sebagai berikut.
c) Pada siklus I diperoleh data sebanyak 19 siswa atau sebesar 63,33
% yang telah tuntas untuk mengikuti pembelajaran IPA,
sedangkan 11 siswa atau sebesar 36,66 % belum tuntas.
d) Berdasarkan data pada studi awal dan siklus I terdapat peningkatan
jumlah siswa yang mempunyai ketuntasan belajar dalam mengikuti
pembelajaran IPA dari semula 26,66 % menjadi 63,33 % atau
sebesar 27,78 %.
Diagram batang di atas menunjukkan peningkatan hasil belajar
siswa pada pra siklus dari nilai rata-rata 54,66 menjadi 63,5 Selain hal
tersebut data nilai terendah ada kenaikan dari Studi awal 40 menjadi 50 .
Pada siklus ke 1 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 50 masih ada 9 siswa
(45 %) yang mendapat Nilai dibawah ketuntasan belajar minimal (KKM)
c. Pengamatan (Observing)
Data-data hasil pengamatan dan penilaian pada siklus I, Materi
Pokok tentang gerak benda disajikan berikut ini.
1) Hasil Pengamatan motivasi Siswa

53
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan motivasi Belajar Siswa Siklus I
Pengamatan Siklus I
No Tingkat Keaktifan
Presentase (%) Jumlah siswa
1 Rendah 50 % 15
2 Sedang 30 % 7
3 Tinggi 20 % 8
Jumlah 100% 30

Untuk lebih jelasnya, data pada tabel 4.3. di atas dapat disajikan
pada grafik berikut ini

Diagram batang Motivasi belajar siswa Siklus I

54
Dari tabel 4.3. dan diagram batang di atas, diperoleh keterangan
sebagai berikut :
a) Pada siklus I diperoleh data sebanyak 12 siswa atau sebesar 40 %
mempunyai motivasi rendah untuk mengikuti pembelajaran IPA,
dan 13 siswa atau sebesar 43 % memepunyai motivasi sedang dan 5
siswa atau sebesar 16 % sudah mempunyai motivasi belajar tinggi.
b) Berdasarkan data pada studi awal dan siklus I terdapat peningkatan
jumlah siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dalam
mengikuti pembelajaran IPA dari semula 16,66 % menjadi 50 %
atau sebesar 33,34 %.
2) Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan dari Kegiatan Guru SIKLUS I
No. Kegiatan Guru Nilai Pertemuan I Pertemuan II
Rata- Nilai Hasil Nilai Hasil
rata (%) (%)
Max
1 Mengelola ruang dan 5 4,5 90 4,5 90
Fasilitas Pembelajaran
2 Melaksanakan 5 3,6 72 4,0 80
Kegiatan
Pembelajaran
3 Mengelola Interaksi 5 4,5 90 4,5 90
Kelas
4 Bersikap terbukan da 5 3,6 72 4,0 80

55
luwes serta membantu
mengembangkan sikap
positif siswa terhadap
belajar
5 Mendemontrasikan 5 4,5 90 4,5 90
kemampuan khusus
perbaikan
pembelajaran mata
pelajaran ”IPA”
6 Melaksanakan 5 3,6 72 4,0 80
Penilaian Proses dan
hasil belajar (tes
formatif)
7 Kesan umum 5 4,5 90 4,5 90
pelaksanaan
pembelajaran
Rata-rata 4,11 4,28

Keterangan:
Penilaian hasil pengamatan dari kegiatan Guru

Nilai Pertemuan 1 + Nilai Pertemuan 2


2

Nilai rata-rata pengamatan guru dalam KBM = 4,1

d. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan analisis data pada siklus I, terdapat beberapa kendala
yang berasal dari siswa maupun guru. Kendala-kendala ini akan
diperbaiki sehingga tidak mengganggu pelaksanaan penelitian pada
siklus II. Beberapa kendala tersebut adalah sebagai berikut :
1) Berdasarkan pengamatan observer, pelaksanaan pembelajaran siklus I
pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan metode
demonstrasi sudah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun,
namun proses pembelajaran masih belum berjalan secara optimal.
2) Dari hasil observasi yang dilakukan observer terhadap guru sebagai
peneliti selama proses pembelajaran IPA di kelas V menunjukkan
beberapa kesimpulan bahwa guru telah berusaha melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan semua

56
aturan yang harus di kerjakan oleh siswa disampaikan secara lisan,
namun guru masih terlihat kesulitan dan belum begitu dapat
mengontrol siswa dengan baik.
3) Kurangnya kontrol dari guru ini menyebabkan kegiatan percobaan
kurang efektif karena beberapa anak justru menggunakan waktu untuk
bermain.
4) Berdasarkan pengamatan dari observer, selain karena kurangnya
kontrol dari guru, faktor penyebab siswa tidak terlibat dalam kegiatan
mencari informasi dan mengumpulkan data dalam percobaan adalah
karena pembagian kelompok yang jumlah anggotanya terlalu banyak
sehingga tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan percobaan
rendah. Selain itu juga karena alat dan bahan percobaan masih terbatas
menggunakan pada alat dan bahan yang bisa ditemukan di sekolah.
Kendala-kendala yang terjadi dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
menjadi dasar dalam peyusunan rencana perbaikan perbaikan
pembelajaran di siklus 2 agar mendapat hasil yang memuaskan bagi
guru dan siswa.
3. Siklus ke -2
a. Perencanaan (Planing)
Pada tahap perencanaan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Perangkat pembelajaran IPA meliputi Rencana Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran untuk SK dan KD materi pesawat sederhana .
2) Lembar pengamatan terhadap motivasi belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA materi pesawat sederhana.
3) Alat peraga berupa palu atau martil,gunting,pembuka tutup botol,katrol
pengerek bendera,bidang miring, roda berporos.
b. Pelaksanaan (Acting)
Data tentang pelaksanaan pembelajaran diambil setelah
melakukan ulangan harian studi awal, Instrumen data berupa lembar hasil
ulangan harian yang terdiri dari nilai tertinggi ,nilai terendah,dan nilai rata-

57
rata. Hasil selengkapnya disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut:.
Data-data hasil pengamatan dan penilaian pada siklus I, Materi
Pokok tentang pesawat sederhana disajikan berikut ini.
1) Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 4.5. Hasil Ulangan harian Pembelajaran IPA pada matri
pesawat sederhana Siklus II.
Nilai (N) Frekuen (F) NxF
10 0 0
20 0 0
30 0 0
40 0 0
50 1 50
60 1 60
70 13 910
80 11 880
90 4 360
100 0 0
Jumlah 30 2260
Nilai Tertinggi 90
Nilai terendah 50
Nilai Rata-rata 75,3
Ketuntasan Belajar 93,3%

Berdasarkan tabel dan diagram 4.5. di atas, dapat diperoleh


keterangan sebagai berikut:
1. Hasil ulangan harian siswa diperoleh data sebagai berikut: Nilai
tertinggi 90 Nilai terendah 50 Nilai rata-rata 75,3
2. Dari 30 siswa hanya 2 siswa yang mendapat nilai dibawah
ketuntasan belajar minimal (KKM) atau ( 93,33%) yang tuntas.
Untuk lebih jelasnya peningkatan nilai tertinggi ,nilai
terendah,dan nilai rata-rata siswa dapat dilihat pada gambar diagram
batang berikut ini.

Diagram batang nilai ulangan harian Siklus II

58
Gambar 4.5. Diagram batang Nilai Ulangan harian siswa pada siklus I

Berdasarkan tabel dan gambar diagram di atas, dapat diperoleh


keterangan sebagai berikut :
a) Pada siklus II diperoleh data sebanyak 28 siswa atau sebesar 93,33%
yang telah tuntas untuk mengikuti pembelajaran IPA,
b) Berdasarkan data pada siklus I dan siklus II terdapat peningkatan
jumlah siswa yang mempunyai ketuntasan belajar dalam mengikuti
pembelajaran IPA dari semula 63,33 % menjadi 96 % atau sebesar
44,45 %,
c. Pengamatan (Observing)
Data-data hasil pengamatan dan penilaian pada siklus I, Materi Pokok
tentang pesawat sederhana disajikan berikut ini.
1) Hasil pengamatan Motivasi Siswa
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Pengamatan Siklus II
No Tingkat Keaktifan
Presentase (%) Jumlah siswa
1 Rendah 6,6 % 2 siswa
2 Sedang 13,3 % 4 siswa
3 Tinggi 83,3 % 24 siswa
Jumlah 100% 30 siswa

59
Untuk lebih jelasnya, data pada tabel 4.5. di atas dapat
disajikan pada grafik berikut ini

Diagram batang Motivasi belajar siswa Siklus II

Gambar 4.6. Diagram Batang Peningkatan Motivasi Belajar


Siswa Siklus II
Dari tabel 4.6 dan Diagram Batang di atas, diperoleh keterangan
sebagai berikut :
a) Pada siklus II diperoleh data sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,6 %
yang mempunyai motivasi rendah untuk mengikuti pembelajaran
IPA, dan 4 siswa atau sebesar 13,33 % mempunyai motivasi
sedang dan 24 siswa atau sebesar 80 % sudah mempunyai motivasi
belajar tinggi.
b) Berdasarkan data pada siklus I dan siklus II terdapat peningkatan
jumlah siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dalam
mengikuti pembelajaran IPA dari semula 16 % menjadi 50 % atau
sebesar 34 %.
2) Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
Tabel 4.7 : Hasil Pengamatan dari Kegiatan Guru SIKLUS II
No. Kegiatan Guru Pertemuan I Pertemuan II

60
Nilai Nilai Hasil Nilai Hasil
Rata- (%) (%)
rata
Max
1 Mengelola ruang dan 5 4,5 90 4,5 90
Fasilitas Pembelajaran
2 Melaksanakan 5 3,6 72 4,0 80
Kegiatan
Pembelajaran
3 Mengelola Interaksi 5 4,5 90 4,5 90
Kelas
4 Bersikap terbukan da 5 3,6 72 4,0 80
luwes serta membantu
mengembangkan sikap
positif siswa terhadap
belajar
5 Mendemontrasikan 5 4,5 90 4,5 90
kemampuan khusus
perbaikan
pembelajaran mata
pelajaran ”IPA”
6 Melaksanakan 5 3,6 72 4,0 80
Penilaian Proses dan
hasil belajar (tes
formatif)
7 Kesan umum 5 4,5 90 4,5 90
pelaksanaan
pembelajaran
Rata-rata 4,11 4,92

Keterangan:
Penilaian hasil pengamatan dari kegiatan Guru

Nilai Pertemuan 1 + Nilai Pertemuan 2


2
Nilai rata-rata pengamatan guru dalam KBM = 4,6

d. Refleksi (Reflecting)
Hasil observasi yang dilakukan observer terhadap guru sebagai
peneliti selama proses pembelajaran IPA di kelas V menunjukkan
kesimpulan bahwa

61
1) Guru telah berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
2) Pada perbaikan pembelajaran di siklus 2 guru sebagai peneliti
membagi siswa menjadi kelompok kecil, dimana setiap kelompok
beranggotakan 6, hal ini berdampak positif kepada keterlibatan siswa
dalam kegiatan percobaan, karena dalam kelompok yang kecil rasa
tanggung jawab siswa kepada keberhasilan kelompok lebih besar.
3) Jika pada kegiatan perbaikan pembelajaran di siklus 1 guru sebagai
peneliti hanya mempersiapkan alat dan bahan untuk percobaan yang
mudah ditemui di sekolah, di siklus ke-2 ini guru sebagai peneliti
mempersiapkan alat dan bahan lebih lengkap dan teliti. Langkah-
langkah perbaikan yang dilakukan guru sebagai peneliti berdampak
positif terhadap efektifitas kegiatan percobaan dan juga pada hasil
pembelajaran siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. motivasi Belajar

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pembelajaran IPA melalui


metode Demonstrasi menitikberatkan pada 2 (dua) fokus perbaikan
pembelajaran, yaitu keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 (dua) siklus secara berkelanjutan
dalam rangka mencapai indikator hasil penelitian. Indikator ini digunakan
untuk mengukur sejauh mana penelitian memberikan hasil atau
perubahan sesuai dengan derajat perubahan yang diharapkan.
Rekapitulasi hasil penelitian dan indikator penelitian disajikan pada tabel
berikut ini.
a) Perbandingan Hasil Pengamatan motivasi Siswa

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Pengamatan motivasi Siswa

62
Siklus ke-1 Siklus ke-2
Tingkat
No Pertemuan Pertemuan Rata- Pertemuan Pertemuan Rata-rata
motivasi
I II rata I II
1 Rendah 50% 40% 45 % 7 % 6,6 % 6,6 %
2 Sedang 30% 30% 30 % 13 % 13,3 % 13,3 %
3 Tinggi 20% 30% 25 % 80 % 83,3 % 83,3 %
Jumlah 100% 100% 100% 100%

b) Diagram Batang Perbandingan Motivasi setiap sklus

Diagram batang Perbandingan Motivasi belajar siswa

Dari tabel 4.8 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :


1. Pada siklus ke-I pertemuan ke-2 menunjukan motifasi belajar
kategori tinggi menunjukan kenaikan 10 % dari pertemuan ke-1,

63
pada kategori sedang masih tetap sedangkan untuk kategori
rendah menunjukan penurunan sebesar 10 %.
2. Pada siklus ke-II pertemuan ke-2 menunjukan motifasi belajar
kategori tinggi menunjukan kenaikan 3,3 % dari pertemuan ke-1,
pada kategori sedang menunjukan penurunan 0,3 % sedangkan
untuk kategori rendah menunjukan penurunan sebesar 0,4 %..
3. Berdasarkan perbandingan siklus ke-I dan siklus ke-II motifasi
belajar siswa mengalami peningkatan .
c) Kesimpulan
Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga
pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke
arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh
karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar
bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
(Samsudin, 1997:115), faktor pertama adalah peserta didik (row
input) sebagai karakterristik: motivasi, bakat, kemampuan, dan
sebagainya. Faktor kedua adalah masukan sarana kurikulum, media,
guru, metode, pendekatan, sumber belajar. Sedangkan faktor ketiga
adalah lingkungan (inviromental input) yaitu: Sosial, budaya,
ekonomi. Pendapat diatas benar, terbukti dari hasil perbaikan
pembelajaran IPA kompetensi dasar menjelaskan pesawat sederhana
yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat melalui
tiga siklus dengan memakai media yang sesuai dengan karakteristik
siswa menunjukkan hasil yang optimal.
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa, metode demonstrasi dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V
SD Negeri 1 Biting
2. Hasil Belajar

Untuk mengukur efektivitas pembelajaran maka diakhir


kegiatan pembelajaran, penulis mengadakan penilaian berupa tes

64
tertulis. Bentuk soal adalah pilihan ganda . Hasil pelaksanaan
penilaian kepada siswa terhadap kemampuan memahami materi
Pesawat sederhana disajikan pada tabel 4.9 berikut ini.
a) Tabel Perbandingan Hasil Ulangan Harian

No Komponen Studi awal Siklus ke-1 Siklus ke-2


1 Nilai Tertinggi 70 80 90
2 Nilai Terendah 40 50 50
3 Nilai rata-rata 56 64 75,3
4 Ketuntasan belajar 30,77% 60 % 93,3%

b) Diagram Batang Perbandingan hasil belajar antar sklus

Diagram batang nilai ulangan harian Siklus II

Berdasarkan tabel 4.9. di atas, dapat diperoleh keterangan


sebagai berikut.
c) Pada studi awal diperoleh data sebanyak 8 siswa atau sebesar
26,66 % yang telah tuntas untuk mengikuti pembelajaran IPA,
sedangkan 22 siswa atau sebesar 73,33 % belum tuntas.

65
d) Pada siklus I diperoleh data sebanyak 19 siswa atau sebesar
63,33 % yang telah tuntas untuk mengikuti pembelajaran IPA,
sedangkan 11 siswa atau sebesar 36,66 % belum tuntas.
e) Pada siklus II diperoleh data sebanyak 28 siswa atau sebesar 96
% yang telah tuntas untuk mengikuti pembelajaran IPA,
f) Berdasarkan data pada siklus I dan siklus II terdapat
peningkatan jumlah siswa yang mempunyai ketuntasan belajar
dalam mengikuti pembelajaran IPA dari semula 63,33 %
menjadi 93,3 % atau sebesar 44,45 %,
Berdasarkan hasil perbandingan di atas, dapat dijelaskan bahwa
metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD Negeri 1 Biting. Hal ini dikarenakan tekhnik-tekhnik yang
digunakan dalam metode Demonstrasi dapat membuat siswa
memperoleh penemuan-penemuan baru yang bermakna secara
langsung sehingga menjadi lebih mudah dalam memahami materi
pembelajaran, seperti yang dikemukakan Wina Sanjaya
mengemukakan bahwa “ metode demonstrasi adalah, metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau sekedar tiruan” ( Wina Sanjaya, 2007: 150 ). Melalui
metode ini siswa sepenuhnya terlibat, antara lain merencanakan
Demonstrasi, menemukan fakta, mengumpulkan data, meraih
kesempatan, merumuskan konsep, prinsip atau hukum. Siswa dapat
melakukan pengujian, kesimpulan atau prinsip yang lebih ditemukan
melalui Demonstrasi verikatif. Dan kesimpulannya bahwa Metode ini
dapat Meningkatkan Motivasi dan hasil belajar

66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA Kelas V Tentang Pesawat
Sederhana melalui Pendekatan Metode Demonstrasi telah menunjukan hasil
sesuai yang diharapkan.
Berdasarkan temuan dan hasil yang diperoleh dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan pendekatan metode demonstrasi pada materi pesawat
sederhana terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar
61,54% yaitu pada kondisi awal 38,46% menjadi 94,44% pada siklus II.
2. Penggunaan pendekatan metode demonstrasi pecahan pada materi pesawat
sederhana terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 69,23%
yaitu pada kondisi awal 30,77% menjadi 93,33 % pada siklus II

B. Saran dan Tindak Lanjut


2. Saran
a. Saran untuk penelitian lebih lanjut
Siklus yang berulang sampai dua kali ini menimbulkan kesan
adanya asumsi bahwa keberhasilan yang tercapai cenderung pada
fokus pengulangan.

67
b. Saran untuk penerapan hasil
Penggunaan pendekatan metode demonstrasi pada materi
pesawat sederhana yang terbukti dapat menimbulkan siswa aktif,
kreatif, menyenangkan dan merang sang kemandirian. Melalui
kegiatan percobaan siswa diharapkan siswa mampu bekerja secara
mandiri dan berani mencoba untuk pemecahan masalah yang
dihadapinya dalam kegiatan sehari-hari. Pengalaman ini merupakan
bekal bagi siswa Karena didalamnya terdapat cara-cara yang baik
dalam menguasai materi pembelajaran. Penggunaan metode
demonstrasi tidak ada salahnya jika diterapkan untuk pembelajaran
lain, dan atau pada mata pelajaran lain selain IPA.
3. Tindak Lanjut
Hasil penelitian ini akan ditindak lanjuti kembali dengan
meminimalkan variabel ekstra, berupa pengulangan pembelajaran selain
materi pesawat sederhana akan dicobakan untuk mengatasi masalah
pembelajaran pada konsep yang lain pada mata pelajaran yang lain.

68
DAFTAR PUSTAKA

Cronbach, Lee J. Educational Psycology. New Harcourt, Garce.

Havigurt, Robert. 1995. Karakteristik Anak SD.

Hamalik, Oemar. 2004. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditiya Bhakti.

Kingsley, Howard L. a Garry, Ralph, The Nature and Conditions of Learning. N.


J: Hall, Inc. Engliwood Clifts, 1957

Magnesen, Vormon (dalam Cipto Waluyo). 2003. Teori Belajar Siswa.

Ningrum, Epon. 2003. Mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar,


bagaimana berfikir, dan bagaimana mencari informasi

Pusat dan Pengemabangan Bahasa. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Ristasa, Rusna. 2006. Panduan Penelitian dan Laporan Tindakan Kelas.


Purwokerto: UPBJJ Purwokerto.

Winkel. 1996. http://sobatbaru.blogspot.com/2008/06. Pengertian Prestasi


Belajar. htm (April 10,2010)

Whittaker James O. Introduction to Psycology. Tokyo, London Company,


Limited, 1970

69
70

Anda mungkin juga menyukai