Anda di halaman 1dari 28

MOTOR INDUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Motor Induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling
luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbadaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi sangat
banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun rumah
tangga. Hal ini disebabkan karena motor memiliki berbagai keunggulan dibanding
dengan motor listrik yang lain, yaitu diantaranya karena harganya yang relatif
murah, kontruksinya yang sederhana dan kuat serta karakteristik kerja yang baik.

Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor
induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar.
Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak
digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es,
pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai
daya keluaran yang rendah.

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui cara kerja motor induksi.


2. Mengetahui karakteristik motor induksi
3. Mengetahui cara penggambaran diagram lingkaran

1
1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat perlunya mempraktikkan apa yang telah di dapat dari


perkuliahan, maka penulis merasa perlu membahas prinsip kerja dari Motor
Induksi 3 Fasa dan karakteristiknya. Selain itu penulis juga dapat mengetahui dan
memahami cara Penggambaran diagram lingkaran.

1.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan praktikum Mesin Elektrik AC ini penulis


menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya adalah

1. Metoda pustaka dan studi literatur

Studi literatur adalah metoda yang dilakukan dengan membaca dan


mempelajari sumber-sumber kepustakaan yang erat hubungannya dengan topik
yang penulis sajikan dalam hal ini adalah modul Praktikum Mesin Elektrik AC.
Institut Teknologi Nasional 2016.

2. Metoda Pengujian

Pengujian di Laboratorium Teknik Energi Elektrik Institut Teknologi


Nasional Bandung

2
1.5 Sistematika Pembahasan

BAB I : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang masalah,maksud dan
tujuan,batasan masalah,metoda pengambilan data dan
sistematika penulisan.

BAB II : Ladasan teori


Menguraikan teori tentang Motor Induksi 3 Fasa.

BAB III : Menguraikan alat dan bahan yang digunakan,


prosedur percobaan, data hasil pengamatan,
pengolahan data, wiring diagram.
BAB IV : Pengolahan Data dan Analisa
Menguraikan proses pengambilan data hingga didapat
hasil yang ingin dicapai. Menguraikan tentang analisa
dari hasil percobaan dan pengolahan data yang
dilakukan.

BAB V : Kesimpulan dan saran.

3
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Motor Induksi


Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik
menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan
mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor.
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat
adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik
di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor
induksi tiga fasa dan motor induksi satu fasa. Motor induksi tiga fasa dioperasikan
pada sistem tenaga tiga fasa dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri,
sedangkan motor induksi satu fasa dioperasikan pada sistem tenaga satu fasa yang
banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti
kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi
satu fasa mempunyai daya keluaran yang rendah.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar. Medan putar pada stator tersebut akan
memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus dan rotor pun
akan ikut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara
stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor,
yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip
antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila
beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.

2.2 Prinsip Dasar

4
Motor induksi secara prinsip dapat dianalogikan dengan sebuah
transformator, hanya saja yang membedakannya adalah pada motor
induksi, rangkaian sekundernya berputar. Akan tetapi dalam rangkaian
rotor tidak berputar kondisi hubung singkat dimana slip = 1. Maka motor
induksi dapat dianalogikan dengan sebuah transformator dan oleh karena
itu cara menganalisaannya juga sama.

Gambar 2.1 Motor Induksi


Apabila motor berputar, maka parameter-parameter yang ada hubungannya
dengan frekuensi akan berubah. Pada saat motor berputar tanpa beban, besarnya daya
yang diserap oleh motor Po hanya dipergunakan untuk mengatasi rugi-rugi inti dan rugi
mekanik. Daya yang dihasilkan ( dengan masukan 3 fasa ), sebanding dengan tegangan,
arus serta faktor bebannya.

2.3 Konstruksi Motor Induksi


Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting sebagai
berikut.
1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang
dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan
rotornya.

Gambar 2.2 bentuk stator


2. Celah : Merupakan celah udara sebagai tempat berpindahnya energi
dari startor ke rotor.
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi
magnet dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.
Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bagian-
bagian sebagai berikut :
a. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.

5
b. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
c. Alur bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan
tempat meletakkan belitan (kumparan stator).
d. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.
Rangka stator motor induksi didesain dengan baik dengan empat tujuan
yaitu:
a. Menutupi inti dan kumparannya.
b. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak
langsung dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan
oleh gangguan objek atau gangguan udara terbuka (cuaca luar).
c. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan
oleh karena itu stator didesain untuk tahan terhadap gaya putar
dan goncangan.
d. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga
pendinginan lebih efektif.
Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat
dibagi menjadi dua jenis :
1. Motor induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage)
Bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya di bagian dalam.
Terbuat dari besi laminasi yang mempunyai slot dengan batang
alumunium atau tembaga.

Gambar 2.3 bentuk rotor sangkar


2. Motor induksi dengan rotor belitan (wound rotor)
Kumparan dihubungkan bintang di bagian dalam dan ujung yang lain
dihubungkan dengan slipring ke tahanan luar. Kumparan dapat
dikembangkan menjadi pengaturan kecepatan putaran motor. Pada kerja
normal slipring hubung singkat secara otomatis, sehingga rotor bekerja
seperti rotor sangkar.

Gambar 2.4 bentuk rotor kumparan/belit

6
Perbedaan mendasar dari rotor sangkar dengan rotor belit adalah terdapat
pada konstruksi rotor.
1. Rotor sangkar mempunyai :
a. Tahanan rotor tetap.
b. Arus starting tinggi.
c. Torsi starting rendah.
2. Rotor kumparan atau belit :
a. Memungkinkan tahan luar dihubungkan ke tahanan rotor melalui
slip ring yang terhubung ke sikat.
b. Arus starting rendah.
c. Torsi starting tinggi.
Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan
antara stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang
memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara
yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga
didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan
rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah,
sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan
kesukaran mekanis pada mesin.Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan
slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk
sejumlah kutub yang tertentu.
Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi tiga fasa, pada
bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat
(konduktor) dari tiga kumparan tiga fasa yang disebut kumparan stator, yang
masing-masing kumparan mendapatkan suplai arus tiga fasa, maka pada
kumparan tersebut segera timbul medan putar. Dengan adanya medan magnet
putar pada kumparan stator akan mengakibatkan rotor berputar, hal ini terjadi
karena adanya induksi magnet dengan kecepatan putar rotor dan kecepatan
putar stator. Kawat rotor terdiri dari batang-batang tembaga yang berat,
alumunium atau alloy yang dimasukkan ke dalam inti rotor. Masing-masing
ujung kawat dihubungkan singkat dengan ‘end-ring’.
Motor induksi dengan rotor belitan mempunyai rotor dengan belitan
kumparan tiga fasa sama seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor
juga mempunyai jumlah kutub yang sama. Penambahan tahanan luar sampai
harga tertentu, dapat membuat kopel mula mencapai harga kopel maksimmnya.
Kopel mula yang besar memang diperlukan pada saat start. Motor induksi jenis

7
ini memungkinkan penambahan (pengaturan) tahanan luar. Tahanan luar yang
dapat diatur ini dihubungkan ke rotor melalui cincin. Selain untuk
menghasilkan kopel mula yang besar, tahanan luar dapat diperlukan untuk
membatasi arus mula yang besar pada saat start. Disamping itu dengan
mengubah – ubah tahanan luar, kecepatan motor dapat diatur.

2.4 Prinsip Kerja Motor Induksi


Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari
kumparan stator kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya
sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena penghantar
(kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir
arus pada kumparan rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini
berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga
kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang
cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi
stator. Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada
slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutub ini
menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan mengakibatkan
makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.
Prinsip kerja pada motor induksi tiga fasa adalah perputaran motor pada
mesin arus bolak – balik ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluks yang
berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi
apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak umumnya fasa 3.
hubungan dapat berupa hubungan bintang atau delta.
Ada beberapa prinsip kerja motor induksi: Apabila sumber tegangan 3 fasa
dipasang pada kumparan medan (stator), timbullah medan putar dengan
kecepatan rpm dengan fs = frekuensi stator (Stator line frequency) atau
frekuensi jala-jala dan p = jumlah kutub pada motor. Medan stator tersebut akan
memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada kumparan jangkar
(rotor) timbul tegangan induksi Karena kumparan jangkar merupakan
kumparan tertutup, ggl akan menghasilkan arus. Adanya arus didalam medan
magnet menimbulkan gaya pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh

8
gaya pada rotor besar akan memikul kopel beban, rotor akan berputar searah
dengan medan putar stator. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh
medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan stator dengan kecepatan berputar
rotor. Perbedaan kecepatan disebut slip dinyatakan dengan bila tegangan tidak
akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan
demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila lebih
kecil dari . Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor
tak serempak atau asinkron.

2.5 Pengasutan Motor Induksi Tiga Fasa


Pada motor induksi tiga fasa rotor yang banyak digunakan adalah rotor
sangkar. Pada rotor sangkat terdapat alur-alur yang berpenampang bundar. Dalam
alur-alur ini terdapat batang-batang kawat yang diujung-ujungnya saling dihubung
singkat dengan cincin tembaga dan ditempatkan pada tepi muka dan tepi belakang
dari besi rotor. Karena batang-batang kawat dalam alur-alur rotor dihubung
singkat maka tahannya kecil, dengan tahanan kecil maka pemakaian arus pada
awal perputaran besar.
Sesuai dengan penjelasan diatas maka motor induksi pada saat awal
perputaran akan membutuhkan arus yang besar. Besarnya empat sampai lima kali,
bahkan sampai tujuh kali dari besarnya arus stator pada waktu berputar normal
dan beban penuh.
Pemakaian arus start yang besar pada permulaan berjalan akan
membutuhkan daya yang besar, hal ini menimbulkan kerugian pada industri yang
memakai motor induksi tersebut. Untuk mengatasi pemakaian arus start yang
besar maka dalam pengoperasian motor induksi tiga fasa menggunakan system
pengasutan. Adapun macam-macan pengasutan, yaitu :
a. Sistem DOL (Direct On Line)
Menjalankan motor dengan cara ini adalah menghubungkan motor
langsung kejala-jala dengan tegangan penuh. Tetapi cara ini kurang
menguntungkan, karena adanya arus starting yang tinggi. Arus starting
yang tinggi menyebabkan drop tegangan pada jaringan sehingga
mengganggu sistem yang lain.

9
Oleh karena itu sistem ini hanya digunakan untuk motor induksi rotor
sangkat tiga fasa yang mempunyai daya kecil.
b. Mereduser tegangan
Mereduser (memperkecil) tegangan yang masuk ke motor. Cara ini
dikenal dalam beberapa bentuk starting, yaitu :
a. Starting menggunakan Primary Resistance yaitu pengasutan dengan
memasang tahanan pada rangkaian primer (stator). Stater ini
digunakan untuk menjalankan motor rotor sangkat tiga fasa dengan
cara memperkecil tegangan masuk ke motor pada waktu start. Dengan
waktu yang telah ditetapkan untuk lamanya starting, kemudian tahanan
dapat dilepaskan kembali. Pada saat ini motor mengambil tegangan
penuh dari jala-jala.
b. Starting dengan menggunakan autotransformer yaitu pengasutan
dengan cara memasang autotrafo yang ditempatkan pada rangkaian
utama atau rangkaian primer (stator). Starting ini digunakan untuk
menjalankan motor rotor sangkar tiga fasa dengan cara memperkecil
tegangan masuk ke motor melalui ototrafo.
c. Starting Secundary Resistance, pengasutan dengan memasang tahanan
pada rangkaian sekunder (rotor). Cara pengasutan ini khusus hanya
digunakan untuk motor rotor belit.
d. Starting bintang segitiga, starting ini berfungsi untuk mengatur
hubungan stator motor pada waktu start (bintang) dan beberapa detik
kemudian diatur menjadi hubungan segitiga (motor running). Pada saat
motor dihubung bintang arus akan turun kita-kira sepertiga besarnya
arus jika motor dijalankan (start) sebagai DOL (direct on line).
Kemudian motor dipercepat sampai delapan puluh persen dari
kecepatan sinkron untuk perpindahan bintang ke segitiga. Pada waktu
itu besarnya arus motor sama dengan besarnya arus running segitiga.

10
BAB III
LANDASAN PRAKTIKUM

3.1. Alat-Alat Yang Digunakan.

Percobaan beban nol,hubung singkat dan tahanan dalam trafo


1. Motor Induksi (asinkron) 3 fasa (1 buah)
2. Autotrafo 3 Fasa (1 buah)
3. Dioda (1 buah)
4. Multimeter (1 buah)
5. Ampermeter AC (1 buah)
6. Wattmeter AC 1 Fasa (1 buah)
7. Variac (1 buah)
8. Kabel / jumper (Secukupnya)

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Percobaan Arus DC

Gambar 3.1 Rangkaian percobaan arus DC


Prosedur percobaan:

11
1. Disiapkan beberapa alat yang digunakan, seperti power supply dc,
voltmeter dc, amperemeter dc, dan kabel secukupnya.

2. Dirangkai rangkaian percobaan yang telah dibuat dan dilaporkan


kepada asisten motor induksi 3 fasa.

3. Digunakan alat power supply dc dengan menghubungkan kedua kutub


(positif dan negatif) pada power supply dc ke satu kawat fasa yang
terdapat pada motor induksi.

4. Diaktifkan MCB 3Ø.

5. Diaktifkan power supply dc.

6. Diatur tegangan pada power supply dc sampai dengan tegangan


maksimumnya.

7. Diatur arus pada power supply dc pada nilai tertentu sehingga


mendapatkan nilai Rs.

8. Dicatat penunjukan dari beberapa parameter yang diukur, seperti nilai


arus (I) dan tegangan (V) pada alat ukur multimeter.

9. Dimatikan power supply dc dengan mengatur terlebih dahulu tegangan


dan arus pada posisi awal atau nol.

10. Dimatikan MCB 3Ø.

11. Dicabut kabel yang dipasang pada rangkaian satu persatu.

12. Dirapihkan kembali alat-alat praktikum pada percobaan arus dc.

13. Dilaporkan kepada asisten bahwa percobaan arus dc telah selesai.

12
3.2.2 Percobaan Hubung Singkat (rotor motor ditahan)

Gambar 3.2 Rangkaian Percobaan Hubung Singkat


Prosedur percobaan:
1. Disiapkan beberapa alat yang digunakan pada percobaan hubung
singkat, seperti wattmeter, amperemeter, voltmeter, autotrafo, dan
kabel secukupnya.

2. Dibuat rangkaian seperti pada gambar 3.2 dan dilaporkan kepada


asisten motor induksi 3 fasa.

3. Diminta persetujuan dari asisten motor induksi 3 fasa terlebih dahulu.

13
4. Ditahan rotor pada motor dc dengan rem mekanik menggunakan
obeng.

5. Diaktifkan MCB 3Ø.

6. Diatur tegangan pada autotrtafo secara bertahap sehingga hubung


singkat mencapai harga niominal dari motor induksi 3Ø.

7. Dicatat hasil pengukuran (Vhs, Ihs, Phs) dengan menggunakan (voltmeter


pada pengukuran Vhs dan aperemeter pada pengukuran Ihs serta
wattmeter pada pengukuran Phs) pada percobaan hubung singkat.

8. Diturunkan tegangan pada autotrafo sedikit demi sedikit sehingga


mencapai harga tegangan nol.

9. Dimatikan MCB 3Ø.

10. Dicabut rem mekanik yang menggunakan obeng.

11. Dilaporkan kepada asisten bahwa percobaan hubung singkat telah


selesai.

3.2.3 Percobaan Beban Nol

14
Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan Beban Nol

Prosedur percobaan:
1. Dibuat Rangkain seperti pada gambar 3.3 dimana sebagian
rangkaiannya sama dengan percobaan hubung singkat.
2. Diminta persetujuan asisten motor induksi 3 fasa.
3. Mesin pada keadaan tanpa beban atau beban nol.
4. Diaktifkan MCB 3Ø.
5. Dinaikan tegangan pada autotrafo secara bertahap hingga putaran
motor mencapai ± 1500 rpm.
6. Dicatat nilai tegangan (Vo), arus (Io), putaran (n) dan daya (Po) pada
beban nol dengan menggunakan voltmeter pada pengukuran Vo
amperemeter pada pengukuran Io, tachometer pada putaran (n) dan
wattmeter pada pengukuran Po.
7. Diturunkan tegangan pada autotrafo sedikit demi sedikit hingga
mencapai harga tegangan nol.
8. Dimatikan MCB 3Ø.
9. Dilaporkan kepada asisten bahwa percobaan beban nol telah selesai.

15
3.2.4 Percobaan Berbeban

Gambar 3.4 Rangkaian Percobaan Berbeban


Prosedur percobaan:
1. Dibuat Rangkain seperti pada gambar 3.4 dimana sebagian
rangkaiannya sama dengan percobaan beban nol.
2. Diminta persetujuan asisten motor induksi 3Ø.
3. Diaktifkan MCB 3Ø.
4. Dinaikan tegangan pada autotrafo secara bertahap hingga putaran
motor induksi 3Ø mendekati ± 1500 rpm.
5. Dinaikan arus eksitasi sampai maksimum.
6. Dinyalakan beban (lampu pijar) 300 watt.

16
7. Dicatat nilai tegangan (VLL dan VLN), Arus (I), putaran (n) dan daya
(P) pada beban nol dengan menggunakan voltmeter pada pengukuran
V, amperemeter pada pengukuran I, Tacho Meter pada putaran (n) dan
wattmeter pada pengukuran P pada beban lampu (lampu pijar) 300
watt.
8. Dinyalakan beban (lampu pijar) 600 watt.
9. Dicatat nilai tegangan (VLL dan VLN), Arus (I), putaran (n) dan daya
(P) pada beban nol dengan menggunakan voltmeter pada pengukuran
V, amperemeter pada pengukuran I, Tacho Meter pada putaran (n) dan
wattmeter pada pengukuran P pada beban lampu (lampu pijar) 600
watt.
10. Dinyalakan beban (lampu pijar) 900 watt.
11. Dicatat nilai tegangan (VLL dan VLN), Arus (I), putaran (n) dan daya
(P) pada beban nol dengan menggunakan voltmeter pada pengukuran
V, amperemeter pada pengukuran I, Tacho Meter pada putaran (n) dan
wattmeter pada pengukuran P pada beban lampu (lampu pijar) 900
watt.
12. Diturunkan tegangan pada autotrafo sedikit demi sedikit hingga
mencapai harga tegangan nol.
13. Dimatikan MCB 3Ø.
14. Dilaporkan kepada asisten bahwa percobaan berbeban telah selesai.

3.3 Data Dan Hasil Pengamatan

Tabel 3.1 Name Plate

MESIN AC ASINKRON

V/I 220 / 380 [V]


14 / 8 [A]
RPM 1500 rpm
f 50 Hz
Cos Error: 0.8
Reference source

17
Phase 3ɸ

3.3.1 Data Hasil Percobaan Arus DC

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Percobaan arus DC

VDC IDC
(V) (A)
9.49 5,99

3.3.2 Data Hasil Percobaan Hubung Singkat

Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Hubung Singkat

I VLL P
(A) (V) (W)
5,74 54,3 72

3.3.3 Data Hasil Percobaan Beban Nol

Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Beban Nol


VLL Io n
(V) (A) (rpm)
392 4,68 1482

3.3.4 Data Hasil Percobaan Berbeban

Tabel 3.5 Hasil Pengamatan Berbeban dengan lampu pijar

Data Percobaan Berbeban

Daya Lampu VLL VLN I P n VDC


Tidak berbeban 410 V 229 V 4,72 A 186 W 1500 rpm 220 V
300 Watt 410 V 229 V 4.72 A 111 W 1498 rpm 188.3 V
600 Watt 401 V 223 V 4,8 A 146 W 1497 rpm 186.5 V
900 Watt 404 V 228,7 V 5,05 A 174 W 1495 rpm 185.6 V

18
3.4 Pengolahan Data
 Percobaan Arus DC

 Percobaan Hubung Singkat

Error: Reference source not found

Error: Reference source not found

 Percobaan Beban Nol

19
XO = Error: Reference source not found = Error: Reference source
not found = 59,99 Ω

 Percobaan Berbeban
 Sebelum dibebani

Error: Reference source not found

 Beban 300 watt

Error: Reference source not found

 Beban 600 watt

 Beban 900 watt

20
3.5 Diagram Wiring

Gambar 3.5. wiring diagram pecobaan arus DC

Gambar 3.6. wiring diagram percobaan hubung singkat

21
Gambar 3.7. Wiring Diagram Percobaan Beban nol

Gambar 3.8. Wiring Diagram Percobaan Berbeban

BAB IV

22
ANALISA DAN TUGAS AKHIR

4.1 Analisa

1. Percobaan arus DC
Percobaan arus Dc bertujuan untuk mencari nilai hambatan dalam motor
induksi.Karena percobaan ini menggunakan sumber DC dari power supply
dan arus DC tidak memiliki frekuensi (f=0) maka : Z = R + jwL menjadi
Z=R. sehingga didapatkan untuk mencari hambatan dalam motor induksi
menggunakan cara :
V DC
RS =
I DC

Dan dari perhitungan yang sudah di lakukan dari nilai hasil percobaan yang

didapat hasilnya adalah :

2. Percobaan Hubung Singkat

Percobaan hubung singkat bertujuan untuk mengetahui impedansi motor


induksi pada saat short circuit. Pada percobaan hubung singkat, putaran
motor di tahan oleh obeng mekanik sehingga kecepatan pada rotor = 0,
maka resistansi pada beban = 0. Jadi pada sisi beban dapat di short kan.
Karena arus yang melewati rangkaian magnetisasi sangat kecil sehingga
bisa diasumsikan sama dengan 0. Hal ini dikarenakan impedansi pada
rangkaian magnetisasi sangat besar sekali atau tak terhingga. Impedansi
motor dapat di ketahui dengan rumus :

Error: Reference source not found = Error:


Reference source not found
Dan nilai impendansi yang didapat pada saat percobaan hubung singkat
adalah :

23
3. Percobaan Beban Nol

Percobaan beban nol bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari motor

induksi, di pengujian ini arus I1 = Io, dikarenakan motor bekerja tanpa

beban diartikan sebagai open circuit maka impedansi pada sisi beban sangat

besar, mengakibatkan besar arus yang melewatinya sangat kecil dan dapat

dikatakan sama dengan nol. Selain itu karena motor bekerja tanpa beban

maka pada rotor slipnya mendekati nol (s≈0), sehingga resistansi pada sisi

beban sangat besar (Rr=∞). Karakteristik motor diketahui dengan cara :

2
V0 V0
Ro    ; Z0 =  
P01 fasa I0

Dan hasil yang didapat pada percobaan beban nol adalah :

4. Percobaan Berbeban

Percobaan berbeban bertujuan untuk mengetahui torka dari motor induksi.

Pada percobaan berbeban ini beban yang digunakan berbeda-beda, maka

semakin besar beban maka perputaran motor akan semakin kecil/melambat.

Perputaran motor menurun diakibatkan Karena bertambahnya beban, akan

memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus

24
induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor

pun akan bertambah besar. Jadi. Bila beban motor bertambah, putaran rotor

cenderung menurun. . Pada percobaan berbeban , hasil kecepatan perputaran

motor dengan 300 , 600 , 900 watt mengalami penurunan karena arus yang

di dapatnya apabila beban naik arusnya yang didadapatpun semakin naik

karena apabila arusnya bertambah besar maka daya nya akan menurun dan

kalau daya menurun torka juga turun itu yang menyebabkan terjadinya torka

turun kalau dilihat dari rumusus ini :


P 3.V .I . cos 

P.60
T 
2 .n
4.2 Tugas Akhir

1. Hitunglah hasil resistanti dan reaktansi pada setiap percobaan yang


dilakukan!
2. Buatlah digaram lingkaran dari data percobaan!
3. Bandingkan dan analisa hasil perhitungan dengan diagram lingkaran!

Jawaban :
1. Percobaan Arus DC

Percobaan hubung singkat

Percobaan Beban Nol

XO = Error: Reference source not found = Error: Reference source not


found = 59,99 Ω

25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum motor induksi 3 fasa ini bertujuan :


1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari motor induksi 3 fasa . Prinsip kerja
motor induksi 3 fasa yaitu Motor induksi bekerja berdasarkan induksi
elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Bila
kumparan stator motor induksi 3-fasa yang dihubungkan dengan suatu
sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan menghasilkan medan
magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari
kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf
(ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor merupakan
rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan
mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung
menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada
rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun
akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif
antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar
kopel motor yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada
rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan
bertambah besar. Jadi. Bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung
menurun.

26
2. Mengetahui karakteristik motor induksi
3. Mengetahui cara penggambaran diagram lingkaran
Untuk menggambar diagram lingkaran suatu motor induksi,cukup jika
diketahui dua titik pada diagram lingkaran tersebut.salah satu titik diperoleh dari
pengukuran beban nol,sedangkan satu titik yang lain dapat diperoleh dari
pengukuran pada saat motor dibebani suatu beban tertentu atau pada keadaan
motor ditahan.jika kedua titik sudah diketahui kedudukanya dapat dibuat diagram
lingkaran dengan cara:
1.Lakukan skala arus
2.Buatlah koordinat dua garis tegak lurus
3.Gambarkan vektor diagram arus dengan skala arusyang telah
ditetapkan
4.Buatlah garis sejajar dengan sumbu mendatar pada ujung vektor
arus Io
5.Hubungkan kedua ujung vektor arus tersebut,dan buatlah garis
sumbu pada garis hubung ini.
6.Titik potong antara garis sumbu dengan garis tersebut pada d
merupakan pusat lingkaran
7.Dengan begitu diagram lingkaran bisa dilukiskan.

5.2 Saran

- Alat – alat yang akan digunakan pada praktikum , sebelumnya dapat


dipastikan berjalan dengan baik.
- Mengetahui semua prinsip kerja pada motor induksi untuk mempermudah
proses pada saat pratikum.

27
DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Tenaga Energi Elektrik. 2016. “ Modul Praktikum Mesin Elektrik


AC” , Bandung : ITENAS.
Catatan Kuliah DKEE (Dasar Konversi Energi Elektrik).
Zuhal.Dasar Tenaga Listrik.Bandung:Penerbit ITB,1991.

28

Anda mungkin juga menyukai