Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENANGANAN IKTERUS NEONATERUM

Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama
pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering
terjadi adalah karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah
merah).

Satuan Acara Penyuluhan

Topik : Bayi Baru Lahir (BBL)


Sub Topik : Penanganan Ikterus Neonaterum
Hari/ tanggal : Senen,3-9-2018
Tempat : Peristi RSUD dr.Soedirman
Jam / waktu : 30 Menit
Sasaran : Keluarga Pasien By.Ny.M

A. Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan,keluarga
mampu memahami tentang icterus pada bayi barulahir dan mampu melakukan perawatan icte
rus pada bayi baru lahir.

B. TujuanKhusus
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mampu mengetahui tentang:
1. Pengertian ikterus
2. Penyebab ikterus
3. Tanda dan gejala ikterus
4. Komplikasi ikterus
5. Penanganan ikterus
6. Pencegahan ikterus

C. Materi
1. Pengertian ikterus
2. Penyebab ikterus
3. Tanda dan gejala ikterus
4. Komplikasi ikterus
5. Penangananikterus
6.

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media danAlat
1. Leaflet
2. SatuanAcaraPembelajaran (SAP)

F. StrategiPelaksanaan

No Waktu Tahapan Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


1 3 menit Pembukaan
v Mengucapkan salam - Menjawabsalam
v Memperkenalkan diri - Memperhatikan
v Menyapa peserta - Memperhatikan
v Membuat kontrak waktu - Memperhatikan
2 20 menit Isi v Menyampaikan topik - Memperhatikan
v Membagikan leaflet - Memperhatikan
v Menjelaskan definisi ikterus - Memperhatikan
v Menjelaskan penyebab ikterus - Memperhatikan
v Menjelaskan upaya pencegahan
- Memperhatikan
ikterus
3 7 menit Penutup v Memberikan kesempatan kepada
- Menjawab pertanyaan
ibu untuk bertanya
v Memberikan reinform consent
- Menjawab pertanyaan
positif
v Memutup acara penyuluhan - Menjawab pertanyaan
v Salam penutup - Menjawab salam
G. Evaluasi
· Jelaskan pengertian ikterus !
· Sebutkan tanda dan gejala ikterus !
· Sebutkan cara perawatan bayi dengan ikterus !
·

Materi Penyuluhan
“Penanganan Ikterus Neonatorum”

A. Pengertian Ikterus
Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan billirubin
dalam tubuh atau akumulasi dalam darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan
terjadinya gangguan fungsional dari hepar, system billiary atau system
hematologi , gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya
deposisi produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus pada neonatus
akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih 5 mg/dL . Ikterus (Jaundice) adalah
perubahan warna kulit menjadi kuning akibat pewarnaan jaringan oleh bilirubin. (Ai Yeyeh,
2010:268).

B. PenyebabIkterus
1) Berat badan lahir
Berat lahir adalahberatbayi yang ditimbangdalam 1 (satu) jam setelahlahir.Berat badan
lahir yang kurang dari normal dapat mengakibatkan berbagai kelainan yang timbul dari
dirinya, salah satunya bayi akan rentan terhadap infeksi yang nantinya dapat menimbulkan
ikterus neonatorum. Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir
<2500 gram) mengalami ikterus pada minggu pertama hidupnya. Data epidemiologi
menunjukan bahwa lebih dari 50% bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat terdeteksi
secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya. (Moslichan, 2004)
2) Prematur
Prematur adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat
badan lahir antara 500-2499 gram. Prematuritas menimbulkan imaturitas perkembangan dan
fungsi sistem, membatasi kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah
penyakit. (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010:222)
Bayi prematur/BBLR sering mengalami kuning karena fungsi hati belum matang,
timbulnya kuning lebih awal dan lama dari bayi cukup bulan. (Kemenkes RI, 2011)
3) Pemberian ASI
ASI merupakan makanan paling ideal untuk bayi dan ASI karena mengandungsemua zat
gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Pemberian ASI secara penuh sangatdianjurkan oleh para ahli
gizi diseluruh dunia.
4) Paparan sinar matahari
Sinar matahari, dalam arti luas, adalah spektrum frekuensi total dari
radiasielektromagnetik yang dilepaskan oleh matahari. Di Bumi, sinar matahari disaring
melalui atmosfer bumi, dan radiasi matahari jelas sebagai siang hari ketika matahari berada di
atas cakrawala. Ketika radiasi matahari langsung tidak terhalang oleh awan, itulah yang
tampak sebagai sinar matahari, yaitu, kombinasi cahaya terang dan panas. Jika radiasi
matahari langsung ditutupi awan atau terpantul dari objek lain, maka terlihat sebagai cahaya
tersebar (WMO, 2008).

C. TandadanGejalaIkterus
1. Ikterusfisiologis :
Timbulpadaharike 2 atauke 3 dantanpakjelaspadaharike 5 sampaidenganke 6
danakanmenghilangpadaharike 7 atauharike 10 . kadar bilirubin serum
padabayicukupbulantidalebihdari 12 mg/dl danpada BBLR tidaklebihdari 10mg/dl ,
danakanmenghilangpadahari 14 . bayitampakbiasa , minumbaikdanberatbadannaikbiasa
2. Ikterusfatologis:
Ikterusterjadisebelumumur 24 jam .setiappeningkatankadar bilirubin serum yang
memerlukanfototerafi . peningkatankadar bilirubin total serum 0,5mg/Dl/jam.

3. Ikterusfatologi :
Timbulkuningpada 24 jam pertamakehiduoan ,kuningditemukanpadaumur 14 hariataulebil ,
tinjaberwarnapucar , kuningsampailututdansiku .
D. KomplikasiIkterus
Jika bayi kuning patologis tidak mendapatkan pengobatan, maka akan terjadi penyakit
kern ikterus. kren ikterus adalah suatu sindrom neurologic yang timbul sebagai akibat
penimbunan tak terkonjugasi dalam sel-sel otak kern ikterus dapat menimbulkan kerusakan
otak dengan gejala gangguan pendengaran , keterbelakangan mental dan gangguan tinggkah
laku .

E. PenangananIkteus
Bawa segera ke tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi ikterus pada bayi kita
masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah sudah patologis.
Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan analisa penyebab yang mungkin.
Bila diduga kadar bilirubin bayi sangat tinggi atau tampak tanda-tanda bahaya, dokter akan
merujuk ke RS agar bayi mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang memadai.
Di rumah sakit, bila diperlukan akan dilakukan pengobatan dengan pemberian albumin,
fototerapi (terapi sinar), atau tranfusi tukar pada kasus yang lebih berat.

Terapi sinar pada ikterus bayi baru lahir:


Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama-tama diperhatikan oleh salah seorang perawat
di salah satu rumah sakit di Inggris. Perawat tersebut melihat bahwa bayi yang mendapatkan
sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan
dengan bayi lainnya. Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan
penelitian mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini. Dari penelitiannya
terbukti bahwa disamping sinar matahari, sinar lampui tertentu juga mempunyai pengaruh
dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi prematur yang diselidikinya.

Ikterus fisiologis
 Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya sekitar jam
7 pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit
 Perhatikan frekwensi BAB
 Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan
 Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya
 Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eklusif
lebih sering minimal setiap 2 jam
 Jaga bayi agar tetap hangat
 Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari semalam
atau apakah sering buang air besar
Ikterus patologis:
 Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya
 Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau susu
pengganti, Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum
dirujuk
 Cara membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200 cc
air masak
 Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa
ansogastrik ,jika tidak rujuk segera
 Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat
 Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan membutuhkan
pemeriksaan laboratorium lanjut
 Perhatikan frekwensi BAK dan BAB

F. PencegahanIkterus
Ikterus dapat dicegah sejak masa kehamilan, dengan cara pengawasan kehamilan
dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi pada janin, dan
hipoksia(kekurangan oksigen) pada janin di dalam rahim. Pada masa persalinan, jika terjadi
hipoksia, misalnya karena kesulitan lahir, lilitan tali pusat, dan lain-lain, segera diatasi
dengan cepat dan tepat. Sebaiknya, sejak lahir, biasakan anak dijemur dibawah sinar matahari
pagi sekitar jam 7 – jam 8 pagi setiap hari selama 15 menit dengan membuka pakaiannya.

Di lakukan Pemeriksaan
Menurut Kramer, ikterus dapat dilihat dimulai dari kepala, leher, dan seterusnya, untuk
penilaian ikterus kramer membagi tubuh bayi baru lahir dalam 5 bagian yangdimulai dari
kepala dan leher, dada sampai pusat, pusat sampai lutut, lutut sampai pergelangan tangan dan
kaki, termasuk telapak kaki dan tangan.Cara pemeriksaan ialah dengan menekan jari telunjuk
ditempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, tulang dada, lutut dan lain-lain,
kemudian disesuaikan dengan penilaian kadar bilirubin pada tabel dibawah ini. ( Surasmi,
2003

Tabel 2.1 Penilaian Ikterus Menurut Kramer


Hubungan kadar bilirubine dengan ikterus
Derajat Daerah ikterus kadar bilirubin( rata-rata )
ikterus Aterm Prematur
1 Kepala sampai leher 5,4 -
2 Kepala sampai leher, badan sampai 8,9 9,4
dengan pusat
3 Kepala sampai leher, badan sampai 11,8 11,4
dengan pusat, badan bagian bawah
dan tungkai
4 Kepala sampai leher, badan sampai 15,8 13,3
dengan pusat, badan bagian bawah
dan tungkai, lengan dan kaki di
bawah dengkul
5 Kepala sampai leher, badan sampai 16 14
dengan pusat, badan bagian bawah
dan tungkai, lengan dan kaki di
bawah dengkul, serta tangan dan kaki

PENUTUP

Ikterus adalah warna kuning pada kulit,konjungtiva dan selaput akibat penumpukan
bilirubin.Sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasibilirubin serum
yang menjuruskearah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin
yang tidak dikendalikan.
Penanganan ikterus neonatorum sangat tergantung pada saat terjadinya ikterus,
intensitas ikterus (kadar bilirubin serum) jenis bilirubin, dan sebab terjadinya ikterus.
Untuk mendapatkanpenangan yang baik, pengobatan dan pemeriksaan-pemeriksaan yang
perlu dilakukan didasarkanpada timbulnya ikterus naiknya kadar bilirubin serum.
Diharapkan setelah dilakukan penyuluhan tentang penanganan ikterus neonaterum
masyarakat mampu melakukan penanganan ikterus.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ilmu Kebidanan 2010 edisi 3,Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Bobak.2004.buku ajarankeperawatanmaternitas.jakarta:EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai