Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fitri Widyacahya

NIM : 101814453002
MINAT : MANAJEMEN KESEHATAN

KONSEP BENCHMARKING

1. Definisi Benchmarking
Istilah benchmarking ini banyak digunakan dalam dunia bisnis. Roger Milliken
menjuluki benchmarking sebagai “stealing shamelessly” yang artinya mencuri tanpa rasa
malu. Namun definisi Roger tersebut disangkal oleh Edwards Deming, yang mengatakan
bahwa bagaimanapun benchmarking bukanlah sekedar metode menjiplak dari perusahaan
lain.13 Pengertian dari Deming tersebut diperkuat oleh Fred Bowers yang mendefinisikan
bahwa benchmarking adalah proses belajar bagi organisasi, yang mencontoh prosesbelajar
manusia.
Berikut adalah definisi benchmark menurut beberapa ahli
a. Menurut Horgren, Foster and Datar Srikant (2000) dalam bukunya Cost Accounting
menyebutkan:
“Benchmarking is the 1erformer1 process of measuring product, services, and
activities 1erform the best levels of performance, which can be found either inside or
outside the organization”
b. Menurut Goetsch dan Davis (2000), “Benchmarking is the process of comparing and
measuring an organization’s operations or its internal processes against those of a
best-in-class erformer from inside or outside its industry”.
c. Menurut Andersen, B dan Pettersen P (2009), “Benchmarking is first and foremost
atool for improvement, achieved through comparison with other organisations
recognized as the best within the area”
d. Menurut Michael J. Spendolini, benchmarking adalah proses pengukuran yang
berkesinambungan dan sistematis dalam mengevaluasi produk, jasa dan proses kerja
dari organisasi yang dikenal sebagai mewakili praktik-praktik terbaik, dengan tujuan
untuk melakukan perbaikan dalam organisasi kita sendiri.
e. Menurut Robert C. Camp, Benchmarking adalah proses pengukuran yang
berkesinambungan menyangkut produk, jasa dan praktik-praktik terhadap kompetitor
terbaik atau dari perusahaan-perusahaan yang diakui sebagai pemimpin di bidangnya
(industry leaders).
f. Menurut Thomas F. Siems & Richard S. Barr, Benchmarking adalah pencarian praktik
terbaik yang dilakukan untuk melakukan perbaikan terhadap produk dan proses dari
suatu organisasi.

2. Tahapan Benchmarking
Berikut adalah tahapan benchmarking

Gambar 1. Benchmarking wheel


Sumber: Andersen, B dan Pettersen, P (1996)

Menurut Andersen, B dan Pettersen, P (1996), isi dasar dari proses benchmarking adalah:
a. Pilih dan dokumen proses yang akan dibandingkan
b. Identifikasi siapa yang melakukan proses
c. Mengamati dan menganalisis bagaimana mitra yang dijadikan pembanding melakukan
proses
d. Menganalisa penyebab gap dalam kinerja
e. Peningkatan pelaksanaan berdasarkan analisis
Berikut adalah penjelasan mengenai proses benchmarking.

a. Plan
Melakukan penilaian terhadap performa pada periode yang sudah berjalan dalam
perusahaan dan menetapkan kinerja perusahaan yang akan dibandingkan dengan
perusahaan yang dipilih sebagai pembanding kinerja perusahaan. Penilaian sebagai dasar
dalam menentukan kinerja di dalam perusahaan mana yang akan dijadikan acuan untuk
dibandingkan dengan perusahaan mitra benchmark.
b. Search
Melakukan aktivitas mencari perusahaan sebagai pembanding dan menyeleksi
perusahaan-perusahaan yang berpotensi dipakai sebagai partner benchmark. Selanjutnya
melakukan pendekatan terhadap perusahaan yang menjadi mitra benchmark untuk
memastikan perusahaan tersebut bersedia untuk dilakukan benchmark.
c. Observe
Melakukan pengumpulan informasi yang terkait dengan faktor-faktor sukses dari
perusahaan yang memilki kinerja superior yang menjadi mitra benchmark yang
selanjutnya informasi ini dapat berguna untuk dipakai dalam perusahaan.
d. Analyze
Melakukan analisis semua informasi yang didapatkan dari perusahaan mitra benchmark
serta membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja superior mitra benchmark yang
digunakan sebagai acuan dalam menyusun program perbaikan kinerja perusahaan tang
diaharapkan mampu menyamai kinerja superior perusahaan mitra benchmark.
e. Adapt
Melakukan penyusunan program perbaikan kinerja perusahaan dan mengimplementasikan
program tersebut di dalam perusahaan. Program yang sudah disusun diharapkan mampu
mengikuti kinerja superior dari perusahaan yang menjadi mitra benchmark dan juga
melakukan evaluasi terhadap program perbaikan yang sudah diimplementasikan dalam
perusahaan.
3. Pelaporan
a. Menentukan apa yang akan di-benchmarking.
Hampir segala hal dapat di-benchmarking, contoh proses lama yang
memerlukan perbaikan, permasalahan yang memerlukan solusi, perancangan proses baru
atau suatu proses dengan upaya perbaikannyaselama ini belum berhasil
b. Menentukan apa yang akan diukur
Standar yang dipilih untuk dilakukan benchmark-nya harus yang
paling kritis dan besar kontribusinya terhadap perbaikan dan peningkatan
mutu.
c. Menentukan kepada siapa akan dilakukan benchmarking
Pertimbangan yang perlu yakni memilih organisasi lain tersebut
yang memang dipandang mempunyai reputasi baik bahkan terbaik dalam
kategori ini.
d. Pengumpulan data/kunjungan
Mengumpulkan data tentang ukuran dan standar yang telah dipilih terhadap
organisasi yang akan di-benchmarking. Informasi ini dapat dimulai dengan yang
telah dipublikasikan: misalkan hasil studi, survei pasar, survei pelanggan,
jurnal, majalah dan lain-lain.
e. Analisis data
Membandingkan data yang diperoleh dari proses yang di-benchmarking dengan
data proses yang dimiliki (internal) untuk menentukan adanya kesenjangan
(gap) di antara mereka.
f. Merumuskan tujuan dan rencana tindakan
Menentukan target perbaikan terhadap proses. Target-target ini harus dapat
dicapai dan realistis dalam pengertian waktu, sumber daya, dan kemampuan
yang ada saat ini,juga sebaiknya terukur, spesifik, dan didukung oleh
manajemen dan orang-orang yang bekerja dalam proses tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, B dan Pettersen, P. 1996. The benchmarking handbook: step by step instructions.
Chapman & Hall:London
Goetsch, David L., Stanley B. Davis, 2000, The Total Quality Approach to Quality
Management, 3rd ed., New Jersey: Prentice Hall

Anda mungkin juga menyukai