Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas


2.1.1 Definisi Keperawatan Komunitas
Berdasarkan pernyataan dari American Nurses Association (2004)
yang mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan
untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi
dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai
dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan
komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu,
berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik.

Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American


Public Health Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan
masyarakat dan teori keperawatan profesional yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.

2.1.2 Tujuan Keperawatan Komunitas

a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah keperawatan
3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan
pembinaan dan asuhan keperawatan
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di
panti dan di masyarakat
5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindak lanjut dan asuhan keperawatan di rumah
6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok
resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan
keperawatan di rumah dan di Puskesmas
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial
untuk menuju keadaan sehat optimal

2.1.3 Fungsi Keperawatan Komunitas

1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah


bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

2.1.4 Sasaran Keperawatan Komunitas


Menurut Departemen Kesehatan Tahun 2006, sasaran perawatan
kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada
di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti :
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah :
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, Lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya :
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah :
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan
berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian,
politik maupun kesehatan khususnya.
2.2 Konsep Lansia
2.2.1 Definisi Lansia
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi
suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia


apabila usianya 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita. Sedangkan
Departeman kesehatan RI menyebutkan seseorang dikatakan berusia
lanjut usia dimulai dari usia 55 tahun keatas (Kushariyadi, 2010).

2.2.2 Batasan Lanjut Usia

Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut
World Health Organitation (WHO) lansia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun


b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun

Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006)


pengelompokkan lansia menjadi :

a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang


menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki
masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif
(usia >65 tahun).
2.2.3 Perubahan Pada Lansia

Menurut Mujahidullah (2012) dan Wallace (2007), beberapa perubahan


yang akan terjadi pada lansia diantaranya adalah perubahan fisik,
intelektual dan keagamaan.

1. Perubahan Fisik
a. Sel, saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh
akan berubah, seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebuh
besar sehingga mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan
proposi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati berkurang.
b. Sistem persyarafan, keadaan system persyarafan pada lansia akan
mengalami perubahan, seperti mengecilnya syaraf panca indra.
Pada indra pendengaran akan terjadi gangguan pendengaran
seperti hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga. Pada
indra penglihatan akan terjadi seperti kekeruhan pada kornea,
hilangnya daya akomodasi dan menurunnya lapang pandang. Pada
indra peraba akan terjadi seperti respon terhadap nyeri menurun
dan kelenjar keringat berkurang. Pada indra pembau akan
terjadinya seperti menurunnya kekuatan otot pernafasan, sehingga
kemampuan membau juga berkurang.
c. Sistem gastrointestinal, pada lansia akan terjadi menurunya selara
makan, seringnya terjadi konstipasi, menurunya produksi air liur
(saliva) dan gerak peristaltic usus juga menurun.
d. Sistem genitourinaria, pada lansia ginjal akan mengalami
pengecilan sehingga aliran darah ke ginjal menurun.
e. Sistem musculoskeletal, pada lansia tulang akan kehilangan cairan
dan makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian
kaku dan tendon mengerut.
f. Sistem Kardiovaskuler, pada lansia jantung akan mengalami
pompa darah yang menurun, ukuran jantung secara kesuruhan
menurun dengan tidaknya penyakit klinis, denyut jantung
menurun, katup jantung pada lansia akan lebih tebal dan kaku
akibat dari akumulasi lipid. Tekanan darah sistolik meningkat
pada lansia kerana hilangnya distensibility arteri. Tekanan darah
diastolic tetap sama atau meningkat

2. Perubahan Intelektual
Menurut Hochanadel dan Kaplan dalam Mujahidullah (2012), akibat
proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan otak
seperti perubahan intelegenita Quantion ( IQ) yaitu fungsi otak
kanan mengalami penurunan sehingga lansia akan mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi non verbal, pemecehan masalah,
konsentrasi dan kesulitan mengenal wajah seseorang. Perubahan
yang lain adalah perubahan ingatan, karena penurunan kemampuan
otak maka seorang lansia akan kesulitan untuk menerima rangsangan
yang diberikan kepadanya sehingga kemampuan untuk mengingat
pada lansia juga menurun.

3. Perubahan Keagamaan

Menurut Maslow dalam Mujahidin (2012), pada umumnya lansia


akan semakin teratur dalam kehidupan keagamaannya, hal tersebut
bersangkutan dengan keadaan lansia yang akan meninggalkan
kehidupan dunia.

2.2.4 Tugas Perkembangan Pada Lansia

Tugas perkembangan pada lanjut usia Menurut Havighurst dalam


Stanley (2007), tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada
periode tertentu dalam keidupan suatu individu. Ada beberapa tahapan
perkembangan yang terjadi pada lansia, yaitu :

1. Penyesuaikan diri kepada penurunan kesehatan dan kekuatan fisik.


2. Penyesuaian diri kepada masa pension dan hilangnya pendapatan.
3. Penyesuaaian diri kepada kematian pasangan dan orang terdekat
lainnya.
4. Pembantukan gabungan (pergelompokan) yang sesuai denganya.
5. Pemenuhan kewajiban social dan kewarganegaraan.
6. Pembentukan kepuasan pengaturan dalam kehidupan
2.3 Konsep Stroke
2.3.1 Definisi Stroke
2.3.2 Etiologi Stroke
2.3.3 Klasifikasi Stroke
2.3.4 Penatalaksanaan Stroke

2.4 Konsep Senam Anti Stroke


2.4.1 Definisi Senam Anti Stroke
2.4.2 Indikasi Senam Anti Stroke
2.4.3 Kontraindikasi Senam Anti Stroke
2.4.4 Tata Cara Senam Anti Stroke
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry & Makhfud. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kholifah, Siti. 2016. Keperawatan Gerontik. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia.http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2
017/08/Keperawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf Diakses pada 15 Mei
2019

Kushariyadi, 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:


Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal, 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV


Sagung Seto.

Mujahidullah, Khalid. (2012). Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Wallace, Meredith. (2007). Essentials of Gerontological Nursing. New York:


Springer Publishing Company

Anda mungkin juga menyukai