Anda di halaman 1dari 25

Persyaratan Teknis Bangunan

Gedung Sebagai Antisipasi


Perlindungan Gempa

Disampaikan dalam:
Workshop Perlindungan Gempa Pada Struktur dengan
Penggunaan Passive Control
Surabaya, 23 April 2019
Undang-Undang tentang Bangunan Gedung
UUBG 28-2002

Peraturan Pemerintah :
Peraturan Pelaksanaan UUBG : PP 36-2005

Pedoman Teknis dan


Standar Teknis : Peraturan Daerah tentang
(Permen PU 29/PRT/M/2006)
Bangunan Gedung
dan SNI :
SNI 1726:2012
SNI 1727:2013
SNI 2847:2013
Dipengaruhi kondisi
geografi, ekonomi,
sosial budaya setempat
Proses Penyelenggaraan Bangunan
Gedung
Diatur oleh :
- PP 36/2005
- PU Guidelines
• Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung
- Perda

Tim Ahli Bangunan Gedung (bangunan gedung fungsi tertentu)

Perencanaan IMB Pelaksanaan SLF Pemanfaatan Pembongkaran

Diatur oleh: Diatur oleh : Diatur oleh : Diatur oleh : Diatur oleh :
-PP 36/2005 -PP 36/2005 -PP 36/2005 -PP 36/2005 Pelestarian -PP 36/2005
-• Persyaratan Teknis -• Izin Mendirikan -•Persyaratan Teknis -• Sertifikat Laik -•Persyaratan
Bangunan Gedung Bangunan Bangunan Gedung Fungsi Teknis Bangunan
• Perda Diatur oleh :
Gedung - Perda Bangunan -PP 36/2005 Gedung
- Perda Gedung -• Persyaratan - Perda
- Perda Teknis
Bangunan
Gedung
- Perda
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
(UU 28/2002)
BAB IV PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Bagian Pertama
Umum
Pasal 7
(1) Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan
administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi
bangunan gedung.
(2) Persyaratan administratif bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) meliputi persyaratan status hak
atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin
mendirikan bangunan.
(3) Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) meliputi persyaratan tata
bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.
PERSYARATAN TEKNIS BG

Administratif Teknis
Status Hak atas Tanah Tata Bangunan Keandalan BG

Status Kepemilikan BG Peruntukan dan


Intensitas BG Keselamatan

Perizinan (IMB) Arsitektur BG Kesehatan

Pengendalian Dampak Kenyamanan


Lingkungan

Kemudahan

Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi


permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi
bencana ditetapkan oleh PemDa sesuai dengan kondisi sosial dan budaya
setempat.
(1) Persyaratan keselamatan bangunan gedung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi
persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung
beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam
mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya
petir.
(2) Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung
beban muatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kemampuan struktur bangunan gedung yang
stabil dan kukuh dalam mendukung beban muatan.
(1) Persyaratan kemampuan ....... beban muatan hidup dan
beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu
kemampuan untuk mendukung beban muatan yang timbul
akibat gempa bumi dan/atau angin.
(2)Besarnya beban muatan dihitung berdasarkan fungsi
bangunan gedung pada kondisi pembebanan maksimum dan
variasi pembebanan agar bila terjadi keruntuhan
pengguna bangunan gedung masih dapat menyelamatkan
diri.

?
http://www.globaltimes.cn/
Indonesia Berada Pada Jalur Ring of Fire

Sumber: www.google.co.id
Kejadian gempa utama di Indonesia

Katalog PuSGeN 2016: all Shocks (1907-2016) Working Group Catalog

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang


• EHB (1960-2008)
tidak dapat dihindari, diramalkan (lokasi, kapan • USGS (1973-2016)
• ISC-GEM (1907-2004)
dan besarnya), menimbulkan kerugian baik • Relocated BMKG data (2009-2015)

harta maupun jiwa Sumber : Mashyur dkk (tim revisi peta gempa Indonesia 2017)
1. Pembebanan
a. SNI 1726 : 2012, Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan non
gedung
b. SNI 1727 : 2013, Beban Minimum untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur lain
2. Perencanaan struktur
a. a. SNI 2847 : 2013,
Persyaratan Beton struktural
untuk bangunan gedung
b. b. SNI 1729 : 2015,
Spesifikasi untuk bangunan
gedung baja struktural
c. C. SNI 7973:2013,Spesifikasi
Desain untuk Konstruksi Kayu
• Memberikan persyaratan minimum perencanaan
ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan non gedung
• Tidak berlaku untuk bangunan sebagai
berikut:
a) Struktur bangunan dengan sistem struktur
yang tidak umum atau yang masih memerlukan
pembuktian tentang kelayakannya;
b) Struktur jembatan kendaraan lalu lintas
(jalan raya dan kereta api), struktur
reaktor energi, struktur bangunan keairan
dan bendungan, struktur menara transmisi
listrik, serta struktur anjungan pelabuhan,
anjungan lepas pantai, dan struktur penahan
gelombang.
SNI 03-1726-1989,
“Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa
Untuk Rumah dan Gedung”,

Kantor Menteri Negara


Pekerjaan Umum,
Dit.Bintek,
Ditjen Cipta Karya, 1997

Standar terkini
yang berlaku
adalah SNI
1726:2012
UBC 1997 IBC 2009 ASCE 7-10 ASCE 7-16
Hazard Maps 2010: 81 active fault lines

Hazard Maps 2017: 295 active fault lines


Perbandingan Sesar
Aktif Peta Gempa
2010 dengan 2017

Sumber : Masyhur dkk (tim revisi peta gempa Indonesia 2017)


Indonesian Conrete Design Code 1966 Indonesian Loading Code 1970

Indonesian Earthquake Design Code 1983 Indonesian Earthquake Building Code SNI 1726-2002

Indonesian Seismic Hazard Maps 2010 New National Seismic Hazard Maps 2017
Tahun 2017 Kementerian PUPR telah
menerbitkan Peta Sumber dan Bahaya
Gempa Indonesia terbaru
• Penambahan, penemuan, dan identifikasi
sumber gempa yang baru berdasarkan
aspek geologi, aspek geodesi, aspek
seismologi dan instrumentasi;
• Adanya informasi baru terkait identifikasi
sesar-sesar aktif dengan jumlah yang
cukup signifikan, baik secara aktif yang
belum terkuantifikasi dengan baik saat
penyusunan Peta Hazard Gempa Indonesia
2010, maupun sesar-sesar aktif baru yang
terkuatifikasi dengan lebih baik
berdasarkan penelitian lapangan;
• Ketersediaan data dasar topografi yang
lebih baik; dan
• Penggunaan katalog gempa yang lebih
lengkap dan akurat.

16
Persoalan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Sumber: www.google.co.id

Runtuh akibat gempa


Persoalan Penyelenggaraan Bangunan Gedung
(Lanjutan)

Kontrol di SEHARUSNYA
lapangan
masih kurang

JUMLAH &
UKURAN
TULANGAN YG PENGGUNAAN TULANGAN
TDK MEMADAI BEKAS PEMBESIAN
HUBUNGAN SUDUT
(BENGKULU) (SUMBAR) YANG KELIRU
(YOGYA)

Sumber: Ir. RG Eko Djuli Sasongko


Persoalan Penyelenggaraan Bangunan Gedung
(Lanjutan)

Bangunan ber IMB namun tidak memenuhi persyaratan teknis


Kerusakan Gempa
Lombok (2018)
Kerusakan Gempa dan
Likuifaksi Palu (2018)
Teknologi untuk mereduksi gaya gempa

Energy
dissipation
bracing type

Mass damper

23
Teknologi untuk mereduksi gaya gempa

Penggunaan teknologi untuk mereduksi gaya gempa di Indonesia


masih jarang diterapkan, untuk itu perlu penelitian lebih
lanjut agar pemilihan teknologi tepat guna
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai