IMANTAKA WIRA R A
NIM. 145060307111001
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
Imantaka Wira R A
NIM. 145060307111001
Dosen Pembimbing I
ABSTRAK
Dengan kebutuhan daya listrik yang meningkat setiap tahunnya khususnya di pulau jawa dan sekitarnya, pemerintah melalui
PT. PLN (Persero) merencananakan pengembangan kapasitas dan energi listrik guna mengatasi meningkatnya kebutuhan
tersebut. Sehingga Sistem kelistrikan di Jawa-Bali menambahkan kapasitas pembangkit di Grati dengan kapasitas 600 MW.
Generator baru yang ditambahkan berjumlah tiga unit dengan masing-masing dua unit generator sebesar 150 MW dan satu
unit generator berkapasitas 300 MW. Dengan adanya pembangkit baru tersebut maka perlu dilakukan analisis ulang terhadap
kinerja sistem secara keseluruhan. Dari hasil simulasi stabilitas transien menggunakan ETAP 12.6, menunjukkan bahwa
untuk kasus lepasnya generator lepas, lepasnya satu saluran dan lepasnya dua saluran tidak menyebabkan sistem lepas
sinkron. Karena pada kasus generator lepas, daya supply yang hilang dapat dipasok oleh beberapa generator yang belum
bekerja dengan kapasitas penuh. Sedangkan untuk kasus lepasnya satu saluran dan dua saluran dapat disokong oleh sistem
interkoneksi.
Kata kunci: Stabilitas transien, generator lepas, saluran lepas, hubung singkat tiga fasa, hubung singkat satu fasa ke tanah
ABSTRACT
To increase the production capacity of refineries, PT PERTAMINA RU-VI Balongan want to increase the electrical loads.
Therefore the purpose of this research are to find out the addition of load and load transfer on the existing system as a result
of the limitations of 20 kV bus in bear the short circuit current by conducting analysis of several network configuration and
to conduct feasibility and reconfiguration bus and the use of electric power from additional source because the lack of
electrical power that required to develop some plans of several projects in order to operate safely. Before the loads are added
the three-phase short circuit fault on a 20 kV bus which has 25 kilo Ampere of fault current is 25,54 kilo ampere. After the
loads are added is 29,916 kilo Ampere. Therefore it is necessary to configure the 20 kV bus to reduce the amount of short
circuit fault. There are three kinds of reconfiguration, increase the capacity of busbar into 40 kA, the division of the bus into
two section and the division of the bus into three section, with the division of this bus, the amount of fault can be reduced.
Besides that there are some simulations of starting motor using ETAP softwere to know the amount of current contribution
on the bus 20 kV when the motor is started.
Keywords: Bus Reconfiguration, short circuit fault, simulations of starting motor
1
Jawa Bali 500kV yaitu Grati Gas Turbine Generator 3.1
dengan kapasitas 150 MW, Grati Gas Turbine Generator
3.2 dengan kapasitas 150 MW dan Grati Steam Turbine
Generator 3.1 dengan kapasitas 300 MW
Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus
meningkat khususnya di Pulau Jawa dan sekitarnya,
pemerintah melalui PT. PLN (Persero) merencanakan
pengembangan kapasitas dan energi listrik guna
mengatasi meningkatnya kebutuhan tersebut. Sehingga
sistem kelistrikan di Jawa-Bali ditambahkan satu unit
pembangkit Grati 600MW. Mengingat dengan masuknya
unit pembangkit Grati 600 MW belum dilakukan
penelitian tentang stabilitas tarnsien, sehingga perlu
dilakukan studi kestabilan transien untuk mengetahui
keandalan sistem saat terjadi gangguan transien.
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.
2
2.5. Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat Total Demand 66,241 45,694 80,273
Pada tahap ini dilakukan proses simulasi hubung
singkat yang terjadi pada kondisi sebelum ditambahkan 3.2.2. Perhitungan Impedansi
beban, setelah ditambahkan beban, dan rekonfigurasi bus Sebelum dilakukan hubung singkat, terlebih
20 kV. Hubung singkat yang disimulasikan meliputi dahulu dilakukan perhitungan terhadap nilai impedansi
hubung singkat 3 fasa, 2 fasa, 1 fasa ke tanah dan 2 fasa sumber, reaktansi transformator, impedansi penyulang,
ke tanah. Sebelum dilakukan hubung singkat, terlebih impedansi ekivalen urutan positif, urutan negatif dan
dahulu dilakukan perhitungan terhadap nilai impedansi urutan nol. Untuk mengubah semua nilai impedansi
sumber, reaktansi transformator, impedansi penyulang, komponen-komponen dalam satuan pu (per-unit) harus
impedansi ekivalen urutan positif, urutan negatif dan ditentukan terlebih dahulu daya dasar (MVAdasar ),
urutan nol. Untuk mengubah semua nilai impedansi tegangan dasar (kVdasar).
komponen-komponen dalam satuan pu (per-unit) harus Perhitungan Impedansi Sumber
ditentukan terlebih dahulu daya dasar (MVAdasar ), Perhitungan impedansi sumber diperoleh dari data
tegangan dasar (kVdasar). generator, karena sumber yang digunakan adalah
2.6. Simulasi Starting Motor generator. Impedansi dasar untuk generator menggunakan
Simulasi ini dilakukan untuk melihat besarnya kV(dasar) yaitu 20,5 kV dengan MVA(dasar) sebesar 100
kontribusi arus di busbar 20 kV pada saat motor start. MVA. Dengan menggunakan software ETAP 12.6 maka
Simulasi dilakukan dengan membuat model dari motor diperoleh impedansi generator dalam bentuk persentase.
kompressor 12-K-501 A/B/C dengan kapasitas 5700 kW Maka impedansi generator adalah:
yang terhubung dengan switchgear 20 kV menggunakan 10 2 100
softwere ETAP 12.6 dengan jenis start adalah soft starter. Z(pu) = (0,302 + j 18,94)% x ( ) x( )
20,5 27,5
= 0,003 + j 0,119 pu
3. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Perhitungan Transformator
3.1. Sistem Kelistrikan PT PERTAMINA RU-VI Data sekunder impedansi transformator diketahui
Balongan masih dalam bentuk persentase, yaitu sebesar 8,9%.
Sistem kelistrikan Pertamina RU-VI Balongan Dengan tegangan 20,5 kV sebagai tegangan dasar dan
terdiri dari 4 rating tegangan yaitu 10 kV, 20 kV, 3,15 kV daya transformator 100 MVA sebagai daya dasar, maka
dan 0,42 kV dengan total substation sebanyak 15 impedansi transformator sebagai berikut:
20 2 100
substation. Pertamina RU-VI Balongan dipasok oleh 5 Z1T (pu) = Z2T (pu) = (j 8,9)% x ( ) x( )
20,5 27,5
Generator Steam Turbin, yang masing-masing memiliki
= j 0,311 pu
kapasitas 22 MW dengan 1 Generator dalam kondisi
standby. Gambar 2 menunjukan simplifikasi diagram satu Perhitungan Impedansi Beban Tiap Substation
garis Pertamina RU-VI Balongan. Dari perhitungan maka diperoleh impedansi beban
pada setiap substation dalam bentuk pu seperti pada tabel
2 berikut:
Tabel 2
Impedansi Beban Substation
No Substation Z1 = Z2 (pu) Z0 (pu)
1 #SS01A 0,234 + j 2,500 0,227 + j 3,179
2 #SS01B 0,307 + j 2,500 0,292 + j 3,952
3 #SS11 0,327 + j 3,344 0,301 + j 4,193
4 #SS12 0,307 + j 3,326 0,269 + j 4,028
5 #SS13 0,303 + j 2,821 0,298 + j 4,042
6 #SS14A 0,238 + j 3,442 0,248 + j 4,229
7 #SS14B 0,304 + j 2,400 0,292 + j 4,953
8 #SS15 0,296 + j 3,881 0,294 + j 4,701
9 #SS16 0,464 + j 2,386 0,68 + j 12,309
10 #SS17A 0,206 + j 3,301 0,206 + j 3,938
11 #SS17B 0,223 + j 2,502 0,222 + j 5,919
Gambar 2. Simplifikasi diagram satu garis PT PERTAMINA RU-VI 12 #SS18 0,258 + j 2,656 0,283 + j 4, 913
Balongan 13 #SS19 0,241 + j 2,438 0,222 + j 3,657
14 #SS21 0,696 + j 3,459 0,771 + j 10,199
15 #SS22 1,649 + j 2,322 0
3.2. Stabilitas Sistem Kelistrikan Sebelum 16 #SS23 0,481 + j 3,494 0,415 + j 4,814
Ditambahkan Beban Baru 17 Motor 12-K-501 0,045 + j 0,832 0,045 + j 0,883
3.2.1. Perhitungan Aliran Daya Pembebanan pada bus 20 kV terpasang secara
Total daya yang dibangkitkan dan total daya yang paralel maka nilai impedansi beban total diperoleh dari
mengalir ke beban dalam keadaan sebelum ditambahkan beban substation yang diparalel dengan beban substation
beban dapat dilihat pada tabel 1. yang lainnya. Maka jumlah impedansi beban total yang
Tabel 1 ada yaitu:
Aliran daya pada bus 20 kV
MW MVAR MVA
Source (Swing Buses) 66,241 45,694 80,473
3
1 1 1 1 gangguan diasumsikan terjadi pada bus B. Oleh karena itu
= + + + … besarnya nilai impedansi urutan ditunjukan pada tabel 4.
Zbeban Z#SS01 Z#SS11 Z#SS12
1 Tabel 4
+ Impedansi Gangguan pada Titik 20 kV
Z12−K−501 Z1 (pu) 0,010 + j 0,103
Z1 = Z2 = 0,019 + j 0,148 pu
Z0 = 0,014 + j 0,228 pu Z2 (pu) 0,010 + j 0,103
= 9,427 - 84,455° pu
Z1 (pu) = Z2 (pu) = (0,003 + j 0,119) + ( j 0,311 ) + (0,0119
+ j 0,0276)
= 0,0149 + j 0,4576 pu Sehingga besarnya nilai sebenarnya adalah:
Generator, transformator, dan kabel pada bus 20 I hs 3 (kA) = I hs (pu) x I (kA)
dasar
= 4,432 -85,192° pu
Untuk perhitungan nilai impedansi urutan pada
titik gangguan maka perlu menyederhanakan diagram satu
garis menjadi rangkain ekuivalen. Karena besar beban Ifa2 = -Ifa1 = -(4,432 -85,192°) = 4,432 94,808° pu
yang terhubung bus A dan bus B besarnya sama, maka Ifb = 𝑎2 Ifa1 + 𝑎Ifa2 + Ifa0
4
= (1 120°)2 (4,432 -85,192°) + (1 = (1,784 101,016°) + (1 120°) (5,4829 -84,129°)
2
= 5,4829 -84,129° pu
𝑍0
Ifa2 = −𝐼𝑓𝑎1
𝑍2 + 𝑍0
= - (5,4829 -84,129°) x
(0,047 + j 0,217)
Gambar 3. Simulasi starting motor pada kondisi sebelum ditambahkan
(0,010 + j 0,103)+ (0,047 + j 0,217) beban baru
= 3,7092 93,401° pu Maka hasil simulasi starting motor ditunjukan
𝑍2 pada gambar 4, 5 dan 6.
Ifa0 = −𝐼𝑓𝑎1
𝑍2 + 𝑍0
= - (5,4829 -84,129°) x
(0,010 + j 0,103)
(0,010 + j 0,103)+ (0,047 + j 0,217)
= 1,784 101,016° pu
Dan untuk arus pada masing-masing fasa yang
terkena gangguan yaitu fasa b dan c adalah sebagai
berikut:
Ifb = Ifa0 + a2 Ifa1 + aIfa2
5
400 yang ada pada kondisi jaringan tersebut. Untuk
mendapatkan limitasi arus hubung singkat yang paling
ekstrem, maka seluruh beban akan terhubung pada
300 simulasi ini. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan solusi
yang paling terbaik untuk meminimalkan arus hubung
ARUS (% FLA)
0
0 2 4 6WAKTU8 (S) 10 12 14
Gambar 4. Kurva arus pada motor 12-K-501B terhadap waktu
105
100
Gambar 7. Single Line Diagram jaringan 20 kV pada saat ditambahkan
beban baru
V BUS (%)
95
Vbus… 3.3.1. Perhitungan Aliran Daya
Total daya yang dibangkitkan dan total daya yang
90
mengalir ke beban dalam keadaan ditambahkan beban
dapat dilihat pada tabel 5.
85 Tabel 5
WAKTU (S) Load Flow pada bus 20 kV
0 2 4 6 8 10 12 14
MW MVAR MVA
Gambar 5. Kurva tegangan pada bus 20 kV terhadap waktu
Source (Swing Buses) 66,241 45,694 80,473
105 Total Demand 84,191 63,364 105,371
6
Tabel 7 3.4.1. Perhitungan Aliran Daya
Besarnya Arus Gangguan Hubung Singkat Setelah Ditambahkan
Total daya yang dibangkitkan dan total daya yang
Beban
Arus gangguan hubung singkat Nilai (kA) mengalir ke beban dalam keadaan ditambahkan beban
dapat dilihat pada tabel 8.
3 fasa
29,916 -84,752° Tabel 8
Load Flow pada bus 20 kV
I = 20,799 -170,537°
Antar Fasa MW MVAR MVA
fb
I = 20,799 9,462°
fc
Source (Swing Buses) 84,191 63,364 105,371
15,588 -81,853°
Satu fasa ke tanah Total Demand 84,191 63,364 105,371
I = 23,309 166,947°
Dua Fasa ke tanah
fb 3.4.2. Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat
I = 24,930 24,629°
fc Besarnya arus gangguan hubung singkat sama
Dari hasil perhitungan arus hubung singkat dengan nilai pada saat kondisi setelah ditambahkan baru
menunjukan bahwa besarnya arus hubung singkat dari yang telah dijelaskan pada subbab 3.3.3.
busbar dan CB main switchgear 20 kV sudah melewati
batas rating arus busbar. Dimana rating arus busbar adalah 3.4.3. Simulasi Starting Motor
25 kA dan besarnya arus gangguan hubung singkat yang Sama dengan simulasi sebelunya, motor yang akan
paling besar yaitu arus gangguan hubung singkat tiga fasa disimulasikan pada analisis ini adalah 12-K-501B dengan
pada busbar 20 kV adalah 29,916 kA. . Dengan hasil ini, kondisi 1 unit motor lainnya beroprasi (pada kasus ini
maka tidak memungkinkan adanya penambahan beban motor 12-K-501C beroprasi). Menimbang dari aliran daya
baru pada kilang PERTAMINA RU-VI Balongan tanpa pada subbab 3.4.1, dimana kapasitas beban ada pada
dilakukan rekonfigurasi. 80MW, maka jumlah STG yang beroperasi adalah 4 STG.
Maka, solusi rekonfigurasi yang perlu dilakukan Maka hasil simulasi starting motor ditunjukan pada
untuk membatasi isu arus hubung singkat pada bus 20 kV gambar 9, 10, dan 11.
PERTAMINA RU-VI Balongan adalah:
1. Peningkatan Kapasitas Panel menjadi 40 kA 400
2. Pemisahan 2 Section dengan kapasitas panel
25 kA 300
3. Pemisahan 3 Section dengan kapasitas panel
ARUS (% FLA)
25 kA 200
Arus
3.4. Peningkatan Kapasitas Panel Menjadi 40 kA
100
Konsep solusi ini tidak membatasi arus hubung
singkat, tetapi meningkatkan kemampuan level hubung
singkat busbar/switchgear menjadi 40 kA, dengan 0 WAKTU (S)
mengganti substation utama 20 kV existing dengan 0 2 4 6 8 10 12 14
Switchgear baru 40 kA. Alternative ini memerlukan Gambar 9. Kurva arus pada motor 12-K-501B terhadap waktu
penggantian menyeluruh terhadap line-up 20 kV.
Sementara itu, jika untuk mencapai pembangkitan 80 MW 105
adalah dengan menggunakan 5 STG, maka diperlukan 1
STG tambahan (disebut: STG#6) untuk memenuhi operasi 100
N+1, dan akan berdampak pada bertambahnya level arus
hubung-singkat yang perlu untuk dipertimbangkan.
V BUS (%)
90
85 WAKTU (S)
0 2 4 6 8 10 12 14
Gambar 10. Kurva tegangan pada bus 20 kV terhadap waktu
7
105
Frekuensi Gambar 12 Simplifikasi diagram satu garis dengan pemisahan 2 section
103
3.5.1. Perhitungan Aliran Daya
Besarnya aliran daya setelah ditambahkan 1 STG
101 pada kondisi pemisahan 2 section ditunjukkan pada tabel
FREKUENSI (%)
9:
99 Tabel 9
Load Flow pada bus 20 kV
MW MVAR MVA
97
Source (Swing 84,198 63,428 105,416
Buses)
95
WAKTU (S)
0 2 4 6 8 10 12 14 Total Demand 84,198 63,428 105,416
Gambar 11. Kurva frekuensi pada bus 20 kV terhadap waktu
Berdasarkan hasil simulasi pada tabel 4.15 dan 3.5.2. Perhitungan Impedansi
kurva-kurva pada gambar 4.17, 4.18, 4.19, 4.20, dan 4.21 Pada perhitungan impedansi beban substation,
menunjukan bahwa motor 12-K-501B berhasil melakukan terdapat pemisahan beban yang terbagi menjadi 2 section.
start, akan tetapi berberapa hal yang perlu diperhatikan Beban pada setiap section adalah sebagai berikut:
antara lain: 1. Section 1: #SS01A, #SS01B, #SS11, #SS12,
1. Starting dengan menggunakan 4 STG pada #SS13, #SS14A, #SS14B, #SS15, #SS16,
kondisi ini masih bisa dilakukan, namun #SS21, #SS22, #SS23.
cukup riskan mengingat spinning reserve saat 2. Section 2: #SS17, #SS18, #SS19, Motor 12-
operasi dengan 4 STG sangat terbatas K-501, SWS & SRU.
(Sebesar 88 MW), dimana beban sendiri Dengan cara yang sama pada subbab 3.3.2.
sudah ada pada 80 MW. Dianjurkan untuk besarnya impedansi urutan positif, negatif, dan nol
melakukan starting motor besar dengan ditunjukan pada tabel 10.
menggunakan 5 STG. Tabel 10
Impedansi Gangguan pada Titik 20 kV
2. Tegangan di 20kV sempat mencapai nilai Section 1 Z1 (pu) 0,020 + j 0,172
89% namun untuk waktu yg singkat
(<1detik), kemudian kembali ke kondisi Z2 (pu) 0,020 + j 0,172
normal setelah 9 detik sejak motor start. Z0 (pu) 0,099 + j 0,401
3. Frekuensi di bus 20 kV berada pada level
Section 2 Z1 (pu) 0,010 + j 0,200
97,8% - 102,5%, sehingga masih belum
melewati batasan. Z2 (pu) 0,010 + j 0,200
Z0 (pu) 0,082+ j 0,373
3.5. Pemisahan 2 Section dengan Rating Bus 25 kA
Solusi pemisahan 2 section bertujuan untuk
membatasi arus hubung singkat di switchgear 20 kV yaitu 3.5.3. Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat
dengan mengurangi kontribusi arus hubung singkat Perhitungan dengan cara yang sama pada subbab
dengan memisahkan kontributor utama; dalam hal ini 1 3.2.4 maka besarnya arus gangguan hubung singkat tiga
STG dipindah incomer ke section 2, sehingga ada 3 STG dasa, antar fasa, satu fasa ke tanah, dan dua fasa ke tanah
yang incomernya terhubung ke section 2. Dengan pada section 1 dan section 2 ditunjukan pada tabel 11 dan
memisahkan incomer 3 STG ke section lain maka level 12.
arus hubung singkat akan berkurang menjadi <25 kA. Tabel 11
Selain pemindahan incomer STG, pada konsep pemisahan Besarnya Arus Gangguan Hubung Singkat pada section 1
Arus gangguan hubung singkat Nilai (kA)
2 Section juga dilakukan re-routing 3 Motor 5700 kW ke
Section 2. Gambar 12 menunjukan diagram satu garis 3 fasa
23,342 -83,367°
dengan pemisahan 2 section.
I = 17,233 -173,507°
Antar Fasa
fb
I = 17,233 6,483°
fc
14,872 -79,431°
Satu fasa ke tanah
I = 19,753 170,474°
Dua Fasa ke tanah
fb
I = 18,931 23,769°
fc
Tabel 12
Besarnya Arus Gangguan Hubung Singkat pada section 2
Arus gangguan hubung singkat Nilai (kA)
3 fasa
20,322 -84,752°
8
Antar Fasa
-170,537°
Ifb = 15,237 400
I = 15,237 9,462°
fc
11,231 -81,853°
Satu fasa ke tanah
300
I = 17,809 166,947°
Dua Fasa ke tanah
ARUS (% FLA)
fb
I = 17,126 24,629°
200
fc
Arus
V BUS (%)
adalah kemungkinan penambahan tambahan di masa
datang akan menyebabkan arus hubung singkat melebihi 95
rating dari busbar.
93
3.5.4. Simulasi Starting Motor
Seperti halnya dengan simulasi sebelumnya, motor
yang akan disimulasikan pada analisis ini adalah 12-K- 91 WAKTU (S)
501C pada section 2 dengan kondisi 1 unit motor lainnya 0 2 4 6 8 10 12 14
beroprasi (pada kasus ini motor 12-K-501C beroprasi). Gambar 15. Kurva tegangan pada bus 20 kV section 1 dan section 2
Berkaitan dengan hal ini section 2 dibutuhkan 3 STG yang terhadap waktu
beroprasi dan 2 STG pada section 1. Antara section 1 dan
2 dihubungkan dengan reaktor yang ditunjukkan pada
gambar 13. 104 Frekuensi
102
FREKUENSI (%)
100
98
96
WAKTU (S)
0 2 4 6 8 10 12 14
Gambar 13 Simulasi starting motor pada kondisi 2 section
Gambar 16. Kurva frekuensi pada bus 20 kV terhadap waktu
Maka hasil simulasi starting motor ditunjukan
pada gambar 14, 15, dan 16. Berdasarkan hasil simulasi pada tabel 4.19 dan
kurva-kurva pada gambar 4.30, 4.31, 4.32 dan 4.33
menunjukan bahwa motor 12-K-501B berhasil melakukan
start, akan tetapi berberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
1. Starting motor bisa dilakukan dengan
menggunakan 5 STG
2. Tegangan di 20kV masih diatas 90%
sehingga tidak ada masalah dengan tegangan
jatuh pada bus.
3. Frekuensi di bus 20 kV berada pada level
98% - 102,5% apabila dilakukan
9
menggunakan 5 STG sehingga masih belum Tabel 14
Impedansi Gangguan pada Titik 20 kV
melewati batasan.
Section 1 Z1 (pu) 0,025 + j 0,191
3.6. Pemisahan 3 Section dengan Rating Bus 25 kA Z2 (pu) 0,025 + j 0,191
Sama dengan pemisahan 2 section, solusi pemisahan Z0 (pu) 0,077 + j 0,441
3 section bertujuan untuk membatasi arus hubung singkat
di switchgear 20 kV yaitu dengan mengurangi kontribusi Section 2 Z1 (pu) 0,014 + j 0,258
arus hubung singkat dengan memisahkan kontributor Z2 (pu) 0,014 + j 0,258
utama. Sesuai dengan gambar 11, 2 STG dipindah
Z0 (pu) 0,063+ j 0,381
incomer ke section 2, sehingga ada 3 STG yang
incomernya terhubung ke section 2, 1 STG baru pada Z1 (pu) 0,038 + j 0,898
section 3. Dengan memisahkan incomer 3 STG ke section Z2 (pu) 0,038 + j 0,898
Section 3
2, 1 STG pada section 3 dan memasang reaktor maka level
arus hubung singkat akan berkurang menjadi <25 kA. Z0 (pu) 0,038+ j 0,898
Gambar 17 menunjukan diagram satu garis dengan
pemisahan 3 section. 3.6.3. Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat
Perhitungan dengan cara yang sama pada subbab
3.2.4 maka besarnya arus gangguan hubung singkat tiga
dasa, antar fasa, satu fasa ke tanah, dan dua fasa ke tanah
pada section 1,section 2, dan section 3 ditunjukan pada
tabel 15, 16, dan 17.
Tabel 15
Besarnya Arus Gangguan Hubung Singkat pada section 1
Arus gangguan hubung singkat Nilai (kA)
3 fasa
14,266 -82,542°
I = 12,349 -172,542°
Antar Fasa
fb
I = 12,349 7,457°
fc
10,340 -79,226°
Satu fasa ke tanah
I = 13,420 151,471°
Gambar 17. Simplifikasi diagram satu garis dengan pemisahan 3 Dua Fasa ke tanah
fb
section
I = 13,549 13,731°
fc
I = 8,208 3,106°
Source (Swing 84,334 62,152 104,762
fc
7,899 -82,946°
Buses) Satu fasa ke tanah
Total Demand 84,334 62,152 104,762
I = 9,729 160,578°
Dua Fasa ke tanah
fb
2,588 -87,577°
K-501. Satu fasa ke tanah
3. Section 3: SWS & SRU
I = 4,105 152,425°
Dengan cara yang sama pada subbab 3.3.2. Dua Fasa ke tanah
fb
I = 4,003 32,425°
besarnya impedansi urutan positif, negatif, dan nol
ditunjukan pada tabel 14. fc
10
sehingga sudah tidak melewati batas rating arus busbar. 105
Dimana rating arus busbar adalah 25 kA dan besarnya arus Frekuensi
gangguan hubung singkat yang paling besar yaitu arus 103
gangguan hubung singkat tiga fasa sebesar 14,266 kA
pada section 1, 10,632 kA pada section 2 dan 5,462 pada
FREKUENSI (%)
section 3. Dengan demikian dengan pemisahan 3 section 101
dapat mengakomodir besarnya arus hubung singkat pada
operasi tersebut. 99
4. PENUTUP
0 WAKTU (S)
Kesimpulan
0 2 4 6 8 10 12 14 Berdasarkan hasil yang diperoleh dari simulasi dan
Gambar 18. Kurva arus pada motor 12-K-501B terhadap waktu analisis penelitian tentang studi penambahan beban dan
rekonfigurasi bus dapat disimpulkan beberapa hal:
Vbus Sec 1
1. Besarnya gangguan hubung singkat pada bus 20
103 Vbus Sec 3
kV dengan rating kapasitas busbar 25 kA sebelum
Vbus Sec 2
ditambahkan beban baru adalah Gangguan hubung
singkat tiga fasa sebesar 26,548 kA dan
98 gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah
V BUS (%)
11
Besarnya gangguan hubung singkat pada bus [6] Grainger, John J. & Stevenson, William D. (1994).
20 kV dengan pemisahan 2 section adalah Power System Analysis. Singapore: Mcgraw-
Gangguan hubung singkat tiga fasa sebesar Hill.
3,342 kA pada section 1 dan 20,322 kA pada [7] Suyono, Hadi. Tanpa Tahun. Load Flow Analysis in:
section 2 dan gangguan hubung singkat satu Advanced Power System Analysis. Malang:
fasa ke tanah sebesar 14,872 kA pada section 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
dan 11,231 kA pada section 2 (diasumsikan Universitas Brawijaya.
yang mengalami gangguan adalah fasa a). [8] Shidiq, Mahfudz. (2009). Operasi Sistem Daya
Kemudian untuk simulasi starting motor, Elektrik. Malang: Jurusan Teknik Elektro,
motor 12-K-501 yang terhubung dengan bus 20 Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.
kV berhasil melakukan start. [9] Institut Teknologi Sepuluh November. (2017). ETAP
c. Pemisahan 3 Section: Electrical Transient Analysis Program: Teknik
Besarnya gangguan hubung singkat pada bus Elektro ITS Surabaya.
20 kV dengan pemisahan 3 section adalah
Gangguan hubung singkat tiga fasa sebesar
14,266 kA pada section 1 dan 10,632 kA pada
section 2, dan 5,462 kA pada section 3 dan
gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah
sebesar 10,340 kA pada section 1, 7,899 kA
pada section 2, dan 2,588 kA pada section 3
(diasumsikan yang mengalami gangguan
adalah fasa a). Kemudian untuk simulasi
starting motor, motor 12-K-501 yang
terhubung dengan bus 20 kV berhasil
melakukan start.
Dari ketiga solusi diatas pemisahan 3 section
adalah solusi yang paling terbaik diantara
ketiga alternatif solusi tersebut, karena
didapatkan besarnya arus gangguan paling
kecil.
Saran
Berdasarkan kesimpulan, disarankan untuk :Untuk
mendapatkan sistem dengan fleksibilitas suplai dimasa
mendatang perlu dikaji pemasangan sumber berasal dari
PLN. Karena sumber dari PLN akan lebih reliable
dibandingkan dengan STG untuk pemasangan pada
section 3. Selain itu perlu diadakan kajian lebih lanjut jika
akan ada pemasangan beban baru lagi dimasa yang akan
mendatang
DAFTAR PUSTAKA
[1] Durham, R.A., Durham M.O., (2003). Industrial
Power System Design in a Utility Environment.
IEEE Industry Applications Magazine Volume 9.
[2] Fernandez, L.F. (2001). Upgrading a Large Oil
Refinery Electrical Power System. IEEE Industry
Applications Conference, 36th IAS Annual
Meeting..
[3] Kucuk, Selahattin., Fernandez, L.F. (2017). Extension
of The Largest Turkish Oil Refinery’s Electrical
Power System. Electrical and Electronics
Engineering (ICEEE), 4th International
Conference.
[4] IEEE Standard 399-1990. Recommended Practice for
Industrial and Commercial Power System
Analysis. IEEE Brown Book.
[5] American Petroleum Institute (2004), Electrical
Installations in Petroleum Processing Plants
(Fourth Edition).
12