Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MUSTIAH YULISTIANI
1. Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara
mencocokkan program pengobatan pada pasien, nama, nomor register, alamat untuk
mengidentifikasi kebenaran obat. Hal ini penting untuk membedakan dua klien dengan nama
yang sama, karena klien berhak untuk menolak penggunaan suatu obat, dan klien berhak
untuk mengetahui alasan penggunaan suatu obat.
2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik dan pasien harus mendapatkan informasi
tersebut atau menghubungi apoteker untuk menanyakan nama generik dari nama dagang obat
yang asing. Jika pasien meragukan obatnya, maka perawat harus memeriksanya lagi dan
perawat harus mengingat nama dan obat kerja dari obat yang diberikan. Sebelum
mempersiapkan obat ke tempatnya, perawat harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3
kali yaitu saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan, saat obat diprogramkan, dan
ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya
tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
3. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat dan agar perhitungan obat benar untuk
diberikan kepada pasien maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat
standar seperti alat untuk membelah tablet, spuit atau sendok khusus, gelas ukur, obat cair
harus dilengkapi alat tetes. Beberapa hal yang harus diperhatikan:
b. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan
dengan mempertimbangkan berat badan klien (mg/BB/hari), dosis obat yang
diminta/diresepkan, dan tersedianya obat. Jika ragu-ragu, dosis obat harus dihitung kembali
dan diperiksa oleh perawat lain.
c. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda dan rute obat yang diberikan
diantaranya inhalasi, rektal, topikal, parenteral, sublingual, peroral. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh tempat kerja obat yang diinginkan, sifat fisik dan
kimiawi obat, kecepatan respon yang diinginkan, dan keadaan umum pasien.
a. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan yang memiliki epitel untuk
absorpsi yang sangat luas sehingga berguna untuk pemberian obat secara lokal pada
salurannya.
b. Rektal yaitu pemberian obat melalui rektum yang berbentuk enema atau supositoria yang
memiliki efek lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti pasien yang tidak sadar/kejang (stesolid
supp), hemoroid (anusol), konstipasi (dulcolax supp).
c. Topikal yaitu pemberian obat melalui membran mukosa atau kulit misalnya tetes mata,
spray, krim, losion, salep.
d. Parenteral yaitu pemberian obat yang tidak melalui saluran cerna atau diluar usus yaitu
melalui vena (perinfus/perset).
e. Oral adalah rute pemberian obat yang paling banyak dipakai karena aman, nyaman, dan
ekonomis dan obat juga dapat diabsorpsi melalui rongga mulut seperti Tablet ISDN.
5. Benar Waktu
Untuk dapat menimbulkan efek terapi dari obat dan berhubungan dengan kerja obat itu
sendiri, maka pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sesuai dengan prinsip benar waktu yaitu:
a. Perawat bertanggung jawab untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk
pemeriksaan diagnostik seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan
obat.
b. Memberikan obat-obat yang dapat mengiritasi mukosa lambung seperti aspirin dan kalium
bersama-sama dengan makanan.
c. Pemberian obat juga diperhatikan apakah bersama-sama dengan makanan, sebelum makan,
atau sesudah makan.
d. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (T ½). Obat yang memiliki waktu
paruh pendek diberikan beberapa kali sehari dengan selang waktu tertentu, sedangkan obat
yang memiliki waktu paruh panjang diberikan sehari sekali.
e. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari untuk mempertimbangkan
kadar obat dalam plasma tubuh. Misalnya dua kali sehari, tiga kali sehari, empat kali sehari,
atau enam kali sehari.
6. Benar Dokumentasi
Pemberian obat harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit.
Perawat harus selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan
serta respon klien terhadap pengobatan. Perawat harus mendokumentasikan kepada siapa
obat diberikan, waktunya, rute, dan dosis setelah obat itu diberikan
7. Benar Evaluasi
Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau atau memeriksa efek kerja obat
kerja tersebut
8. Benar Pengkajian
Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa tanda-tanda vital (TTV).
Pemberian obat harus memperhatikan waktu yang tepat karena akan mempengaruhi
efektivitas obat tersebut. Untuk memperoleh kadar yang diperlukan, ada obat yang harus
diminum setelah makan misalnya Indometasin dan ada obat yang harus diminum sebelum
makan misalnya Tetrasiklin yang harus diminum satu jam sebelum makan.
Perawat harus memberikan “inform consent” dalam pemberian obat dan klien memiliki hak
untuk menolak pemberian obat tersebut
Untuk kepentingan terbaik pasien dan menghindari malpraktik, maka 12 Obat Benar
atau Prinsip 12 Benar Cara Pemberian Obat harus dipahami dan dilaksanakan dengan baik
oleh setiap perawat dan tenaga kesehatan di rumah sakit. Hak-hak pasien sebagai konsumen
harus terlindungi dan jadikanlah pasien cerdas sehingga dapat mengontrol perawatan yang
diberikan padanya.