Tentang Zat Sangat Bermanfaat
Tentang Zat Sangat Bermanfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Morfologi
bulat panjang, bulat pipih, pipih dan lonjong. Ukurannya lebih besar dibandingkan
memiliki akar serabut dengan daun berbentuk seperti pipa agak pipih atau
setengah membulat dengan warna hijau tua. Batang semunya merupakan pelepah
lapis membentuk cincin. Umbinya merupakan umbi lapis yang tebal. Bunganya
berupa bunga majemuk berbentuk lingkaran bulat dengan tangkai yang besar, kuat
2.1.2 Habitat
beriklim subtropis dan mulai menyebar ke daratan Eropa dan India. Bawang
2000 meter dari pemukaan laut (dpl), memperoleh hasil yang sangat memuaskan.
Umbi cukup besar dan pertumbuhannya baik. Bibit yang digunakan untuk
Divisio : Spermatophyta
Klas : Angiospermae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
2.1.4Nama lain
Allium porrum cepa Rehb. Nama asing bawang bombay yaitu: shallot (China),
2.1.5Jenis
b. Varietas hari sedang: Crystal Grano, San Yoaquin,dan California Early Red
a b c
tidak panjang, sekitar 12 jam per hari. Varietas hari panjang dapat tumbuh dan
memberikan hasil yang baik jika cukup lama mendapatkan penyinaran matahari,
bombay, antara lain ekstrak etanol bawang bombay sebagai antibakteri terhadap
sebagai antiinflamasi dan penurun kadar gula darah.Jus bawang bombay memiliki
daya analgesik dan antiinflamasi, dengan hasil jus segar bawang bombay (7,5
ml/kg) dapat menurunkan volume edema pada telapak kaki tikus putih jantan
diclofenac (10mg/kg). Minyak atsiri dari bawang bombay dapat memberikan zona
Wuryanti, 2009; Hera, 2014; Juniati, 2014; Syafa’at, 2015; Ogunmodede, dkk.,
glikosida, steroid, tanin dan saponin. Selain itu, bawang bombay juga
2.2.1 Glikosida
menjadi gula (glikon) dan senyawa lain (aglikon atau genin). Glikosida dibagi atas
1996).
2.2.2 Flavonoid
kandungan khas tumbuhan hijau yang terdapat pada bagian tumbuhan termasuk
daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar, bunga, buah buni dan biji.Flavonoida
(Markham, 1988).
2.2.3 Steroid/triterpenoid
berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari
hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena.Uji yang biasa digunakan adalah reaksi
dengan berbagai gugus fungsi yang melekat padanya, seperti gugus alkohol,
aldehid atau asam karboksilat. Mereka berupa senyawa tidak berwarna, berbentuk
kristal, sering kali memiliki titik leleh tinggi dan bersifat aktif optik. Triterpenoid
2.2.4 Saponin
steroida yang merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun
2.2.5 Tanin
yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Tanin terdapat pada bagian tertentu
dari tumbuhan, seperti daun, buah dan batang. Tanin terbagi dalam dua golongan,
yaitu:
OH. Tanin merupakan senyawa yang tidak dapat dikristalkan, dan membentuk
senyawa tidak larut yang berwarna biru gelap atau hitam kehijauan dengan garam
2.3Metode Ekstraksi
aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani
menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung (Ditjen
Ekstraksi adalah suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan
asal dengan menggunakan pelarut. Zat aktif yang terdapat dalam simplisia
dan lain-lain. Tujuan utama ekstraksi adalah untuk mendapatkan atau memisahkan
i.Maserasi
derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan
penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk,
serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100
bagian. Pindahkan ke dalam bejana tertutup (Ditjen POM, 2000; Ditjen POM,
1979).
ii. Perkolasi
Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang disebut perkolator
dimana simplisia terendam dalam cairan penyari, zat-zat akan terlarut dan larutan
simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian
jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali
ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai
menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup
terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia. Perkolasi dihentikan jika perkolat
yang keluar terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa. Ekstrak yang diperoleh
digabung dan disaring, lalu pelarut diuapkan pada tekanan rendah dengan suhu
tidak lebih dari 500C sehingga didapat ekstrak kental. Ekstrak kental yang
b. Cara panas
i.Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
ii. Sokletasi
dengan menggunakan pelarut yang selalu baru sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Ditjen
POM, 2000).
iii. Digesti
lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada
iv.Infundasi
pelarut air pada suhu 900C selama 15 menit (Ditjen POM, 2000).
v. Dekoktasi
(zat racun) adalah suatu zat yang masuk ke dalamtubuh yang dapat menyebabkan
saluran pencernaan. Tokson kemudian akan diabsorbsi oleh darah dan limfe serta
akan menghasilkan zat baru.Zat baru yang dihasilkan dapat bersifat lebih toksik
atau kurang toksik dari sebelumnya.Zat baru yang kurang toksik dari sebelumnya
organisme.Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat
pada sistem biologis dan untuk memperoleh data dosis-respon yang khas
dirancang untuk mengevaluasi keseluruhan efek umum suatuobat pada hewan uji.
secara khusus, seperti uji teratogenik, uji mutagenik, dan uji karsinogenik (Lu,
1994).
mendeteksi efek toksik yang muncul dalam waktu singkat setelahpemberian suatu
zat dalam dosis tunggal atau dosis berulang yang diberikandalam waktu tidak
lebih dari 24 jam. Prinsip uji toksisitas akut yaitu pemberian secara oral suatu zat
akhir. Takaran dosis yang dianjurkan pada toksisitas akut paling tidak terdapat
empat peringkat dosis dari dosis terendah yang tidak atau hampir tidak mematikan
seluruh hewan uji sampai dengan dosis tertinggi yang dapat mematikan seluruh
tunggal suatu zat yang secara statistik diharapkan akanmembunuh 50% hewan uji.
Secara umum, semakin kecil nilai LD50 maka semakin toksik senyawa tersebut
dan semakin besar nilai LD50 maka semakin rendah toksisitasnya(Lu, 1994;
ED50 yangdisebut dengan Indeks Terapeutik (IT). Semakin besar indeks terapeutik
a. Klasifikasi zat berdasarkan toksisitasnya yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Kategori LD50
Supertoksik 5 mg/kg atau kurang
Amat sangat toksik 5-50 mg/kg
Sangat toksik 50-500 mg/kg
Toksik sedang 0,5-5 g/kg
Toksik ringan 5-15 g/kg
Praktis tidak toksik >15 g/kg
antara jenis yang satu dengan jenis yang lain dan antara individu yang satu dengan
individu yang lain dalam satu jenis. Beberapa faktor tersebut antara lain:
bioaktivasi dan toksikasi suatu zat. Tingginya tingkat keragaman suatu spesies
oleh pengaruh langsung dari kelenjar endokrin. Hewan betina mempunyai sistem
kepekaan terhadap suatu toksikan. Hewan jantan dan betina dari strain dan spesies
yang sama biasanya bereaksi terhadap toksikan dengan cara yangsama, tetapi ada
c. Umur
Hewan yang lebih muda memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap
obat karena enzim untuk biotransformasi masih kurang dan fungsi ginjal belum
sempurna. Fungsi biotransformasi dan ekskresi pada hewan yang lebih tua
d. Berat badan
berat badan. Perbedaan berat badan dalam satu spesies dapat menyebabkan
perbedaan nilai LD50 karena semakin besar berat badan maka jumlah dosis yang
e. Cara pemberian
LD50 juga dapat dipengaruhi oleh cara pemberian. Pemberian obat peroral
f. Kesehatan hewan
lingkungan. Hewan yang tidak sehat dapat memberikan nilai LD50 yang berbeda
g. Faktor lingkungan
h. Diet
suatu zat karena komposisi makanan akan mempengaruhi status kesehatan hewan
melihat adanya efek toksik yang muncul setelahpemberian sediaan uji yang
diberikan secara oral pada hewan ujiselama sebagian umur hewan, tetapi tidak
lebih dari 10% seluruh umur hewan. Prinsip dari uji toksisitas subkronik adalah
sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan setiap hari pada beberapa
kelompok hewan uji dengansatu dosis per kelompok selama 28 atau 90 hari.
Tujuan toksisitas subkronik oral adalah untuk memperoleh informasi adanya efek
toksik zat yang tidak terdeteksi pada uji toksisitas akut, informasi kemungkinan
adanya efek toksik setelah pemaparan sediaan uji secara berulang dalam jangka
toksik dan mempelajari adanya efek reversibilitas zat tersebut (BPOM, 2014).
Efek reversibilitas adalah efek toksik yang hilang bila pemaparan sediaan
uji dihentikan. Efek irreversibilitas adalah efek toksik yang tidak akan hilang atau
yang muncul setelah pemberian sediaan uji secara berulang sampaiseluruh umur
hewan. Uji toksisitas kronik pada prinsipnya sama dengan uji toksisitas subkronik,
tetapi sediaan uji diberikan selama tidak kurang dari12 bulan. Tujuan dari uji
menyebabkan kematian 50% pada hewan uji setelah pemberian dosis tunggal (Lu,
menggunakan seri dosis atau konsentrasi yang berkelipatan tetap, jumlah hewan
percobaan tiap kelompok harus sama dan dosis harus diatur sedemikian rupa
Keterangan:
m = log LD50
tiap kelompok
pi = jumlah hewan yang mati setelah menerima dosis i, dibagi dengan jumlah
hewan yang mati akibat dosis tertentu akan mengalami kematian juga oleh
dosisyang lebih besar dan hewan yang bertahan hidup pada dosis tertentu juga
akan tetap bertahanhidup pada dosis yang lebih rendah.Nilai kumulatif diperoleh
dari menjumlahkan kematian hewan uji pada dosis terbesar yang menyebabkan
kematian 100% hewan uji dengan jumlah hewan uji yang mati pada dosis-dosis
yang lebih kecil. Nilai kumulatif survivor (hidup) diperoleh dari menjumlahkan
hewan uji yang tetap hidup pada dosis terkecil yang tidak menyebabkan kematian
dengan jumlah hewan uji yang tetap hidup pada dosis-dosis diatasnya. Persen
hidup dari dosis-dosis yang berdekatan dengan LD50 dihitung. Penentuan LD50
Penentuan nilai LD50 dengan cara ini menggunakan tabel yang dibuat oleh
Thomson dan Weil. Percobaan harus memenuhi beberapa syarat yaitu: jumlah
hewan uji tiap kelompok peringkat dosis sama, interval merupakan kelipatan tetap
Keterangan:
m = nilai LD50
d. Metode Karber
dalam masing-masing kelompok hewan dan selisih dosis pada interval yang sama.
Hasildari dosis yang lebih besar dari dosis yang menyebabkan kematian seluruh
hewandalam sekelompok dosis dan dosis yang lebih rendah yang dapat ditolerir
diperoleh dari hasil kalibeda dosis dengan rerata kematian pada interval yang
b = jumlah perkalian antara beda dosis dengan rata-rata kematian pada interval
yang sama
e. Metodegrafik Miller-Tainter
probit yang memiliki skala logaritmik sebagai absis dan skala probit sebagai
nilai yang terdapat pada tabel probit. Dosis yang menyebabkan 50% kematian
pada hewan uji atau memiliki nilai probit 5 diambil sebagai nilai LD50 (Gupta dan
Bhardwaj, 2012).
tidak memerlukan tempat yang luas, waktu kebuntingan yangsingkat yaitu 19-21
hari dan banyak memilki anak perkelahiran. Hewan ini juga memiliki banyak data
hidup 1-2 tahun, lama bunting 19-21 hari. Umur dewasa mencit 35 hari dan umur
dikawinkan 8minggu. Berat dewasa mencit rata-rata 18-35 g dan berat lahir 0,5-
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Genus : Mus