Abstrak
Pada proses pendistribusian tenaga listrik sering kita kenal istilah saluran udara tegangan
menengah atau disingkat dengan SUTM yang bekerja pada tegangan 20 kV menggunakan kawat
telanjang berisolasi udara yang menggunakan konfigurasi horizontal dan delta. Disamping proses
pendistribusian tenaga listrik terdapat besaran medan listrik yang paparkan oleh SUTM ini. Adapun
analisa kuat medan listrik yang dilakukan dalam skripsi ini adalah dengan melakukan perhitungan
untuk konfigurasi horizontal dan konfigurasi delta dengan menggunakan metode bayangan dengan titik
sampel x = 0 m s/d 5 m dan y = 0 m s/d 8 m pada masing-masing konfigurasi agar diperoleh kurva
pendistribusian kuat medan listrik terhadap pergeseran jarak x dan hasil perhitungan tersebut kemudian
divalidasikan ke hasil pengukuran dilapangan dengan menggunakan alat ukur HI-3604 ELF Field.
Dari hasil perhitungan dan pengukuran yang didapat kuat medan listrik menunjukkan adanya
perbedaan. Hasil pengukuran lebih kecil daripada hasil perhitungan dikarenakan pengukuran
dilapangan harga kuat medan listrik banyak dipengaruhi oleh benda-benda disekitar sumber medan
seperti bangunan, tumbuh-tumbuhan, kerataan tanah dll. Dari pola kurva juga menunjukkan perbedaan
harga kuat medan listrik. harga medan elektrik akan semakin kecil dengan semakin bertambahnya
jarak titik acuan x dari sumber medan listrik untuk masing-masing konfigurasi baik secara perhitungan
maupun secara pengukuran.
Abstract
In the process of distribution, we usually know term medium voltage air ducstor, shortened by
SUTM works at voltage 20kV use air insulated wire that use horizontal and delta configuration. Beside
distribution process of electric power have amount electric field that radiated with SUTM. The analysis
of electric field strength used in this thesis is with do the calculation for horizontal configuration and
delta configuration se shadow configuration with sample point x = 0 m s/d 5 m and y = 0 m s/d 8 mon
each configuration in order to get distribution curve of electric field strength about mutation distance x
and these result later validated to the field measurement with measuring instrument HI-3604 ELF
Field. From the calculation result and measurement of electric field obtained a different. Measurement
result is smaller than calculation result because field measurement cost of electric field strength
influence by many object around energy source like building, plants, soil, etc . From curves pattern
also shows different price of electric field strength. Price of electric field strength will be smaller with
the increasing the distance hint point x from electric field source for each configuration both as a
calculation as a measurement
2.4 Metode Muatan Bayangan Gambar 2.3 Konfigurasi delta dan bayangannya
Jadi konduktor merupakan bagian
medan equipotensial. Maka apabila dalam medan Keterangan gambar
bidang-bidang equipotensial diganti dengan
Dab = jarak antara penghantar nyata a dan b
permukaan konduktor, maka tidak akan terjadi
Dbc = jarak antara penghantar nyata b dan c
perubahan dalam medannya. Sebab syarat-syarat
Dac = jarak antara penghantar nyata a dan c
yang dipunyai oleh bidang-bidang equipotensial
D’ab = jarak antara penghantar nyata a dan
pun dimiliki oleh konduktornya. (equipotensial
penghantar bayangan b
garis-garis gaya memotong dalam arah tegak
D’ac = jarak antara penghantar nyata a dan
lurus). penghantar bayangan c
D’bc = jarak antara penghantar nyata b dan
2.4.1 Konfigurasi Jaringan Horizontal Dan penghantar bayangan c
Bayangannya Ha,Hb,Hc = jarak antara penghantar dengan
tanah
Hbc = jarak vertical antara penghantar b dan
a,c pada konfigurasi delta
Qa, Qb, Qc = muatan penghantar nyata fasa a,
fasa b, fasa c
-Qa, -Qb, -Qc= muatan penghantar bayangan fasa
a, fasa b, fasa c
Konfigurasi horizontal
Dab = Dbc = ½ . Dac
Dbc = Dab
Dac = 2Dab
Konfigurasi delta
Gambar 2.2 Konfigurasi horizontal dan Dab = Dbc
Dbc = Dab
bayangannya
Dac = 2 Dab Hbc
Ketinggian rata-rata dengan memperhitungkan Sehingga didapatkan persamaan untuk sirkuit
sag (andongan) adalah : tunggal
Harata2 = Ha – (2/3.sag) V1 P11 P12 P13 Q1 / 20
Hbrata2 = Hb – (2/3.sag) V P P P Q / 2
Hcrata2 = Hc – (2/3.sag) 2 21 22 23 2 0
Hbcrata2 = Hbrata2 ˗ Ha (untuk konfigurasi V3 P31 P32 P33 Q3 / 20
delta)
Matriks koefesien potensial Maxwell [P] adalah :
Jarak antara penghantar nyata dengan penghantar P11 P12 P13
bayangan adalah : P = P21 P22 P23
Konfigurasi horizontal P31 P32 P33
D’ab = (2Hb, rata) 2 ( Dab) 2
Atau :
D’ac = (2Hc, rata) 2 (2Dbc) 2 2 Ha , rata D ' ab D ' ac
D’ba = D’ab P = ln
rEq
ln
Dab
ln
Dac
D’bc = D’cb = D’ab D ' ' ba 2 Hb , rata D ' bc
ln Dba ln
rEq
ln
Dbc
D’ca = D’ac
ln D ' ca ln
D ' cb
ln
2 Hc , rata
Konfigurasi delta Dca Dcb rEq
n
Q 1 Q , Q ,........, Q
2 0 2 0 1 2 n
Ehn =
E
i 1
hi
; n = 3 (komponen horizontal)
Katakanlah
Pii = ln 2Hi
r
Eq
Jh = ( x x ) 1 1
i 2 2
Di ( Di ' )
Untuk I j
= y yi y yi
Pij = ln I ij
Ki
D2 ( Di ' ) 2
S i
ij
Di2 = (x – xi)2 + (y – yi)2 dengan cara mengukur medan listrik pada posisi
2 2 2 pertengahan span yaitu tepat dibawah konduktor
Di’ = (x – xi) + (y + yi)
fasa S (x = 0). Pada setiap titik pengukuran (x = 0
Langkah III. sampai dengan x = 5) pengambilan data
dilakukan pada tiga ketinggian dari permukaan
Persamaan Koefesien Potensial Maxwell dalam tanah ( y ) yang berbeda. Nilai ketinggian dari
sistem 3 fasa adalah : tanah ( y ) adalah variabel pada pengukuran.
Nilai y tersebut adalah sebesar 0 meter ( y = 0), 1
q
P V B V
1
meter ( y = 1), dan 2 meter ( y = 2). Sehingga
2 0 secara keseluruhan, koordinat titik pengambilan
Q1 / 20 B11 B12 B13 Vmsin( wt) data adalah ( x = 0, y = 0 ; x = 0, y = 1 ; x = 0,y
Q / 2 B B B Vmsin(wt 120) = 2 ) sampai dengan ( x = 5,y = 0 ; x = 5,y = 1 ; x
2 0 21 22 23 = 5,y = 2 ).
Q3 / 20 B31 B32 B33 Vmsin(wt 120)
3. SPESIFIKASI SALURAN UDARA
Diperoleh : TEGANGAN MENENGAH 20 kV
Komponen horizontal total oleh 3 penghantar 3.1 Saluran Udara Tegangan Menengah
fasa : Saluran udara tegangan menengah ialah
proses penyalura tenaga listrik bertegangan dari 1
Ehn = Eh1 + Eh2 + Eh3
kV sampai 30 kV yang menggunakan penghatar
Ehn = Vm [Jh1 sin(wt + ) + Jh2 sin(wt + -
kawat udara bila tanpa isolasi pembungkus atau
120o) + Jh3 sin(wt + +120o)] kabel udara bila terbungkus isolasi. Tetapi
Dimana : tegangan yang lazim digunakan pada gardu
distribusi adalah 20 kV.
Jh1 = [J1 (B11) + J2 (B21) + J3 (B31)]
Jh2 = [J2 (B12) + J2 (B22) + J3 (B32)] 3.2 Konfigrasi Horizontal
Jh3 = [J3 (B13) + J2 (B23) + J3 (B33)] Konfigurasi jenis ini merupakan
susunan tiga fasa konduktor yang disusun secara
Dalam bentuk fasor : horizontal / mendatar. Pada konfigurasi ini
Ehn = Vm [Jh1 + Jh2 - 120o + Jh3 + biasanya banyak menggunakan tiang jenis baja.
120o] berfungsi sebagai dudukan isolator yang disusun
Magnitude komponen horizontal adalah : secara memanjang.
Ehn = Vm Jh
Dengan cara yang sama dapat dicari komponen
vertikal :
Evn = Vm Kv
Dimana :
Kv = ( Kv12 + Kv22 + Kv32 – Kv1Kv2 – Kv2Kv3 –
Kv3Kv1)1/2
Kv1 = [K1 (B11) + K2 (B21) + K3 (B31)]
Maka medan elektrik total di titik A (x,y) adalah :
Etn = (Ehn2 + Evn2)1/2
Sama dengan konfigurasi horizontal, untuk
perhitungan pada konfigurasi delta hanya
mengubah jarak antar penghantar, ketinggian
rata-rata dengan memperhitungankan sag, dan
jarak penghantar nyata dengan bayangan.
2.6 Metode Pengukuran Medan Listrik Sumber : PT PLN (Persero) Area Pontianak
Metode pengukuran yang dilakukan Gambar 3.1 Tiang Listrik Konfigurasi
ialah untuk menvalidasi hasil perhitungan kedua Horizontal Pada Fedder Raya 10 Dijalan A.Yani
konfigurasi SUTM ini. Pengukuran ini dilakukan 2 Pontianak
3.3 Konfigrasi Delta 4.2 Hasil Perhitungan Kuat Medan Listrik
Konfigurasi jenis ini merupakan Pada Konfigurasi Delta
susunan tiga fasa konduktor yang disusun secara
delta atau menyerupai bidang segitiga. Pada
konfigurasi ini biasanya banyak menggunakan
tiang jenis beton
6. Daftar Pustaka
1. A. Arismunandar, 1975, Teknik Tegangan
Tegangan Tinggi, Ghalia Indonesia.
2. John Wiley And Sons, 1986, Extra High
Voltage AC Transmission Engineering,
New Delhi.
3. Chi Sen Liang/Au Kong Jin, 1996, Aplikasi
Elektromagnetik, Jilid I dan Jilid II,
Erlangga, Jakarta .
4. William H. Hayt, JR, Elektromagnetika
Teknologi, Jilid I dan Jilid II, Alih Bahasa :
The Houw Liong, Ph.D, ITB, Erlangga,
Jakarta, 1986.
5. Suhadi, DKK, 2008, Teknik Distribusi
Tenaga Listrik, Jilid 1, Jilid 2 dan Jilid 3,
Direktorat Pembinaan Sokolah Menengah
Kejuruan.