Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PEMBAHASAN

Angina ludovici ialah infeksi ruang submandibula berupa selulitis atau


flegmon dari bagian superior ruang suprahioid dengan tanda khas berupa
pembengkakan, tidak membentuk abses, sehingga keras pada perabaan
submandibula.
Dalam penegakan diagnosis didapat kan dari anamnesis, pemeriksaan fisik ,
pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dijumpai adanya keluhan
pembengkakan signifikan dari leher bagian atas yang melibatkan ruang
submandibula bilateral, ruang submental, dan ruang sublingual. Biasanya hanya
terdapat fluktuasi yang minimal atau tidak ada fluktuasi karena kecepatan dari
proses selulitis. Biasanya pasien memiliki riwayat sakit gigi, kebersihan mulut
yang buruk. Pasien mengalami trismus hebat, hipersalivasi, ketidakmampuan
untuk menelan, odinofagia, takipnea dan dispnea. Bila sampai berat dapat
menyebabkan gangguan jalan nafas dan pada akhirnya bisa menyebabkan
kematian.
Pada pemeriksaan fisik pada leher tampak selulitis yang berkembang pesat
atau pembengkakan di daerah submandibula, yang tampak hiperemis dan keras
pada perabaan. Pasien juga tampak kesulitan untuk membuka mulut.
Pemeriksaan darah lengkap biasanya menggambarkan leukositosis.
Pengukuran jumlah sel darah putih membantu dalam memonitor respons pasien
terhadap terapi seperti antibiotik intravena atau drainase bedah.
Foto x-ray memainkan peran penting dalam mengevaluasi angina Ludwig.
Keuntungannya adalah tidak mahal, cepat, dan mudah tersedia serta memberikan
informasi yang baik. Pada kasus dimana dicurigai awal infeksi dental, maka
panorex dari rahang bisa menolong mengidentifikasi sumber infeksi dental bila
tidak jelas pada pemeriksaan fisik.
CT-scan dengan kontras merupakan pemeriksaan baku emas pada abses leher
dalam. Berdasarkan penelitian Crespo bahwa hanya dengan pemeriksaan klinis
tanpa CT-scan mengakibatkan estimasi terhadap luasnya abses yang terlalu
rendah pada 70% pasien. Gambaran abses yang tampak adalah lesi dengan
hipodens (intensitas rendah), batas yang lebih jelas, dan kadang ada air fluid level.
Sebagai gold standard dalam penanganan angina ludovici adalah bebaskan
jalan nafas, kemudian diberikan terapi antibiotika dengan dosis tinggi, untuk
kuman aerob dan anaerob, dan diberikan secara parenteral.
Untuk mendapatkan jenis antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebab, uji
kepekaan perlu dilakukan. Namun, pemberian antibiotik secara parenteral
sebaiknya diberikan secepatnya tanpa menunggu hasil kultur pus. Antibiotik
kombinasi (mencakup terhadap kuman aerob dan anaerob, gram positif dan gram
negatif) adalah pilihan terbaik mengingat kuman penyebabnya adalah campuran
dari berbagai kuman. Secara empiris kombinasi ceftriaxone dengan metronidazole
masih cukup baik. Setelah hasil uji sensistivitas kultur pus telah didapat
pemberian antibiotik dapat disesuaikan
Selain itu dilakukan eksplorasi yang dilakukan untuk tujuan dekompresi
(mengurangi ketegangan) dan evakuasi pus (pada angina ludovici jarang terdapat
pus) atau jaringan nekrosis. Insisi dilakukan di garis tengah secara horizontal
setinggi os hyoid (3 – 4 jari di bawah mandibula), dengan demikian menghentikan
ketegangan yang terbentuk di dasar mulut. Sebelum dilakukan insisi dan drainase,
sebaiknya dilakukan persiapan terhadap kemungkinan trakeostomi karena
ketidakmampuan dilakukan intubasi pada pasien. Pasien dirawat inap hingga
gejala dan tanda infeksi reda.

Anda mungkin juga menyukai