Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS DAMPAK PEMECAHAN SAHAM (STOCK

SPLIT) TERHADAP TRADING VOLUME ACTIVITY dan


ABNORMAL RETURN PADA SAHAM YANG TERDAFTAR
DI BEI TAHUN 2011-2015
Benhard Partogi Situmorang,M. Kholiq Mahfud1
Email : benhard.partogi@gmail.com
Uji Statistik : Independent Sampel t-test

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, beberapa permasalahan yang akan
dicoba untuk dipecahkan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan positif dari trading volume activity
sebelum dan sesudah stock split ?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan positif dari abnormal return sebelum
dan sesudah stock split ?

B. Hipotesis
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan positif dari trading volume activity sebelum
dan sesudah stock split
H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan positif dari abnormal return sebelum dan
sesudah stock split

C. Teknik Analisa Data


a. Hipotesis Statistik
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan positif dari trading volume activity
sebelum dan sesudah stock split
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan positif dari trading volume activity
sebelum dan sesudah stock split

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan positif dari abnormal return sebelum
dan sesudah stock split
H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan positif dari abnormal return sebelum dan
sesudah stock split
b. Tingkat Sigifikansi

c. Kriteria Pengambilan Keputusan

Uji Hipotesis 1 :
Dari hasil pengujian uji beda dengan menggunakan Independent sampel t-test, dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan hipotesis penelitian yang mencapai analisis
perbedaan return pasar (IHSG) ternyata return Reksadana tidak berbeda dengan
return pasar (IHSG) secara nyata atau dapat disimpulkan bahwa return portofolio
ReksadanaSaham dengan return pasar (IHSG) adalah sama tetapi jika dilihat dari
rata-rata kinerja portofolio ReksadanaSaham yang berjumlah 43 Reksadana maka
terdapat dua Reksadana yang diatas nilai rata- rata return pasar (IHSG), yaitu
Batavia Dana Saham dan Reksadana Panin Dana Prima dengan demikian return
portofolio ReksadanaSaham secara keseluruhan lebih rendah daripada return pasar
(IHSG) hal ini dimungkinkan dalam penyusunan portofolio Saham tidak optimal
diketahui bahwa perubahan-perubahan di pasar-pasar dalam bursa efek sangat
dinamis dan berlangsung dengan sangat cepat, sehingga Saham yang berkinerja
bagus cepat berubah.Perubahan kinerja Saham yang cepat ini dapat diikuti oleh
pengelola Reksadana dalam menentukan portofolionya.

Uji Hipotesis 2 :
Hasil t hitung sebesar - 5,158.Jika dilihat nilai P-value, dari hasil perhitungan
didapat sebesar 0,000. Karena nilai P-value lebih kecil dari 0,05 maka H2 diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
return portofolio ReksadanaSaham dengan return pasar (IHSG) dengan
menggunakan model pengukuran Treynor.

Uji Hipotesis 3 :
Hasil t hitung sebesar 3,202.Jika dilihat nilai P-value, dari hasil perhitungan didapat
sebesar 0,003. Karena nilai P-value lebih kecil dari 0,05, maka H3 diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara return
portofolio ReksadanaSaham dengan return pasar (IHSG) dengan menggunakan
model pengukuran kinerja Sharpe. Pada model pengukuran kinerja Sharpe ini
ditemukan hasil bahwa return pasar (IHSG) dengan return portofolio
ReksadanaSaham adalah berbeda.Temuan ini sama dengan temuan Hendrawan
(1998) yang menemukan bahwa kinerja Reksadana yang diukur baik dengan RVOL
Treynor maupun RVAR (sharpe) akan mampu mengungguli kinerja pasar.
Perbedaan ini dapat terjadi karena periode penelitian Hendrawan (1998) adalah
masa dimana kondisi pasar modal sedang booming.

Uji Hipotesis 4 :
Hasil t hitung sebesar - 4,943.Jika dilihat nilai P-value, dari hasil perhitungan
didapat sebesar 0,000. Karena nilai P-value lebih kecil dari 0,05 maka H4 diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
return portofolio ReksadanaSaham dengan return pasar (IHSG) dengan
menggunakan model pengukuran kinerja Jensen.Berdasarkan model pengukuran
Jensen, ternyata ditemukan bahwa kinerja IHSG berbeda dibandingkan dengan
kinerja portofolio ReksadanaSaham, kondisi ini menunjukkan bahwa para manajer
investasi belum mampu menghasilkan portofolio yang optimal dalam mengelola
potofolionya, namun seharusnya portofolio Saham yang dirancang para manajer
investasi mampu melebihi kinerja pasar. Hal ini tentu memiliki implikasi bagi
investor untuk melakukan investasi tidak melalui portofolio ReksadanaSaham.

Uji Hipotesis 5 :
Analisis ini bertujuan untuk menguji berlaku asumsi untuk ANOVA yaitu apakah
ketiga sampel tersebut mempunyai varian yang sama pengujian untuk hipotesis ini
adalah: Hipotesis H5 = ketiga varians populasi adalah berbeda Uji-t digunakan
untuk mengetahui perbedaan masing-masing variabel yaitu ketiga model
pengukuran kinerja. Uji-t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai
signifikan dengan derajat alfa pada taraf signifikansi 5%.

Anda mungkin juga menyukai