Angina ludovici ialah infeksi ruang submandibula berupa selulitis atau
flegmon dari bagian superior ruang suprahioid dengan tanda khas berupa pembengkakan, tidak membentuk abses, sehingga keras pada perabaan submandibula. Dalam penegakan diagnosis didapat kan dari anamnesis, pemeriksaan fisik , pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dijumpai adanya keluhan pembengkakan signifikan dari leher bagian atas yang melibatkan ruang submandibula bilateral, ruang submental, dan ruang sublingual. Biasanya hanya terdapat fluktuasi yang minimal atau tidak ada fluktuasi karena kecepatan dari proses selulitis. Biasanya pasien memiliki riwayat sakit gigi, kebersihan mulut yang buruk. Pasien mengalami trismus hebat, hipersalivasi, ketidakmampuan untuk menelan, odinofagia, takipnea dan dispnea. Bila sampai berat dapat menyebabkan gangguan jalan nafas dan pada akhirnya bisa menyebabkan kematian. Pada pemeriksaan fisik pada leher tampak selulitis yang berkembang pesat atau pembengkakan di daerah submandibula, yang tampak hiperemis dan keras pada perabaan. Pasien juga tampak kesulitan untuk membuka mulut. Pemeriksaan darah lengkap biasanya menggambarkan leukositosis. Pengukuran jumlah sel darah putih membantu dalam memonitor respons pasien terhadap terapi seperti antibiotik intravena atau drainase bedah. Foto x-ray memainkan peran penting dalam mengevaluasi angina Ludwig. Keuntungannya adalah tidak mahal, cepat, dan mudah tersedia serta memberikan informasi yang baik. Pada kasus dimana dicurigai awal infeksi dental, maka panorex dari rahang bisa menolong mengidentifikasi sumber infeksi dental bila tidak jelas pada pemeriksaan fisik. CT-scan dengan kontras merupakan pemeriksaan baku emas pada abses leher dalam. Berdasarkan penelitian Crespo bahwa hanya dengan pemeriksaan klinis tanpa CT-scan mengakibatkan estimasi terhadap luasnya abses yang terlalu rendah pada 70% pasien. Gambaran abses yang tampak adalah lesi dengan hipodens (intensitas rendah), batas yang lebih jelas, dan kadang ada air fluid level. Sebagai gold standard dalam penanganan angina ludovici adalah bebaskan jalan nafas, kemudian diberikan terapi antibiotika dengan dosis tinggi, untuk kuman aerob dan anaerob, dan diberikan secara parenteral. Untuk mendapatkan jenis antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebab, uji kepekaan perlu dilakukan. Namun, pemberian antibiotik secara parenteral sebaiknya diberikan secepatnya tanpa menunggu hasil kultur pus. Antibiotik kombinasi (mencakup terhadap kuman aerob dan anaerob, gram positif dan gram negatif) adalah pilihan terbaik mengingat kuman penyebabnya adalah campuran dari berbagai kuman. Secara empiris kombinasi ceftriaxone dengan metronidazole masih cukup baik. Setelah hasil uji sensistivitas kultur pus telah didapat pemberian antibiotik dapat disesuaikan Selain itu dilakukan eksplorasi yang dilakukan untuk tujuan dekompresi (mengurangi ketegangan) dan evakuasi pus (pada angina ludovici jarang terdapat pus) atau jaringan nekrosis. Insisi dilakukan di garis tengah secara horizontal setinggi os hyoid (3 – 4 jari di bawah mandibula), dengan demikian menghentikan ketegangan yang terbentuk di dasar mulut. Sebelum dilakukan insisi dan drainase, sebaiknya dilakukan persiapan terhadap kemungkinan trakeostomi karena ketidakmampuan dilakukan intubasi pada pasien. Pasien dirawat inap hingga gejala dan tanda infeksi reda.